Saya kaget sekali sewaktu membaca posting Thomas yang berjudul Indomie Gempa Goreng Kriuk.
Saya sendiri tidak terlalu memperhatikan iklan tersebut. Tapi jika ini benar (Kriuk-nya mie ini “mampu membuat gempa”), maka saya kira ini cukup keterlaluan.
Perlu ada klarifikasi dari pihak Indofood untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya; apakah memang maksudnya mengeksploitasi musibah2 gempa kemarin ini, atau tidak sengaja, atau lain-lainnya. Kalau tidak, maka saya kira sah saja jika para korban gempa mengasumsikan bahwa Indofood memanfaatkan musibah2 kemarin ini untuk keuntungannya sendiri.
Berbagai iklan di Indonesia sekarang ini makin memprihatinkan saja. Sudah saatnya disusun kode etik periklanan Indonesia dan sebuah badan yang mengawasi penerapannya (dengan wewenang untuk menindak para pelanggarnya). Mudah-mudahan bisa segera terwujud.
Indofood memble? Baru tahu? Bohoooong :). Perusahaan eks kroni eks orde eks baru mah …
Kayaknya engga mungkin deh mas Indofood sengaja. Mungkin memang iklannya sudah disiapkan sejak lama dan ketika dikeluarkan, momennya memang sedang tidak terlalu bagus.
Oskar, iya… siapa tahu memang iklan sudah ada sebelumnya, tapi pas waktu tayang diwaktu yang mungkin tidak terlalu bagus… Ya, mungkin saya sendiri lagi sensi saja kali ya? Huuhuhuhuh…
Ini namanya othak athik gathuk. Mencocok2kan dua hal yang tidak ada hubungan sama sekali. Ngapain juga Indofood ‘numpang ngetop’ pada bencana alam. Alih2 cari untung, bukannya malah menurunkan ‘brand awareness’ mereka. Biasanya suatu merek pada suatu peristiwa yang diasosiasikan positif.
Kalau mau, iklan apapun bisa kita asosiasikan mengambil keuntungan dari peristiwa gempa Jogja (tentu saja dengan korelasi sangat leman), semua tergantung sudut pandang kita.
Berpikir jernih dan waras, wajib hukumnya.
Bung Thomas, sensi sangat diperlukan di negri ini karena sdh banyak sensi yg hilang di bumi kita ini!! mslhnya apakah sensi kita tepat sasaran atau tidak? Jangan hamburkan sensi kita pada hal2 yg mungkin akan menguntungkan indomie itu sendiri. Masih banyak hal lain yg membutuhkan sensi kita2. Sebaliknya sdh semakin langka org2 yg punya kreativitas di bumi kita ini, dan semakin banyak org yg hanya cuma meniru, sadar atau tidak ini yg membuat bangsa kita semakin mundur. Iklan adalah sebuah karya kreativitas, kita hargai para kreator2 di bumi spy bisa menghasilkan karya2 genuine. Saya menilai iklan tsb tdk ada kaitannya dg gempa, kalau kita lihat creativenya imungkin ngin mengekspresikan bhw rasa kriuuknya mengguncang…..tinggal kita lihat apakah betul rasanya mengguncang? Kalau kita lht iklan2 di TV, personally saya sdh muak dan kadang menjijikan tp saya selalu positiv thinking bhw negri ini perlu kreator2 yg nantinya mudah2an bisa membawa negri ini lebih maju spt tetangga kita Malaysia dan Singapura….Open ur mind to be a real democrate…..be creative……be sensi for the right thing……
Kita yang tidak kena gempa memang mudah menertawakan orang yang sensitif dengan iklan tersebut. Memang rasa empati kita sangat kurang, sehingga sulit memahami sudut pandang saudara-saudara kita yang baru saja terkena musibah yang sangat berat tersebut.
Untuk informasi, di milis FPK (Forum Pembaca Kompas), ada seorang profesional di bidang advertising yang mengatakan; bahwa setelah iklan Kriuk tersebut ditayangkan, dia kebanjiran pertanyaan dari kenalan-kenalannya di Yogya. “Kok ya bisa-bisanya iklan seperti itu terus ditayangkan, padahal ini bencana nasional baru saja terjadi”.
Lha ya gimana, wong hati saya, dan mereka, sudah mati kok.