Blogging @ S’pore

Jam 1 malam saya tiba di Singapura, transit sebentar sebelum melanjutkan ke Dubai. Bandara Changi masih tetap bagus, seperti yang saya ingat sebelumnya. Sayang satu hal masih tetap juga belum ada – yaitu wireless hotspot gratis ! Untuk yang satu ini, Changi airport masih kalah dari Dubai airport, he he. Terminal akses Internet juga hanya disediakan 2 buah di boarding room.

Oh well, untung juga tidak terlalu lama transitnya, sebal juga sewaktu digeledah seperti teroris disitu (catatan: detektor logam mereka sepertinya di setting supaya super sensitif – saya harus melepaskan cincin nikah saya supaya detektornya tidak berbunyi)

Beberapa tips untuk penerbangan jarak jauh :

1. Minum air putih yang banyak : udara di kabin pesawat sengaja dibuat sangat kering, agar tidak ada jamur yang tumbuh di saluran-saluran udaranya. Karena itu perlu di imbangi dengan meminum air putih yang banyak. Tek & kopi justru membantu dehidrasi. Saya pribadi banyak minum jus jeruk, ini juga menjaga membantu agar kondisi tubuh tidak terlalu memburuk pada penerbangan di atas 10 jam.

2. Bawa dokumen-dokumen penting di tas pinggang : jadinya lebih aman (mudah diawasi), dan juga mudah untuk mengambil dokumen-dokumen tersebut ketika diperlukan.

3. Buang hajat jangan menunggu kebelet ! : karena seringkali antrian toilet di pesawat bisa panjang. Kalau sudah terlanjur kebelet, bisa bablas duluan 😉

4. Sebelum turun dari pesawat, buang hajat dulu : seringkali ruang antrian pemeriksaan imigrasi tidak ada toiletnya ! (contoh: birmingham airport).

5. Berjalan-jalan di kabin : olah raga ringan seperti ini saja sudah cukup untuk mengurangi resiko kematian karena penggumpalan darah di pembuluh (economy class syndrome).

6. Naik / turun pesawat tidak perlu terburu-buru : kita lihat semua orang seperti ingin menjadi yang paling dulu untuk naik / turun pesawat. Padahal lebih enak jika belakangan saja; misalnya pada saat naik pesawat – tidak usah antri di boarding room, tidak antri masuk pesawat, dan tidak antri memasukkan barang ke hatrack.

Next: blogging @ Dubai.

7 thoughts on “Blogging @ S’pore

  1. tapi kalo turun dr pesawat santai.. pas di bandaranya, ngantri di bagian pengecekan paspor.. dan itu bisa paaaanjaaaaangg… 😀

  2. Mas, sensor-gate di Changi emang sering disetel sensitif, lha bungkus bumbu Indomie aja bisa bikin bunyi, apalagi cincin (ampe sempet ditanyain macem2 tuh tentang bungkusan bumbu mie instan itu).

    Biar banyak polisi seliweran bawa senapan tapi Changi punya los yg jauh lebih manusiawi lho buat TKW dibanding di Cengkareng.

  3. Bukannya di Changi ada wireless hotspot gratis bertebaran dimana2 ya? Tinggal set supaya hp pake jaringan di sana, nyalain kompi+wifi+dhcp, buka browser dan nanti langsung masuk ke halaman informasi. Salah satunya kalau ngga salah adalah cara mendapatkan pin untuk akses internet. Pin itu sendiri didapatkan dg cara mengirim sms ke sebuah nomor..

  4. ik djoewa perna dinterogatie lamah poen, gara2 ik bawa itoe kerikil van johor….boewat tahan rasa boker…..hahahaahahaha….kawan ik lebi parah, doewa malem diinterogatie pasal moeka mirip itoe Hambalie….

  5. @Ardho – Anda betul juga saya kira. Jadi untuk turunnya, perlu cepat-cepat ya?.
    .
    Tapi saya jadi ingat satu lagi kelebihan Changi airport – family friendly.
    Sewaktu sedang di antrian yang panjang tersebut, tiba-tiba keluarga kami didatangi oleh petugasnya, dan disuruh maju duluan. Kebetulan memang anak-anak kami sudah mulai kelelahan dan rewel ketika itu.
    .
    Terus terang saya belum pernah menemukan hal seperti ini di bandara lainnya. Salut untuk Changi airport.
    .
    @iang – kebetulan kemarin tidak ketemu, mungkin saya berada di bagian bandara yang tidak ada free hotspotnya.
    .
    @koeaingdiboeroehkeunsiah! – wah, mirip Hambalie ya… bisa di strip search tu… **bergidik**

  6. Kalau naik metro mini terbang (baca: budget airlines), kan biasanya duduknya ngga pakai nomer, jadi ya mesti dulu2an kali 😛

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *