Category Archives: Spammer

Cara berdakwah yang tidak simpatik

Zealot adalah istilah yang berarti seseorang yang terlalu fanatik terhadap kepercayaannya. Disebut zealot ketika kefanatikannya tersebut jadi sampai menutupi sifat-sifat kemanusiaannya, seperti empati, kasih sayang, dan akal sehat.

Kata “Zealot” sendiri pada awalnya adalah nama dari sebuah sekte Yahudi di abad pertama yang amat fanatik & radikal. Sekte ini, saking ekstrimnya, tidak segan membunuh sesama Yahudi sendiri yang berbeda pendapat dengan mereka; sesuatu yang amat ditabukan dalam tradisi mereka.
Bahkan gerakan Zionis di Israel pada saat ini, yang terkenal dengan kekejamannya kepada non-Yahudi dan banyak disamakan dengan gerakan Nazi, tidak membenarkan hal tersebut. Jadi bisa kita bayangkan sendiri bagaimana berlebihannya fanatisme mereka terhadap kepercayaannya.

Fanatisme yang amat keterlaluan ini juga dikecam dalam Islam. Nabi Muhammad saw memvonis orang-orang seperti Zealot ini, disebut dengan istilah Khawarij, sebagai penghuni neraka; walaupun mereka mengaku Islam & melakukan berbagai ritualnya. Mereka membaca Qur’an dan kelihatan beribadah lebih taat daripada muslim lainnya, namun menurut Nabi Muhammad saw, sebetulnya mereka keluar dari Islam bahkan lebih cepat daripada anak panah yang dilentingkan dari busurnya.

Zealots ada di berbagai tempat, waktu, dan agama / kepercayaan. Penganut Atheist pun banyak yang bersikap zealot (zeal / jealousy, iri, dengki), dan kadang justru sering tidak rasional. Dan tentu saja yang mengaku beragama pun juga tidak kalah banyaknya melakukan kesalahan ini.

Salah satu email spam yang banyak saya terima akhir-akhir ini adalah dari seorang zealot Nasrani. Sebetulnya, niatnya mungkin (menurut ybs) baik, yaitu menyebarkan kabar gembira dan informasi yang (menurutnya) bermanfaat untuk semua orang.
Namun, karena fanatismenya yang berlebih-lebihan, dia jadi terjerumus ke menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya tersebut. Misalnya : spamming, mencaci maki kepercayaan orang lain, dan berargumentasi secara emosional (bukan rasional).

Selama ini dia mencaci maki Islam, saya hanya balas dengan baik-baik, dan saya jelaskan berbagai kekeliruan dalam argumentasinya. Ketika dibalas dengan sangat emosional, saya pikir ya sudah, sepertinya saat ini cuma akan membuang-buang waktu berusaha berdialog dengan ybs.
Selanjutnya email dari ybs langsung saya hapus saja setiap tiba di mailbox saya. Oh ya, dia juga selalu berganti email setiap kali mengirimkan spamnya tersebut.

Sayangnya, ybs makin terjerumus dalam fanatismenya tersebut. Email terbaru dari ybs yang saya terima kali ini mencaci maki dan menjelek-jelekkan kepercayaan Buddha.
Saya saja yang bukan penganut Buddha meringis membaca emailnya tersebut. Amat sangat kasar & tidak menunjukkan sopan santun sama sekali.

Email ybs terlampir.

Mudah-mudahan kita jangan sampai terperosok menjadi zealot seperti ini juga. Rugi di dunia, tidak ada untungnya dan kita justru menyusahkan banyak orang. Dan rugi di akhirat, yaitu pada pengadilan yang terakhir.

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

PAK GAO YANG MESAM-MESEM

Kalau kita dalam perjalanan Magelang – Jogja, kita pasti akan ketemu dengan sebuah desa yang menjadi industri kerajinan ukir dari batu gunung. Entah desa apa saya lupa namanya. Nah, ketika saya dalam perjalanan di daerah itulah saya ketemu dan sempat ngobrol lama dengan seseorang yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia, yaitu: Pak Gao.

“Pak Gao, selamat siang!” Sapa saya.
Pak Gao diam, hanya mesem aja. Maka saya ulang salam saya tadi: “Pak Gao, selamat siang!”
Untuk keduakalinya beliau hanya diam saja, nggak menyambut salam saya. Saya penasaran sekali dicuekin model begitu, maka saya bertanya: “Mengapa pak Gao mesam-mesem?”

Kali ini beliau mau menjawab pertanyaan saya; “Saya mesam-mesem? Banyak sekali alasannya! Yang pertama, saya mesem karena menemui orang se-toll all [tolol] kamu. Wong patung koq kamu ajak ngomong.”

“Hey, koq gitu pak Gao ini?! Belum apa-apa sudah toll all-toll all-in orang? Tersinggung donk perasaan saya?!” Kata saya agak gusar juga. Tapi saya pingin tahu juga apa alasan beliau mesam-mesem yang berikutnya; “Lalu, yang kedua?” tanya saya.

“Yang kedua, saya mesem ini ‘kan sudah takdir saya. Saya ini “Batu” asli kelahiran gunung Merapi, masih terhitung keponakannya mbah Marijan. Suatu kali saya ini diboyong kemari oleh pak Parno dan sekaligus beliau pula yang “menangani” saya. Saya dipecah menjadi 3 bagian, yang satu dijadikan saya, lalu yang kedua dijadikan “Layah” dan yang bungsu adalah “Ulek-ulek.” Jadi, saudara saya adalah “Layah” [Cowek] dan “Ulek-ulek.” Kedua adik saya tersebut merantau ke Surabaya, kerja di warung “rujak cingur” dan “gado-gado.”
Keterangan: Layah dan Ulek-ulek adalah pasangan alat untuk melembutkan sambal.

Beliau melanjutkan: “Nah, pak Parno inilah pencipta saya. Dia mentakdirkan saya seperti ini. Jadi, saya mau bilang apa kecuali menerima nasib saja. Sebenarnya sih saya capek sekali disuruh mesem begini terus. Mau berdiri ke “toilet” saja nggak bisa. Bersila begini terus, kaki saya ya capek deh! Orang dibiarkan telanjang nggak dikasih baju seperti ini gimana perasaannya? Panas kepanasan, dingin kedinginan.”

Waah saya jadi semakin tertarik mendengarkan uneg-unegnya pak Gao ini; “Lho, maksudnya pak Parno membawa pak Gao ke mari itu apa?”

“Dijual. Pak Parno itu ‘kan pedagang Dewa-dewa. Dia jual-beli segala macam Dewa. Bahkan dia bisa membikin Dewa apa saja menurut pesanan orang.”
“Hah?!” Kaget sekali saya. “Jadi, Dewa-dewa itu semuanya bikinannya pak Parno?! Hebat! Jadi, pak Gao ini bukan kelahiran India?”

“Nah, ini ngawurnya kamu. Dari tadi kamu panggil saya pak Gao-pak Gao; siapa pak Gao itu?”
Pak Gao balik bertanya. Kini ganti saya yang dibuat bingung nggak karuan.

“Maksud saya adalah pak Gaotama – Budha Gaotama. Apa bapak bukan pak Gao yang saya maksudkan itu?”

“Wah-wah gawat sekali kamu ini rupanya. Apa rupa saya ini mirip dengan pak Gao itu? Apa kalau orang mirip itu berarti sama? Yang mikir sedikitlah! Di dunia ini ‘kan banyak sekali orang yang mirip, antara orang yang satu dengan orang yang lainnya? Wong orang kembar aja nggak mau disamain? Kamu ini nggak main!”

“Lagi pula derajat makhluk itu ‘kan ada kelasnya? Ada kelas Tuhan, ada kelas Malaikat, ada kelas Manusia, ada kelas Hewan, ada kelas Tumbuhan dan ada kelas benda mati. Nah, pak Gao itu ‘kan kelas Manusia, sedangkan kelas saya ‘kan Batu – benda mati? Masak mau Jendral kamu perlaku kan sebagai Kopral. Apa nggak ditembak jidat kamu?! Hua…ha…ha…. nggak mikir kamu ini!”

“Tapi pak,………..” Saya mencoba memberikan alasan;”Kalau bapak dianggap sebagai pak Gao oleh orang-orang pemeluk agama Budha ‘kan bukan masalah yang besar? Masak gitu aja bapak marah?”

“Jelas marah toh; pertama sudah pasti pihak pak Gao yang marah karena derajatnya direndahkan sebagai Batu. Yang kedua, saya sudah pasti lebih marah lagi, sebab harga diri dan martabat saya dihilangkan begitu saja. Memangnya saya ini bukan sebuah pribadi? Misalnya aja kamu sebagai karyawan bawahan, lalu tugas kamu itu dilangkahi begitu saja oleh boss kamu, apa kamu nggak merasa tersinggung? Jadi, kamu itu dikeroyok oleh kedua-belah pihak.”

“Tapi, orang Kristen ‘kan juga begitu; ALLAH-nya “dianggap” Manusia biasa oleh orang Kristen.”
Kata saya.

“Waah, ya beda sekali dong kasusnya. Coba kamu pelajari lagi kitab Injilmu. Bukankah di sana dikatakan bahwa YESUS KRISTUS itu Ciptaan ALLAH yang pertama-tamanya? Jadi, YESUS itu memang “bukan” ALLAH. YESUS KRISTUS itu aslinya ya memang MANUSIA, tapi diangkat oleh ALLAH menjadi ANAKNYA. Sehingga DIA disebut sebagai ANAK ALLAH.
Kej. 3:22: “Berfirmanlah TUHAN ALLAH: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti
salah satu dari KITA.”

Nah, misalkan di sorga itu ada 3 Oknum Makhluk; ALLAH, YESUS dan ROH KUDUS, sedangkan ayat itu menyatakan bahwa manusia itu “telah menjadi seperti salah satu dari KITA”, maka seperti siapakah manusia itu? Seperti YESUS, bukan?! YESUS sendiri seringkali katakan bahwa diriNYA itu ANAK MANUSIA. Ketika terjadi pergumulan dengan Yakub, dikatakan bahwa Yakub telah melawan ALLAH dan MANUSIA. Rasul Paulus bahkan menyatakan sebagai “Yang sulung di antara banyak saudara.”

Selanjutnya, pada awal-awal penciptaan Adam, dikatakan bahwa manusia itu dibuat menurut gambar dan rupa ALLAH. Sedangkan rasul Paulus dalam Korintus membuat jenjangan: ALLAH itu kepalanya YESUS, YESUS kepalanya bapak-bapak, dan bapak-bapak kepalanya istri-istri. Bu- kankah ini tentang suatu mata rantai yang saling berkaitan? Karena itu kalau YESUS kita perlaku kan sebagai MANUSIA adalah kebenaran, bukannya merendahkan. Kecuali umat Katolik yang membuatkan patungNYA. Lagi pula mana ada umat Kristen yang memperlakukan YESUS sebagai manusia biasa? Nggak ada! Semua Kristen memuliakan YESUS sebagai TUHAN dan ANAK ALLAH. Berbeda dengan umatnya pak Gao ‘kan?

Pak Gao itu asli manusia tapi dijadikan Batu oleh umatnya. Ini namanya ngawur di dalam memperlakukan orang, lebih-lebih yang menyangkut nabinya.”

Pak Gendut yang nggak punya baju itu melanjutkan lagi: “Tolong kalau kamu ketemu dengan umat Budha, sampaikan pesan saya ini: bahwa sekarang ini sudah nggak zamannya lagi bikin Patung. Sudah sangat ketinggalan zaman sekali. Wong Boneka mainan aja sekarang ini sudah ada yang bisa ketawa, menangis dan berjalan, koq pak Gao masih nggak bisa apa-apa?! Amerika dan Jepang sekarang ini sudah bisa bikin Robot, masak pak Gao masih primitif begini? Suruhlah mereka bikinkan Robot Gaotama yang serba bisa. Biar nggak diremehkan oleh agama-agama yang lainnya.”

“Umat Budha itu kebangetan sekali koq! Saya digambarkan dengan perut gendut kayak begini, maka orang pasti mengira saya ini orang yang rakus sekali. Padahal saya ini nggak pernah dikasih makanan sama sekali. Makanan Apel, Anggur, Pisang, Durian, Kue Pia, Kue Mangkok yang kata mereka itu dipersembahkan kepada pak Gao, itu bohong besar! Mereka itu hanya memamerkan [iming-iming] saja ke muka saya, lalu setelah itu mereka makan sendiri. Anak-anak itu kurangajar sekali koq, sukanya mempermainkan orangtua.”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
ANTARA INDUK DENGAN TELOR

Jika anda menghadapi pertanyaan seperti di atas; mana yang lebih dahulu ada; telor atau induk?
Berhati-hatilah, sebab pertanyaan ini bisa menjerumuskan anda untuk menerima teori evolusi, yang ujung-ujungnya mengarahkan anda menjadi seorang Atheism yang menolak konsep KEALLAHAN.
Anda jangan terjebak pada perkataan: “telor” yang merupakan pertanyaan yang dibentuk sebagai salah satu pilihan dari induk. Sebab telor itu benda mati. Merupakan mata rantai yang terputus. Tidak ada keterkaitannya sama sekali antara telor dengan induk.

“Bahwa telor ada di dalam induk, tetapi induk tidak pernah ada di dalam telor.”
Maksudnya: Induk bisa bertelor, tetapi telor “sama sekali” bukanlah “calon” induk.

> Semua masyarakat indonesia “bisa” menjadi presiden, tetapi mereka bukanlah “calon” presiden.
Sebab yang disebut sebagai calon presiden hanyalah orang-orang tertentu yang memenuhi syarat
dan yang mendaftarkan dirinya, serta diterima. Itulah “calon” presiden.

Telor juga begitu; bisa menjadi Induk Ayam, tapi tak pernah sebagai “calon” anak ayam, apalagi Induk
Ayam. Ada tahapan yang harus dilalui oleh telor itu untuk disebut sebagai “calon” anak ayam, yaitu dierami!

Manakala telor dierami induknya, atau menerima “kehangatan” tertentu, maka mulai terjadilah “reaksi.” Ini masih merupakan “reaksi alamiah”, belum menjadi makhluk hidup. Belum menjadi “calon” anak ayam. Kehidupan baru mulai terjadi manakala “otak” sudah terbentuk secara sempurna, maka pada saat itu akan disertai dengan terjadinya pergerakan pertamanya. Sama seperti bayi manusia ketika di dalam kandungan ibunya. Pergerakan bayi baru terjadi pada saat otak bayi itu terbentuk secara sempurna. Pada saat itulah kehidupan bayi itu dimulai.

Nah, pertanyaan induk dengan telor itu bermaksud menggiring anda untuk menerima teori/konsep berpikir bahwa segala sesuatu itu dimulai dari “kecil.”
Dari “telor” menjadi “induk”, dari “tidak ada” menjadi “ada”, atau dari “nol” menjadi “satu.” Ini semua adalah teori konyol yang membodohi dan membohongi kita.

Bagaimana telor bisa menetas jika tanpa adanya induk? Bagaimana mungkin “yang tidak ada” bisa menjadikan “ada?” Bagaimana mungkin “nol” bisa melewati “satu?”

Teori evolusi berusaha menarik surut kehidupan manusia sebagai bermula dari Monyet, Monyet dari Katak, dan seterusnya. Sehingga kalau itu diurutkan ke diri ALLAH, maka teorinya akan berbunyi: “ALLAH itu pada mulanya adalah makhluk yang kecil atau tidak ada[nihilo].” Lha ini ‘kan konyol sekali? Lalu, bagaimana allah yang bayi itu bisa hidup jika tidak ada induk allah yang menyusuinya? Selanjutnya, jika dirunut lagi, maka kita akan menuntut bahwa ibunda allah itu harus juga dimulai dari tidak ada, menjadi ada, menjadi kecil, lalu menjadi induk.

Karena itu, jelas sekali bahwa teori demikian itu sangat tidak rasional! Alkitab telah menutup segala macam bentuk perbantahan dengan menyatakan bahwa: “Pada mulanya adalah ALLAH”
-ALLAH tidak ijinkan kita untuk mencari keterangan lebih lanjut mengenai Jatidiri ALLAH. Kita diminta untuk membatasi imajinasi kita agar menerima ALLAH sebagai permulaan segala sesuatu
nya. Itulah “tembok” pembatas keimanan kita. Kita hanya diijinkan untuk mengetahui bagaimana permulaan atau asal-usul kita, yaitu sebagai yang diciptakan oleh ALLAH YANG MAHA SEMPURNA. Sementara ALLAH menyatakan diriNYA: “AKULAH AKU……..” Keluaran 3:14.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mengapa Spammer Harus Dihukum Berat

Spammer tidak “hanya” menyebabkan ketidak nyamanan bagi mereka yang menerima sampah dari mereka. Spammer juga bisa menyebabkan kerugian finansial yang SANGAT besar bagi orang lain.

Contoh; saya pernah berdiskusi dengan seorang kawan di salah satu ISP terbesar di Indonesia. Dia mengeluh mengenai banyaknya resources yang musti mereka alokasikan untuk memerangi spam. Tidak cukup satu server anti-spam, musti ada beberapa, dan semuanya bekerja keras 24 jam memfilter spam. Dan personil-personil khusus untuk menangani berbagai masalah yang terkait dengan spam.

Ada seorang client saya yang mengeluh karena link Internet mereka, 256 Kbps dengan biaya sekitar Rp 10 juta / bulan, performanya sangat lambat. Saya tanya kepada mereka, apakah mereka menghosting sendiri mailserver perusahaan mereka? Ketika dia jawab ya, saya jelaskan itu dia penyebabnya. Spam & virus yang menyusup di email telah menghabiskan bandwidthnya.
Saya kemudian sarankan ybs untuk menghosting email mereka di luar (OpenIXP / datacenter lainnya)

Ed – salah satu customer saya yang lain mengeluh bahwa link Internet 1024 Kbps mereka ternyata ludes 80% nya oleh spam & virus. Wow.
Akibatnya, ybs jadi di komplain oleh direktur perusahaan nya. Kasihan sekali.

Spammer bahkan telah menyebabkan kerugian finansial terhadap mailing list berbayar tertua di Internet, This Is True, yang dibuat oleh Randy Cassingham.

Suatu hari Randy menemukan bahwa Yahoo memblokir semua email dari “This Is True”. Sekitar 22.000 pelanggannya di Yahoo jadi tidak menerima emailnya lagi sama sekali — email dari “This Is True” langsung lenyap begitu saja. Email tersebut bahkan tidak muncul di Spam Folder.
Bersama dengan itu, 15% uang berlangganan dari para customer tersebut juga otomatis menjadi lenyap, dan Randy dimaki-maki oleh para pelanggan yang sudah membayar namun tidak mendapatkan emailnya.

Untungnya banyak orang kemudian muncul membantu Randy mengatasi masalahnya. Sekitar 1 minggu kemudian, milis “This Is True” sudah kembali diterima oleh Yahoo. Ada sedikit insiden tambahan ketika Gmail.com kemudian turut membuang email dari “This Is True” (seperti yang saya guraukan di komentar saya disini, alamak). Namun untunglah tidak sampai serius seperti pada kasus Yahoo 🙂

Namun tidak semua orang akan seberuntung Randy. Korban seperti Randy dikenal dengan istilah collateral damage, pihak-pihak yang sebetulnya tidak bersalah, namun terjebak menjadi korban dalam peperangan untuk membasmi para spammer. Beberapa komentator di situs Randy bercerita bagaimana mereka juga mengalami nasib yang serupa, namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Sebetulnya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, namun ini memang sangat memakan waktu, tenaga, dan pikiran. Dan tidak semua orang memiliki kemampuan teknis untuk melakukannya :

  1. Setup SPF : Sender Policy Framework memungkinkan server penerima email Anda untuk mendapat kepastian bahwa email yang mereka terima memang asli / benar dari Anda, dan bukan spam. Namun tidak semua mailserver mengenali skema SPF ini, seperti pada kasus Yahoo :
  2. Setup DomainKeys : Yahoo menggunakan skema DomainKeys ini. Pada kasus Randy, dia sudah menggunakan SPF selama bertahun-tahun, tapi dia belum memasang (belum tahu mengenai) DomainKeys. Saya kemudian sarankan dia untuk memasangnya, karena masalah dia adalah dengan Yahoo. Jika Anda mengalami masalah juga dengan Yahoo, maka DomainKeys bisa menjadi solusinya.

(masih ada berbagai trik-trik lainnya, namun 2 yang saya sebut diatas tersebut adalah yang akan dapat paling banyak membantu Anda secara signifikan)

Jadi jika suatu hari Anda menemukan perusahaan Anda berada pada posisi yang serupa seperti Randy, silahkan bisa dicoba trik-trik tersebut diatas. Semoga membantu.

Oh ya, spammer sucks !
Mudah-mudahan bisa segera ada peraturan yang menentukan hukuman berat bagi para spammer di Indonesia. (Top Info – I’m looking at you !)

Ed – MatahatiPromo.com sudah mengkoreksi kekeliruannya. Salut, dan semoga teladannya ini bisa dikuti oleh para marketer online lainnya !

Levi’s Indonesia = Spammer

Heran, akhir-akhir ini makin banyak perusahaan Indonesia yang melakukan spamming 🙁
Tadi ini saya baru mendapatkan dari Levi’s Indonesia.

Kenapa sampai harus spamming ya ? Apa budget marketingnya sedemikian kecilnya ?
Kasihan sekali.

Setelah bersabar dan cuma menyaksikan jumlah perusahaan Indonesia yang melakukan spamming semakin menggila, akhirnya saya rasa sudah saatnya para spammer ini diekspos kelakuannya di depan umum.

Mulai hari ini saya membuat kategori baru di blog ini, yaitu kategori Spammer.
Semua spammer yang cukup nekat untuk mem spam saya akan diekspos, berikut dengan SEMUA info kontak pribadinya, di kategori tersebut.

Baik, mari kita mulai dengan spam dari Levi’s ini :

from : Ramdhani, Fadly – framdhani@levi.com
to : undisclosed-recipients
date : Fri, Jun 20, 2008 at 10:59 AM
subject : Levi’sR Indonesia Website (http://www.levixxx.co.id)

Please visit our website to get more info about Levi’s® brand! See our latest collections, store locator and what’s new with the brand.

Regards,

Fadly Ramdhani
Marketing Dept.
PT. Levi Strauss Indonesia

http://www.levixxx.co.id

Spam dari Levi’s Indonesia ini juga menyertakan sebuah file gambar berukuran raksasa yang di embed di email tersebut. Tentu ini sangat mengesalkan, misalnya bagi mereka yang akses internetnya dibatasi kuota / di charge per besar pemakaian (per kb / MB)

Email spam ini juga dikirim ke alamat email saya yang biasanya hanya berisi spam dari luar negeri.
Spam dari Levi’s ini jadi sangat mencolok karena sendirian berasal dari Indonesia.

OK, selamat kepada Levi’s Indonesia yang telah menjadi spam pertama yang di ekspos di kategori “Spammer” ini 🙂