Monthly Archives: July 2007

Kuliah Gratis v2

note: bagi yang mencari cara kuliah formal gratis, silahkan klik disini.

Knowledge wants to be free, ini adalah salah satu kredo para hacker. Kini, berkat kerjasama antara Depkominfo & MIT (gudangnya para hacker), kini materi kuliah MIT (dan juga Utah State University) sudah bisa kita nikmati dengan mudah.

Terimakasih kepada kawan-kawan di Depkominfo, semoga terus semakin banyak sumbangsihnya bagi rakyat Indonesia.

“An OpenCourseWare is a free and open digital publication of high
quality educational materials, organized as courses”.

Saat ini telah tersedia mirror dari MIT dan Utah State Universitas OCW
di Indonesia (melalui jaringan OpenIXP dan INHERENT).
Silakan bagi anda yang ingin menggunakannya sebagai media belajar dan
mengajar, kami sarankan untuk mengunjungi:
http://mit.ocw.web.id
http://usu.ocw.web.id

Hati-hati Penodong Bermotor

Dari milis technomedia@, langsung dari (yang nyaris menjadi) korbannya. Sebarkan informasi ini agar kita semua bisa jadi semakin waspada.

Semoga bermanfaat.

Sahabat,

bagi anda yang mengemudi mobil sendiri, hati-hati dan waspada ketika melintas di sekitar wilayah budi kemuliaan, merdeka selatan, merdeka timur, patung tani, cikini raya, pegangsaan timur, hingga diponegoro. di ruas – ruas jalan tersebut, ada sekelompok orang yang – saya duga – berniat jahat kepada pengendara mobil, terutama yang mengemudikan mobil sendirian.

ceritanya, kemaren, rabu, 25 Juli 2007, sekitar pukul 16.00 saya mengemudi mobil dari arah tanjung duren menuju salemba melalui route batusari, kemanggisan, katamso, petamburan, jatibaru, abdul muis, budi kemuliaan, dan seterusnya seperti rute yang saya sebut di atas. setiba di jatibaru lampu bensin menyala dan angka menunjuk tinggal 66 km. kalau jalanan tidak macet sepulang dari salemba hingga rumah di rempoa rasanya juga belum habis. khawatir jalan macet, saya mengisi bensin di tanah abang timur. selepas isi bensin, saya bergerak menuju budi kemuliaan, belok kiri arah ke monas terus masuk ke merdeka selatan. sejak keluar pompa bensin, dan masuk budi kemuliaan saya mulai melihat ada keanehan. dua buah sepeda motor selalu menguntit mobil di sisi kanan dan sisi kiri. dari spion saya perhatikan ada satu motor yang setia mengikuti. aneh karena meski jalan di depan sudah lowong, dan memungkinkan motor untuk melewati saya, namun mereka tetap berjalan di samping dan belakang.

selepas lampu merah bundaran depan BI/Indosat, saya melesat masuk ke merdeka selatan, mereka bertiga ketinggalan di belakang. namun mulai mendekati lagi ketika saya terhadang lampu merah di bahwa rel di samping stasiun gambir. mereka tidak dapat menjejeri saya lantaran posisi mobil saya dan mobil lainnya di kanan kiri depan belakang saling rapat. aksi mereka mulai terlihat ketika selepas lampu merah patung tani, salah satu yang disebelah kanan berada di samping depan dan menunjuk-nunjukan tangannya ke bawah bagian belakang dan ke arah saya sambil mengucapkan kata yang saya tidak bisa dengar. saya masih diam saja. setelah lampu merah kedua, masih di sekitar patung tani, ketika saya belok kanan, menuju arah cikini, pemotor yang di sebelah kiri memotong jalan sambil menunjuk – nunjuk ke arah saya.

mulailah saya berpikir, jangan-jangan ada yang salah. ketika melihat ada tanda masuk ke gedung PPM, secara reflek saya kasih lampu sign dan belok kiri, masuk ke pelataran PPM. satpam (yang kebetulan kenal) langsung menyapa dan memberi kartu parkir. setelah parkir sebentar, saya turun dan memanggil satpam, bersamanya saya lihat apa ada yang aneh pada mobil saya. ternyata tidak ada. kepada satpam saya bilang, ada orang yang mengikuti saya sambil nunjuk-nunjuk. mas satpam bilang, ya pak, hati-hati, di sekitar sini pernah ada yang jadi korban, kalau bapak berhenti di pinggir jalan, mereka akan menuduh bapak nyrempet, yang satu ribut sama bapak, satunya lihat suasana, satunya lagi menggerayangi isi mobil. saya mengucapkan terima kasih apda mas satpam dan terus keluar dari pelataran PPM.

rupanya dua orang yang tadi mengikuti saya masih setia menunggu di dekat pintu keluar PPM ke arah cikini. ketika saya mulai bergerak, keduanya mulai beraksi bersama – sama nunjuk-nunjuk dan ngomel (yang tentu saja saya tidak bisa mendengarnya). karena saya tidak memedulikan, akhirnya mereka minggir – kalau tidak salah – masuk ke gedong joeang. dua orang berhenti, saya lihat di kaca spion, satu masih di belakang. setelah melewati lampu merah cikini – cut mutiah, di depan kantor pos, motor pengekor menyalip saya dengan aksi serupa tangan menunjuk-nunjuk, mulut bergerak-gerak entah berkata apa. kali ini agak berani dia memotong jalan saya dan memaksa diri berada di antara mobil saya dan mobil di depan. saya duga, dia berharap saya akan menabraknya dari belakang. ketika saya lirik di sebelah kanan kosong, saya ganti jalur lewati sedan di depan saya dan tinggalkan motor pengekor ini. belum nyerah rupanya dia, dia kejar lagi saya, kali ini sambil mengacung-acungkan helm yang semula sudah setengah terlepas dari kepala. saya tetap tidak pedulikan sampai akhirnya dia berhenti di depan stasiun cikini.

sisa jalan menuju salemba saya lalui dengan penuh tanda tanya dan kehati-hatian. saya bersyukur tidak mau meladeni sekelompok orang yang – saya duga – ingin merugikan diri saya. tetapi saya masih berpikir, jika mereka mau nodong mengapa tidak sekalian saja berhentikan saya? mungkin karena siang hari dan jalanan rame. atau jangan-jangan mereka tahu di dalam mobil saya ada alat yang dapat melumpuhkan mereka… he..he (yang ini cuma angan-angan saja). saya berharap tidak pernah lagi menemui kejadian seperti kemaren. mudah-mudahan cerita saya ini ada manfaatnya untuk Anda semua.

Salam dan Sukses Untuk Anda, dari
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
Blog: http://maswig.blogspot.com & http://maswigrs.wordpress.com

Murah versus Kualitas

Dulu membeli baju & sepatu adalah ritual yang cuma bisa kami lakukan sekali setahun, yaitu sebelum Lebaran. Bukan apa-apa, harganya memang mahal euy. Perkecualian sih ada, tapi biasanya ya itu, perkecualian. Selain itu ya musti menunggu sampai hampir Lebaran 🙂

Tapi, walaupun mahal, biasanya baju & sepatu tersebut bisa bertahan sampai bertahun-tahun. Dulu ibu saya pernah membelikan sepatu merk Kickers ketika saya masih kecil, dan sampai sekarang sepatu tersebut masih ada & layak pakai. 20 tahun lebih gitu lho, wow. Nanti rencananya mau saya ambil dan berikan kepada Umar, anak saya yang sekarang berumur hampir 6 tahun.

Namun trend saat ini mulai berubah. Banyak produsen yang kini fokus kepada harga. Dan karena di amini oleh customer, semakin murah maka semakin laris, maka semakin bersemangatlah mereka menurunkan harga mereka. Dalam semangat untuk mencapai harga yang semurah-murahnya ini, yang sering menjadi korbannya adalah kualitas.

Kemarin ini saya membeli kaus merk Polo dari sebuah dept. store di Bintaro Plaza. Agak mahal sedikit tidak apa dari merk lainnya, yang penting kualitas bagus dan tahan lama. Soalnya saya paling malas shopping 🙂 Kadang vertigo saya malah jadi kumat selagi pusing memikirkan berbagai pilihan yang ada.
Tetapi apa yang terjadi? Baru beberapa kali dipakai, benang-benang jahitannya ambrol. Kausnya menyusut, dan kerahnya melingkar setiap kali dipakai. Alamak.
Setelah saya cek lagi, ternyata harganya masih lebih murah daripada yang biasanya, sehingga saya curiga jangan-jangan ini kaus Polo aspal.

Saat ini saya dan istri mencanangkan gerakan : dukung produk berkualitas !

Kami sudah sepakat untuk tidak membeli produk murahan. Selain kualitas cenderung mengecewakan (walaupun perkecualian tentu ada), ini juga cenderung mendidik kita untuk bersifat konsumtif.

Tidak apa membayar lebih mahal, kalau ternyata bagus & tahan lebih lama, sehingga pada akhirnya malah jadi lebih murah daripada produk yang murahan (PYM) (1). Kalau perlu, menabung dulu kalau uangnya memang belum cukup. Sekaligus jadi latihan untuk menahan diri / self discipline.

Karena PYB lebih awet, jadinya kami tidak perlu sering-sering berbelanja ke mall. Efek sampingnya cenderung positif :

  1. Insiden impulse buying jadi berkurang.
  2. Waktu bersama keluarga tentu jadi lebih banyak & lebih berkualitas.
  3. Anak-anak jadi tidak terdidik untuk konsumtif & instant-gratification oriented
  4. Kami semua jadi belajar untuk lebih menghargai barang yang kami miliki
  5. Dll

Sayangnya, menemukan produk yang berkualitas pada saat ini bisa sangat sulit. Seperti kemarin ini, kami mencari AC 2 pk untuk kantor. Wah, ternyata kebanyakan produk Made in Cina. Kebetulan kami sudah membeli puluhan AC dari negara ini dengan berbagai merk, dan sepertinya kualitasnya cukup seragam – sering rusak.
Mungkin bagus juga kalau bisa ada semacam clearing house untuk soal kepuasan konsumen – idealnya memang YLKI membuat website seperti dooyoo.co.uk, sebagai LSM yang sangat relevan dengan topik ini. Tapi selama ini belum ada, saya kira ini adalah peluang bagi enterpreneur yang gesit.

Tapi jangan putus asa. Mari bersama-sama kita, para customer, menuntut kualitas. Jangan mau lagi dirugikan oleh PYM !

Diskusi relevan dari milis sebelah :

To: muslimblog@yahoogroups.com

Jadi ingat tahun 1992 beli kaus merk Giordano, sampai sekarang masih terus bisa dipakai nyaris setiap minggu. Ajaib betul.

Jadinya sekarang kalau kelihatan saya pakai yang bermerk (2), sebetulnya bukan cari merknya — tapi gak mau rugi (maklum padang), karena awet banget 🙂 he he.
Baju lainnya rata2 cuma pada tahan 1 atau 2 tahun.

Yang apes ya seperti kata maiden itu, ternyata dapat yang aspal apalagi kalau sudah bayar mahal juga.

Ya, sayangnya di zaman serba murah ini, kualitas jadi sering dikorbankan. Pada akhirnya, sebetulnya kita **justru** jadi membayar lebih mahal, karena jadi lebih sering membeli.

Wassalam,
Harry

On 7/19/07, ma_id_en wrote:
>
> – Seorang wisman ngomel di sebuah toko peralatan pencinta alam di
> Mataram Mall, ngomeli jaket bermerek. Ini palsoe, di negara saya
> semuanya rapi. Jaitannya ndak ada benangnya yang keluar kayak gini.
> hehehehe, baru tau apa kali dia ya ?

(1) PYM awalnya memang harganya lebih murah, namun karena mudah rusak, jadinya sering perlu dibeli gantinya. Sehingga pada jangka waktu yang sama, totalnya bisa malah lebih mahal daripada produk yang berkualitas (PYB) yang hanya perlu dibeli satu kali.

(2) Produk berkualitas ==/== Produk branded. Walaupun seringkali demikian halnya, namun saya pernah ada beberapa insiden dimana produk bermerk ternyata kualitasnya jelek.

SiCKO & MooreWatch.com

I found out the outrage about SiCKO rather late, to be precise, on how Michael Moore donated to MooreWatch.com, thus helping the webmaster to recover from his financial problems.

What I found a bit funny (and sad at times) is how he accuses Moore of misleading people, while he’s been contradicting himself several times, found just within a few minutes of viewing his website :

He goes on to say the site was in trouble “because his wife was ill, and they could no longer afford to pay for her health insurance.” Now, that’s a half-truth at best.

But then he said :

Of all those things, the most immediate and the easiest to lose (Ed: to offset the financial problems) was the dedicated server

To me, that’s indeed the definition of “the site was in trouble”.
This he does several times, and I feel sorry for him.

Personally I don’t think that Michael Moore is flawless. It should be visible from various live interviews clips on Internet (and you’ll find plenty of it on MooreWatch.com for sure). However, he tend to put up clarifications later on his website, such as here and here.
That, in my book, is good.

MooreWatch.com also took an opportunity to show how bad the Cuban healthcare really is. Well, I wonder if they ever heard the phrase beauty is only skin deep ?

Among the best healthcare my wife & our child ever received was in a hospital similar to that portrayed in that posting. The hospital was very old, it’s dark, dim, looks very outdated (did we mention that it’s old?), dirty in places (not in the patients’ places though), and so on.
But my wife was handled by the best doctor we know, the nurses are kind and most understanding, and both my wife & our child simply had the best care. And the cost was very reasonable. They have yet to enjoy similar level of quality care again to this day.

By contrast, my mother was taken by my father to (among) the most expensive hospital in Jakarta when she was about to deliver my youngest brother. Everything is shiny, gorgeous, beautiful, flashy.
However, she was scared by the doctors there, at the time when she was most vulnerable, into staying longer than necessary, so the bill will end up much higher than it should. She was pissed off when she found out about it, and the service was not that good too.

Don’t be deceived by looks. I thought the intellectuals in MooreWatch.com would have understood this, but anyway.

Personally, I hate sensationalist journalism, and it’s quite clear that there are elements of it in Moore’s movies.
However, I also understand that we don’t live in Utopia, that people’s skulls can be pretty thick, and a bit of sensationalism can sometimes help to drive the message home.

What really matters is the point. If the sensationalism is just being used as the “spices”, without distracting from the main point, or rendering it pointless, then I’ll tolerate it.

This is the case with Moore’s movies.

The movies raised topics which otherwise would be buried deep and hidden beneath the US gov’t propaganda. Gun control, nationalism (or was it fascism), expensive and broken health “care” system (well at least in UK it’s just “broken”), and so on.
Moore bravely, and effectively, challenges those who has oppressed the American and citizen of the world; the very very rich and the US gov’t. For that, he has my gratitude.

To the MooreWatch.com webmaster – you can still do better, make it even more useful to the people. Blindly just obliging to the intellectual aspect of something is losing sight to the bigger picture, and this is just what the oppressors wants us to do.
I wish you all the best.

CUPS bought by Apple

In a surprising move, I learned that Apple has bought CUPS’s source code.

Usually, companies hire the main developer, or fork the source. Not buy the source code.
So this interest me.

Some people speculated that this move is to keep CUPS from moving to GPLv3 license. Makes sense.
GPLv2 is pretty good & proven to help the open source scene florishes. GPLv3, however, is untested; with potential from making FOSS into an even bigger success, or killing it. Apple seems to fear the later scenario, so it took a step to avoid it.

The current codebase is licensed as GPLv2 though. So, even if the copyright of its source code is owned by Apple, anyone can just fork it if they’re not happy with it, and make a better CUPS.

One lesson learned from this : Do not transfer your copyright to a single person :

Linux kernel can not be taken over by anyone exactly because of this – the number of copyright holders, the developers, are numerous. Even Linus himself can not hijack it.

CUPS, however, has required any patch submitted to it to have its copyright transferred to Sweet. Thus enabling Apple to easily taking over it.

The real issue for open source development I see was that Sweet violated an implicit understanding. Everyone transferred their copyrights to him, but there was the idea that the project was open source. How many of those developers would have done the work if they knew or thought Sweet would do this? I bet many of them would not have contributed. By giving up their copyright they lost their entire stake in the matter.

The real lesson here is that the idea that the developers should pool their copyrights into one person is flawed. That person can then cash out. The get all the profits for everyone else’s work. The other developers lose out on both getting a piece of the pie if they would have wanted that, and they lose out in the moral sense in that if they didn’t want their code to suddenly become part of a closed source project, they have no say in it anymore.

I think that in the future open source developers should be more cautious about giving away their copyrights. Also, I hope that open source developers will start forking projects that are being developed by companies and groups that require that the copyright be transferred.

Conclusion : I don’t think it will affect CUPS in any negative way, since this move is just Apple’s taking insurance against potential problems of GPLv3. However, personally I’m disappointed to learn that there’s only a single copyright holder in CUPS project. This will make it easy for any entity to do a hostile takeover. No open source project should do this.

Kekerasan di Institusi pendidikan bukan monopoli IPDN

Dari : http://tayuang.blogspot.com/2007/04/perguruan-tinggi-yang-sadis-dan-brutal.html

Pertanyaan yang jadi muncul pertama kali di benak saya : Apa UMI perlu dibubarkan ?
Paling tidak, mungkin nama “Muslim”-nya dicabut saja mungkin. Sudah terlalu banyak institusi yang menggunakan nama Islam, tapi kualitasnya jauh betul dari ajaran Islam sendiri. Saya sebagai muslim malu membacanya, bagaimana dengan yang mengalaminya ?


PERGURUAN TINGGI YANG SADIS DAN BRUTAL

Tadi pagi Selasa 24 April 2007, Prof Mappadjantji dosen FMIPPA Universitas Hasanuddin yang sedang dirawat di ICCU RSU Wahidin Makassar karena serangan jantung, menjalankan kewajiban sebagai anak yang harus melayat mertuanya Prof. Syamsi Lili yang jenasahnya disemayamkan di Jl Kartini. Prof MA izin keluar ICCU dilengkapi dengan botol infus dan diantar oleh seorang suster.

Dalam perjalanan kembali ke RSU Wahidin sepulang melayat, kendaraan mereka yang melintas di jalan Urip Sumoharjo dilarang lewat oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia yang sedang demo. Walaupun Prof MA sudah memperlihatkan kondisinya yang darurat lengkap dengan selang infus dan seorang suster yang mendampingi, mereka tetap tidak diizinkan lewat.

Putri Prof MA, Vita yang menyetir kendaraan mengikuti keinginan mahasiswa untuk masuk ke jalur angkutan kota pete-pete. Di mulut pintu keluar, jalan mereka ditutup dan diwajibkan memutar haluan kembali ke kota. Melihat kondisi tersebut, putra Prof MA, Bayu memindahkan kayu penghalang agar bisa lewat karena ayahnya harus sesegera mungkin masuk ICCU kembali. Bayu kemudian dikeroyok hingga babak belur oleh mahasiswa UMI, bahkan ketika sudah masuk ke mobil, Bayu ditarik kakinya dipaksa turun untuk dihajar lagi. Melihat putranya babak belur, Prof MA melupakan kondisinya penyakitnya, dan bergegas menolong anaknya dengan melawan para mahasiswa yang brutal ini. Para mahasiswa tidak lagi mempedulikan bahwa Prof MA adalah pasien emergency, beramai-ramai menyerang termasuk menarik kacamata yang dipakai. Mahasiswa UMI berhenti menyerang ketika Prof MA berhasil menangkap salah satu pimpinan mahasiswa.

Kejadian yang dialami Prof MA adalah satu dari sekian banyak kejadian yang dialami pasien-pasien dengan ambulans yang membutuhkan pertolongan darurat menuju RSU Wahidin diantara jadwal demo UMI yang tiada henti. Begitu banyaknya, sehingga membuat kita bosan untuk membicarakan perilaku yang sangat tidak manusiawi ini. Inikah perguruan tinggi yang menyebut dirinya Muslim, yang tidak punya kepedulian terhadap orang yang sakit parah. Tidak pernah ada perhatian apalagi rasa bersalah atau menyesal dari institusi mereka, bahkan dari polisi yang selalu ketakutan tidak berani membela kepentingan orang yang nyawanya berkejaran dengan waktu.-

wass,
Triyatni

Daftar Hotspot Gratis di Jakarta

Artikel yang bagus sekali. Terimakasih kepada Anthony (Bemo Net) untuk artikelnya ini di milis bemo-batavia@ 🙂

Ada hotspot gratis yang belum tercantum disini ? Atau ada hotspot yang sudah tidak aktif/gratis lagi?
Silahkan informasikan di form komentar posting ini. Thanks !


DAFTAR HOTSPOT INTERNET GRATIS DI JAKARTA

Mungkin saat anda diperjalanan tiba tiba anda terima sebuah pesan yang mengharuskan anda membalas suatu email dengan segera.
Atau klien yang minta penawaran harga lewat email sebelum jam tertentu, atau kekasih anda minta anda segera memberi keputusan yang harus dikirim lewat email dan sebagainya.
Tentunya pilihan paling mudah buat anda adalah segera mengunjungi Warnet terdekat atau Cafe Cafe yang menyediakan Hotspot.

Nah kalau anda punya notebook yang dilengkapi dengan fasilitas WIFI atau anda pemakai blueberry atau Handphone 3G dan PDA serta gadget lainya yang dapat terkoneksi ke internet.
Anda bisa mampir ditempat tempat ini dan bisa koneksi ke internet secara gratis dengan koneksi 802.11b Wi-Fi atau 802.11g Wi-Fi

Silakan pilih tempat mana yang paling mudah dicapai dan terdekat dari lokasi anda berada plus dengan link nya misalnya anda butuh informasi mengenai tempat tersebut.
Have a nice surfing and free services.

1. Bakmi Keriting Restaurant
Jl. Jend Sudirman Kav 1 Wisma BNI 46 Jakarta 10220

2. Fashion Cafe
Jl. Jend Sudirman Kav 1Wisma BNI 46 Jakarta 10220

3. Food Court Restaurant
Jl. Jend Sudirman Kav 1Wisma BNI 46 Jakarta 10220

4. Java Bay Cafe
Jl. Jend Sudirman Kav 1 Wisma BNI 46 Jakarta 10220

5. Mall – Plaza Senayan
Jl. Asia Afrika 8 Plaza Senayan Jakarta 10270

6. Marche Moven Pick Restaurant
Jl. HR Rasuna Said Kav X-0, Graha Surya Internusa Lt Dasar Jakarta 12950

7. Grand Melia Hotel
Jl. H. R. Rasuna Said Kav X-0, Hotel Grand Melia Jakarta 12950
update: sudah tidak gratis, Rp 75.000 / 2 jam (trims Kukuh)

8. Millenia RatuPlaza
Jl Jenderal Sudirman RatuPlaza eMall, 4th floor Jakarta 10220

9. Mall – Telkom Teleshop
Mall Taman Anggrek Jakarta Barat

10. Harris Hotel Tebet Jakarta
Jl. Dr Saharjo 191 Jakarta Selatan

11. Jakarta Convention Center
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta Selatan

12. Mojo Cafe
Mangga Dua Square Level 3, Next to Surya Cinema Jakarta kota

13. Cyber Cafe
Orion Dusit Lantai Dasar. Jakarta Kota

14. Office – Istana Negara
Pers Room 1 President Office Jakarta Pusat

15. Office – Telkom
Jl. Gatot Subroto Graha Citra Caraka Jakarta Pusat

16. Dunkin Donat Pusat
Jl. Hayam Wuruk dekat dengan Wisma Hayam Wuruk Jakarta Kota

17. Plaza Semanggi. Lantai 1 dan lantai 2 dan Food court area
Jl. Jendral Sudirman Jakarta Selatan

18. Oma Sendok
di jalan Empu Sendok No. 45, Senopati keb baru Jakarta Selatan.

19. Bakoel koffie,
Bellaggio, Mega Kuningan.

20. BizNet Cafe,
Mega Kuningan

21. Delights cafe,
Jalan Kemang Raya, Kemang Jakarta Selatan.

22. Cafe Aksara Bookstore,
Kemang, Jakarta Selatan.

23. Restoran Hotel Grand Flora,
Kemang, Jakarta Selatan.

24. Cafe Lokananta,
Panglima Polim Selatan, Jakarta Selatan.

25. BAKWAN ECETERA
Jl. Benda No. 89, Kemang – Jakarta Selatan,

26. Mal Pondok Indah II,
mulai lantai paling bawah hingga ke lantai atas (foodcourt) khusus hari kerja.

27. Depok Town Square (Foodcourt)

28. ZOE Cafe, Depok

Artikel asli oleh : Anthony Bachtiar (iris@cbn….),
dari milis Bemo-Batavia.

(1) updated 19 Juli 2007 oleh Anthony Bachtiar via milis Bemo-Batavia.

Nge-blog @ AsiaBlogging.com

Pada saat ini kawan-kawan di ABN (Asia Blogging Network) masih sibuk memproses aplikasi pendaftaran para blogger di ABN. Yang mendaftar cukup banyak, sehingga harus diseleksi, dan ini jelas memakan waktu.
Namun sementara itu, kini ada lowongan khusus di ABN.

Di MyCityBlogging.com, kini dibuka lowongan untuk menjadi blogger! Silahkan klik disini, lalu isi form singkat pada halaman tersebut.

Pendaftaran Anda kemudian akan diterima langsung oleh tim AsiaBlogging.com, dan dapat langsung diaktifkan dalam waktu beberapa hari saja. Ini karena memang topik di MyCityBlogging.com lebih bebas – asalkan berkaitan dengan kota Anda, maka posting saja !

Mari kita sama-sama nge-blog tentang kota kita. Sementara itu, saya kembali ke laptop dulu lah ! 😀

Ubuntu Indonesia @ CHIP

Ubuntu Indonesia dibahas di majalah Chip ! Dengan posisi yang strategis, yaitu di (sekitar) centrefold (seksi ‘kali 🙂 ), dan sepanjang 4 halaman; artikel ini cukup menjelaskan mengenai apa itu Ubuntu, dan juga informasi seputar komunitas Ubuntu di Indonesia & berbagai prestasinya.

Untuk artikel selengkapnya, silahkan beli majalah Chip edisi Juni 2007; tersedia dalam edisi reguler & ekonomis.

Maju terus Ubuntu Indonesia !