Sekolah Swadaya

Beberapa minggu yang lalu, saya dan istri saya berkesempatan menemui seorang kawan yang dulu sama-sama berdomisili di Birmingham. Mbak Retno kini telah menyelesaikan studi S3-nya, dan kini kembali melanjutkan pengabdiannya di Depdiknas.

Setelah berbincang-bincang beberapa lama, kami kaget ketika menyadari bahwa disertasi beliau adalah mengenai sekolah non-formal.
Saya jadi ingat mengenai ide sekolah swadaya, dimana kegiatan persekolahan dilakukan oleh kita sendiri – namun kemudian diformalkan dengan ujian kesetaraan, dan mendapatkan ijazah resmi dari Depdiknas.
Ternyata, menurut beliau ya inilah sekolah non-formal itu. Jadi, sekolah non-formal / swadaya itu bisa di akomodir di sistem pendidikan Indonesia saat ini, dan anak muridnya bisa mendapat ijazah pula, sebagaimana kawan-kawannya yang bersekolah di sekolah formal.

Tidak itu saja, bahkan materi pendidikannya pun sudah ada. Jadi, tinggal dijalankan. Tidak perlu men-develop lagi materinya. Ada beberapa paketnya, seperti paket A dan paket B.

Sekolah swadaya ini pernah kami jalankan dulu ketika masih di Birmingham.
Ketika itu topiknya lebih mengarah kepada agama, karena materi pendidikan yang tersedia hanya itu pada saat tersebut. Cara pelaksanaannya mudah sekali – pertemuan dilakukan di rumah para peserta, secara bergantian. Pengajarnya adalah para ibu-ibunya sendiri, berganti-gantian juga.
Walhasil anak-anak senang sekali, karena suasana belajar-mengajar lebih rileks / tidak kaku, dan di lingkungan yang nyaman bagi mereka. Alhamdulillah, perkembangan mereka ketika itu sangat bagus jadinya.

Kembali ke ide sekolah swadaya di Indonesia – ini bisa menjadi alternatif yang sangat membantu masyarakat, karena :

  • Murah – tidak perlu membayar uang gedung, uang SPP, uang seragam, uang buku paket, dst.
    Biaya pendidikan jadi bisa ditekan menjadi sangat minim. Seorang kawan saya mengadakan sekolah untuk sekitar 60 anak jalanan, dengan biaya hanya Rp 200.000 / bulan. Luar biasa.
  • Terjangkau – karena biaya pendidikan menjadi sangat minim, tiba-tiba pendidikan menjadi sesuatu yang lebih terjangkau bagi banyak orang. Diharapkan makin banyak anak-anak yang bisa terhindar dari kasus putus sekolah karena ini.
  • Targeted / Specialized – di diskusi tersebut, mbak Retno juga mendiskusikan beberapa ide dimana sekolah swadaya bisa mengadaptasi kurikulumnya, sehingga menjadi lebih sesuai dengan minat dan bakat dari setiap anak. Ini agak sulit dilakukan di sekolah biasa, yang cenderung bersifat mass education; sehingga sulit untuk menyesuaikan materi pendidikan dengan minat/bakat setiap anak.
  • Lebih relevan – jika poin di atas digabungkan dengan ide apprenticeship / magang, maka tiba-tiba sekolah akan menjadi lebih relevan dan bermanfaat bagi masa depan sang anak. Sekolah bukan lagi semata-mata soal prestasi akademis, namun dapat secara riil menjadi sarana mengantarkan anak kepada kemandiriannya.

Bagi yang juga tertarik dengan ide ini, saya dapat membantu menghubungkan dengan beliau. Saya sedang mencoba memikirkan cara agar ide ini bisa terealisasi dan menyebar di masyarakat. Kita bisa membuat sebuah forum khusus bagi peminat ide ini, dan kita coba godok agar bisa terimplementasikan.

Semoga bermanfaat.

20 thoughts on “Sekolah Swadaya

  1. dilingkungan masy. kita yang ijazah oriented… akankah tunas tersebut bakal memperoleh tanah untuk berkembang ?

    maaf bila terasa skeptis.

  2. #1 – saya kagetnya karena ternyata peserta seklolah swadaya ini juga bisa mendapatkan ijazah. Silahkan bisa dibaca di sekitar akhir dari paragraf kedua.

  3. Dimana atau dengan siapa saya bisa kontak untuk mendapat informasi lebih banyak mas Harry? Terima kasih

  4. Hallo! bung Harry, saya sangat tertarik dengan apa yang bung sampaikan. Bagaimana cara saya mendapatkan informasi lebih lanjut tentang hal itu, semoga saya dapat membantu nantinya. Saya Roni, bekerja di bidang konsultan dan riset pendidikan. Terima kasih.

  5. saya mahasiswa S2, saya sangat ingin untuk mendirikan lembaga pendidikan non formal tapi bukan yang akan disetarakan, saya lebih concern pada bagaimana agar mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka, sya ingin memberikan kursus secara cuma-cuma (gratis) tapi apakah ada pihak yang bersedia untuk mendanai program saya..kalau memang ada yang berminat bisa kita becarakan lebih lanjut

  6. Hai!
    Saya sedang mencari sekolah alternatif di Bandung untuk anak saya, selain sekolah alam. Barangkali Pak Harry punya informasi tentang hal tersebut? Terima kasih sebelumnya

  7. saya sedang membutuhkan, hasil tulisan, makalah, hasil riset, dan lainnya tentang sekolah yang dapat berdiri sendiri secara swadaya tanpa bantuan pemerintah, buat kawan-kawan yang bersedia menolong saya ucapkan terimakasih

  8. alternatif? tentu saja alternatif dari segi pembiayaan (GRATIS!!), dari indoktrinasi ideologi dan orientasi ekonomi politik, dari model belajar yang otoritarian, dari orientasi sekolah itu sendiri.
    kalo sekedar murah, dapat ijazah atau mengembangkan lapangan pekerjaan sendiri sih, sama saja dengan sekolah swasta.
    apa tidak ada yang tertarik mencoba model anarkis dalam menerapkan Sekolah Tanding?

  9. salam sejahtera…
    kepada redaksi kompas yang terhormat.
    saya mau sampaikan bukan hanya di jawa saja ada sekolah GRATIS Uang SPP.
    Si sumatera tepatnya di sumatera utara yang Gubernurnya Drs Rudolf PArdede tepatnya di kota medan ada sebuah yayasan sekolah dasar swasta yang membebaskan siswa2nya dari uang SPP dan bahkan memberikan Nutrisi sekali seminggu dan pemeriksaan KEsehatan dan memberikan pengobatan gratis kepada setiap sisiwanya minimal sekali dalam sebulan.
    bahakan Kalau Tuhan mengizinkan
    Yayasan PEndidikan ROMALBEST, akan memberikan bebas UAng SPP sampai setiap anak itu umur 17 tahun.
    Tolong dukung publikasi, karena saya belum pernah dengar ada sekolah swasta yang memberikan SPP gratis kepada setiap siswanya sampai umur 17 tahun, yang berarti sampai tammat SMA.

    Yayasan PEndidikan ROMALBEST Medan
    Jl Taut No 90 MEdan
    KEcamatan MEdan Tembung
    Kodya Medan
    Sumatera Utara
    Telp. 061 6611870 , 77671639, 08126578726

    salam,
    semoga Anak bangsa dapat pendidikan yang lebih layak.

    Dr R Romalbest Silitonga

  10. Saya dan teman2 berminat ingin membuka sekolah singgah untuk anak2 jalanan dan penjual koran.. kami sudah pernah mengadakan pertemuan dengan mereka dan di respon dengan cukup baik… Tetapi kami bingung dengan konsep belajar mengajarnya.. dan kelanjutan dari mereka.. selama ini kami hanya memberikan pelajaran sesuai dengan permintaan mereka…dan sedikit hiburan… saat ini sudah terkumpul 55 anak.. kami mohon Saran dan Idenya untuk kelanjutan sekolah Singgah ini….. Balikpapan 28-4-2004..

  11. great….alternative school should be held in Indonesia. At present, I doing research for my thesis about Alternative School Semi Palar in Anthropology Departemen University of Padjadjaran. If you have many information, perhaps your glad to share with me.

    My regard.

    Ridwan Nugraha

  12. buat para org tua yg menyekolahkan anaknya di sekolah swadaya ini, harap hati2 jg, sekolah swasta yg gratis di medan dan saya liat jg pengelolanya ada kasi komen di blog ini, ternyat ad,administrasinya gak beres siswa yg mo pindah gak dikasi NISN nya, dan jg setelah saya cek di web.. kok bisa dilaporkan ada siswanya yg sudah duduk di kelas 6 padahal murid kelas 6 nya pun tak ada… ada apa denganmu, jgan sok kasi gratis tapi mempersulit org tua murid….BEGITUKAH KINERJAMU… malah mo minta dukungan pulak tuk dipublikasikan…. jangan mo cari untung dari program ini…..Program ini hanya utk membantu yg benar2 iklas dan bersih…. iya toh….bang Harry…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *