How The Jews Invented Hollywood

Buku karangan Neal Gabler ini (New York: Crown Publishers, Inc., 1988. ISBN 0-51746808 X) membahas bagaimana Hollywood akhirnya dikuasai oleh Yahudi.
Sebetulnya pada awalnya, Hollywood dikuasai oleh non-Yahudi, namun karena banyak dari mereka yang naif, maka kalah dari berbagai pelaku bisnis Yahudi yang menghalalkan segala cara.

Kutipan :

It can safely be said that the earliest cameras, projectors, sound and lighting equipment, and raw film stock were developed primarily by gentile inventors. The same can be said of those artists who were the first to create artistic movies with true narrative content, creative lighting and special effects, panoramic scenic settings and fast-paced editing.
………..
What these Jewish producers did achieve was to move very quickly from owning a few nickelodeons to controlling complete monopolies consisting of production, distribution and exhibition facilities.
………..
These men acquired this control because of an excellent sense of what the public would buy, intense personal drive, group solidarity as Jews, a willingness for hard work-and — a lot of shady dealing.

Dan secara umum, memang seperti inilah kelakuan bangsa Yahudi sejak dahulu.
Tidak mengherankan jika sudah sejak ribuan tahun yang lalu bangsa ini seringkali dimusuhi oleh bangsa-bangsa lainnya. Malah di Inggris, pernah terjadi situasi keuangan nasional nyaris runtuh karena disabotase dan dikuasai oleh Yahudi. Raja Inggris ketika itu kemudian mengeluarkan perintah untuk membunuhi dan menangkapi para saudagar Yahudi yang berada di balik bencana nasional tersebut.

Sekarang mereka sudah menguasai tidak hanya sebuah negara, namun hampir seluruh dunia; melalui bidang ekonomi dan budaya. Di Palestina mereka malah sudah tidak segan-segan menjajah dan bertindak seperti Hitler. Namun dengan bantuan media massa, mereka selalu terlihat sebagai pihak yang baik dan teraniaya.
Kali ini, mungkin mereka jadi bisa lebih lama menikmatinya dan membohongi kita semua. Namun, kejatuhan mereka, karena kejahatan mereka sendiri, adalah sebuah kepastian.

3 thoughts on “How The Jews Invented Hollywood

  1. Kenapa bukan yang ini yang di-bold : a willingness for hard work

    Kalo : “a lot of shady dealing” kayak gitu mah antar grup sosial selalu terjadi, ya karena ini : “group solidarity as Jews”.

    Dalam etnis China juga begitu kalo berbisnis. Etnis Padang juga begitu. Wajar dalam sosial kalo mendahulukan kelompoknya.

    Apakah gak ada “ukhuwah islamiyah”? atau “menolong sesama ummat Islam” ???

    Kenapa ya kalo Yahudi berhasil, muslim menjelek2an

    Kenapa orang berhasil, anda iri?
    Inikah sikap orang beragama?

    Yahudi yg miskin sumber daya alamnya kok berhasil dan kaya raya
    Sedangkan Muslim yg diberkahi Tuhan minyak bumi justru miskin, banyak buta huruf, dan perang terus menerus. Kenapa nggak menggunakan sumber daya alam MINYAK BUMI untuk membangun kesejahteraan anda daripada bersikap bermusuhan, iri dan dengki terus menerus

    Apa gak mikir apa yang salah dalam CARA BERFIKIR anda?

  2. @Blunt – “Kenapa bukan yang ini yang di-bold : a willingness for hard work” — karena kalau cuma itu, saya (dan banyak orang lainnya) juga sudah demikian.
    .
    Kurang ajarnya, mereka malah yang jadi merebut berbagai peluang yang ada, karena mereka tidak fair play.
    .

    Apa gak mikir apa yang salah dalam CARA BERFIKIR anda?

    .
    Have you asked that question to yourself ? “Kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak nampak:, dst, et al. 🙂

  3. Blunt emosian orangnya. Lah wong itu dikutip dari buku yang ditulis oleh orang non muslim, kenapa bawa-bawa muslim. Baca mas baca…
    Bold itu mah hanya empasizing aja mengingat pengarangnya yang menulis demikian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *