Monthly Archives: March 2008

Speedy & Linux

Numpang tanya – ada yang tahu bagaimana cara bypass 1st line support Speedy (147) dan langsung bicara dengan 2nd line support / yang lebih mengerti soal teknis ?

Ceritanya begini, beberapa kawan & customer saya menggunakan Speedy, dengan server Linux sebagai gatewaynya. Nah, saban ada masalah Internet, dan kita sudah confirm bahwa masalah bukan di gateway (contoh: konek dengan jalur lainnya dan lancar), tetap saja selalu Linux nya yang disalahkan ๐Ÿ™

Mau dijelaskan seperti apa juga tetap saja seperti bicara ke tembok. Maklum sih saya, namanya juga 1st line support. ๐Ÿ™‚
Cuma, customer & kawan2 saya perlu solusi.

Ada ide ? Mungkin keyword tertentu, atau nomor telpon khusus, dsb? Japri juga boleh (komentar Anda langsung saya hapus setelah saya terima).
Terimakasih sebelumnya.

Bahaya Plastik : dan lingkungan kita

Aku Ingin Hijau adalah sebuah blog yang mulai rajin saya sambangi, karena berbagai artikelnya yang jarang ada di media lainnya di Indonesia. Salah satu artikelnya yang paling bermanfaat adalah mengenai bahaya plastik.

Secara ringkas, sebaiknya jangan mau menerima makanan yang dibungkus dengan styrofoam.

Terlalu besar bahayanya. Bahkan China saja sudah melarang penggunaannya. Sampai pabrik plastiknya yang terbesar juga tutup.
Di Indonesia? Justru makin banyak penjual makanan yang beralih dari bungkus daun/kertas ke styrofoam ๐Ÿ™

Kilas balik – ketika masih bermukim di UK, saya adalah anggota The Co-operative Group. Ini seperti koperasi di Indonesia, dengan fokus ke bisnis yang ethical & ramah lingkungan.
Ada banyak sekali inisiatifnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Mudah-mudahan suatu hari semua perusahaan di Indonesia bisa meniru ini.

Apa hubungannya dengan lingkungan ?
Saya pribadi senang berbelanja di supermarket mereka, antara lain karena mereka menggunakan kantong plastik yang bio-degradable — setelah beberapa waktu (biasanya sekitar 3 tahun), maka kantong plastik mereka akan berubah menjadi karbon, air, dan mineral.
Tidak ada residu beracun sama sekali ๐Ÿ˜€ dan jelas jadinya tidak ada sampah plastik. Wow…

Tidak itu saja – bahkan additive yang membuat plastik tersebut bio-degradable bisa juga di non-aktifkan :

if the bags do enter the plastics recycling stream, the heat generated during processing deactivates the special additive and they can be safely recycled along with other similar plastics without affecting the quality or integrity of the new product use.

Saya sampai bengong membacanya… bisa begitu ya ? ๐Ÿ™‚

Tidak itu saja, mereka juga sudah menggunakan plastik yang dibuat dari jagung & kentang !

from January 2003 the six pack Co-op Organic Tomatoes will use biodegradable trays and biodegradable film. This form of plastic is starch based, made from natural renewable materials derived from non-genetically modified sources such as corn and potatoes.

**speechless** ๐Ÿ˜€

Kapan ya hipermarket kita bisa meniru ini ??

Anyway, terimakasih kepada para pengelola blog Aku Ingin Hijau. Blog seperti Anda ini sangat mencerahkan blogosphere Indonesia. Salut !

SSL accelerator for the masses

Several days ago my staff bought some network cards for our stock. Today I took a look, and to my surprise, it’s a model from 3Com with a chip titled “Crypto”. Could it be….?

Nowadays we use SSL a lot, most of the time without us even realizing it. ssh, scp, rsync – these are just a few example of software based on SSL. Then we have their derivatives — sshfs for example, a filesystem based on ssh.
SSL is not just about browsing to ecommerce website anymore. It’s pretty much integrated into our daily activities.

However, as you may have noticed, the encryption process kills performance. It’s very processor-intensive, and thus decrease the transfer rate, significantly. For huge file transfers, I had to use FTP or HTTP, since the speed is just too slow using scp.

So an SSL accelerator can make overall system performance better. That’s what I was hoping when I saw these 3Com 3CR990 (also known as “Typhoon”) cards.

Alas, no such luck.
The crypto chip was only for DES, which is a very weak encryption, for use on IPSEC. OpenBSD developers also noted that the chip is pretty buggy. And no driver for the crypto chip on Linux (and in OpenBSD), so we can only utilize its 3XP chip to offload several TCP processing (checksum, etc). It doesn’t bring much increase in system performance though.
I didn’t want to give up, so I look around for another mass-produced SSL accelerators.

I found SSL offloaders instead. Basically, these are expensive products (some costing US$ 20.000 or more) which would receive all SSL communications, and then relay the plaintext (deciphered) packets to the servers “behind” it.
This brings security risk though, since we no longer have end-to-end encryption (which may in turn bring liability issues, if we have promised our customers that we do).

I failed to find any other consumer-level SSL accelerators, except for (surprise) — VIA C3 CPUs.
These C3 chips with Nehemiah core are able to process AES-128 for OpenSSL at rate of 780 MBps (that’s 6.2 Gbps). Mighty awesome !
It’s already supported in Linux since 2006, and patch for OpenSSL existed, giving instant performance-boost to SSL-related applications. Michal claimed that he actually able to reach speed of 1.8 GBps / 14.4 Gbps.

You can fully saturate a 100 Mbps (or even 1 Gbps) ethernet link with full, and very strong, encryption. So if you want / need accelerated SSL performance, now you know which CPU to use.

Now if only someone would slap these cheap chips (about US$ 33 each) onto NICs and selling them as SSL accelerators, I would be buying. It would be way cheaper that current SSL-accelerator NICs currently selling at > US$ 1000, and probably much faster too. And then we are free to choose other CPU for the server.

Any takers ? ๐Ÿ™‚

Sutradara Ayat-ayat Cinta diduga membajak ?

Demikian salah satu isi dialog antara Manoj Punjabi, boss MD Entertainment, dengan wakil PKS di DPR kemarin ini. Kutipan:


Manoj, Hanung, Hasri Ainun, Habibie
Manoj, Hanung,
Hasri Ainun, Habibie

(sumber: detik.com)

Menurut bos MD Entertainment itu, ada lima pihak yang diduga berpeluang mengedarkannya yaitu Badan Sensor, sutradara, LSM, pihak editing, dan produsennya. Manoj merasa, orang yang telah membajak, berusaha merusak imej perusahaannya.

Kok bisa tega begitu sampai mau mengadukan ke polisi ? Padahal mas Hanung sudah demikian jungkir-balik berusaha di tengah segala halangan agar film ini dapat tetap bisa berhasil.

Lalu ketika sudah berhasil, diadukan ke polisi ? Ketika jerih payah mas Hanung berhasil melampaui bahkan target produsen, yaitu 1 juta penonton ?

Kalau berita dari detik.com ini akurat, maka saya sangat kecewa.
Tapi ini memang bukan konflik pertama antara MD entertainment dengan sutradara, sebelumnya sutradara juga sudah pernah ditekan agar membuat AAC menjadi lebih hedonis & “gaul”.

Di tengah rencana MD entertainment untuk membuat versi extended AAC, kalau ada shooting ulang, tentu wajar jika produsen ingin menggunakan jasa sutradara yang bisa lebih akur dengan kemauan mereka.

Tapi kalau itu sampai terjadi, saya pastikan saya tidak akan menonton versi extended tersebut.

Nah, mari kita lihat bagaimana perkembangan selanjutnya dari soal ini.

IGOS Summit 2

Berbagai institusi yang bergerak di bidang open source telah bergerak untuk mengadakan hajatan akbar open source tahun ini, IGOS Summit 2.

Detail acara :

Waktu : 27 – 28 Mei 2008

Lokasi : JaCC (Jakarta City Center)

Ada banyak acara disini, seperti :

# “Next Generation Network (NGN)/VOIP dan ENUM berbasis Open Source” oleh Onno W. Purbo

# Pemanfaatan FOSS untuk Pemerintahan, Pendidikan, dan Bisnis

# Berbagai kompetisi

# Deklarasi IGOS 2

# Narasumber & para tokoh open source, juga para wakil dari pemerintah dan berbagai institusi pendidikan.

Sampai jumpa di perhelatan akbar ini !

Unspun @ Amazon

I was googling around tonight when I stumbled on this : Unspun @ Amazon.

I was gobsmacked. How come Pak Ong was able to obtain it ?

I want sufehmi.amazon.com too !

Turned out that it’s a misunderstanding on my part.
Ha ha ha ๐Ÿ˜€

This is what will happen after you’re too busy hacking Linux for days (yes, even when you guys are having your 4-days holiday), with little sleep in between.
I envy you no more lah Pak Ong. He he.

Alright, back to work ! ๐Ÿ˜€

PLN : Perusahaan Listrik Non-profesional

Sudah 2 kali rumah saya kedatangan orang yang mengaku dari PLN dan mengancam akan memutuskan aliran listrik di rumah saya.

Yang pertama kali kebetulan saya yang menerima langsung, dan saya cek memang utusan dari PLN. Masalahnya, setahu saya (dan istri) keterlambatan pembayaran PLN di daerah kami bukan langsung diputuskan, melainkan diingatkan dulu.
Ternyata istri memang lupa, karena kesibukannya yang luar biasa. Manusiawi kan? Tidak ada niat buruk.

Yang membuat kesal, ternyata peraturannya sekarang sudah diubah. TANPA ada pemberitahuan sebelumnya.
Lewat dari tanggal 20, maka siap-siap saja didatangi oleh petugas yang akan memutuskan aliran listrik ke rumah Anda.

Tadinya saya mau protes keras ke PLN. Namun kemudian saya tertegun ketika membaca posting Ndoro Kakung.
Lewat dari tanggal 10 belum membayar langsung diputus ? Tanpa ada ba-bi-mu ?

Akhirnya saya cuma bisa menghela nafas. Inilah akibatnya jika kebutuhan rakyat dimonopoli oleh satu entitas yang tidak becus.

Idealnya, perusahaan negara hanya mengurusi infrastruktur. Jangan rakus ikut mengurusi sampai ke soal ecerannya.

PLN jualan grosir (wholesale) saja. Yang mengecer listrik ke para pelanggan kemudian adalah perusahaan-perusahaan lainnya.

Skema ini sudah dijalankan di berbagai negara, dan jika tidak ada kongkalikong di balik layar, maka ini sangat efektif untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang prima kepada para pelanggan.

Kembali ke cerita – Alhamdulillah petugas tersebut bisa diajak bicara baik-baik, dan dia setuju untuk tutup mata dengan syarat saya langsung melunasi tagihan. Case closed.

Or so I thought ๐Ÿ˜›

Hari ini kembali datang seorang petugas PLN. Sialnya saya & istri sedang keluar, dan yang menerima adalah pembantu kami. Dia kemudian menelpon kami, mengadu bahwa petugas PLN tersebut (yang tidak berhasil diverifikasi baik kepegawaiannya maupun keabsahan penugasannya pada hari itu) bertingkah petantang petenteng dan memaki-makinya sambil mengancam akan memutuskan listrik.
Masih agak pusing akibat lembur beberapa hari di lokasi client, saya cuma bisa bengong mendengarkan ceritanya.

Untungnya tidak ada terjadi pemutusan pada hari tersebut. Namun insiden ini akan saya laporkan kepada security cluster, sehingga petugas preman PLN yang datang selanjutnya bisa dipastikan akan berhadapan dengan tim security, dan bukannya dengan pembantu wanita yang tidak tahu apa-apa.

PLN – fokus saja ke infrastruktur. Biarkan yang jualan / menghadapi kami adalah pihak lainnya.
Tolong buatkan infrastruktur terbaik, yang akan membuat negara-negara jiran jadi merasa iri. Terimakasih.

Alamak, Wisma Bumiputra

Ini gedung benar-benar minta ampun. Sama sekali tidak bisa saya rekomendasikan ๐Ÿ™‚

Ceritanya, ada client disitu, dan kita bereskan infrastruktur IT nya. Baru kemudian kita menyadari berbagai masalah di gedung tersebut.

Pertama, lift nya yang rada mengerikan. Hanya dalam beberapa kunjungan kesitu, saya sudah pernah terjebak di dalamnya. Di tengah ketegangan, seorang penumpang lift berusaha mengkontak petugas melalui emergency speaker.

Tidak ada respon.

Orang-orang mulai panik. Saya mulai kesal.
Di tengah itu semua, tiba-tiba ada penumpang yang berusaha membuka pintu lift – dan berhasil. Kita semua langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri.

Sejenak sebelum kita keluar, terdengar suara petugas dari speaker, “Halo? Halo? Halo?”
Yang dijawab dengan ketus oleh para penumpang “telat pak !” ๐Ÿ˜€

Kedua, listrik padam setiap jam 18:00 ??
Jika server Anda perlu hidup 24 jam, lupakan untuk menjadi tenant di gedung ini. Sebenarnya, pengurus gedung bisa menghidupkan listrik setelah pkl 18:00 misalnya untuk lembur, dengan biaya “hanya” Rp 300 ribu / jam saja.

Such a great deal. Not.

Ketiga, listrik byar-pet ????
Ini saya saksikan sendiri – ketika sedang mengutak-atik komputer di lokasi, tiba-tiba listrik & lampu semua **byar**. Lalu langsung hidup lagi seperti tidak ada apa-apa.
Namun sejak itu, bahkan printer heavy-duty seperti dot matrix dari Epson mulai bertingkah aneh.

Apalagi komputer para user.

Ketika berbincang-bincang dengan customer, ternyata ini kejadian yang biasa menurut ybs. Tapi, dia tetap tercengang ketika melihat lampu printernya berkelap-kelip dengan genit.
Dan kita tetap kesulitan membuat paham bahwa besar kemungkinan bahwa komputer-komputernya terus bermasalah (beberapa network card, sebuah komputer, beberapa printer, sebuah server gateway internet, dst) adalah karena masalah listrik tsb.

Keempat, parkir mobil !
Saya kaget setengah mati ketika menemukan bahwa tempat parkir untuk tamu di areal gedung ini sangat, amat sedikit. Waduh, mau ditaruh dimana mobil saya ?

Lalu saya bertanya baik-baik ke seorang satpam. Dijawab oleh ybs, bahwa saya boleh parkir di basement gedung – yang jelas-jelas ada rambu bertulisan “HANYA UNTUK TENANT” (atau semacam itu) di pintu masuknya. Saya tanya soal itu dan dijawab tidak masalah, maka saya masuk ke basement dan mulai berputar-putar mencari parkir.

Setelah cukup lama mencari, akhirnya ketemu lokasi parkir yang kosong. Dengan perasaan lega, saya kemudian mulai manuver untuk memparkir mobil.

Selesai mobil di parkir, seorang satpam datang menghampiri saya. “Halo pak, mau parkir?”
Saya bingung, “Iya pak.” Lha jelas-jelas saya **sudah** parkir ๐Ÿ™‚
“Disini khusus tenant pak”
Saya: “Oooh, iya, saya juga baca, tapi saya disuruh parkir disini sama security diatas”
Satpam: “Oh tidak bisa pak. Disini cuma untuk tenant”
Saya: “Haahh??”

**bengong**

Saya: “Iya deh”

Terpaksalah saya keluar lagi dari tempat parkir tersebut, dan dari basement. Ketika melewati satpam yang menyuruh ke basement tersebut, saya komplain. Dia bengong.
Saya juga bengong, lho kenapa juga dia bengong? Jelas dia salah tho? Bingung saya jadinya ๐Ÿ˜€

Belakangan, ketika proyek sudah mendekati selesai, saya baru tahu bahwa agak jauh di belakang gedung, ada tanah kosong yang sudah dikonversi menjadi lapangan parkir.

Doh! Kenapa juga saya malah disuruh parkir di basement ?? ๐Ÿ˜›

Saya sudah memberitahukan kepada client saya tersebut, bahwa BPPT juga menyewakan ruang kantor dengan rate yang ekonomis. Mudah-mudahan informasi tersebut bisa bermanfaat bagi ybs.

The Elite’s economic system

Back at the dotcom era (do you still remember that?), I was tempted to try the stock market. Before that, I managed to escape from Indonesian’s 1998 economic crisis relatively unscathed, thanks to the habit of my father — he has routinely put some of his savings in foreign currency (and some other forms) since I was little.

He doesn’t know that there’s a term for that – risk spreading. To him, it’s just common-sense. I followed his way, and when the Rupiah crashed, some of my savings were in US$ dollars.

The gain was really crazy. I bought the dollars before it reached Rp 10.000, and I sell when it’s close to Rp 20.000. The gain covered my losses – and then some.
I don’t like it though, and felt uneasy.

I’m used to hard work, and earning my income. My colleagues in my first job (Takaful) probably still remember how our job was in its IT department; long hours, impossible tasks, razor-thin budget, sky-high goals.
And low pay. But, I earned it. And I was happy.

This money I got from my foreign currency savings was like magic money. Out of thin air **poof** loads of money.
I don’t really understand the economy system back then, but I got the suspicion that while I benefit in this way, others losses. I just didn’t know who exactly, confused at the intricacy of the world’s monetary system.

Back to my interest in stock system – dotcom era were the time of crazy, easy, massive profit from unknown stocks. Nearly any dotcom company can go IPO in a few months, and their stock’s value will multiply faster than rabbits in no time. This is really intriguing to a layman like me.

I almost (really close) to putting my money on the market, when I got thinking, shouldn’t I test the waters first ?
So I started looking for software or website, which will enable me to get a feeling of the system, gain knowledge, and hone the skills needed. Soon I signed up to a website where we were given virtual money and able to trade it in its stock exchange – with real time data from real stock exchanges.

Soon I realize that there’s something wrong : if you’re with the masses, you’re bound to become losers.

When I’m learning something new, I immediately try to get the feeling of it as a whole; not bothering with the details at first.
On this system, it quickly became pretty clear that it’s been designed to profit the few. Not us. I got dismayed, but I continue my (then practice, now) experiments.

My conclusions after some time :

[ 1 ] You need information (loads of it) to make informed (thus, profitable) decisions
[ 2 ] This is not doable for most people. You need to specialize in this, else you’ll end up overloaded with information, and made the wrong decision instead.
[ 3 ] However, many are doing it anyway. They ended up losing, while the experts are profiting.
[ 4 ] Most disturbing however the non-experts who are rich enough to hire experts to work for them. They can rack obscene amount of profit, at the expense of the people.
[ 5 ] Then there are those who have access to the elite circles. This in turn gives access to various obscure knowledge of the system. They exploit it, and kept each other safe.

Quoted from Wikileaks :

One can only guess at how many insiders profited under JP Morgan’s “insider trading program,” leaving small investors holding the bag.

This economy system, one basing itself heavily on virtual items & predictions, is not a good one for the small people; like me.

So I drew myself from pursuing the stock market, and continued working as usual.

Then the dotcom bubble imploded. Too many people were left way poorer, holding in their hand worthless junk, used to be prized at millions. Many became unemployed, and scrambling to find a job, anything at all.
I was only able to watch them sadly. Some of my friends loses their entire savings.

It was deja vu when I read the news today – The fall of the investment house giant – Bear stearns.
It’s just the effect of the worsening economy. Bear was still healthy just a year ago. But now, when JP Morgan acquired it, it’s stock was only valued at one-hundreth of what it was last year. Yet The Feds still have to put US$ 30 billion guarantee for the deal to go through.

Quoting Dean Baker :

There is something a bit obscene about billions of taxpayer dollars going to the country’s richest people, when average workers can’t afford health care for their kids.

This bubble economy is going down again.

The crazy interest system – I was shocked when I find out several years ago that loan rates ARE variable / it can (and according to Murphy’s law: it will) change; that’s like gambling my car/house/etc on a lousy bet, for easy pickings to others.

Sharia economy is coming to rescue here – even non-Muslim financial institutions are adopting it as fast as they could.
Here’s one tip : get rich quick – become a sharia economy specialist. Also, an IT specialist with knowledge of sharia economy would become the target of many big institutions – it’s harder to find than a Dodo bird. Several days ago a friend just called me and offered me a job at Dubai, which I politely denied (since I’m still having too much fun with this linux/open source stuff here). And so on.

Back to the topic – there are more problems which may not be too visible at first. Among them are the US dollars. Since world economy is pretty much intertwined with US dollars (because US gov’t are promoting it heavily for international transactions); if the US$ is going down, many are going down with it. And the US$ is going down.

First we got the crazy crusade done by Bush to enrich him & his cronies. It’s already costing the US economy at least US$ 1 trillion – a more exact number would be twice or thrice of that. This is the money which can be used to empower real economies, instead it’s being used to blast innocent people to smithereens.

Then we have that interest-ing problem : sub-prime mortgage trouble. We’re talking about US$ 8 trillions market here. When it’s in pain, others is bound to feel it as well, one way or another.
Even the big institutions at the other side of the world have begun to feel the pain – Europe’s interbank lending is in the same trouble spot as it was back at 9/11.

Quoted :

“Banks and institutions are just scrambling for cash, any cash they can get their hands on,” said a money market trader at a European bank.

Third, US economy fell into an even worse shape by the Bush’ policies of heavy borrowing to cover their spending spree. Bush administration has now been confirmed to have borrowed more than ALL previous US president combined.

No idea how he will pay them. He’s going to leave the office soon anyway.
This democracy-thing works really well indeed for him – he can fool so many other with ease, and immunity from being held responsible for those actions.

Brace for impact.
According to Ron Paul, at the end of this, we may even see USA fell as a superpower, and others taking its place.

So back to us again, the little people. What’s the solution ? How can we save ourselves from a few crazy elites ?

[ 1 ] Press our government to focus on real economy. Not the virtual ones.

[ 2 ] Sharia economy system works, and it’s friendlier to small people like us in the bigger picture too. Support it.

If you don’t like the name, then change it. I don’t care. But do please adhere to the its basic, sanity-based system.

[ 3 ] Us, myself : stop losing in the virtual economy, and start to get real.
Be a trader, but trade real things. And so on.

Here’s hoping that we’ll start going on the right direction. And when the world crashed, we’ll be able to stay afloat.

Before I close this posting, this is the time where I’ll salute my friends & my mentors who have struggled very, very hard to get the sharia economy system up & running here back then in Indonesia.
People didn’t believe them at first. Even other muslims were actually ridiculing them.

First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you…

But they stood fast at the opposition. They clenched their fists, kept their mouth shut, and deliver results. Even when Asia was engulfed in financial crisis.

Then you won

Now even non-Muslim financial institutions are racing to the sharia system. It’s the most sensible one, the one most beneficial to all.
Not just to a few.

It was a privilege & a honour knowing these people. I was most lucky to be able to learn a lot about life from them. May Allah swt reward your hard work in abundance, amin.

Suspend problem in Gutsy

My work laptop (HP nc6000) have problems with its suspend facility. This is of course causes me many inconveniences. So when I got a moment to spare, I set Google on the loose for the solution.

I quickly found the explanation & the solution here. Basically, it’s the proprietary version of ATI (the graphic card) driver that’s causing this.

The solution :

1. Click on System – Administration – Restricted Drivers Manager
2. Disable “ATI accelerated graphic driver”
3. Restart

And that’s it.

Ubuntu automatically switches to the open-source version of ATI driver, and my laptop will now happily suspend again. Yay for open-source driver ! ๐Ÿ˜€

I’m going to write up the report to the successful Ubuntu/Linux seminar yesterday, but need to do a few things first. Stay tuned.

Reality Tours – tourism with difference

Tourism is a huge business. Some countries are almost solely depending on it. For other countries, even though they have other revenue streams, tourism is still big. China for example, enjoyed an income of US$ 137 billion on 2007 from tourism alone.

Imagine when a portion of this money is spent on the poorest areas instead.

That’s what Reality Tours (Wired.com called it Poverty Tours) can do.

First time I heard about it is in that Wired article linked above. Actually I have thought about it, but for my own family. I asked my wife to think about & arrange visits to poor areas with the kids. This will help to expand their horizon.
Last time we went around, my kids were surprised that there are houses with no (ceramic) floor. There are houses with no electricity, no taps. There are people who had to walk very far, just to get a bucket of water. And so on.
We took too much for granted, this makes us less grateful at times, and I aim to fix that.

This Reality Tours idea expanded it for others. This is truly brilliant.
For the tourists themselves, this would not be only fun, but also an eye-opening experience.
Visiting the poorest areas is a totally different experience than your standard holiday, where the aim are just for fun – and nothing else. They will find out totally different things. They will see humanity in all sorts of conditions – and still thriving.

Some of my best mentor are the poorest ones. It’s amazing to see them always smiling, while facing hardships daily. Actually it may be only my opinion, because they doesn’t seem to think of their problems as hardships. They are able to enjoy life in any kind of situation.
Simply beautiful.

Us ? We are stressed when the roads are jammed. We are panicked when the computers are down. We don’t know what to do when the internet access is disconnected.
I am always humbled whenever I met with these great people.

Also I noted that spending is only an instant gratification. It tires you SO much later – so much stuff, what to spend next, where, how, etc. Especially spending on a holiday. At the end of it, sometimes you were left gobsmacked – did I bought all of that? what for? How much ??? And so on.
But, when you’re spending on something that you know are helping others, the effects are so much more lasting. It seems that this is the way the deepest core of humanity were coded.
This is what Reality Tours are offering – a truly refreshing experience. Unlike normal holidays, which may left us tired at the end, and made us unhappy to go to work at the next day (seems familiar?).
The new horizons gained from the Reality Tours will energize us, and brings out the best from us. You don’t aim for fun in these tours, but trust me, you will have a lot of it, and will be enjoying it for a lot longer.

In Indonesia, however, I don’t think you can bring foreigners into the deepest slums in Jakarta. Probably in some areas, but generally this can be very dangerous. Unless you know the people and the gangs in that slum very well.

A much better destinations would be the countryside. The landscape are beautiful, and the people are far more graceful.
A taste of this may be enjoyed in JAM (Jika Aku Menjadi), a unique TV programme created by the well-known Satrio Arismunandar. In its episodes, an urban dwellers will be selected and then taken to a family at the countryside to live there for some time.

A truly touching example is the episode where the actress lived in a duck herder’s family. It’s very hard to imagine a family of 5 living on a cup of rice – for 2 days.

Yet they’re still happy, and they’re grateful with what they have. Imagine how joyful they were when someone gave them Rp 1 million (about US$ 90), so they were able to increase the size of their herd.

It’s a truly humbling experience, and makes you realize about things that really matters.

So, if you’re going to arrange Reality Tours, let me know. If it’s any good, we’re signing up.

Pindah ke lain hati : kisah pencarian seorang pemuda dalam mencari pasangannya

Sudah beberapa minggu ini handphone saya :

1. Sulit dihubungi : tidak ada tanda telpon masuk, namun kemudian customer komplain karena tidak bisa menghubungi saya.
2. Sulit menghubungi : kualitas percakapan amburadul, seperti sedang berada di dalam bunker/basement, padahal sinyal full.
3. Sulit mengirim SMS
4. Sulit menerima SMS : bisa delay berhari-hari. Atau malah tidak diterima sama sekali.

Duh XL … jor-joran promosi sih boleh saja. Tapi mbok ya jangan dengan mengorbankan kualitas layanan seperti begini.

Dan ternyata saya tidak sendirian. Banyak yang lainnya yang komplain juga.
Malah ada yang menjadi korban karena gagal menghubungi ambulan ketika membutuhkannya.

Akhirnya dengan terpaksa saya memutuskan bahwa saya tidak lagi bisa menggunakan jasa XL Xplor. Tidak jelas kapan kualitas layanannya akan bisa membaik kembali. Sedangkan saya memerlukan fasilitas komunikasi yang memadai untuk bisnis.

Lalu mulailah proses pencarian saya (aka: sang pemuda beranak empat ๐Ÿ˜€ ) untuk menemukan pasangan (provider komunikasi) nya yang baru.
Oh ya, proses pencarian dibatasi hanya pada provider GSM, karena HP saya Nokia E70.

Beberapa yang saya temukan :

1. Indosat : Sinyal Kuat ? Sepertinya sih tidak.

2. XL : Noooo… *sob* *sob*

3. Telkomsel : simPATI bisa mahal sekali, kartu As apa lagi. Hm.. Halo kelihatannya OK. Kualitasnya juga sudah dibuktikan anggota keluarga saya lainnya selama bertahun-tahun.

Maka hari ini saya ke gerai Halo, dan telah mendapatkan sebuah nomor baru yang akan aktif dalam waktu sekitar 5 hari lagi.

Bagi Anda yang masih kebingungan dengan perang tarif antar operator pada saat ini, silahkan bisa baca keterangan mas Khalid disini. Sangat informatif.
Selamat kaget bahwa ternyata prabayar yang pada mengaku murah itu ternyata sebetulnya tetap mahal.

NB: masih bengong karena antara judul dengan isi posting gak nyambung ? ๐Ÿ˜›
Nyambung kok sebenarnya, tapi diplesetkan saja. Daripada judulnya marah-marah, saya kepikiran dibecandain saja deh. He he. Maaf kalau mengecewakan ๐Ÿ˜€

Old & tired:: Open Relay. New Hotness:: Brute-force SMTP AUTH

Bloody spammers.

Got complaints from my customers that their websites are going up & down like a yoyo. Checked, and that’s true enough. Although at first it seems okay, but when you hit reload, you got the error message.
Thank God for squid, so even when the server is having problems, it’s not instantly obvious to the visitors. Only to the admins. (hint: admin pages are usually set with no-cache header)

The error messages are related to mysql. So I checked it, and indeed MySQL was overloaded to the max. mysqladmin -h localhost -u root -p status showed that it’s handling crazy amount of queries per second.

I was a bit baffled. Normally, that will cause MySQL to fell straight away. But at that time, it’s “just” going up & down. So I looked for more clues using top.

I quickly noticed that there are huge numbers of smtpd processes. What’s going on ?
So I checked the mysql query log.

Turned out that the spammers are trying to brute force their way to my smtp server ๐Ÿ™
They’re trying various combinations of username & password. They doesn’t seem to be anywhere successful, but they sure caused MySQL to act funny.
smtpd authenticate to a table in MySQL. The table is small, so it must be cached already by MySQL.

But even cached, when the requests are coming very rapidly, it’d still hurt.

Checked /etc/postfix/master.cf, and surprised to see that by default, max number of smtpd that will be spawned by Postfix is 100.
In normal situation, this won’t be a problem because it’s lightweight. But when there are 100 smtpd processes servicing brute-force attacks of spammer bots, the server will be disturbed.

So I changed this line in /etc/postfix/master.cf :

smtp inet n – – – – smtpd

Into this :

smtp inet n – – – 10 smtpd

Now postfix won’t spawn more than 10 processes at maximum, slowing down the spammer considerably.

Personally, I think old punishment styles such as, oh let’s say “hanged, drawn, quartered” should be reestablished again just for them, spammers.

No, I’m not joking.

OK, ok… but I think that’s the only punishment that would be able to effectively stop people from spamming. So sue me ๐Ÿ™‚

Operasi Katarak Gratis

Kenalan saya, pak Geis Chalifah, barusan mengirimkan email terlampir di milis internal ISNET.
Saya publikasikan juga disini, mudah-mudahan ada yang bisa mendapatkan manfaatnya.

Ini merupakan amal yang luar biasa. Baru sadarnya ketika kemarin ini ayah saya perlu operasi katarak juga. Walaupun katarak beliau masih level ringan, namun biaya operasinya sudah mencapai sekitar Rp 6 juta.

Kini yang tidak mampu juga dapat menikmati kembali nikmat melihat, berkat kebaikan saudara-saudara kita ini. Terimakasih.

UPDATE : Saya mendapatkan informasi terlampir dari Bpk Faridz. Terimakasih untuk sharing nya !

Subject: Re: operasi katarak
Date: Mon, 6 Oct 2008
From: perdami @xxxxxxxxxx
To: faridz @xxxxxxxx

Yth. Bapak Faridz,

Perdami mempunyai program operasi katarak untuk pasien yang tidak mampu.

Bapak dapat menghubungi sekretariat Seksi Penanggulangan Buta karena Katarak di Perdami :

Bapak Ruswandi / Ibu Eva
Telpon : 021 – 3155377.

Mereka akan memberikan informasi mengenai tempat yang terdekat dengan tempat tinggal Anda.

Terima kasih.

Sekretariat PP.Perdami
Lily Mulyono

Terlampir adalah informasi operasi katarak dari Yayasan Rahmatan Lil Alamin.

Asww.
Yayasan Rahmatan Lil Alamin mengadakan operasi katarak tahap ke-10 secara gratis bagi kaum dhuafa penderita katarak akut. Bagi yang berminat silahkan datang ke Yayasan Rahmatan Lil Alamin pada:

Hari : Sabtu 15 Maret 2008.
Waktu : Pukul 8 pagi s/d Selesai
Tempat : Gedung Yayasan Rahmatan Lil Alamin (YRA) Jln Batu Merah no 71 Rt02/02
Pejaten Timur (msk Dari gg Arab Psr Minggu Raya) Telp 0217949301
Acara : Pendataan dan Pemeriksaan Mata oleh Team Dokter.

Operasi ini gratis untuk siapa saja baik Muslim, Kristen, Hindu Dll.
Dengan syarat hanya untuk kalangan tidak mampu (Dhuafa).

Mohon disebarkan informasi ini kepada kerabat atau tetangga yang membutuhkan.

Salam
Geis Chalifah
www.arrahmah.org

Seminar Ubuntu/Linux @ Megabazaar, JHCC

Alhamdulillah beberapa hari yang lalu sudah confirmed untuk sesi seminar Ubuntu ini di JHCC. Lumayan dapat sesi 3 jam ๐Ÿ™‚

Dimana? Kapan? Gimana??

Minggu, 16 Maret 2008, Jam 15.00 รขโ‚ฌโ€œ 18.00,
Ruangan Workshop Megabazar Computer Lower Ground
JHCC, Jakarta

Pembicara : Tim Technical Ubuntu Indonesia

Pendaftaran, hubungi;
Ph : 021. 5851473-74 ( Ibu Desy / Wiwi )

Biaya Investasi : Rp. 30.000,- ( termasuk makalah )

Ada tambahan sedikit dari informasi diatas – pada sesi 3 jam tersebut paling tidak akan ada 3 topik yang akan dibahas, yaitu Akunting dengan Linux (Waraqah), Linux untuk Pendidikan (Toosa), dan Migrasi dari Windows ke Linux (Harry).

Acara ini dapat terselenggara berkat kerjasama dari rekan-rekan di Majalah Chip Indonesia. Bersama dengan email ini saya menghaturkan banyak terimakasih kepada mereka..

Sampai jumpa di lokasi acara !

Israel vs Palestine

I got the following from a forum. Guys, this is how colonialism & slavery is done now : with heavy support from the mass media.

We need more investigative journalists (like Greg Palast etc). And, of course, citizen journalists – eg: bloggers.

Let us all speak out against this new oppression & injustice. Let us hear & say it : Israel is the terrorist.

Rule # 1: It is always the Arabs that attack first, and it’s always Israel that defends itself.
This is called “Retaliation” .

Rule # 2: The Arabs, whether Palestinians or Lebanese, are not allowed to kill Israelis, either soldiers or civilians. This is called “Terrorism“.

Rule # 3: Israel has the right to kill Arab civilians.
This is called “Self-Defense“. If the dead Arabs are by the hundreds, “Collateral Damage“.

Rule # 4: When Israel kills too many civilians, the Western world calls for restraint.
This is called the “Reaction of the International Community“.

Rule # 5: Palestinians and Lebanese do not have the right to capture Israeli military, not even a limited number, not even 1.
This is called “Kidnapping” .

Rule # 6: Israel has the right to capture as many Palestinians as they want. (Palestinians: around 10000 to date, 300 of which are children; Lebanese: 1000 to date, being held without trial.) There is no limit; there is no need for proof of guilt or trial.
This is called “War on Terrorism“.

Rule # 7: When you say “Hezbollah”, always be sure to add “supported by Syria and Iran”.
This is called “Axis of Evil“.

Rule # 8: When you say “Israel “, never say “supported by the USA, the UK and other European countries”, for people (God forbid) might believe this is not an equal conflict.
This is called “Helping our Friends“.

Rule # 9: When it comes to Israel, don’t mention the words “occupied territories”, “UN resolutions” or “Geneva conventions”.
This could distress the audience and is called “Anti-Semitism“.

Rule # 10: Israelis speak better English than Arabs. This is why you let them speak out as much as possible, so that they can explain Rules 1 through 9.
This is called “Fair and Balanced“.

Accessibility : Problem di website XL Xplor

Tadi pagi saya perlu menghubungi sebuah perusahaan di Amerika. Biasanya saya menggunakan Esia , namun sejak kemarin Esia sedang sangat bermasalah. Pakai Skype juga bikin susah orang disana, mereka kesulitan mendengar suara saya. Entah kenapa, mungkin Skype USA sedang overload ? Karena ketika saya coba ke Skype UK, tidak ada masalah.

Akhirnya saya putuskan untuk menggunakan XL. Setelah pengalaman lucu dengan sistem call center mereka, saya memilih untuk mencari informasi tersebut dari website mereka saja.

Dimulailah petualangan saya mencari tahu bagaimana cara untuk melakukan SLI (sambungan langsung internasional) dari handphone XL saya ๐Ÿ˜€

xl-flash-sucks.jpg

Kesimpulan : susah euy !
Buktinya ? Silahkan lihat screenshot di posting ini …

Ya, walaupun Flash player 9 sudah terpasang di laptop Mac saya, website XL tetap ngotot agar saya memasang paling tidak Flash player versi 7. Ha ha ๐Ÿ™‚

Dan parahnya lagi, sama sekali tidak diberikan alternatif non-flash. Jadi, pengunjung yang browsernya tidak bisa menampilkan flash 7, misalnya; yang browsing dari handphone XL ๐Ÿ˜€ tidak akan bisa mendapatkan informasi di website mereka.

Siapa developer websitenya ini ya ? Rimbalinux, walaupun jelas tidak sepakar beberapa kawan-kawan lainnya dalam soal web development, akan selalu berusaha membuatkan website yang accessible bagi client kita. At the very least, agar bisa di index oleh Google (jadi seapes-apesnya masih bisa lah dibaca dari cache nya Google).
Dan kalau diperlukan kita juga telah membuatkan CMS (content management system) berbasis Flash – sehingga client bisa meng update sendiri website Flash nya tanpa perlu merombak ulang file flash nya sendiri — duh, tapi ini kisah nyata ๐Ÿ™‚ barusan ada client saya yang minta tolong karena hal ini, he he.

Anyway…. setelah berjuang, akhirnya saya berhasil menemukan bahwa untuk melakukan panggilan SLI dari XL adalah dengan mengetikkan angka 01000 + kode negara + nomor telpon tujuan. Dan biayanya ke Amerika adalah Rp 25 / detik.
Moga membantu mereka yang mengalami kesulitan yang sama dengan saya ๐Ÿ™‚

Menikah : Arga M. Nugraha

Pagi ini saya blogwalking, dan menemukan bahwa kenalan lama saya sejak zaman BBS, Arga M. Nugraha, akan menikah tanggal 15 Maret ini.

Yay, selamat buat Arga ๐Ÿ˜€
Makan-makan….! ™

btw; saya ketawa di depan komputer melihat posting tersebut dimasukkan ke kategori “Where it hurts most” ๐Ÿ˜€
Waduh, apa tuh ceritanya, hahaha…. hayo ngakuu…

Anyway, sekali lagi selamat ya. Kita turut berbahagia dengan berita ini. May you live happily ever after.
Congratulations !

Review : Ayat-ayat Cinta

Saya kena batunya ๐Ÿ™‚ baru beberapa hari yang lalu saya mengatakan tidak berminat menonton film Ayat-Ayat Cinta (AAC); kemudian saya dapat kabar bahwa keluarga saya: ayah, ibu, adik-adik, sampai adik ipar juga akan menonton semua. Dan saya diundang untuk ikut menonton. Waduh… ๐Ÿ˜€

Ya sudah, akhirnya saya menyerah. Dan hari Jumat kemarin ini kami semua pergi ke Pondok Indah Mall untuk menontonnya. Mumpung adik saya bisa BOGOF (Buy One Get One Free) dengan kartu BCA nya, he he.
Kami sekeluarga nyaris menghabiskan sederet bangku di tengah. Selain itu saya juga bertemu dengan beberapa keluarga lainnya juga. Lucunya hampir semuanya juga dari Bintaro; karena AAC belum ada di Bintaro Plaza ya. Pada eksodus ke PIM deh ๐Ÿ™‚

Film kemudian dimulai. Dan saya langsung bengong.
Fahri, yang di novelnya adalah laki-laki yang mature / dewasa, di filmnya menjadi agak, maaf, culun ๐Ÿ™‚ Malah cenderung emo.
Secara jujur, ada juga momen-momennya yang bagus. Mungkin 50-50 lah. Tapi ini karena ekspektasi saya & perbandingan antara Fahri di novel dengan di film ya. Bagi yang belum membaca novelnya sama sekali, mungkin justru tokoh Fahri di film enak dilihat.

Sedikit interupsi; ketika menonton itu, terus terang saya sama sekali tidak simpati dengan tokoh Fahri.
Mas Hanung beralasan bahwa manusia sempurna, ala Fahri di Novel AAC, itu tidak ada. Argumen saya, justru perlu dicontohkan, agar bisa menjadi inspirasi. Tapi saya pahami karena ini film agama pertama dari ybs. Mudah-mudahan di kesempatan berikutnya mas Hanung ada lebih banyak keleluasaan untuk menghasilkan yang lebih baik lagi.
Tentang pemeran Fahri sendiri di film AAC, setelah membaca cerita pembuatan filmnya, saya berbalik menjadi salut dengan Fedi Nuril. Saya setuju dengan alasan penolakan Hanung terhadap calon-calon pemeran Fahri lainnya yang arogan dalam perannya.
Mudah-mudahan Fedi jadi semakin baik setelah berperan di film ini, amin.

Anyway, kembali ke filmnya; kami mungkin merusak suasana menonton orang-orang lainnya ketika itu. Beberapa kali kami justru tertawa ngakak ketika ada adegan sedih yang bergaya sinetron (maklumlah, MD entertainment gitu lho ๐Ÿ˜€ ini film layar lebar keduanya)
Belum lagi celetukan-celetukan adik perempuan saya, yang kebetulan memang rada bawel :D. Saya sampai sesak nafas beberapa kali menahan tawa. Selepas dari bioskop baru kami bisa tertawa lepas mengingat kembali momen-momen yang aneh tersebut.

Memang kesimpulannya AAC ini adalah film yang ringan. Tapi saya kira kita tidak bisa menyalahkan sutradara maupun para pemainnya. Kita sendiri yang musti disalahkan, kenapa maunya menonton film yang remeh-remeh ? Jadi mari mulai sekarang kita dukung film-film yang bermanfaat; bukan sekadar cuma film percintaan kota & film horor ala sinetron (ack). Mas Hanung setahu saya akur sekali dengan ajakan ini.

Tapi, sebenarnya kalau dipikir-pikir lagi, tetap banyak yang bagus dari film ini. Sekilas, saya kira pemeran pendukungnya cukup banyak yang spektakuler.
Saya sangat terkesan dengan ibunya Maria (Marini). Adegannya ketika mengekspresikan terimakasihnya kepada Aisha di rumah sakit adalah satu-satunya saat saya meneteskan air mata. Saya ikut merasa bahagia hanya dengan melihatnya.
Lalu juga pemeran Syaikh Utsman, Iqbal, Syaiful, dst. Masing-masing nampak, dan tidak tenggelam oleh pemeran-pemeran utama.

Kami juga terpingkal-pingkal kagum melihat aksi “orang gila” kawan satu sel Fahri di penjara Mesir. Orang gila ini ternyata justru bisa mengajarkan hikmah dengan caranya yang tidak biasa. Pilihan & implementasi karakternya sangat pas (ringan, namun tetap berhasil menyampaikan pesannya) sebagai pengganti karakter Profesor di novel (yang cukup berat dialognya)

Beberapa komentar tambahan :

[ 1 ] Saya pribadi agak cemas dengan beberapa adegan Maria, yang berpotensi menyinggung umat Nasrani.
Tapi kalau membaca kisah pembuatan film ini di blog mas Hanung, mudah-mudahan bisa disadari bahwa tidak ada niat demikian. Malah ada apresiasi sutradara karena beberapa adegan film tersebut mendapat izin untuk dilakukan di gereja.

[ 2 ] Bagi para pelaku poligami, haram hukumnya menyatukan istri-istrinya di satu rumah.
Saya paham sih memang di film AAC itu Maria & Aisha digabungkan di satu rumah agar bisa ada adegan-adegan lucunya ๐Ÿ™‚ tapi itu tidak dibolehkan sebetulnya di dalam Islam.
Sekali lagi saya berharap di film berikutnya kekeliruan seperti ini bisa terhindari, mengingat target film ini adalah 1 juta penonton, jadi ada 1 juta penonton yang berpotensi mendapat informasi yang keliru.

Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memungkinkan terwujudnya film ini. Mudah-mudahan makin banyak & semakin bagus film Indonesia; sehingga suatu hari nanti ketika saudara-saudara kita datang ke bioskop, mereka tidak hanya mendapatkan hiburan, namun juga pencerahan.
Maju terus mas Hanung & sutradara Indonesia.

Saran : Kang Abik (Habiburrahman) sebaiknya di masa depan mencari produser yang bisa lebih mau memahami idealisme akang di novel-novelnya. Jangan yang terlalu berorientasi bisnis seperti yang kali ini. Kasihan pihak-pihak terkait, seperti sutradaranya.

Credits : Trims untuk review dari Decon, yang membuat saya menemukan kisah latar belakang pembuatan film ini, langsung dari sutradaranya sendiri.