Category Archives: Parenting

Father’s Prayer For His Children

Children are Creature of Light.
Born pure & innocent.
Bringer of joy.

As they grow however, darkness start to weigh upon them.
They began to know pain, hate, and lies.

I realize that just our love for them is not enough to protect them.
Lord Almighty, please grant us patience & knowledge, to teach & guide them.

Please give them strength to soar above the darkness
To not be engulfed by it.

Amen.

Cara Mudah Mengontrol Anak

(posting ini adalah bagian dari tantangan #blog31hari)

(Posting ini adalah bagian dari seri Pendidikan Anak. Silahkan baca dulu Filosofi Dasar Pendidikan Anak. Terimakasih)

Sholat Jumat siang ini diwarnai dengan sedikit insiden. Ada seorang anak kecil yang menangis dengan kalap, ketika bapaknya sedang sholat bersama dengan para jamaah lainnya. Sepertinya ada ibunya, namun si anak tetap menangis dengan sangat keras. Suaranya bahkan bersaing dengan bacaan Imam sholat Jumat πŸ™‚

Akhirnya security mesjid turun tangan, dan sang anak bisa tenang kembali. Tapi, saya bisa dengan mudah bayangkan bagaimana merah padam muka kedua orangtuanya karena insiden ini πŸ™‚

Sebetulnya, mengontrol anak itu tidak sulit. Cuma musti ketemu triknya saja yang tepat. Walaupun setiap anak berbeda-beda, namun, ada beberapa langkah yang sepertinya universal / bisa diterapkan kepada semua anak.
Anak saya ada 4 orang, dan sejauh ini cukup bisa dikontrol & dipandu oleh kami tanpa masalah yang berarti.

Sialnya, walaupun langkah-langkah tersebut mudah dilakukan, namun memang tidak ada pernah diajarkan di sekolah. Orang tua kita juga mungkin lupa mengajarkannya (atau, kita yang cuek ketika beliau sedang mengajarkannya kepada kita, he he).
Alhasil, berbagai pasangan muda kembali mengalami masalah yang sama dengan pasangan muda lainnya yang sudah lebih dahulu mendapat momongan – anak yang sulit dikontrol oleh kedua orang tuanya.

Dalam artikel ini saya akan coba sharing beberapa tips untuk mudah mengontrol anak-anak kita.

  1. Dalam berkasih-sayang – panjang lebar & bertele-tele
  2. Jangan segan-segan menghabiskan waktu Anda untuk menyampaikan rasa kasih & sayang kepada anak-anak Anda. Untuk buah hati Anda, ada seluruh waktu di dunia ini bagi mereka. Bahkan ketika Anda sudah sangat lelah sekali pun karena sehabis bekerja seharian, peluklah anak-anak Anda, dan tanyakan kabar mereka hari itu.

    Dan kasih sayang kepada mereka bukan berarti harus menghabiskan biaya yang mahal πŸ™‚ pelukan, candaan, bermain di rumah, bermain bola di depan rumah; itu semua sudah amat menyenangkan bagi mereka.

    Salah satu kegemaran saya adalah mencuci mobil – setiap saya umumkan bahwa papa akan mencuci mobilnya; maka semua anak-anak langsung berloncatan & berlari, siap dengan spons pencuci di tangan masing-masing; dan lalu mereka semua saya semprot dengan air dari selang kebun πŸ˜€ sambil sekali-sekali saya semprot juga mobilnya, he he he. Total chaos, riots. Absolute fun.

  3. Dalam memberi instruksi – singkat & jelas
  4. Kebalikan dari poin pertama; Jangan bertele-tele ketika memberikan instruksi kepada anak-anak Anda.
    Instruksi Anda harus disampaikan dalam bahasa yang sederhana. Mudah dimengerti oleh anak kecil. Dan singkat, sehingga mudah mereka ingat.

    Yang sering kita lihat biasanya justru adalah kebalikan dari kedua poin ini πŸ™‚ sekali-sekali kita memanjakan anak kita; namun ketika menyuruh mereka melakukan sesuatu, disampaikan dengan “cerewet”, panjang lebar, sambil mengeluh panjang pendek ke langit & ke bumi.

    Alhasil, anak jadi belajar & terbiasa untuk mengacuhkan kita, orang tua mereka … ups, gawat juga.

  5. Pantang berbohong
  6. Memang berbohong itu tidak baik, kepada siapa pun. Terlebih kepada anak kita.
    Namun tidak hanya itu saja – Ketika anak tahu bahwa kita tidak akan pernah berbohong pada mereka, maka mereka jadi bisa menganggap serius instruksi & petunjuk dari kita.

    Sayangnya, kadang kita melihat orang tua yang sangat mudah berbohong kepada anaknya. Memang, sekilas terlihat sebagai hal sepele, seperti :

    Anak : (menangis) hueeee, aku mau permen itu
    Orang tua : ya, ya, ya … nanti papa belikan, diam yaaa
    Anak : (diam, tersenyum)

    Tapi, kemudian permen itu tidak pernah jadi kenyataan πŸ™‚ oopppssss

    Nah, pada kasus-kasus seperti ini, Anda telah mengajarkan kepada anak Anda; bahwa Anda itu tidak usah diacuhkan. Tidak perlu dianggap serius. Semua kata-kata Anda adalah bohong saja kok. Cuma permainan semua.

    Tentu saja kita tidak ingin mengajarkan ini kepada anak-anak kita bukan?
    Nah, untuk itu, jangan pernah berbohong kepada anak. Bagaimana pun remehnya hal tersebut.

  7. Tegas (baca: show ’em you mean IT)
  8. Pelengkap poin 2 – setelah memberikan instruksi, lalu pastikan bahwa instruksi tersebut diikuti.
    Jangan biarkan ada terjadi pelanggaran. Tunjukkan bahwa Anda adalah boss di rumah ini.

    TIP : Gunakan trik “JAM-BRET”

    Contoh:

    Orang tua : Sarah, angka 6 (*) sudah mulai sholat ya. Kalau tidak, besok tidak jajan.
    Sarah : Oke !

    (*) Angka 6 maksudnya adalah angka 6 pada muka jam, misal: 04:30, 03:30, dst. Dengan ini maka instruksi kita menjadi sederhana & jelas & mudah dimengerti.

    Nah, ketika angka 6 ternyata Sarah belum sholat, maka, tentu saja, besoknya dia tidak mendapatkan uang jajan πŸ™‚
    Inilah poin 4.

    Pada saat ini, biasanya sang anak akan meratap, memohon, dan merayu orang tuanya agar hukuman tersebut tidak diberikan kepadanya.
    JANGAN GOYAH. Tetap tegas & teguh dengan keputusan Anda.

    Jika Anda goyah, SATU KALI SAJA — maka anak jadi tahu: bahwa orang tuanya lembek.
    Maka sejalan dengan waktu, akan muncul banyak masalah, anak makin Rewel, sampai akhirnya menjadi masalah besar; seperti temper tantrum, dan seterusnya.

    Dengan tegas, BUKAN berarti Anda tidak sayang anak. Justru sebaliknya, ketegasan Anda adalah cermin dari dunia nyata.
    Di dunia kita sehari-hari, semua hal ada konsekuensinya.

    Telat sampai di kantor ? Gaji dipotong. Sakit ? Cuti berkurang. Telat membayar tagihan ? Kena denda.
    Dst.

    Dengan bersikap tegas kepada anak, maka Anda telah mempersiapkannya untuk mandiri. Siap menghadapi dunia yang apa adanya ini.
    Maka ketika dia telah terbang dengan sayapnya sendiri ke angkasa, dia tidak kaget lagi. Dia sudah siap & kuat menghadapi kenyataan hidup.

Hm, sepertinya sih itu saja. Terlalu mudah ya ? Memang mengontrol anak kecil itu tidak sulit kok.
Cuma, godaan nya itu yang terlalu besar. Memanjakan yang tidak baik untuk mereka, mudah berjanji, dst. Perlu disiplin & keteguhan “iman” dalam menjalankan ini semua πŸ™‚

Oh ya, ini tips untuk anak kecil ya. Untuk anak yang sudah beranjak dewasa; yang sudah punya kemauan sendiri, punya pendapat sendiri, dst; pendekatannya perlu agak berbeda. Tetap tegas, namun komunikasi harus lebih intens lagi.
Secara ringkas – teman terbaik mereka haruslah Anda. Bukan yang lainnya.

Oke, saya pamit dulu. Semoga artikel ini ada manfaatnya bagi Anda πŸ™‚

NB: Ada beberapa komentar-komentar tentang artikel ini di Facebook.

Prinsip / Filosofi Pendidikan Anak

(posting ini adalah bagian dari tantangan #blog31hari)

Dalam beberapa hari ini, saya akan mencoba berbagi berbagai tips & perspektif dalam proses pendidikan anak. Anak-anak kita adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Anugrah itu bisa menjadi berkah – namun, jika keliru ditangani, bisa juga menjadi bencana.
Disinilah pentingnya kita memahami berbagai metode & cara mendidik anak yang benar.

Sebelum mulai melakukannya, kita perlu memahami berbagai prinsip / filosofinya terlebih dahulu.
Sebagaimana setiap bangunan memerlukan pondasi yang kuat & benar; demikian dulu dalam mendidik anak. Tanpa pondasi yang kokoh, maka kita & anak akan mengalami goncangan & kesulitan di sepanjang jalannya.

Filosofi dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut :

  1. Sepakati Prinsip Dasar dengan pasangan Anda :

    Proses pengasuhan anak tidak Anda lakukan sendirian – namun bersama-sama dengan pasangan Anda. Karena itu, sepanjang jalannya pasti ada saja perbedaan paham / pendapat dalam berbagai situasi & kondisi. Dan ini semua adalah wajar, karena kita manusia, dan setiap manusia itu unik.

    Namun, Anda & pasangan adalah satu tim. Dan sebuah tim harus selalu kompak, jika ingin bisa sukses meraih berbagai tujuan-tujuannya.

    Untuk itu, perlu ada kesepakatan antara Anda berdua mengenai pendidikan anak ini. Sehingga, ketika ada perbedaan pendapat, maka bisa dikembalikan kepada kesepakatan tersebut untuk solusinya.

    Contoh:
    (1) dalam mendidik anak, kami akan merujuk kepada ajaran Agama kami, dan/atau
    (2) dalam mendidik anak, kami akan merujuk kepada buku XXXX, dan/atau
    (3) dalam mendidik anak, kami akan merujuk kepada artikel ini, dan/atau
    (4) dst

    Dengan adanya kesepakatan mengenai prinsip-prinsip / pedoman dasar dalam mendidik anak, maka semua masalah di masa depan akan bisa dicarikan solusinya dengan mudah.

  2. Untuk Kebaikan Anak – bukan gengsi orang tua:

    Sebagai orang tua yang telah banyak berkorban bagi anaknya, mungkin Anda merasa berhak untuk menuntut ini-itu kepada anak-anak Anda. Dan itu sah-sah saja – dengan syarat yaitu bahwa tuntutan tersebut adalah demi kebaikan Anak itu sendiri. BUKAN untuk gengsi / kepentingan Anda pribadi.

    Contoh :
    SALAH : “Anindra, kamu musti belajar yang rajin ya, supaya jadi juara – dan tidak memalukan orang tua!”
    BENAR : “Anindra, kamu musti belajar yang rajin ya, syukur-syukur kamu bisa jadi juara – dan jadi mudah untuk masuk fakultas yang kamu inginkan”

    SALAH : “Kamu jangan berkelahi melulu di sekolah! Bikin malu ayah saja !!!”
    BENAR : “Kamu jangan berkelahi di sekolah kalau bukan membela diri. Masa depan kamu akan suram kalau kamu cuma bisa mengandalkan otot saja, kesian kan?”

    Dst – cukup jelas kan? Dan mungkin malah beberapa kita pernah mengalami insiden seperti tertulis diatas. Tidak apa, yang penting adalah kita jangan mengulanginya kepada anak kita. Kita usahakan agar mereka bisa mendapatkan yang terbaik untuk kehidupan mereka.

  3. Utamakan Membimbing – bukan mendikte :

    Adakalanya kita perlu mendikte anak – misalnya: ketika dia ingin bermain api, padahal jelas itu berbahaya. Namun, untuk anak yang sudah bisa berkomunikasi dengan kita (misal: 5 tahun ke atas), amat lebih baik jika kita berfungsi sebagai pembimbing saja.

    Setiap anak kita adalah makhluk yang unik. Dan masing-masing memiliki kehendaknya sendiri-sendiri. Amat baik jika mereka bisa menjalani hidup ini sesuai dengan keinginannya.
    Jadi kita cukup memberikan masukan-masukan kepada anak. Sedangkan pilihannya kita serahkan kepada dia.

    Jangan takut mereka jadi terluka di sepanjang jalannya. Karena kalah atau gagal adalah hanya keberhasilan yang tertunda, dan pengalaman / guru yang terbaik bagi mereka.
    Jika mereka jatuh – tidak apa, dan ajari mereka untuk bangkit kembali.

    Contoh :
    “Susan, dari hasil psikotes kamu katanya cocok di jurusan kedokteran atau jurusan arsitektur. Jika kamu pilih kedokteran maka kelebihannya adalah blablabla, tapi masalahnya adalah blablabla. Jika kamu pilih arsitektur, maka kelebihannya adalah blablabla, dan kekurangannya adalah blablabla. Nah, Mama sudah jelaskan, sekarang terserah kamu ingin pilih yang mana.

    “Deni, setahu Papa, Anita itu masih ingin berkarir. Jika kamu memilih dia, maka kamu akan menyusahkan hatinya, dan mungkin dia tidak akan tenang dalam perkawinan ini. Sedangkan Prita memang sudah siap, namun sifatnya masih agak kekanak-kanakan. Kamu musti sabar dalam menghadapinya. Nah, Papa sudah jelaskan, sekarang terserah kamu”

    Dst, dst.

    Sekali lagi – utamakan membimbing, namun tentu saja, pada kasus-kasus yang bisa sangat merugikan anak, Anda tetap boleh mendiktenya. Karena tujuan Anda adalah untuk kebaikan anak itu sendiri (lihat poin diatas).

  4. Fokus Pada Proses – bukan hasil :

    Ketika semua daya & upaya telah kita curahkan, ternyata hasilnya meleset dari harapan kita. Si buah hati harapan orang tuanya ternyata malah menjadi preman yang berandalan. Lalu kita menjadi depresi.

    Ini yang akan terjadi jika kita fokus kepada hasil – dan bukan pada prosesnya.

    Seharusnya kita fokus pada prosesnya – sepanjang jalan kita berusaha melakukan yang terbaik untuk anak, sekuat tenaga kita. Dan lalu hasilnya kita serahkan kepada yang Maha Kuasa.

    Jangankan kita, anak para Nabi saja ada yang menjadi penjahat. Padahal tentu mereka jauh lebih mampu daripada kita dalam mendidik anak-anaknya.

    Maka, jika ternyata hasilnya berbeda dari harapan kita, tidak masalah, kita bisa tenang & damai dengan diri kita sendiri – karena kita TAHU bahwa kita telah mencurahkan semua yang kita bisa. Dan hasil ini adalah sesuatu yang sudah benar-benar di luar kemampuan kita.
    Sehingga kemudian kita tidak terpaku & tersentak, namun bisa kembali fokus kepada masalah yang ada – mengapa (anak menjadi begini), dan bagaimana (solusinya).

Demikian beberapa filosofi dasar dalam pendidikan anak. Semoga bermanfaat.

Nabi & Rasul

Saya adalah laki-laki paling ganteng, di rumah saya. Well, oke, nomor 2 paling ganteng – hanya kalah dari Umar. Anyway, hidup di tengah kumpulan wanita itu memang menyenangkan sekali. Ada banyak hal-hal menarik yang terjadi dari waktu ke waktu. Tidak pernah membosankan πŸ™‚

Beberapa hari yang lalu terjadi tanya-jawab antara saya dengan Anisah, anak saya yang sulung, sebagai berikut :

Anisah (A) : Pa, kok Nabi itu tidak ada yang perempuan ya ?

Saya (S) : Hm, iya yah ?

A : Iya, semuanya cowok kan ?

S : Betul, mungkin karena pekerjaannya berat ?

A : ?

S : Lihat aja tuh Nabi Muhammad, beliau pernah malah disambit pakai batu-batu sampai berdarah-darah

A : Ya ampunnnn

S : Iya, pernah ditimpa dengan tahi unta juga. Disiram dengan air kencing. Dan berusaha dibunuh berkali-kali.

Nabi-nabi yang lain juga kayak begitu. Nabi Zakariya digergaji hidup-hidup sampai wafat.

A : Hah !!! Beneren pa? Hiiiyy

S : Ya, Nabi Yahya disembelih. Nabi Isa mau disalib – tahu gak disalib itu apa?

A : Digantung di kayu ?

S : Ya, tangannya dipaku ke tiang kayu.

A : *bergidik*

S : Nah, kalau Nabi itu perempuan, kayaknya kesian deh kalau musti kejadian kayak begitu

A : Iya ya…. aduh. Ngeri banget.

S : Ngebayanginnya aja Papa gak tega. Kalau cowok sih, biarin aja πŸ™‚

A : Hahahaha…

S : Ya, itulah nasib para Nabi. Kerjaannya berat, untuk kebaikan orang lain – eehh malah dibalasnya kayak begitu sama orang yang mau mereka tolong. Cape deh.

A : Bwahahaha…

S : Yah jadi gitu kakak, mungkin karena itu gak ada Nabi yang perempuan

A : Iya lah, untung juga ya.

Jakarta 13 Mei 2009, ditulis di sela-sela rehat setelah bekerja + meeting seharian.

A Geek (Parent)’s Love

As a computer geek, I love my kids a bit differently (is it an understatement ?) than others.
I love them very much, but I’m also able to discipline them fairly when needed. My kids are all able to use computer since they’re babies πŸ™‚ All are able to use Linux daily πŸ˜€
They love books, as I do. They don’t watch TV (I forbid one in my house), but they browse the internet under our supervision. And so on.

But what make me in awe everyday is because I happen to understand computers : I know how stupid it is. So I’m constantly amazed when my kids are able to accomplish something new. Because it made me remember that, despite the latest advances in the artificial-intelligence field, they are nowhere close to the intelligence level of my baby : self-aware & sentient. And capability to learn pretty much **anything**.
Try to top that πŸ™‚

Anyway, so it was with great feeling I read this comment again and again. It moved me so much.
It was exactly my experience, but written so much more eloquently that I could ever hoped for.

I hope I’ll be successful in my duty : to raise all of my kids to be good adults. To all other geek parent’s out there, here’s one for you :

I won’t lie to you — being a parent is no laughing matter. It is a ton of work. It can be amazingly stressful and expensive. I’ve been through periods that I look back on now and wonder how the hell I managed to pull through without going completely insane.
But if you ask me, the rewards outweigh the difficulties ten to one.

When your child first looks up at your face and you see actual recognition in her eyes… when you see all the blocks fall into place as she figures out how to do something for the first time… look, I know it sounds really sappy and smarmy, but seriously (srsly) it is absolutely indescribable.
This thing started out as a bit of genetic code from two people, and now it is actually self-aware and sentient. How cool is that? What geek can’t be astonished at these emergent properties, derived from a program more complicated than you can possibly imagine — a program that has spontaneously evolved over time?

And you get to see her mental map evolve. You watch branches get added to her decision tree. You observe as she learns how to acquire information, process it, and decide how to act upon it. And all the while, you mold her view of the world based on your interactions with her. I don’t know about you, but I find that not only fascinating, but incredibly rewarding.

Before my daughter was born, I was terrified too, and (if) somebody had said these things to me, I would’ve said, “Yeah, okay, I’m sure it’s great and all, but I’m sure you’re exaggerating somewhat.” That’s because there is something that happens to you when it’s your kid. There’s some very ancient, very basic code that gets turned on in your brain that says “this life is your responsibility, and you must do everything you can to ensure its safety, survival, and growth“. I can’t explain it because I honestly believe it’s something buried deep beneath the conscious mind.

Melahirkan & Menyusui : dapatkan yang terbaik bagi Anda & bayi Anda

Saya menemukan posting Sueng mengenai masalah di rumah sakit kita dalam hal layanan persalinan / melahirkan. Juga kasus dengan anak pertama Firman Firdaus. Cukup membuat gregetan membacanya.
Bagaimana bisa sampai ada dokter yang rela membahayakan pasien-pasiennya, yang sudah mempercayakan nyawanya kepada mereka ? Apa lulusan dokter sekarang tidak disumpah ?

Kembali ke permasalahan; bagi para ibu yang akan melahirkan, saya pribadi sangat merekomendasikan rumah sakit Budi Kemuliaan. Rumah sakit ini bersifat sosial dan melayani masyarakat, karena bentuk institusinya yang berupa perkumpulan — bukan perusahaan yang 100% bertujuan komersial.
Mungkin juga ada rumah sakit bersalin lainnya yang baik, namun saya pribadi baru tahu ini saja.

Saya & istri sangat gembira karena kami mendapatkan semua yang terbaik disana. Secara fisik, mungkin rumah sakit tersebut bukan yang paling bagus. Namun dari sisi layanan, kami belum menemukan rumah sakit lain yang bisa mengalahkannya.

Misal, soal ASI — mereka sangat mendukung istri saya untuk menyusui bayinya kapan saja. Tidak ada usaha untuk mempromosikan apapun, susu formula misalnya.

Membelok sedikit – dari blog Sueng, saya terharu menemukan link ke proses bersalin Tiara Lestari. Disitu dia mengajak kita semua untuk mempromosikan ASI dari dini, dan turut membantu menyelamatkan banyak nyawa yang tidak berdosa.

Saya juga jadi membaca proses hijrahnya. It’s among the most amazing story I’ve ever read. Pasti sepanjang proses tersebut ada banyak sekali cobaan yang dialaminya. She endured it all though, and became a much better person now. Dan manfaatnya bahkan bisa kita nikmati juga, seperti pada postingnya soal ASI tersebut.
One more enlightened voice has showed up in Indonesian blogosphere. Semoga berkah, dan anaknya kelak bisa menjadi teladan yang baik bagi masyarakat kita, amin !

Kembali ke RS Budi Kemuliaan — Mereka juga mendorong proses lahir yang alami. Beberapa rumah sakit mendorong Anda untuk melahirkan dengan operasi caesar — profit mereka lebih besar, namun Anda yang akan sengsara karenanya (recovery pasca persalinan caesar lebih lama & menyakitkan daripada persalinan normal)
Dan berbagai contoh lainnya.

Anyway, di RS Budi Kemuliaan ini mungkin juga tidak semua dokternya berkualitas yang sama bagusnya (seperti yang telah dialami oleh Firman).
Saya bisa merekomendasikan satu orang dokter disana yang bisa dipercaya dengan nyawa Anda & bayi Anda, tapi saya tidak tahu apakah ybs berkenan untuk disebutkan namanya. Jika Anda tertarik, kontak saya via japri, maka nanti saya akan kabarkan kepada Anda.

Apakah ada rumah sakit & dokter yang bisa Anda rekomendasikan untuk topik ini ? Please share them with us. Terimakasih.

Homeschooling dikecam oleh Daoed Joesoef

Saya agak kaget ketika membaca Kompas edisi 9 Juni 2007, membaca kolom opini yang ditulis oleh Daoed Joesoef, dimana isinya sangat menyerang homeschooling dengan berbagai FUD / half-truths / dll. Sekalinya baca Kompas, langsung ketemu artikel begini. Versi onlinenya bisa dibaca disini.

Beberapa kutipan :

Bila pendidikan privat jenis ini memarak dan menjadi pengganti (alternatif) pendidikan sekolah formal, dalam jangka panjang ia akan berakibat fatal bagi pertumbuhan anak Indonesia menjadi manusia yang bermasyarakat (homo socialis).

Jenis sekolah rumah seperti inilah yang sebaiknya tidak dibiasakan karena bisa merusak pertumbuhan anak menjadi manusia yang bermasyarakat.

Daoed Joesoef Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan III, 1978-1983

Ada banyak paparan yang menjelaskan berbagai pendapat simplistis dari Daoed Joesoef di atas dari milis sekolahrumah. Beberapa di antaranya saya lampirkan di bawah ini :

Seburuk Itukah Sekolahrumah?

Tulisan Prof. Dr. Daoed Joesoef di harian Kompas (Sabtu, 9/6/2007) mengenai fenomena sekolahrumah (homeschooling) layak untuk diapresiasi sekaligus dikritisi. Sebab, banyak paparan yang disampaikan dalam tulisan itu yang tak hanya bersifat simplifikasi, tetapi juga menempatkan model pendidikan sekolahrumah tak selayaknya. Seolah, para praktisi pendidikan sekolahrumah bersifat asosial dan praktek belajar yang dilakukan sehari-hari dalam sekolahrumah melawan norma-norma sosial yang ada di masyarakat. Labelisasi asosial pada anak-anak sekolahrumah adalah sebuah stigmatisasi yang sangat tidak layak diterapkan.

Continue reading Homeschooling dikecam oleh Daoed Joesoef

Bazaar @ Taman Permata 2 (Bintaro)

Akhirnya hari ini tiba – saatnya berjualan ! Anak-anak bangun dengan antusias dan segera mandi. Papanya baru sadar bahwa masih ada daftar harga yang belum dicetak, dan buru-buru mempersiapkannya sebelum bazaar dimulai πŸ˜› yaitu pukul 08:00

Beberapa minggu yang lalu kami cukup terkesan menerima undangan untuk mengikuti bazaar di kompleks kami yang kecil ini. Memang warga disini cukup kompak, dan inilah salah satu hasilnya. Kami segera mendaftar. Lalu saya katakan kepada Helen, bahwa ini kesempatan kita untuk mulai memperkenalkan dunia “nyata” kepada anak-anak, yaitu bidang perdagangan. Kami sepakat, dan mulai mempersiapkannya.

Yang akan dijual rencananya adalah “biskuit pelangi”. Semacam adonan kue lidah kucing, namun lebih tebal, dengan bentuk yang bermacam-macam dan menarik. Lalu di atasnya diwarnai dengan menggunakan coklat cair berwarna-warni. Rasanya? Walaupun yang membuatnya anak-anak, tapi tidak kalah dengan Famous Amos (I’m highly biased, of course πŸ˜€ tapi betulan enak kok!)

Akhirnya pukul 08:00 pagi pun tiba. Meja kami sudah siap. Ada spanduk di depan meja yang menjelaskan dengan gamblang bahwa hasil penjualan akan 100% disumbangkan, … err, untuk uang saku anak-anak ini πŸ˜€

Anisah & Sarah sudah duduk manis, siap menyambut pembeli pertama :
siap berjualan

Sekitar pukul 08:20, akhirnya, pembeli pertama !
bazaar tp2 - penglaris

Setelah itu bazaar terus semakin ramai :
bazaar tp2 - makin ramai

Ternyata, panitia mengundang sebuah perusahaan pemilik bouncy castle raksasa. Sorak sorai gembira anak-anak mengundang makin banyak warga kompleks dan sekitarnya. Suasananya menjadi makin padat !
bazaar tp2 - makin ramai

Laris manis… akhirnya, hanya tersisa satu buah lagi biskuit pelangi. Sementara titipan dari nenek juga terjual dengan cukup cepat :

What a day.

Lessons learned :

  • Persiapkan aktivitas pengisi waktu senggang. Waktu bazaar yang cukup lama tidak selalu sibuk melayani pembeli. Seringkali kita cuma duduk menunggu. Jika ada kegiatan (contoh: cetak beberapa halaman permainan matematika Sudoku, kuis “berhadiah”, beberapa lembar halaman dari Wikipedia / Damn Interesting.com, dst), maka mereka akan dapat lebih menikmati kegiatan ini.
  • Berikan anak-anak jatah uang saku untuk acara tersebut. Kalau tidak, maka mereka akan jadi terus meminta kepada kita (karena banyak stand yang menjual berbagai pernak-pernik yang menarik untuk anak kecil) selain juga karena mereka bosan (lihat poin sebelumnya)

Sampai ketemu di bazaar berikutnya !

Allah & Setan

Selama ini kami mencoba mendidik anak-anak kami dengan menganggap mereka sebagai kawan kami. Juga kami mencoba untuk tidak menghalangi kreativitas dan imajinasi mereka. Terutama jika mereka bertanya, maka kami akan berusaha untuk menjawabnya; walaupun kadang pertanyaan mereka itu susah banget untuk dijawab.

Salah satunya adalah pertanyaan Umar kepada istri saya beberapa hari yang lalu. Selama ini kami memberitahu dia bahwa Allah swt adalah suatu entitas yang sangat baik, dan Setan adalah entitas yang sangat jahat.
Kemudian suatu hari dia bertanya; “Ma, kenapa sih Allah kok ngebuat Setan? Kan setan jahat, ma?”

Ketika Helen menceritakan itu, saya bengong. Anak umur 4 tahun bertanya seperti itu?

Ini biasanya adalah argumentasi anti Tuhan yang disampaikan oleh para atheis; jika Tuhan = baik, mengapa dia menciptakan setan (yang jahat/jelek). Berarti tidak mungkin Tuhan = baik.

Hah… Umar sudah bisa bernalar sampai demikian πŸ˜€ tapi supaya yakin, saya pastikan lagi ke istri saya. Jangan-jangan dia bercanda. Tapi ternyata tidak, dia tetap tersenyum (dan bukan tertawa lepas seperti kalau dia berhasil mencandai saya).

Holy wow.

Anyway, setahu saya pada awalnya setan itu tidak jahat. Sama seperti manusia yang pada awalnya baik & bebas dari dosa. Namun, sama seperti manusia, Allah memberikan kebebasan memilih kepada setan. Berbeda dengan malaikat yang tidak mungkin bisa membantah perintahNya sama sekali. Dan dari beberapa literatur, setan pernah mencapai derajat yang cukup tinggi.

Namun, “hanya” karena rasa sombong, maka dalam sekejap semuanya itu hilang. Setan langsung tercampakkan menjadi makhluk yang paling hina.
Sayangnya, alih-alih bertobat, justru setan tetap bertahan dengan gengsinya. Malah minta umurnya diperpanjang sampai hari Kiamat, supaya bisa balas dendam. Halah…

Jadi kalau menurut saya, Allah tidak menciptakan setan sebagai makhluk yang jahat. Setan menjadi jahat karena pilihannya sendiri. Sama seperti manusia, yang bisa memilih, apakah dia akan menjadi manusia yang baik kah, atau yang jahat? The choice is ours.
Selama kita bisa memanfaatkan nikmat akal dengan baik, dan menghindari dari nafsu seperti sombong, gengsi, dll; maka insyaAllah kita akan selamat dunia dan akhirat.

Argumentasinya sih masih bisa dilanjutkan terus, seperti definisi jahat, hikmah dari kejahatan setan, dst. Tapi saya stop dulu karena saya ingin memeluk Umar, dan berdoa mudah-mudahan dia terus demikian; selalu bertanya dengan kritis, tidak taqlid buta begitu saja, Amin.

Seminar Homeschooling

Ada 3 seminar homeschooling dalam waktu dekat ini. Sayang yang di bulan Januari tidak bisa saya hadiri karena sedang di UK, tapi mudah-mudahan yang di bulan Februari bisa. Anyway, semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Yth Para Orang tua dan Pemerhati Pendidikan

Insha Allah, dengan ini kami ingin mengundang para orang tua dan pemerhati pendidikan
untuk datang dan berdiskusi untuk dapat memberikan komentar mengenai kontribusi sistem yang telah kami kembangkan selama tiga tahun terakhir.

Thema : Pengembangan kurikulum KTSP dan konsep sekolah Fun Learning
waktu : jam 10:00-selesai
Tanggal : 21 Januari 2007
tempat : Madrasah International TechoNatura, Jalan Margonda Raya no 489
Pondokcina, Depok
phone : 776 4268

mengingat keterbatasan tempat yang ada, mohon bagi yang berminat hadir untuk dapat memberikan konfirmasi kedatangan kepada kami.

Demikianlah undangan ini kami sampaikan.
wassalamu alaikum wr wb.

salam hormat kami

A Riza Wahono BEng, MSc PhD
Executive Director

CREATE Foundation
Centre for Research on Education, Arts, Technology, & Entrepreneurship.


Anak Anda Mau HOMESCHOOLING?

Pastikan kalau Anda telah mengerti & siap dengan konsep homeschooling dan konsekuensinya. Untuk itu Komunitas Homeschooling BERKEMAS mengadakan seminar & Pelatihan yang bertema:

PARADIGMA MENJADI ORANGTUA BARU

yang akan diselenggarakan pada:
Hari : Minggu, 21 Januari 2007
Waktu : pk. 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Villa Pejaten Mas
Jl. Pejaten Raya No. A29
Pasar Minggu, Jaksel
Pembicara : Neno Warisman

Investasi : Rp. 50.000,- per orang (snack, makalah & souvenir)

Pendaftaran melalui :
Sekretariat Komunitas Homeschooling BERKEMAS
Jl. AUP Gg. H. Mesir II Rt. 002/10 No. 28, Pasar Minggu – Jkt 12520
Telp. 78839571

Contact Person : Naning (7801542)

Pendaftaran dapat dilakukan melalui rek. BCA no. 5540301648 an: Yayah Komariah (Bukti transfer difax ke 78845632)
Pendaftaran paling lambat hari Kamis, 18 Januari 2007

Tempat Terbatas! 50 orang


FLASH event organizer mempersembahkan:
Seminar pendidikan:

“Homeschooling: Era Baru dalam Pendidikan Anak”

Menghadirkan pembicara:

1. Dr. Seto Mulyadi, Psi., M.Psi (Pakar pendidikan anak, Ketua ASAH PENA Indonesia)
2. Ibu Yayah Komariah (Pendiri Komunitas Homeschooling BERKEMAS)

Waktu:
Sabtu, 17 Februari 2007
08.00-12.30 wib

Tempat:
Hotel Cikini Raya
Jl. Cikini Raya no 79 Jakarta Pusat

Investasi:
Rp. 100.000 (makalah, seminar kit, doorprize, coffe break)
Rp. 175.000 (untuk pasangan suami istri)

Alamat pendaftaran:
FLASH event organizer
Jl. Masjid Condet Al Khoiroot no. 24 A Batu Ampar
Telp: 021-70035086 / 021-80887217
Fax: 021-80887217

Contact person:
Mecca ( 08159531551)
Cicih ( 021-70035086)
Dewi ( 081310063809)

Uang Pendaftaran dapat ditransfer melalui:

BCA cabang Dewi Sartika
No.Rek: 273-147-0369
a.n Sukaesih

atau ke

Bank Syariah Mandiri
No.Rek: 0010102171
a.n Meccarania D.M

Buruan Nikahin Gue

Blogwalking malam ini menemukan sebuah posting yang membahas soal pernikahan. Kutipannya langsung menangkap mata saya :

Ò€œSiapa bilang gampang? Makanya kalo belom siap, jangan kawin dulu, donk. Kalo perlu nggaÒ€ℒ usah! NggaÒ€ℒ tau apa kalo akhirnya nanti cuma bakal nyusahin anaknya? SeeÒ€¦ this is the very reason, why I donÒ€ℒt intend to get married at the first place.Ò€œ

Kelihatannya perspektif ini makin banyak dianut oleh banyak orang pada saat ini. Belum siap (mental), jadi jangan nikah dulu. Tunggu siap. Mirip seperti haji ya, walaupun finansial sudah mampu, tapi belum siap (istilah teknisnya: belum dipanggil), maka belum berangkat haji juga.

Tapi ada satu hal penting yang mungkin kita lupakan – manusia mungkin adalah makhluk yang paling mampu untuk beradaptasi.

Dari kutub utara sampai sahara, dari puncak gunung sampai di lautan, di bumi sampai luar angkasa; hidup mewah sampai anak-anak palestina yang hidup di sela-sela desingan peluru — ketika ada tekad, maka biasanya manusia akan menemukan jalannya.

Pernikahan saya kira juga demikian. Kalau ditunggu-tunggu, bisa terlambat sekali. Lebih baik nikah saja, setelah sama-sama sepakat untuk :

  1. Mau berusaha memahami satu dan lainnya. Pria dan wanita memang berbeda. Dengan adanya usaha dari kedua belah pihak untuk saling memahami, maka bisa terjalin kehangatan dan bukannya keributan.
  2. Mau untuk berubah menjadi lebih baik. Setelah menikah, maka biasanya barulah akan kelihatan berbagai kekurangan dari pasangannya. Tapi ini tidak masalah ketika sudah ada janji untuk berubah (adaptasi) untuk kebaikan, maka baik suami maupun istri akan sama-sama menjadi lebih baik.
    Tentunya definisi “kebaikan” ini juga perlu disepakati dulu sebelumnya. Biasanya adalah agama, atau dengan tambahan lainnya.
  3. Komitmen menjaga agar komunikasi selalu lancar. Ini akan mencegah asumsi/prasangka buruk. Jadi jika ada sesuatu pada pasangan Anda yang tidak menyenangkan, jangan didiamkan. Mendiamkan masalah tidak akan membuat masalah hilang, justru akan memperparahnya.
    Tanyakan dengan cara yang baik. Siapa tahu ternyata sebetulnya tidak ada apa-apa, cuma salah paham saja. Wajar terjadi, apalagi pada dua makhluk yang berbeda total (pria dan wanita)

Saya pikir, modal menikah sebetulnya ini saja kok. Simpel ya?

Termasuk masalah parenting / merawat anak. Kalau mau menunggu “siap”, tanpa didefinisikan dengan jelas, maka bisa jadi jomblo terus. Lha sekolah merawat anak juga enggak ada tho.
Tapi dengan modal poin #2, maka kita jadi bisa menghadapi hal-hal yang baru, termasuk mengasuh anak-anak kita.

Sekalian saya ingin meluruskan beberapa propaganda pro-nikah — nikah itu bukan melulu senang-senang πŸ™‚ “they live happily ever after” – BS, he he.

Pernikahan itu adalah perjuangan, yang kalau kita jalani dengan sabar, maka hasilnya akan kita nikmati belakangan.
Menghabiskan hidup bersama soulmate, dengan anak-anak yang menyenangkan hati orang tuanya. Ini cuma bisa dinikmati setelah melalui cobaan mental & fisik yang berat. No pain no gain, kata oom Smith. Tapi proses ini yang akan membuat kita dan pasangan kita menjadi orang-orang yang lebih baik. Seperti besi yang awalnya dibakar dan dipukuli berkali-kali, akhirnya menjadi sebuah pedang yang anggun.

Kalau kita cuma ingin bersenang-senang sekarang, maka kesusahannya akan datang belakangan. Jadi saya kira, lebih baik susahnya sekarang; ketika pikiran masih tajam dan badan masih tegap. Bersama dengan pasangan yang sehati, maka susah pun jadi tidak terlalu terasakan.

Saya tunggu undangannya πŸ˜‰

Cacar air

Lagi musim banget ya… anak saya sekarang sudah semuanya (4 orang) kena πŸ™‚

Variasinya juga sudah banyak sekarang ini. Yang paling kecil, Kaitlyn, tidak muncul banyak bentolan merah. Tapi, mulutnya penuh dengan sariawan….
Kasihan sekali, sampai tidak bisa makan selama 3 hari. Kadang kalau melihat orang makan, dia tergiur, pegang sendok, menyuapkan nasinya… tapi kemudian tidak berani memasukkannya ke mulut. Akhirnya dia malah membantu menyuapi kakak-kakaknya πŸ˜€ padahal dia sendiri sedang kelaparan πŸ™ tapi syukurlah berarti anak ini baik hatinya walaupun dia sendiri sedang kesusahan.
Alhamdulillah masih bisa minum bubur & vitamin, sehingga kondisi badannya tidak terlalu parah sekali.

Yang nomor 2, Sarah, sekali waktu terpergok oleh kita sedang menjilati lukanya, halah seperti kucing he he πŸ˜€ kita kaget dan terpekik sehingga dia juga jadi kaget, “lhoo, kok lukanya dijilat ?”.
“Habisan, enak jadi enggak begitu sakit”

Dan terjadilah… besoknya, kerongkongannya penuh dengan cacar, sehingga minum pun dia kesakitan. Aduh anak ini… mau ketawa, ya enggak bisa lah, wong anaknya lagi kesakitan luar biasa begitu.

Yang nomor 3, Umar, berbeda lagi. Sekujur badannya penuh cacar, tapi dia tetap saja gembira dan heboh. Kita geleng-geleng kepala sambil senyum melihatnya. Hanya perlu hati-hati saja kalau sedang memeluknya, jangan terlalu keras, karena bisa memecahkan cacarnya dan membuat si jagoan ini jadi meringis.

Si sulung, Anisah, tidak kena cacar selama berminggu-minggu adik-adiknya sakit. Tercetus dari mulutnya, “Wah Sarah enak yaa, kena cacar jadi bisa libur sekolah lama. Anisah juga pingin dong kena cacar”.
Dan… kemarin ini tiba-tiba muncul banyak cacar di badannya, dan dia juga menderita dari demam dan sakit. Yah, kesempatan untuk menjelaskan kepada si kakak, tidak baik untuk hasad πŸ™‚ dan sebaiknya kita selalu bisa mensyukuri nikmat sehat yang sedang ada pada kita.

Saya sendiri ? Kebagian demam juga, dan ada beberapa cacar yang muncul. Tapi berbeda dengan anak-anak yang bisa libur, saat ini sedang tidak bisa karena ada banyak komitmen yang harus dipenuhi πŸ™‚ Yah dinikmati saja lah, he he.

Berteriak vs Pelukan hangat

From: Lita – Sat, Nov 11, 2006 at 1:04 AM
Reply-To: asahpenaindonesia@yahoogroups.com

Akmal, anakku sekarang berusia 4 tahun 8 bulan, akhir-akhir ini sering ngambek. Ngambeknya bukan ngambek seperti biasa. Sekarang ngambeknya di tambah dengan perilaku agresi (baik dengan menggunakan fisiknya ataupun kata-kata).
Aku sebagai ibunya sangat sedih dan bingung sekali. Sedih karena sebelumnya dia adalah anak yang sangat manis, tidak terbayanglah dia akan seperti itu. Bingung karena rasanya sudah berusaha tapi belum ada hasilnya. Setiap saat yang ada adalah aku terpancing untuk membalas perilaku agresinya. Yang paling sering adalah dia berteriak, aku pun tidak mau kalah, teriak juga. Hasilnya: teriakan dan perilaku agresi anakku semakin memuncak.

Suatu hari suamiku pulang dan bercerita tentang bagaimana seorang ibu,yang memiliki 13 anak, membangun ‘touch’ dengan anak. Tipsnya sederhana: Mencium anak.

Suamiku teringat kalo sudah lama sekali aku kurang membangun kehangatan dengan anak. Akupun menjadi tersadarkan kalo kehangatan antara aku dan akmal, putraku, menurun drastis sejak ia memiliki adik. Menyadari hal itu, ingin rasanya segera membangun kehangatan itu, tapi ternyata tidak mudah. Seribu alasan bisa kukatakan, kenapa menjadi tidak mudah.

Namun akhirnya karena situasi semakin sulit dan semakin menyedihkan, aku berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi faktor-faktor penghambat. Setiap kali dia menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan, kupeluk ia dan kucium ia……ajaib! ia terdiam.

Kurefleksikan apa yang ia rasakan, kuajak bicara dari hati ke hati. Alhamdulillah, Berhasil! Tak ada lagi teriakan berbalas teriakan, yang ada sekarang teriakan berbalas pelukan dan ciuman sayang. Hasilnya: perilaku yang manis.

Terima kasih & salam,
Lita

Penyebab Autisme ?

Jumlah penderita Autisme dalam dekade terakhir

Autisme, sebuah penyakit kondisi yang satu abad yang lalu hampir tidak terdengar sama sekali, kini sudah hampir menjadi sesuatu yang normal. Perkembangan autisme terutama makin melejit di beberapa dekade terakhir, seperti yang dapat dilihat pada grafik di sebelah kanan.

Ketika sudah terlanjur, Autisme bisa sangat sulit untuk dikendalikan, apalagi untuk disembuhkan. Jika kita mengetahui berbagai potensi penyebabnya, maka mudah-mudahan kita bisa mengatur agar anak kita terhindar dari itu semua. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”, kata pepatah. Dan untuk kasus Autisme, dimana di Amerika saja perawatannya memakan biaya US$ 35 milyar per tahun, pepatah ini sangat telak mengenai sasaran.

Penyebab pasti autisme belum diketahui sampai saat ini. Kemungkinan besar, ada banyak penyebab autisme, bukan hanya satu.
Dahulu sempat diduga bahwa autisme disebabkan karena cacat genetik. Namun cacat genetika tidak mungkin terjadi dalam skala demikian besar dan dalam waktu demikian singkat. Karena itu kemudian para peneliti sepakat bahwa ada banyak kemungkinan penyebab autisme lainnya.

Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme :

  1. Vaksin yang mengandung Thimerosal : Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan di berbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini sudah banyak vaksin yang tidak lagi menggunakan Thimerosal di negara maju. Namun, entah bagaimana halnya di negara berkembang …
  2. Televisi : Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara anak – orang tua semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata ada kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.

    Dampak TV tidak dapat dipungkiri memang sangat dahsyat, tidak hanya kepada perorangan, namun bahkan kepada masyarakat dan/atau negara. Contoh paling nyata adalah kasus pada negara terpencil Bhutan – begitu mereka mengizinkan TV di negara mereka, jumlah dan jenis kejahatan meningkat dengan drastis.

    Bisa kita bayangkan sendiri apa dampaknya kepada anak-anak kita yang masih polos. Hiperaktif ? ADHD ? Autisme ? Sebuah penelitian akhirnya kini telah mengakui kemungkinan tersebut.

  3. Genetik : Ini adalah dugaan awal dari penyebab autisme; autisme telah lama diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.

    Namun tidak itu saja, juga ada kemungkinan variasi-variasi lainnya. Salah satu contohnya adalah bagaimana anak-anak yang lahir dari ayah yang berusia lanjut memiliki kans lebih besar untuk menderita autisme. (walaupun sang ayah normal / bukan autis)

  4. Makanan : Pada tahun 1970-an, Dr. Feingold dan kolega-koleganya menyaksikan peningkatan kasus ADHD dalam skala yang sangat besar. Sebagai seseorang yang pernah hidup di era 20 / 30-an, dia masih ingat bagaimana ADHD nyaris tidak ada sama sekali di zaman tersebut.

    Dr. Feingold kebetulan telah mulai mengobati beberapa kasus kelainan mental sejak tahun 1940 dengan memberlakukan diet khusus kepada pasiennya, dengan hasil yang jelas dan cenderung dalam waktu yang singkat.

    Terapi diet tersebut kemudian dikenal dengan nama The Feingold Program.

    Pada intinya, berbagai zat kimia yang ada di makanan modern (pengawet, pewarna, dll) dicurigai menjadi penyebab dari autisme pada beberapa kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autisme, banyak yang kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastis.

    Dr. Feingold membayar penemuannya ini dengan cukup mahal. Sekitar tahun 1970-an, beliau dikhianati oleh The Nutrition Foundation, dimana Coca cola, Kraft foods, dll adalah anggotanya. Beliau tiba-tiba diasingkan oleh AMA, dan ditolak untuk menjadi pembicara dimana-mana.
    Syukurlah kemudian berbagai buku beliau bisa terbit, dan hari ini kita jadi bisa tahu berbagai temuan-temuannya seputar bahaya makanan modern.

  5. Radiasi pada janin bayi : Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi yang terkena gelombang Ultrasonic berlebihan akan cenderung menjadi kidal.
    Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan radiasi juga berperan menyebabkan autisme. Tapi bagaimana menghindarinya, saya juga kurang tahu. Yang sudah jelas mudah untuk dihindari adalah USG – hindari jika tidak perlu.
  6. Folic Acid : Zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, tingkat cacat pada janin turun sampai sebesar 30%. Namun di lain pihak, tingkat autisme jadi meningkat.

    Pada saat ini penelitian masih terus berlanjut mengenai ini. Sementara ini, yang mungkin bisa dilakukan oleh para ibu hamil adalah tetap mengkonsumsi folic acid – namun tidak dalam dosis yang sangat besar (normalnya wanita hamil diberikan dosis folic acid 4x lipat dari dosis normal).

    Atau yang lebih baik – perbanyak makan buah-buahan yang kaya dengan folic acid, karena alam bisa mencegah tanpa menyebabkan efek samping :

    Nature is more precise; thatÒ€ℒs why all man-made drugs have side effects

  7. Sekolah lebih awal : Agak mengejutkan, namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih awal (pre school) dapat memicu reaksi autisme.

    Diperkirakan, bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuh / membaik dengan berada dalam lingkupan orang tuanya. Namun, karena justru dipindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah playgroup / preschool), maka beberapa anak jadi mengalami shock, dan bakat autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.

    Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki kemampuan untuk mendeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini. Jika ternyata ada terdeteksi, maka mungkin masa preschool-nya perlu dibimbing secara khusus oleh orang tua sendiri. Hal ini agar ketika masuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hampir lenyap; dan sang anak jadi bisa menikmati masa kecilnya di sekolah dengan bahagia.

Dan mungkin saja masih ada banyak lagi berbagai potensi penyebab autisme yang akan ditemukan di masa depan, sejalan dengan terus berkembangnya pengetahuan di bidang ini.

Secara ringkas; gaya hidup modern memang sangat besar kontribusinya terhadap peningkatan kasus autisme. Salah satu bukti yang paling nyata adalah nyaris tidak adanya kasus autisme di masyarakat Amish.

NOTE : Artikel ini hanya bertujuan untuk mengenalkan Anda kepada berbagai potensi penyebab autisme.

Berbagai artikel yang membahas topik ini cenderung sangat sulit untuk dipahami karena menggunakan bahasa medis / akademis. Karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelaskannya dalam bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti.
Sehingga selanjutnya diharapkan akan memudahkan para (calon) orang tua untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang soal ini.

Apakah Autisme itu ?

Autisme adalah : neurodevelopmental disorder that manifests itself in markedly abnormal social interaction, communication ability, patterns of interests, and patterns of behavior.

“Cacat pada perkembangan syaraf & psikis manusia, baik sejak janin dan seterusnya; yang menyebabkan kelemahan/perbedaan dalam berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, pola minat, dan tingkah laku”.

Autisme cukup luas dan mencakup cukup banyak hal. Ciri-ciri autisme ada banyak, dan kebanyakan penderita autisme hanya menderita sebagiannya saja.

Penderita autisme cukup banyak yang ternyata malah menjadi sukses dalam hidupnya. Penderita autis banyak yang menjadi pakar pada bidang sains, matematika, komputer, dan lain-lainnya.

Orang tua dapat sangat membantu mengarahkan anak autis untuk mengeksploitasi kelebihan-kelebihannya (seperti: kemampuan untuk fokus & konsentrasi yang luar biasa), dan melatih mereka untuk memperbaiki berbagai kelemahan-kelemahannya.

Nampaknya ini dulu yang bisa saya tuliskan untuk topik ini. Komentar/koreksi akan diterima dengan senang hati. Semoga dapat bermanfaat.

Seminar Homeschooling : MENYUSUN KURIKULUM di RUMAH

To: asahpenaindonesia@yahoogroups.com
From: Yayah Komariah
Subject: [asahpenaindonesia] Undangan Workshop

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Untuk ke-3 kalinya Komunitas Homeschooling BERKEMAS akan menyelenggarakan Workshop tentang homeschooling, yang kali ini akan mengambil topik:

MENYUSUN KURIKULUM di RUMAH

yang insya Allah akan kami selenggarakan pada:

Hari/Tanggal: Sabtu, 12 Agustus 2006
Waktu: pk. 09.00 – 12.00 WIB
Tempat: Aula Peternakan, Jl. HR. Darsono, Ragunan, Ps.Minggu-Jaksel

Pembicara:

1. Ibu Yayah Komariah (praktisi pendidikan/homeschooler/ketua Komunitas Homeschooling BERKEMAS)
2. Ibu Emmy Soekresno (praktisi pendidikan/homeschooler/kepala Sekolah JERAPAH KECIL)

Biaya: Rp. 30.000,-/peserta

Bagi homeschooler yang berminat dapat langsung menghubungi ibu Yayah Komariah (0888 176 5303)

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

< *> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/asahpenaindonesia/

Sex Education

I’ve not yet encountered this event, but I know it will come sometime. One day, one of my children will ask about sex, and I will have to explain it to them. I’m not scared (well ok, not much πŸ˜€ ), but I think I’ll have the hardest time of keeping my face straight. :mrgreen:

Mbak Santi have endured this twice apparently. But her second event is more special, because Baby is an active and very inquiring little girl.
My jaw dropped at first when I read this article , and then I feel pain in my stomach as I was trying hard not to burst into laughter in my office room.

But I think you handled it alright mbak. Thanks for the ideas and inspirations ! πŸ˜€

note: here’s an article with photo of this very clever girl. May you grow to be a very good girl, insyaAllah.

Anak dengan masalah pencernaan

Kebetulan 3 dari 4 anak saya sempat mengalami masalah pencernaan semasa kecil. Antara lain; nutrisi tidak terserap dengan baik (sehingga terlihat kurus & sering perlu tambahan vitamin), mudah diare, dll.

Kami jadi sering berkonsultasi dengan spesialis pencernaan. Berbagai dokter jelas membawa pesan sponsor – mereka memberikan resep dan susu yang luar biasa mahalnya.

Namun ada juga dokter yang masih memegang sumpahnya, dan berusaha memberikan yang paling tepat untuk kebutuhan pasiennya. Dari mereka saya menemukan 2 produk yang sangat membantu ini :

  • Preda : merupakan bubur bayi yang diformulasikan secara khusus, sehingga sangat mudah diserap oleh pencernaan anak. Dulu hanya tersedia di apotik-apotik besar, namun kini kelihatannya sudah semakin luas tersedia
  • VitaPlus : susu untuk anak yang memiliki masalah penyerapan nutrisi – dan harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan Pediasure/dll. Biasanya tersedia di Ahad mart dan Alfa mart.

    btw; pembuat susu ini, Sari Husada, juga membuat susu “generik” – dalam kemasan aluminium foil sederhana dan berharga murah. Bagi yang membutuhkan susu untuk anaknya namun tidak sanggup membayar susu bermerk, bisa mencobanya. Setahu saya, susu “generik” ini saat ini baru tersedia di Makro saja. Itupun ditaruh di rak sebelah bawah, sehingga mudah terlewatkan.

Semoga bermanfaat.

Playboy Indonesia #3

Ternyata tidak perlu menunggu lama untuk mulai melihat hasil dari teori Jendela pecah sehubungan dengan Playboy Indonesia – di edisinya yang ke tiga saja, majalah ini sudah semakin syur dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya.

Dan seperti biasa, kembali dijual di jalanan dengan bebasnya. Sesuatu yang tidak akan bisa terjadi bahkan di negara asalnya sekalipun. Memang Indonesia ini luar biasa.

Jadi, kapan nih kita bisa mulai menikmati wanita yang telanjang bulat 100% di Playboy Indonesia ? Edisi kelima ? keenam ? Wah sudah tidak sabar nih πŸ™

Catatan singkat dari Seminar Homeschooling

Walaupun terlambat sekitar 1 jam karena harus mengambil raport anak saya dulu, alhamdulillah kami masih sempat menghadiri acara seminar homeschooling di Gedung Depdiknas.

Mengesankan sekali, ruang acara penuh sesak. Sampai ada beberapa yang berdiri di belakang. Mungkin ada sekitar 300 – 400 peserta pada acara tersebut. Syukurnya masih ada 2 kursi kosong, walaupun terpisah, sehingga saya dan istri tidak duduk berdampingan. Resiko datang terlambat πŸ™‚

Acara pada awal-awalnya banyak membahas technicalities & legislasi seputar homeschooling. Cukup menentramkan karena homeschooling sudah ada landasan hukumnya, dan telah diakui oleh Depdiknas. Sehingga para peserta homeschooling bisa mendapatkan ijazah juga. Kini sedang diusahakan agar homeschooling ini mendapat perhatian & dukungan yang lebih besar lagi dari Depdiknas.

Yang paling menarik adalah presentasi dari Kak Seto. Efficient, very interesting, to the point, dan penuh dengan wawasan-wawasan baru (at least bagi kami). Kak Seto adalah salah satu presenter terbaik yang pernah kami lihat.
Di presentasinya dibahas bagaimana cara untuk mendidik anak yang baik (mengarahkan bukan mendikte, menjadi kawan bukan diktator, dst), berbagai contoh kekeliruan dalam mendidik anak, berbagai kelebihan homeschooling, mengapa homeschooling, dll.
Saya merekam presentasi itu, tapi sayang ternyata hasilnya kurang jelas. Mudah2an ada yang merekam dan hasilnya bagus, monggo kalau bisa di-share dengan kita semua.

Ada juga presentasi dari sponsor. Telkom mempresentasikan mengenai produk eLearning / distance learning mereka yang berbasis web. Sayang presentasi yang dibawakan adalah yang generik, sepertinya adalah yang biasa mereka bawa ke presentasi di perusahaan / corporation. Sehingga kurang relevan untuk para peserta.
Mungkin di masa depan bisa dibuat produk elearning khusus homeschoolers – sehingga kita tinggal membuka website eLearning Telkom dalam kegiatan pendidikan anak-anak kita di rumah. Tentu saja dengan membayar biaya langganan ya. Saya kira ini bisa menjadi peluang bisnis bagi divisi eLearning Telkom.

Karena keterbatasan waktu, maka moderator (Dewi Hughes) kemudian membuka forum tanya-jawab yang terbatas. Tiba-tiba dia di interupsi oleh seorang peserta, yang menuntut agar peserta diberi waktu untuk memberikan tanggapan.
Moderator menerima, dan ybs diberi kesempatan sebagai pemberi tanggapan pertama.

Ternyata, ybs malah mengkritik/menasehati mengenai kehidupan pribadi Dewi Hughes. Di depan 400 orang !
Satu contoh yang memalukan dari umat Islam (mbok ya sebelum memberi nasehat, belajar dulu fikih / etika dakwah). Moderator agak terkesiap, dan bisa sangat mengerti jika dia merasa tersinggung karenanya. Segera moderator mengingatkan peserta ybs untuk menyampaikan apa yang dia sendiri minta tadi, yaitu tanggapan untuk acara tersebut.
Disini saya semakin merasa malu melihat orang ini. Ternyata, tidak ada tanggapan yang dia sampaikan di pidatonya yang panjang lebar ini, malah pertanyaan-pertanyaan. Tidak itu saja, setelah mengatakan bahwa ini yang terakhir, ternyata setelahnya ybs menambah pertanyaannya satu lagi. Total ada 4 pertanyaan yang diajukan, dan nol tanggapan. Shame on this guy.

Penanggap setelahnya cukup bagus, mengingatkan agar Depdiknas mau memberikan prioritas pada homeschooling. Yang mengejutkan, ternyata ibu berbaju biru ini ditendang dari sekolah tempat dulu dia bekerja karena dia adalah guru yang populer di kalangan muridnya ! Dengan tuduhan menggalang massa (hah?), maka dia dipecat.
Kejadian ini persis seperti yang dialami oleh kawan saya – sebagai kepala sekolah, dia sangat memperhatikan anak muridnya; mereka diperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang. Hasilnya ? Dia ditendang oleh yayasan pemilik sekolah tersebut, karena mereka ketakutan dengan popularitasnya ini ! (WTF)

Apakah begini potret sekolah kita masa kini – pribadi-pribadi yang peduli dan berkualitas justru diusir ? Jika ya, maka semakin besar saja minat saya dengan homeschooling ini.
Kebetulan salah satu anak saya sudah menjadi korbannya – dia menjadi korban bullying, kawan-kawannya ada yang pencuri, ada anak laki yang senang menyiksa perempuan; dan gurunya tidak peduli sama sekali.

Setelah para penanggap (total 3 orang) selesai, maka kemudian sesi tanya-jawab dimulai. Sayangnya saya tidak bisa memperhatikan betul-betul, karena sudah perlu segera kembali ke rumah.

Bagi yang berminat namun tidak sempat menghadiri acara ini, Anda tetap bisa mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dari komunitas ASAH PENA (Asosiasi Sekolah rumAH dan PENdidikan Alternatif); via email asahpenaindonesia@yahoo.com, atau mailing list asahpenaindonesia@yahoogroups.com

Semoga bermanfaat.

Susu Formula = Pemborosan yang tidak perlu !

Saya sering melihat ibu-ibu yang berusaha membeli susu untuk anaknya, sedangkan jelas bahwa sebetulnya ini berat bagi mereka. Sedih sekali melihatnya, bagaimana masyarakat kita sudah terlanjur terkecoh, sepertinya susu formula adalah yang terbaik bagi bayi kita.

Padahal, di Inggris saya hampir tidak pernah berhasil menemukan susu formula dijual di toko-toko ! Kita juga sangat dipuji jika kita menyusui anak-anak kita. Ya, pemerintah negara lain yang peduli dengan rakyatnya sudah lama mengkampanyekan manfaat susu ibu.

Kini pemerintah Amerika juga sudah mulai mengkampanyekan penolakan terhadap susu formula, termasuk usulan untuk mewajibkan label peringatan di kotak susu formula.
Ya, susu formula rencananya akan diperlakukan seperti rokok ! Karena bahayanya terhadap ibu & bayi.

Sudah MAHAL, bisa menyebabkan bahaya pula.

Bagaimana caranya agar bisa lebih banyak orang yang tahu ? Posting ini adalah salah satu yang bisa saya lakukan.
Please help as much as you could.

Ingat, zaman dahulu ibu-ibu kita tidak memberikan susu formula, dan anak-anaknya tetap bisa berprestasi dengan baik. Tanya ken-apa …

Berbagai kelebihan ASI versus susu formula :

  • Mempererat rasa kasih sayang antara ibu & anak, terutama dengan naiknya tingkat oxytocin di tubuh ibu, yang memberikan efek menenangkan
  • Membantu membangun kekebalan tubuh bayi
  • Perlindungan terhadap meningitis, infeksi pernafasan, pneumonia, infeksi perut, diare, infeksi telinga, dll
  • Jika bayi terkena sesuatu penyakit, maka penyembuhnya biasanya akan selesai dibuat oleh kekebalan tubuh ibunya dalam waktu 3-4 hari, dan kemudian disampaikan kepada bayi melalui ASI
  • Mencegah bakteri dan virus menempel di sel tubuh bayi, sehingga virus / bakteri bisa dikeluarkan dari tubuh bayi melalui kotorannya
  • Bertindak seperti vaksin – ada sedikit kuman di ASI, tapi tidak membuat sakit; sekedar cukup untuk menimbulkan reaksi dari kekebalan tubuh sang bayi
  • Meningkatkan perkembangan otak bayi
  • Bayi yang disusui dengan ASI cenderung untuk tidak obese / gemuk berkelebihan di kemudian hari
  • Menyusui membantu ibu untuk menurunkan berat badannya setelah melahirkan – banyak kalori yang dibutuhkan untuk membuat ASI
  • Mencegah kanker payudara pada sang ibu
  • Menurunkan resiko diabetes, kanker rahim, dan osteoporosis bagi sang ibu
  • dll

Semoga bermanfaat.

note: perkecualian tentu saja bagi ibu-ibu yang mengalami masalah / kesulitan untuk menyusui anaknya karena satu dan lain hal. Untuk mereka, setahu saya ada beragam solusinya, yang bisa didapatkan dari berkonsultasi dengan dokternya masing-masing.