Kapolda Jabar: Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri

My man 🙂 ™ Denzel Washinton @ American gangster

Mudah-mudahan Kapolda Jabar yang baru ini bisa sukses. Mari kita dukung !

Beberapa kutipan :

Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha

yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin.

Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.

Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. … Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran.

Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran (!)

Artikel selengkapnya :

Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji,
“Jangan Pernah setori Saya”

Pikiran Rakyat, Edisi 10 Februari 2008

RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB.
Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya “galak” dan “menyentak”. Saking “galaknya”, anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut.

Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). “Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani,” tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatera Selatan itu.

Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. “Kalau minggu depan masih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan,” kata suami dari Ny. Herawati itu.

Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi.
Berikut petikan wawancara wartawan “PR” Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi.

Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi?

Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan. Terbayang ‘kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis.

Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin.

Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan pungli saat masuk ke Polda Jabar?

Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi.

Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya “bersihkan” dulu di dalam, baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.

Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya.

Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu.

Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusaha-pengusaha, mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka.

Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu.

Untuk program “bersih-bersih” itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan?

Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran.

Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan.

Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi.

Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama?

Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya.

Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala projek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan.

Contohnya saja posisi kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi kapolda. Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya.

Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus korupsi?

Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar.

Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap “bermain” bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk.

Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa? Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk.

Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal lapor boleh di mana saja.

Kita juga harus mempertanggungjawabkan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik ini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliut-pabaliut. Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliut itu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak?

Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim. Menurut Anda?

Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok pahlawan.

Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat serse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran.

Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta.

Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha.

Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan kepolisian?

Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik.

Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng, tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan), sementara rakyat macet. Itu juga korupsi.

Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan pelacur. ***

118 thoughts on “Kapolda Jabar: Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri

  1. Hal ini patut didukung oleh semua pihak. Semoga pak Kapolda dapat menjaga idealismenya dengan konsisten. Kalo sukses di Jabar segera geser pak Kapolda ke Jakarta.

  2. 4 jempol untuk pak kapolda, denger2 kasus beside, dia langsung nyopot 2 pejabat polisi yah?

  3. acungan jempol buat pak kapolda,tapi jangan lupa anak buahnya yg di jalanan juga perlu di awasin,apalagi mengenai aksinya yg ngebekingin preman2 dan organisasi2 pengamanan jalanan sperti ” KOTIKAM ” yg ada di wilayah kerja POLDA Jabar,sangat merugikan dunia usaha bos……

  4. Rumah di jalan. A.. S…. daerah C….E wilayah J.K-S.L seharga 4M

    Baru BrigJend gitu loh……………………………………………………..

    Mohon koreksi kalo saya salah

  5. Rumah di jalan. A.U S…N daerah C….E wilayah J.K-S.L seharga 4M

    Baru BrigJend gitu loh……………………………………………………..

    Mohon koreksi kalo saya salah

  6. kami tolong kepada pa kapolda jabar yanag baru,tolong tinjau kembali di daerah2 seperti polres indramayu,kami pernah melihat polisi bagian satlantas, indramayu, banyak sekali yang meminta setoran kepada pihak pengguna jalan atau ngarit cari setoran didaerah pantura indramayu

  7. http://www.mediakonsumen.com/Artikel1798.html

    KAPOLDA JABAR YANG BARU DAN JALAN RAYA

    Judul tulisan ini mungkin memang aneh. Namun saya ingin menyederhanakan cara kita melihat persoalan-persoalan besar di negeri ini. Yaitu menjadikan jalan raya sebagai barometer bagi baik dan buruknya pengelolaan negeri ini.

    Sudah sering kita mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa situasi jalan sebuah kota menggambarkan pemerintahan kota itu. Bahkan jika itu sebuah situasi jalan ibu kota, maka itu menggambarkan pemerintahan negeri itu secara keseluruhan. Bagaimana tidak, jika jalan-jalan ibu kota sebuah negara saja tidak bisa diurus, apalagi mengurus kota-kota lainnya? Atau bagaimana bisa memberdayakan rakyat yang membutuhkan jalan raya untuk berkegiatan ekonomi di dalam kota dan antar kota?

    Jakarta beberapa bulan ini sedang mengalami musim hujan yang lama. Jalan-jalan di seantero kota rusak parah. Usaha perbaikan yang sungguh-sungguh tidak terlihat. Alasannya tentu sama dari tahun ke tahun dari bahkan dari akhir 60-an hingga 2008 ini, yakni lebih dari 48 tahun. Alasannya adalah di saat musim hujan tidak bisa memperbaiki jalan.

    Alasan yang digunakan ini menggambarkan tingkat pemimpin kota ini, yaitu tingkat baboon saja. Pertama adalah, karena jalan yang sudah dibuat ternyata tidak bertahan pada musim hujan. Seolah-olah musim hujan cuma terjadi di Jakarta saja, bukan di kota-kota lain seperti Singapura, Kuala Lumpur, Brunei dan kota-kota lain yang jalan-jalannya tidak hancur karena datangnya musim hujan. Kedua adalah, karena hanya baboon yang tidak bisa melahirkan cara untuk memperbaiki jalanan yang rusak pada musim hujan agar tidak terlalu parah. Ketiga adalah, karena baboon tidak bisa mengerti berapa kerugian yang harus ditanggung negeri ini jika ibu kotanya tidak bisa melakukan kegiatan ekonomi dengan lancar karena jalan-jalannya rusak parah selama berbulan-bulan. Baboon tidak bisa menghitung hanya berapa bulan dalam setahun kegiatan ekonomi di kota ini bisa berjalan dengan lancar, jika selama musim hujan yang kira-kira 3 bulan lamanya jalan-jalan menjadi hancur. Kemudian 3 bulan berikutnya adalah masa perbaikan yang biasanya memang lamaaaaaa…. sekali…. Berarti tinggal 6 bulan sisanya yang bisa digunakan kota ini untuk berkegiatan ekonomi dengan lancar. Itu pun jika tidak ada gangguan lain seperti perubahan fungsi jalan (busway), pelebaran jalan, peninggian atau pengaspalan baru yang kerap dilakukan di jalan-jalan Jakarta. Seolah-olah Jakarta adalah kota yang selalu sibuk memperbaiki diri. Padahal yang terjadi adalah Jakarta adalah kota di mana kontraktor jalan selalu mendapat order kerja tanpa peduli pekerjaan itu amat mengganggu kegiatan ekonomi di kota ini atau tidak.

    Lalu kapan kota ini sibuk memikirkan untuk menjadi kota yang maju, jika mengelola jalan saja tidak becus? Kapan kita sebagai warga Jakarta mulai memiliki cukup waktu untuk memikirkan soal-soal lain yang lebih produktif dibanding memikirkan jalan rusak dan kemacetan yang berjam-jam setiap pagi dan sore? Kapan kita bisa pulang di rumah lebih awal dan berkumpul dengan tetangga dan membicarakan tempat bermain anak dan remaja di lingkungan perumahan kita? Atau kapan kita bisa menjadi manusia yang lebih beradab karena selalu saling serobot di jalanan yang semrawut minta ampun?

    Ini lah yang terjadi berpuluh-puluh tahun lamanya di Jakarta. Sejak jaman Soeharto yang katanya amat korup hingga jaman kebebasan berpendapat seperti sekarang ini. Bahkan kondisi jalanan Jakarta sekarang jauh lebih parah dibanding jaman Soeharto dulu. Padahal sekarang semua orang bisa dan boleh mengkritik pemerintah. Tapi itu ternyata tidak cukup. Kritik atau demo saja hanya akan bergaung sehari-semalam saja, meskipun diberitakan oleh puluhan stasiun TV, ratusan surat kabar, radio atau media on-line sekali pun. Kita butuh sebuah sistem untuk menghukum para baboon yang menjadi pemimpin di negeri ini jika mereka berbuat salah, bahkan ketika mereka tidak berbuat apa pun.

    Tanpa hukuman buat para pemimpin, Jakarta akan terus bobrok seperti ini. Lihat saja apa yang dikatakan Fauzi Bowo hanya sekejab setelah terpilih menjadi gubernur kota ini. Cuaca yang bikin banjir Jakarta, katanya. Alasan ini diucapkan pada saat Jakarta dilanda banjir kembali pada tanggal 1 Februari 2008. Tepat 1 tahun setelah banjir besar di Jakarta pada tanggal 3-4 Februari 2007 lalu. Padahal, kita berharap pada setiap gubernur baru yang terpilih untuk memiliki solusi atau konsep mengatasi banjir yang lebih baik dari gubernur sebelumnya. Bukan lagi-lagi menyumpali telinga kita dengan omong-kosong tentang cuaca atau iklim yang berubah, karena banjir di Jakarta sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Harus ada solusi yang tidak hanya sekedar membangun Banjir Kanal yang biayanya sangat besar itu dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terlihat hasilnya jika sistem drainase belum dirubah. Itu pun seharusnya mereka selalu menyadari biaya untuk membangun Banjir Kanal itu diperoleh dari rakyat, bukan dari kantong nenek-moyang gubernur itu, sehingga harus dijaga jangan sampai bocor se-sen pun. Gubernur harus selalu ingat, pembangunan Banjir Kanal bukan proyek memakmurkan para kontraktor, tetapi memakmurkan rakyat Jakarta, sehingga penggusuran pun harus dengan solusi yang bijak. Bukan dengan terburu-buru seperti sedang berperang melawan musuh nan durjana atau jangan menjadi penindas rakyat. Bagaimana pun solusi atau konsep banjir kanal adalah sebuah dilema karena beberapa ahli lingkungan mengatakan ini bukan solusi yang tepat untuk Jakarta. Sehingga gubernur harus juga menyediakan solusi lain di samping Banjir Kanal ini, misalnya dengan menjalin kerjasama yang lebih serius dengan wilayah pengirim banjir, yakni Bogor, mengelola danau-danau yang sudah ada, membangun danau-danau baru, dan membangun sumur-sumur resapan. Biaya yang diperlukan jauh lebih murah dibandingkan dengan Banjir Kanal dan dampak sosialnya jauh lebih kecil karena tidak menggusur begitu banyak tempat tinggal dan tempat mendapatkan penghasilan sehari-hari rakyat kecil.

    Memang memprihatikan, jika gubernur Jakarta hanya seolah-olah dipilih oleh rakyat secara langsung, tetapi sebenarnya dipilih dulu oleh partai-partai, baru kita bisa memilih gubernur. Padahal pilihan partai-partai itu bukan berorientasi pada kepentingan rakyat, tetapi berorientasi pada politik. Saya yakin wakil-wakil rakyat yang juga katanya kita pilih melalui pemilihan langsung itu akan terus berkacak-pinggang untuk terus melakukan itu sampai lebih dari sepuluh tahun ke depan. Sehingga Jakarta akan terus dikelola oleh para baboon. Jadi cara yang tepat untuk mendapatkan pengelola kota Jakarta adalah dengan cara menyediakan sistem untuk menghukum mereka jika berbuat salah atau bahkan tidak berbuat apa pun.

    Di tengah keprihatian banjir dan jalan rusak di Jakarta, tiba-tiba beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah wawancara dengan Kapolda Jawa Barat yang baru Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc. (http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=11295). Sesaat setelah pidato di depan jajaran barunya yang cuma kurang dari 10 menit, Susno Duadji meminta anak buahnya, yang perwira, untuk membuat pakta kesepakatan bersama yang inti dari isinya adalah larangan untuk menjadi polisi korup. Segera saja dalam beberapa hari berikutnya, peristiwa ini menjadi wacana yang seru di berbagai forum di Internet. Bahkan mungkin hampir semua orang mendapatkan forward dari berita ini melalui e-mail.

    Saya yakin ini yang pertama kali dilakukan oleh seorang pemimpin polisi di tingkat propinsi. Bahkan Kapolri Sutanto yang menabuh genderang perang terhadap judi dan narkoba sekali pun tidak melakukan ini. Apa yang dilakukan Susno Duadji amat sederhana dalam memerangi perbuatan korup, tetapi akan memiliki dampak yang amat luas.

    Korupsi adalah kejahatan kerah putih. Sehingga dilakukan jauh lebih terencana sehingga sulit menelusuri atau mendapatkan bukti-buktinya. Pengacara akan dengan mudah memberikan atau menemukan celah hukum untuk membebaskan kliennya dari jerat hukum, misalnya dengan alasan sakit, tidak ada bukti yang cukup, dakwaan tidak memiliki dasar yang jelas dan lain-lain. Sehingga tantangan bagi KPK dalam memberantas korupsi sesungguhnya amat besar. Namun apa yang dilakukan oleh Susno Duadji ini tentu bisa memangkas kerja panjang dan berliku dari KPK dalam memberantas korupsi. Jika sebuah perbuatan korup (yang ketahuan) langsung diberikan sangsi berupa pemecatan oleh orang yang paling dekat (atasan), maka perbuatan korup lainnya akan otomatis dapat dihambat atau diminimalkan.

    Apa yang dilakukan oleh Susno Duadji ini bisa disebut sebagai upaya yang paling serius dalam memberantas korupsi. Bukan sekedar omong-kosong belaka. Kalau Susno Duadji membabat anak buahnya sendiri, tentu anak buahnya juga siap membabat Susno Duadji jika ternyata Susno Duadji melakukan perbuatan korup.

    Susno Duadji bahkan menjadi contoh yang amat mencolok di antara sikap hipokrit kebanyakan pengelola negeri ini dalam kerangka pemberantasan korupsi. Sebagai misal yang paling menonjol adalah bagaimana Menteri Keuangan bersama-sama dengan DPR mencoba menghambat kerja KPK dalam memeriksa kinerja Ditjen Pajak dengan dikeluarkannya UU 28/2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (http://hukumonline.com/detail.asp?id=17390&cl=Berita).

    Dalam pasal 34 UU ini, BPK tidak memiliki keleluasaan dalam mendapatkan bukti-bukti langsung dari wajib pajak kecuali diizinkan terlebih dahulu oleh Menteri Keuangan. Padahal BPK sudah 3 tahun terakhir berturut-turut tidak dapat menilai Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, alias mendapat disclaimer. Bahkan ketua BPK, Anwar Nasution, menyebut Ditjen Pajak seperti ini: “bahwa Ditjen Pajak tidak transparan, tidak bisa diaudit. ”Hanya Direktorat Jenderal Pajak dan Tuhan yang tahu informasi pajak.”

    Anwar Nasution juga menambahkan: “selama ini Ditjen Pajak merupakan institusi yang tidak akuntabel karena tidak bisa melakukan pemeriksaan pajak sesuai standar BPK. ”Informasi kita mengenai pajak itu nol, DPR, BPK tidak tahu, DPD (Dewan Perwakilan Daerah) apalagi.”

    Susno Duadji bukan orang baru dalam pemberantasan korupsi. Ia sudah pergi ke 90-an negara untuk belajar memberantas korupsi. Bahkan ia pernah menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ia juga lulusan S1 Hukum, dan S2 Manajemen.

    Susno dalam wawancara dengan Pikiran Rakyat itu, bahkan menganjurkan untuk mencopot gubernur sebagai pemimpin tertinggi. Begini kata-katanya: “Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu.”

    Mengenai memberantas korupsi di lingkungan sendiri, Susno juga menambahkan: “Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya. Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala projek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat.”

    Atau simak pandangannya tentang seorang pemimpin: “Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng, tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan), sementara rakyat macet. Itu juga korupsi.”

    Jadi, Bang Foke, siap nggak ente ngurus kote Jakarta dengan komitmen seperti Susno Duadji? Kalo jalanan masih rusak, kalo jalan masih macet dan semrawut, kalo Jakarta masih banjir, ente ngapain aje? Ngurus kumis?

    Jojo Rahardjo

  8. mantap…saya doakan tetap berjuang…anti korupsi..jadi kepingin ketemu orangnya…hihih

  9. kalo mengetahui ada polisi yang korup, bagaimana ???sedangkan saya sendiri aggota yang benci dngan hal demikian ,apa saya harus diam saja??berarti bertentangan dong dngn hati nurani saya,..tapi siapa yang mau melindungi saya sebagai bawahan yang serba salah dngn keadaan trsbt , soalnya fakta sama teori kalo sdh dilapangan sangat lain diaturan kita , makanya saya sangat kurang percaya walaupun dngn teman sendiri,…thxs………….slamet

  10. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada bp.Kapolda Susno Duaji.Perlu bapak ketahuin bahwasannya perintah atau perkataan bapak khususnya kepada anggota jajaran SATLANTAS didengar dan dijalankan oleh anak buah bapak yang ada di lapangan maupun di daerah, seperti oknum2 anggota polisi yang ada Pos-pos di Padalarang,Cipatat,Polsek Ciranjang,Jatiwangi,Kadipaten dan PJR-PJR yg beroperasi di ruas-ruas jalan Tol dari Tol Karawang – Purwakarta,Padalarang – Cileunyi,mereka ibarat preman2 yang terstruktur seperti yang bapak kapolda katakan pada organisasi2 preman jalanan yang telah bapak berantas habis.Semoga bapak kapolda bisa lebih memperhatikan hal ini ,sebab citra dari kepolisian itu akan berkesan lebih baik dengan pelayanan,pengayoman yang nyata terhadap masyarakat,kalau polisi yang dilapangannya saja sudah bertindak seperti halnya preman terstruktur,bagaimana masyarakat akan percaya terhadap POLISI???Smoga bapak tetap kuat dan tidak kehilangan taringnya bekerja di lingkuangan CAREUH yang telah mendarah daging ditubuh kepolisian POLDA JABAR.Hidup!!! bapak KAPOLDA,hidup!!! bapak Susno Duaji yang telah melakukan gebrakan2 yang sangat luar biasa didalam tubuh kepolisian di wilayah POLDA JABAR jangan pernah berhenti dan takut,MASYARAKAT JABAR selalu mendukungmu dan smoga Alloh swt selalu bersamamu,amin

  11. boleh kasih saran…tampilan blognya terlalu formal banget, image mendatar. gimana kalau di ganti yang agak meriah dikit
    jasi kalau baca artikel yang panjang lebih semangat karena tampilan yang semarak

    terima kasih

  12. wahai orang-orang yang baik hati dan mulia, segeralah mendaftar menjadi Polisi, supaya segera lahir banyak Polisi-polisi yang baik, yang dipercaya msy dan dicintai msy. Mengapa orang-orang baik dan mulia banyak yang tidak berminat menjadi Polisi?

  13. SELAMAT UNTUK BAPAK KAPOLDA YANG SATU INI, SAYA DOAKAN JADI KAPOLRI. DAN TETAP BISA MENEGAKKAN KEBENARAN JUGA TIDAK SUNGKAN SUNGKAN UNTUK MENINDAK ANAK BUAHNYA YG MENYALAHI ATURAN, MAJU TERUS PAK, PASTI MASYARAKAT JUGA MENDUKUNG KALAU POLISINYA PADA BENER SESUAI DENGAN MOTTO PENGAYOM, PELINDUNG DAN PELAYAN MASYARAKAT…TUNJUKKAN SIKAP TERSEBUR BUAT SELURUH KEPOLISIAN RI.

  14. Wah kalau benar beliau bisa seperti omongannya sendiri berarti ada kemajuan nih kepolisian. Semoga tidak sebatas omongan

  15. polres subang masih melakukan razia kendaraan dijalur pantur pamanukan – pusakaratu, pada hari minggu tanggal 20 juli 2008

  16. Itu tadi soal korupsi, saya pikir sudah banyak kemajuan dengan adanya statement-statement yang cukup berani dari kapolda. yang sekarang perlu dilakukan adalah kontrol dari masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan kapolda terhadap anggotanya sehingga apa yang dikatakan kapolda diatas dapat diwujudkan untuk kepentingan rakyat juga.

    Nah, gimana soal kekerasan yang dilakukan oleh polisi-polisi yang menangkap misalnya para korban napza atau yang biasa kita kenal dengan narkoba? banyak sekali polisi yang melakukan kekerasan fisik, psikologi dan pelecehan seksual terhadap korban yang ternyata tidak terbukti bersalah. dari mulai prosedur penangkapannya pun sama sekali tidak memenuhi syarat apalagi memberikan hak-hak kepada tersangka untuk melakukan pembelaan ketika di tangkap.

    Dari data penelitian kami bersama 1079 orang korban napza atau narkoba yang pernah ketangkap polisi, 80% diantaranya mendapatkan kekerasan dan penyiksaan di dalam mobil polisi dan di kantor polisi. sebagian besar tujuannya adalah untuk memeras korban, artinya tidak hanya korban yang di peras tetapi keluarga korban juga. bangaimana mungkin tidak melibatkan korban lain, permintaan polisi untuk melepaskan tersangka saja minimal 5 juta bahkan sampai 30 juta.

    Bagaimanapun mereka adalah korban, mereka adalah manusia yang berhak mendapatkan perlakuan yang adil terlepas dari mereka pecandu atau bukan (diatur dalam UU no.39 Th 1999 Ttg Hak Asasi Manusia) dan negara berkewajiban memberikan pemulihan terhadap mereka seperti melalui rehabilitasi medis dan sosial (diatur dalam UU kesehatan).

    Mereka menjadi pecandu bukan semata-mata karena pilihan mereka. pecandu ada karena ada Bandar (dan bahkan aparat sendiri yang menjadi bandarnya), Bandar ini terus berkeliaran karena Negara tidak sanggup menahan laju peredaran napza atau narkoba di indonesia, jadi siapapun bisa jadi korbannya termasuk anak-anak kecil

    Semoga Bapak Kapolda memiliki keprihatinan terhadap isu ini

  17. wah…….boleh juga nih wawancara bapak kapolda.mudah-mudahan sukses program kerjanya ya…..saya mah cuma rakyat biasa bisanya cuma minta sama yang di atas mudah-mudahan mendapat pemimpin yang bijak adil terhadap rakyat kecil, karena sekecil apapun amanah (JABATAN ) pasti akan diminta tanggung jawab kelak di akhirat.
    Hatur nuhun kanggo bapak KAPOLDA ………semoga program ini bisa diikuti oleh KAPOLDA-KAPOLDA yang lain

  18. Buktikan atuh Pak Kapolda omongannya, anak buahnya tuh masih banyak bertingkah, gimana mau percaya kalau ngak ada buktinya, jangan hanya ngomong doang Bukti yang penting mah, turun atuh ke lapangan biar tau ulah anak buah tuh

  19. setuju bro, ngapain jadi kapolda kalo korup. Bukannya mengayomi masyarakat malah merugikan masyarakat. Harus cepat2 ditindak tuh jangan mentang2 punya jabatan kapolda..!!!

    maaf agak sensi, soalnya rese banget tuh sama yang korup

  20. TApi aku takutbya di lapangan gak sejalan denan yang diharapkan Pak,

    Semoga saja orang seperti beliau semakin banyak dan tetap dipertahankan…
    Amiin.. 😀

  21. caranya gimana ngrubah sistem di indoensia supaya profesional [ tdk korup, tdk ambil kesempatan dalam kesulitan masyarakat, dll yg negatif mental pokoknya]

  22. Semoga saja bukan hanya himbauan tapi juga act untuk memberantas aparat yang nakal,,,

  23. Buktikan atuh Pak Kapolda omongannya, anak buahnya tuh masih banyak bertingkah, gimana mau percaya kalau ngak ada buktinya, jangan hanya ngomong doang Bukti yang penting mah, turun atuh ke lapangan biar tau ulah anak buah tuh

  24. masih belum bisa diharapkan pak, rupanya intruksi kapolda hanya angin lalu bagi jajarannya, terbukti masih banyaknya para polisi yang melakukan pungutan baik berupa denda tilang maupun kasus lainnya. Kita liat aja diperempatan jalan yang memang bertanda perboden polisi hanya “berjaga” disana untuk “memalak” mereka yang lupa atau tidak tahu ada tanda perboden disana, 10.00, 20.000, 30.000 yang masuk kantong mereka apakah itu masuk kas negara? Saya rasa tidak… Ini bukan fitnah tapi sudah menjadi rahasia umum, ya kan… gimana pak Kapolda?

  25. Mudah-mudahan indonesia bisa bersih dari korupsi. So, indonesia gak dijajah lagi dengan yang namanya korupsi

  26. Setuju sekali, polisi korup harus segera dibasmi, biar potensi negeri bisa di sumberdayakan, bukannya di keruk untuk kepentingan pribadi…

  27. Semoga saja bukan hanya himbauan tapi juga act untuk memberantas aparat yang nakal,,,

  28. paling tidak dari sini kita bisa flashback latar belakang Pak Susuno, Jenderal bintang 3 yang “disia-sia” oleh POLRI, tapi saya senang juga akhirnya beliau bisa terlepas dari tanggung jawab besar tersebut, mungkin Tuhan ingin berkehendak aga pak Susno fokus ke keluarga dan anak cucu-nya. Dan memang kita tidak bisa seenaknya men-judge orang tanpa memperhatikan “konteks”

    thanks mas, udah share.

  29. Semoga semakin banyak polisi yang sadar dan gak korup, kara saat ini lembaga terkorup katanya denger di berita dan lain lain masih di pegang oleh kepolisian…wah..wah..

  30. uma banget kalo ketemu police, soalnya kalo bawa kendaraan bermotor suka di cari-cari kesalahan, ampe tutup pentil pun bisa jadi 50000 satu roda ada 2 roda kena cepe dech… hadjuhhh, pokonya ane kalo ketemu police suka bingung dech…

  31. Convert M2TS files to video format with ease
    M2TS format is an HD video format that is generated by particular models of Sony Camcorder like HDR-SR5 and HDR-SR1 models. If you need to convert M2TS to popular formats, this professional M2TS converter is you best choice. Using this professional M2TS Converter, you can convert M2TS files for easy and you will get the perfect output files. You can easily convert M2TS to AVI for you to enjoy. Also you can replace this software like M2TS to MPEG Converter to convert M2TS to MPEG for your to view on your Mac. Convert M2TS to MKV with the fast speed and the excellent image/sound quality. And you also can use this M2TS Converter as a M2TS to MP4 Converter , it support you to convert M2TS to MP4 format with ease.

    What is M2TS?
    An .M2TS file is a Sony high definition video file type.
    M2TS files are raw AVCHD videos recorded using Sony’s camcorders, such as the HDR-SR series models. Panasonic, Canon and other brands of AVCHD camcorders also record in M2TS format.
    Currently, M2TS files can be played using the Picture Motion Browser, which is an application video player provided with Sony AVCHD camcorders. M2TS files can also be played with Mplayer, Windows Media Player, ALLPlayer, VLC and other media players if there is a codec for DVD playing installed. But the file type .M2TS is not always automatically associated with the player, so it may be necessary to open it from the player. That’s to say, it’s not convenient to play and enjoy your M2TS video.

    There are versions available to convert M2TS files into MPEG-4.
    Current versions of Nero Vision and Picture Motion Browser are capable of converting M2TS files into MPEG-4 files, which can also be viewed using the aforementioned media players.

    It is important to note that:
    The M2TS format from Sony is not necessarily the same as that of Panasonic or Canon camcorders. Programs like Sony Vegas Pro can open Sony M2TS files but not Panasonic M2TS files. (Sony Vegas Pro v.9 is capable of reading and editing M2TS files produced by Canon Vixia Camcorders.) The only piece of software known to handle both types is currently Pinnacle Studio 12 Ultimate.
    The M2TS file format is one of the three mandatory supported codecs (MPEG-2, H.264/MPEG-4 AVC, and SMPTE VC-1) used on Blu-ray discs. M2TS files can also be played on Sony PlayStation 3s and Sony Bravia TVs supporting playback of AVCHD.

    Related Artcile:
    M2TS to FLV
    M2TS to MOV

  32. Asslamualaikum wr wb

    Bpk Kapolda yang terhormat saya merasa miris melihat kejadian kejadian yang menimpa warga ahmadiyah kenapa selalu di aniayaya diruksak di boikot padahal mereka adlah warga indonesia . apakah karena keyakinan itu merupakan suatu pelanggaran hukum . Pa Tuhan aja berpirman dalam Al quran tidak ada paksaan dalam agama ,Nabi MUhamad bersabda islam akan pecah jadi 73 golongan yang benar satu yang 72 masuk neraka,jadi kenapa yang namanya FPI merasa bahwa dirinya yang paling benar apakah udah ada jaminan dari tuhan bahwa FPI yang bbenar tidak kan.pa negara menjamin kebebasan tiap tiap penduduk untuk berkeyakinan , HAM internasional pun memberi kebesan jadi tidak ada dasar pa untuk membiarkan orang orang peruksak penganiya dan suka menghsut orang seperti Habib riziek,FPI yang merasa paling benar. Pa lindungi kaum minoritas Ahmadiyah dan tangkap orang orang yang suka melakukan kekerasan dan pemaksaan dalam agama.

    wasslam wr wb
    kami warga negara yang lemah

  33. kadang kalo ketemu polisi merasa bukan aman yang didapat tapi takut karena berpikir apa yang sudah kita salah dalam berbuat….parno sendiri..lha polisinya cari2

  34. setuju sama judulnya banget. udah dikasi enak, kepercayaan. malah menghianati banyak orang.

  35. Itulah.. Indonesia ku……. Sampai kapan kita org indo begini terus.. sungguh sangat miris… DAn semoga saja.. yang Berbicara…. tidak bertolak belakan aja…

  36. ya penegak hukumnya jg sudah korupsi bagaimana rakyatnya, apalagi kalau yg korupsinya pejabat pasti mental nih….

  37. Mari kita doakan semoga pemerintah kita beserta seluruh jajarannya termasuk pihak kepolisian diberikan taufik oleh Allah untuk memimpin negeri ini dengan penuh kejujuran dan sifat amanah. Amin

  38. Mudah2an terbukti omongannya, karena kita sangat merindukan kepolisian yg bersih dari suap ataupun jual beli kasus seperti yg terjadi saat ini..,

    Buat Instansi Kepolisian, lakukan pembenahan dan pembersihan kepada polisi2 korup, baik dijajaran atas sampai ke yang paling bawah, hanya itu harapan saya sebagai salah satu warga negara RI.

  39. korup itu, bukan korup dalam jumlah besar saja, banyak juga yang korup dalam jumlah kecil, bahkan menurut saya menerima uang damai dari orang yang ditilang itu termasuk korup, kemudian jadi calo dalam pengurusan sim. semoga ke depannya bisa dibenahi lagi ke depannya. saya optimis pasti bisa 🙂

  40. Pingback: e-like.ro
  41. polisi korup ,, ada-ada aja ,, info bagus tuh untuk menyadarkan aparat2 kita yang kelakuanya seperti itu,, sob

  42. I just came across your blog and reading your beautiful words. I thought I would leave my first comment but I don’t know what to say except that I have enjoyed reading. Nice blog. I will keep visiting this blog very often.

  43. kami tolong kepada pa kapolda jabar yanag baru,tolong tinjau kembali di daerah2 seperti polres indramayu,kami pernah melihat polisi bagian satlantas, indramayu, banyak sekali yang meminta setoran kepada pihak pengguna jalan atau ngarit cari setoran didaerah pantura indramayu

  44. Setuju sekali, polisi korup harus segera dibasmi, biar potensi negeri bisa di sumberdayakan, bukannya di keruk untuk kepentingan pribadi…

  45. Buktikan atuh Pak Kapolda omongannya, anak buahnya tuh masih banyak bertingkah, gimana mau percaya kalau ngak ada buktinya, jangan hanya ngomong doang Bukti yang penting mah, turun atuh ke lapangan biar tau ulah anak buah tuh

  46. saya malang bingung apa yang sebenarnya terjadi di negara kita ini, katanya masyarakat harus mematuhi hukup tapi kok petingginya bersifal jelek, yaampun

  47. Korupsi sudah menjamur dibumi pertiwi. Gembar-gembor soal keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Hanyalah omong kosong politisi kotor…!

  48. Keren pak, lanjutkan perjuangan mu. 🙂

    NVN – Forum Komunitas Dewasa Indonesia

  49. Semoga saja bukan hanya pencitraan semata dan dapat di implementasikan pada saat bertugas.

  50. Ayo segera bergabung bersama kami di serasiqq Agen Poker & Domino QQ Online TERBAIK dan TERPERCAYA Se-ASIA
    Nikmati promo-promo menarik dari kami ;
    -BONUS CASHBACK TERBESAR mencapai 0.5% TANPA SYARAT
    -BONUS REFERRAL 10% SEUMUR HIDUP
    -EXTRA BONUS REFERRAL 10%
    Kelebihan serasiqq :
    * Minimal Deposit sangat TERJANGKAU, Hanya Rp. 10.000,-
    * Minimal Wd Rp. 20.000,-
    * Tidak ada maksimal Withdraw (menang berapa aja pasti di bayar)
    * Jackpot hingga Ratusan JUTA rupiah
    * Proses Depo dan WD SUPER CEPAT
    * Bisa dimainkan di Android, Iphone dan Ipad
    * CS yang Ramah dan Profesional siap melayani 24jam Online
    * Dalam 1 ID dapat memainkan 7 Games : Aduq, bandarQ, Domino QQ, Poker, capsa, BandarPoker dan sakong
    * Transaksi via BCA, MANDIRI, BRI dan BNI
    * 100% TANPA ROBOT Real Player vs Player
    Mari bergabung dengan kami “serasiqq”
    Agen Poker dan Domino Terbaik dan Terpercaya
    Penasaran mau daftar ?
    Untuk info selengkapnya silahkan hubungi kami di :
    – PIN BB : 22BE23ERD
    – YMail : cs_serasiqq@yahoo.com
    – LINE : serasiqq

  51. I think other web site proprietors should take this site as an model, very clean and wonderful user genial style and design, as well as the content. You’re an expert in this topic!

  52. Sepertinya polisi sekarang secara umum sudah sangat profesional, walaupun masih ada oknum polisi yang tidak baik, itupun hanya sedikit, semoga semakin kedepan semakin lebih baik lagi.

  53. Zaman sekarang informasi sangat cepat melalui medsos, akhir akhir ini ada beberapa pemberiyaan tentang oknum polisi yang melakukan pelanggaran pidana dan pelanggaran etis, sangat disayangkan yang seharusnya menjadi contoh yang baik malah melakukan hal hal yang buruk, sangat memprihatinkan, semoga bapak KAPOLRI menindak tegas para oknum polisi yang berbuat buruk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *