Monthly Archives: January 2007

Bee magazine : membagi data pribadi customernya ?

Istri saya sudah beberapa bulan ini berlangganan Bee magazine, sebuah majalah anak-anak edukatif. Saya pikir ini termasuk salah satu majalah edukatif yang terbaik yang pernah saya lihat, dan saya mendukung keputusan istri saya untuk berlangganan ini.

Namun, beberapa hari yang lalu ada sebuah kejadian yang aneh. Istri saya tiba-tiba ditelpon oleh seorang sales Indosat, yang menawarkan berbagai paket Matrix. Anehnya karena sales tersebut tahu persis berbagai informasi seputar kami, termasuk alamat lengkap dari rumah baru kami. Tentu istri saya jadi kebingungan bagaimana sales Indosat tersebut bisa mengetahuinya.

Ternyata kemudian ketahuan bahwa promosi tersebut adalah kerjasama antara Bee magazine dengan Indosat. Saya cukup kecewa mendengarnya, karena ini telah melanggar privasi kami. Kami memberikan berbagai data pribadi kami hanya sekedar agar Bee magazine bisa mengantarkan majalahnya kepada kami (kurir mereka mengantarkannya langsung ke rumah kami) — bukan untuk dibagi lagi ke pihak-pihak lainnya.

Kesalahan kami memang tidak memeriksa apakah ada klausa mengenai privasi di kontrak berlangganan majalah tersebut, karena kami terlanjur terbiasa dengan situasi Inggris. Dimana privasi customer, secara default, adalah rahasia.
Kalaupun kami mendapatkan berbagai promosi dari vendor lainnya dari service provider (contoh: PLN, PAM, dll) kami; itu dilakukan tanpa vendor tersebut mengetahui data pribadi kami, karena promosi-promosinya diselipkan ke amplop tagihan. Jadi, privasi kami tetap terjaga.

Kami sebentar lagi akan komplain ke customer service Bee magazine mengenai hal ini. Mudah-mudahan mereka bersedia untuk bekerja sama.

Sementara itu, apakah ada lagi vendor lainnya yang melakukan hal ini juga ? Membagi-bagi data pribadi Anda kepada pihak-pihak lainnya ?

Bagi pengalaman Anda disini, agar kita semua dapat terhindar dari masalah tersebut.
Terimakasih.

Meeting Aktivis Linux @ Nurul Fikri

Undangan ini disampaikan oleh P’Rusmanto di milis linux-aktivis@linux.or.id, terbuka untuk para aktivis Linux Indonesia. Saat ini sudah ada beberapa kawan dari luar kota yang juga sudah mengkonfirmasi kehadirannya.

Bagi yang tertarik, silahkan bisa mengkontak P’Rus langsung, karena ada keterbatasan tempat (max 40 orang). Atau komentar disini, maka nanti akan saya bantu sampaikan kepada beliau.

============

Pertemuan darat aktivis Linux yang diusulkan Pak Harry ternyata disambut hangat teman-teman aktivis.
Untuk itu saya undang teman-teman aktivis Linux hadir pada:

Sabtu, 3 Februari 2007, pukul 13-17 WIB.

Tempat: Gedung NF Computer, Jl. Margonda Raya 522 Depok (terkenal dengan daerah Kober atau Stasiun UI).

Agenda acara (usulan saya, silakan koreksi atau usul lain):

– Saling berbagi informasi, ide, dan pengalaman dalam penggunaan, pengembangan, dan promosi atau advokasi Linux.

– Menyusun masukan kepada pemerintah dalam rencananya menggunakan Linux untuk semua/sebagian komputernya.

– Lain-lain.

KRITERIA (ini juga masih versi saya, silakan koreksi atau usul lain):

– Aktivis Linux tidak harus menjadi anggota milis ini, tapi siapa saja yang sudah/akan melakukan salah satu atau beberapa hal ini: menggunakan, mengembangkan, menyebarluaskan, mendukung Linux 🙂

– Linux dalam hal ini juga mencakup semua software yang berjalan di atas sistem operasi GNU/Linux. Ini sangat bisa diperdebatkan 🙂

– Saya usul di Depok karena ruang kami bisa menampung 40 orang, dan Jl. Margonda Raya terkenal dengan banyak waroeng-nya, mulai dari waroeng internet, waroeng game, waroeng buku, dan segala jenis waroeng makan (warteg, cafe, restoran, hotel). Beberapa distro Linux seperti De2, WaroengIGOS, BlankOn, dan lain-lain juga dikembangkan dari Depok.

Yang ingin hadir dan belum confirm, mohon dinyatakan via milis ini atau kirim ke email saya jika khawatir mengganggu milis.

Rus

Crazy Shopping Time

It seems that if you want to get the BEST deals in the whole year, in Christmas-celebrating countries, then do your shopping on January.

My friends has confirmed that indeed on January his sales dropped to a very dangerously low level. This is probably due to most people’s spending ability already spent and exhausted on Christmas.

Just look at the following crazy deals I encountered when I was casually strolling on Birmingham’s city center, with no intention to do any shopping:

sepatu-boot-5-pound.jpg

Women’s boots for only 5 pounds (about Rp 90.000 !)

buku-1-pound.jpg

I was not able to resist this one though ! One pound for a book ?? I ended up buying some…

buku-1-pound-hasilnya.jpg

Owh… I hurt myself with my overloaded baggage, filled with these books (among others). Must – not – visit – Birmingham – on – January …..

Leisure Suit Harry Looking For Love Laptop

Just arrived in Jakarta, loads of things to write about in this blog. But it will have to wait a bit, right now I’d like to write a little about my quest for a new laptop.

I’m looking to replace my old laptop. It was fine for my needs – composing documents, presentation, *nix server access. However, lately it has slowed down so much, it’s barely usable. At first I suspected spyware/virus, but found nothing. After much tweaking, it’s a bit better. However, it’s started to look worn-out (lesson: don’t buy laptop which case is painted). So I decided to look for a new one.

Here’s my requirements :

  1. Just Works : Nowadays most laptop is alright in regard to this requirement. You can start working with it right away. However, some are still problematic and/or even buggy. I’d rather avoid those.
  2. Looks good: Very important, since this will be the machine used to do presentation to clients
  3. Powerful: I’d like to upgrade only after 3 years or more. Upgrading is a time-consuming process, so I’d prefer to avoid it if possible.
  4. Won’t get scratched / worn out easily: I took care of my old laptop, yet it still got scratched somehow. Also the wrist pad looks very worn out. I think these happened easily because its case is painted. Otherwise, the case would be more resistant to wear and tear.
  5. Size: it will have to be less than 15 inch. 15 inch is maximum really. 17 inch is really nice for work with loads of documents in the same time, but since I’m mobile, it’s quite a bother to haul and use in any places. Also these big laptops tend to feel more fragile.
  6. Safe : I would very much prefer my laptop not to explode, cause fire which destroy my house, or damage my skin.
  7. Have a decent battery life: This may not be achievable though, since my definition of decent is something like 5-6 hours of heavy use. Instead, I may just buy an extra battery for it.
  8. The important features: bluetooth, wifi, etc.
  9. Weight: Hauling a heavy laptop all over the place is not really my idea of working-out. However, if it fulfill all the requirements above, I may reconsider.

At the moment I got a very lovely Apple Aluminium 15″ PowerBook G4 on my hands. A friend of mine allowed me to try it first before decding whether to buy it or not. Only 1 inch thick, if looks could kill then this would be it.
Despite already out in the market for years, it doesn’t have many flaws. It’s quite speedy, and fulfill all the requirements above close to my satisfaction. I’m yet to find non-Apple laptop which do so.

The only problem at the moment is its power adaptor – it’s the second, and it already broke down again (!)
After looking around, it seems that the adaptor is of very poor quality; bad, bad Apple.
I’m going to purchase a new one from here, and will let you know how it goes.

So then I looked on MacBook Pro, even offered a very good deal by my friend.
However, I found out its many possible problems, and hesitated.
Don’t get me wrong, I do know it’s only a possibility. I know a lot of my friends who have MacBook Pro and happy with it (or, have problems, but still happy with it). However, I’d rather avoid problems if possible.

OK, it’s back to square two – I’ve found a possible candidate (PowerBook G4), but I wonder if there’s something better than it. Ideas ?

Tips: a few ideas for your laptop:

1. If you’re looking to buy a MacBook, here’s an excellent discussion loaded with tips and insights.

2. I asked my friend how to protect MacBook / PowerBook / laptop’s casing. I found the answer [ here ] and [ here ]. No more scratches!

3. And here’s how you can protect the LCD screen.

4. Dust kept on sticking to my laptop screen, and it’s really annoying. I wonder if this product may help.

Blogging @ Birmingham

Akhirnya tiba di Birmingham airport hari ini pukul 12 siang. Sialnya, tertahan lama di imigrasi. Di interogasi mengenai banyak hal. Lepas dari imigrasi, lalu dicegat polisi. Lha, muka saya seperti teroris atau Osama bin Laden mungkin ya, he he. Cape deh…

Pukul 13:30 baru keluar dari migrasi, gila betul segala macam ditanyakan. Sampai topik disertasi S2 saya pun juga ditanyakan (!!). Astaga… apa coba padahal hubungannya ?

Lalu lama menunggu bagasi, lho kok tidak keluar? Selidik punya selidik, ada kemungkinan bagasi saya malah terbang ke Amerika … yay.

Sepertinya ini kasus yang cukup sering terjadi di Emirates. Ya sudahlah, terpaksa malam ini belanja baju dulu – toh nanti diganti oleh Emirates 😉 bagus juga ya layanannya. Juga bagasi tersebut ketika sudah ditemukan ternyata akan mereka antar ke tempat tinggal saya. Jadi yaa saya tidak terlalu komplain juga deh.

Alhamdulillah pak Richard tidak terlalu kesal menunggu saya sedemikian lama, beserta istri dan anaknya. Selepas kangen-kangenan, kita pergi meninggalkan airport menuju Birmingham.

Besok mulai keliling bertemu calon client, dan dalam beberapa hari kembali lagi ke Jakarta. Sementara itu, coba kita lihat apakah saya akan ada waktu untuk blogging juga. Let’s wait and see.

Blogging @ Dubai

Akhirnya tiba di Dubai pagi hari ini. Jam 8 pagi nanti baru melanjutkan penerbangan ke Birmingham.

Kembali tips “belakangan” terbukti menyenangkan; karena keluar dari pesawat belakangan, maka jadinya naik bis bandara yang sepi – bukan yang pertama yang penuh sesak sampai berjubelan. Bis kemudian mengantar sampai tiba di tempat pemeriksaan imigrasi.

Bandara Dubai mungkin adalah salah satu bandara termewah yang ada. Duit minyak yaa… tapi saya sempat kebingungan mencari tahu apakah sudah waktu Subuh atau belum (akhirnya ketemu juga mesjid bandaranya). Pukul 5 pagi itu suasananya sudah seperti siang hari di jalan tol Jakarta – padat merayap, he he. Ramai luar biasa.

Di bandara ini saya sempat akan mengantri 8 terminal internet, sebelum kemudian menyadari ternyata ada hotspot gratis. Triknya, jaga agar website Dubai airport tetap terbuka di browser – maka kemudian kita bisa bebas browsing ke situs apa saja. Alhamdulillah saya bisa berkomunikasi dengan calon client dari Nokia E70, sehingga tidak perlu mengantri terminal internet yang disediakan.

Kritik bandara ini cuma satu – toiletnya sedikit ! Bahkan di toilet pria pun mengantri. Saya tidak berani membayangkan seperti apa suasananya di toilet wanita. My condolences for the women there 🙂
Singkatnya; usahakan jangan sampai kebelet di Dubai airport. Kesian euy melihat ada orang tua yang sampai payah menahan hajatnya.

Pada pukul 08:05, akhirnya pesawat saya tinggal landas, dan menuju ke Birmingham airport.

Blogging @ S’pore

Jam 1 malam saya tiba di Singapura, transit sebentar sebelum melanjutkan ke Dubai. Bandara Changi masih tetap bagus, seperti yang saya ingat sebelumnya. Sayang satu hal masih tetap juga belum ada – yaitu wireless hotspot gratis ! Untuk yang satu ini, Changi airport masih kalah dari Dubai airport, he he. Terminal akses Internet juga hanya disediakan 2 buah di boarding room.

Oh well, untung juga tidak terlalu lama transitnya, sebal juga sewaktu digeledah seperti teroris disitu (catatan: detektor logam mereka sepertinya di setting supaya super sensitif – saya harus melepaskan cincin nikah saya supaya detektornya tidak berbunyi)

Beberapa tips untuk penerbangan jarak jauh :

1. Minum air putih yang banyak : udara di kabin pesawat sengaja dibuat sangat kering, agar tidak ada jamur yang tumbuh di saluran-saluran udaranya. Karena itu perlu di imbangi dengan meminum air putih yang banyak. Tek & kopi justru membantu dehidrasi. Saya pribadi banyak minum jus jeruk, ini juga menjaga membantu agar kondisi tubuh tidak terlalu memburuk pada penerbangan di atas 10 jam.

2. Bawa dokumen-dokumen penting di tas pinggang : jadinya lebih aman (mudah diawasi), dan juga mudah untuk mengambil dokumen-dokumen tersebut ketika diperlukan.

3. Buang hajat jangan menunggu kebelet ! : karena seringkali antrian toilet di pesawat bisa panjang. Kalau sudah terlanjur kebelet, bisa bablas duluan 😉

4. Sebelum turun dari pesawat, buang hajat dulu : seringkali ruang antrian pemeriksaan imigrasi tidak ada toiletnya ! (contoh: birmingham airport).

5. Berjalan-jalan di kabin : olah raga ringan seperti ini saja sudah cukup untuk mengurangi resiko kematian karena penggumpalan darah di pembuluh (economy class syndrome).

6. Naik / turun pesawat tidak perlu terburu-buru : kita lihat semua orang seperti ingin menjadi yang paling dulu untuk naik / turun pesawat. Padahal lebih enak jika belakangan saja; misalnya pada saat naik pesawat – tidak usah antri di boarding room, tidak antri masuk pesawat, dan tidak antri memasukkan barang ke hatrack.

Next: blogging @ Dubai.

Hikmah dibalik MoU

Kemarin adalah salah satu hari yang paling menggembirakan bagi saya karena banyak hal. Pertama, karena saya (akhirnya!) bisa bertemu dengan banyak aktivis open source, yang sebelumnya baru saya kenal secara virtual saja. Kedua, karena pemerintah ternyata mempunyai itikad baik untuk menampung aspirasi komunitas dan mendukungnya. Ini hampir tidak pernah terjadi sebelumnya saya kira pada bidang IT. Ketiga, karena kami semua memiliki ikatan yang kuat, yaitu keinginan untuk memajukan Indonesia melalui open source.

Komunitas menjadi makin kompak bersatu, dan saya kira ini adalah salah satu hikmah dibalik MoU kemarin ini.

Terimakasih kepada semua yang telah berpartisipasi, khususnya kepada mas Wandi yang telah mengundang kami ke acara tersebut.

Kesimpulannya; sering-sering lah pemerintah bikin MoU, sehingga kita juga jadi sering kumpul-kumpul *gdubrak* 😀

Catatan Pertemuan dengan Menkominfo

Update: foto-foto sudah saya upload di akhir posting ini.

Pada hari Kamis, 18 Januari 2007, pkl 11:00; beberapa perwakilan komunitas open source Indonesia bertemu dengan Menkominfo, Sofyan Djalil, berikut beberapa staf ahli beliau dan kawan-kawan dari pihak wartawan. Daftar hadir (yang saya ingat) :

Komunitas OSS Indonesia:
Adang
Ahmad Sofyan (fade2bl.ac, Rimbalinux)
Andy Apdhani (Ubuntu Indonesia)
Aulia
Bona Simanjuntak (ICT Center)
Frans Thamura
Heru Nugroho (AirPutih)
Hidayat (Aspiluki)
Harry Sufehmi (Rimbalinux)
Made Wiryana
RMS 🙂 (Rahmat M. Samik Ibrahim)
Romi Satria Wahono (IlmuKomputer.com, Brainmatics.com)
Teddy (FTII)
Rusmanto (InfoLinux)
Wandi (AirPutih)

Depkominfo:
Sofyan Djalil
Cahyana
Kemal
Alex

(mohon maaf sebelumnya jika ada kekeliruan dalam penulisan nama / ada yang terlewatkan, tolong kabari saja saya)

Pertemuan berlangsung dengan terbuka dan cukup blak-blakan, diawali dengan Menkominfo menjelaskan latar belakang MoU yang menghebohkan tersebut.
Ternyata, MoU ini adalah hasil kesepakatan dewan TIK nasional, yang beranggotakan antara lain menteri-menteri lainnya juga; seperti Menko Polkam, Perdagangan, Ekonomi, Dalam negeri, dll. Pada suatu pertemuannya, diangkat issue HAKI, dimana Indonesia tercatat sebagai negara pembajak terbesar di dunia. Hal ini berpengaruh ke banyak hal lainnya, seperti perdagangan, politik, dan lain-lain; dimana posisi Indonesia di dunia menjadi dipersulit karena ini.
Maka disepakati untuk melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan rating Indonesia, yaitu dengan mengadakan MoU dengan Microsoft – sebagai vendor yang produknya paling banyak dibajak.

(Non-binding) MoU ini kemudian sedianya akan di follow up dengan kontrak pembelian lisensi software Microsoft, dimana dengan ini maka otomatis seluruh komputer pemerintah dianggap telah berlisensi dan legal menggunakan software Microsoft.
Dengan jumlah komputer pemerintah sebanyak sekitar 500.000 buah, maka nilai yang dibahas di MoU, menurut pendapat dewan TIK nasional, sudah termasuk cukup baik.

Ternyata MoU ini kemudian bocor, dan mengundang banyak protes dari banyak pihak. Menkominfo dikira sebagai “dalang”-nya, dan banyak mendapatkan kecaman, padahal sebetulnya ini adalah kesepakatan dewan TIK nasional.

Beberapa alasan MoU versus Migrasi OSS yang diajukan Menkominfo, yang kemudian dianggap mengada-ada oleh banyak pihak, ternyata adalah karena kekurangan informasi. Pada forum kemarin berbagai hal tersebut telah diklarifikasi.

Pemerintah sendiri tetap komitmen untuk OSS. Dibahas berbagai rencana kerja dan budget yang tersedia untuk itu. Menkominfo sendiri telah memasang OSS di komputernya sebagai langkah awal untuk memberikan contoh kepada staf-stafnya.
Champion program OSS pemerintah adalah Depristek dan Universitas.

Menkominfo menyatakan bahwa tidak masalah sama sekali jika MoU dibatalkan. Namun kemudian, apa solusi alternatifnya (untuk memperbaiki rating Indonesia di bidang pembajakan HAKI) ? Apakah komunitas siap untuk membantu pemerintah Go Legal ?

Diskusi yang cukup seru kemudian berlangsung dengan tema tersebut.

Yayasan AirPutih (Heru Nugroho & Wandi) mengatakan akan mengadakan program Helpdesk Nasional.Salah satu masalah OSS (Open Source Software/Solution) adalah support – siapa yang akan menyediakan dukungan teknis ? Program Helpdesk Nasional bertujuan untuk menyelesaikan masalah ini. Selain itu Yayasan AirPutih juga akan mengadakan pilot migration programme – ada 5 institusi (pemerintah, universitas, warnet, perusahaan, satu lagi saya lupa) yang dimigrasi 100% ke OSS, dan kemudian dapat dijadikan contoh.

Made Wiryana, yang baru saja sampai dari Jerman di Indonesia sehari sebelumnya, menjelaskan mengenai beberapa concern masalah teknis seputar migrasi ke OSS. Beliau juga menceritakan beberapa contoh kasus migrasi OSS pemerintah di Eropa.

Frans Thamura mengangkat issue mengenai pentingnya pembuatan kebijakan procurement yang pro OSS. Sebagai contoh diberikan antara lain jika pemerintah sudah migrasi, namun tetap ada software proprietrary yang dibeli, maka ini akan menjadi mengacaukan situasi yang ada; karena software proprietary ini akan menjadi sulit untuk dijalankan di platform OSS. Beberapa contoh antara lain adalah software custom-made dari Dirjen Pajak, Bea Cukei,dll.

Rusmanto mengusulkan diambilnya jalan tengah untuk MoU versus Migrasi OSS.
Dimana proses pemutihan/Pemerintah Go Legal terus berlangsung; namun pemerintah akan bernegosiasi dengan gigih untuk menekan nilai angkanya.
Dan sambil menunggu finalisasi kontrak legalisasi tersebut, pemerintah juga menjalankan program Migrasi OSS.
Dengan ini, maka diharapkan pada saat kontrak ditandatangani, maka seluruh/sebagian besar instansi pemerintah telah legal dengan menggunakan OSS.

Bona Simanjuntak melaporkan kesiapan SDM untuk mendukung program migrasi OSS pemerintah. Beliau menjelaskan jaringan IT SMK, dengan jumlah SDM yang cukup banyak.
Rusmanto menyatakan bahwa beliau optimis program Migrasi OSS pemerintah akan bisa berhasil dengan dukungan ini; dimana sejak 2001 InfoLinux tiap bulan telah menurunkan laporan perusahaan-perusahaan yang berhasil migrasi ke open source dengan perkiraan total mencapai 2.000 komputer di berbagai lokasi di Indonesia dengan resources yang terbatas. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Samudra Indonesia Tbk, Garuda Indonesia, Konimex Group, Astra Group, dan lain-lainnya.

Harry Sufehmi menjelaskan bahwa masalah teknis bukan masalah utama dalam migrasi OSS, karena bisa selalu dicarikan solusinya. Beberapa contoh seperti driver printer (ada turboprint.de yang gratis atau bisa juga berbayar), OSS lambat di komputer lama (OSS sudah terbukti bisa berjalan di komputer seharga Rp 300.000 dengan kecepatan komputer Pentium 4), menjalankan software proprietary di platform OSS (bisa menggunakan Wine, Crossover, VMware, dll).
Yang diperlukan adalah itikad & dukungan pemerintah, direalisasikan dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang teratur.
(Menkominfo kemudian menyatakan itikad pemerintah untuk menjalankan IGOS, dan mendukung komunitas untuk mengeksekusinya)

Mendukung jalan tengah yang diusulkan oleh Rusmanto.
Salah satu contohnya lagi adalah melisensi Microsoft Windows, namun untuk aplikasi Office (yang persentase harganya paling mahal) menggunakan OpenOffice. Ini akan dapat menghemat sangat banyak uang rakyat.

Mengusulkan untuk membuat semacam Dewan OSS Nasional, agar komunikasi dan koordinasi menjadi lancar. Jangan sampai harus ada MoU dulu baru kemudian berkumpul semuanya di meja bundar (said jokingly).

Menyampaikan terimakasih karena pihak pemerintah telah bersedia membukakan diri terhadap masukan-masukan dari grassroot/komunitas.

RMS kemudian menceritakan beberapa hal teknis seputar OSS, dan pengalaman UI dalam soal OSS.

Hidayat (Aspiluki) mengkritik program Bona Simanjuntak, karena menurutnya “guru ya guru, jangan merangkap-rangkap jadi trainer IT”, yang diprotes oleh Bona – dijelaskan bahwa ini selain meningkatkan kompetensi dan wawasan guru, juga bisa bermanfaat meningkatkan kesejahteraan para guru. Saya pribadi mendukung pandangan Bona dalam hal ini.
Hidayat melanjutkan dengan saran agar pemerintah membeli software legal, karena mendapat dukungan teknis (sebetulnya ini sudah terjawab dengan program Helpdesk Nasional), memberikan contoh “kalau beli software Microsoft pasti dapat support kan?” (tidak juga pak, satu contoh; Birmingham City Council membeli sekitar 15000 lisensi Windows, dan ketika ada corporate application yang tidak bisa berjalan gara-gara bug Internet Explorer, kami TIDAK mendapat support dari Microsoft. It was VERY painful)

Pertemuan ditutup dengan “tantangan” Menkominfo kepada komunitas untuk menjadikan Migrasi OSS Pemerintah (IGOS) menjadi kenyataan; agar komunitas bisa mengeksekusi program ini secara profesional dan business-like. Rusmanto kemudian ditunjuk oleh Depkominfo sebagai koordinator komunitas untuk ini.

Secara umum, pertemuan kemarin berjalan dengan sangat positif, dan mudah-mudahan akan ada hasil yang riil dari meeting tersebut untuk program OSS Indonesia.
Saya pribadi juga senang sekali karena dapat bertemu dengan banyak kawan-kawan aktivis yang sebelumnya cuma dikenal secara virtual.

Foto-foto insyaAllah akan saya upload belakangan.

Jika ada kekeliruan/kekurangan dalam catatan meeting ini, tolong kabari saya agar dapat dikoreksi. Terimakasih.

Link ke bahasan serupa: Masih tentang MoU Microsoft

Continue reading Catatan Pertemuan dengan Menkominfo

MySpace: dari 500 ribu account sampai ke 26 juta account

Akhirnya ada juga artikel yang membeberkan “jerohan” website paling ramai dikunjungi di dunia saat ini, MySpace.com.
Walau tampilannya jelek (owh.. my eyes) tapi popularitas MySpace terus melejit dengan pesat.

Disitu diceritakan bagaimana mereka bisa mengakomodasi pertumbuhan yang spektakuler tersebut:

[ 1 ] Mulai dari 2 webserver – 1 DB,

[ 2 ] Lalu 1 master DB & 2 read-only DB

[ 3 ] Vertical partitioning : satu DB untuk setiap fitur (blog, profile, dll) website

[ 4 ] SAN (Storage Area Network) : mengatasi masalah bottleneck I/O dengan saling mengkonekkan semua database server yang ada di network internal berkecepatan tinggi

[ 5 ] Scale up OR Scale out ? Ketika total user MySpace mencapai 3 juta, arsitek MySpace dihadapkan pada 2 pilihan :

  • Scale up: Gunakan server besar (32 prosesor, gigabytes memory, dll) — simple, tapi mahal
  • Scale out: Gunakan banyak server biasa — murah, jauh lebih scaleable, tapi jauh lebih kompleks untuk di implementasikan

Akhirnya mereka menyadari bahwa pilihan Scale-up pun tidak akan bisa bertahan lama menghadapi tingkat pertumbuhan MySpace yang sedemikian besarnya. Sehingga mereka kemudian memilih Scale-out.

Database-database yang tadinya dipisahkan pada poin #3 digabungkan kembali menjadi satu database besar, dan kemudian disebarkan ke banyak server-server : setiap server database maksimum menyimpan data dari 2 juta user.
Kecuali database account user yang dipisahkan sendiri di sebuah server yang berkapasitas besar.

[ 6 ] Migrasi dari ColdFusion ke ASP.NET : mengurangi jumlah server yang dibutuhkan dari 246 menjadi 150.

[ 7 ] Virtualized SAN : Teknologi dari 3PARdata memungkinkan sebuah database disebarkan di ribuan hard disk pada jaringan SAN ybs. Ini membuat performa SAN menjadi merata, tidak ada bagian SAN yang overload sementara bagian lainnya tidak melakukan apa-apa.

[ 8 ] Database cache : sebetulnya ini adalah salah satu solusi paling efektif yang sudah bisa dilakukan sejak awal, namun entah kenapa terlewatkan oleh mereka 🙂

Server-server cache dengan kapasitas memory yang besar memungkinkan query yang sering dilakukan langsung dilayani tanpa perlu mengakses database. Server-server ini juga kemudian dimanfaatkan untuk menyimpan session files – yang sebelumnya disimpan di database.

[ 9 ] Memory bottleneck : database berukuran raksasa membutuhkan server dengan kapasitas dan bandwidth memory yang besar. Namun server-server 32 bit hanya bisa mengakses maksimum 4 GB memory.

MySpace kemudian melakukan migrasi ke SQL Server 2005, yang bisa berjalan di arsitektur 64-bit. Dan sejak tahun 2006, mereka menstandarisasi server-server database mereka dengan kapasitas memory sebesar 64 GB.

[ 10 ] Extended checkpoint : karena layanan MySpace tidak menuntut reliabilitas yang tinggi, maka mereka bisa men set checkpoint database s/d 2 jam.

Checkpoint adalah interval dimana database akan menyimpan secara permanen berbagai perubahan yang telah dilakukan ke disk. Interval yang lebih singkat akan menjadikan perubahan-perubahan lebih cepat disimpan, namun ini menurunkan performa database.

Seru 🙂 ok, selamat menikmati.

TKW, nasibmu…

Didats, yang sekarang sedang membanting tulang demi segenggam sekarung dinar di Kuwait, menceritakan pengalamannya sekitar TKW.

Kutipan:

Mengunjungi KBRI beberapa hari lalu seakan-akan membuat mataku lebih terbuka melihat para TKW. Selama ini mereka dieksploitasi sejak dari tanah air mereka sendiri. Para agen-agen TKW yang berada di Indonesia maupun Kuwait hanya meraup keuntungan demi perutnya sendiri!

Eksploitasi sudah dimulai sejak masih di negeri sendiri :

TKW yang diberangkatkan dari Jakarta juga sudah menerima kenyataan pahit sejak dari tanah air mereka. Dibentak-bentak oleh para petugas bandara. Perandaiannya seperti seorang majikan yang sedang darah tinggi memarahi seorang pembantu yang kebetulan bersalah. Nah, masalahnya, para TKW yang berada di Bandara tidak salah apa-apa. Tapi sudah dibentak-bentak secara tidak wajar. Ini aku lihat sendiri ketika berangkat dari Jakarta.

Pesan Didats untuk para calon TKW:

Pesanku lewat tulisan ini adalah, JIKA DIANTARA PEMBACA ADALAH TKW (eh, ada ga ya), URUNGKAN NIATMU BEKERJA SEBAGAI PEMBANTU DI NEGERI LAIN (kalau selain PEMBANTU boleh! Justru dianjurkan). ATAU JIKA DIANTARA PEMBACA MEMPUNYAI SAUDARA YANG AKAN BEKERJA SEBAGAI PEMBANTU DI NEGARA LAIN, CEGAH! PENYESALAN SELALU DATANG TERLAMBAT, KAWAN.

Pesan Didats untuk pemerintah:

Pertanyaannya, DIMANA KESERIUSAN PEMERINTAH KUWAIT DAN INDONESIA? Apakah ini hanya kepentingan beberapa orang yang hanya ingin meraup keuntungan demi buncitnya perut sendiri?

Salah satu solusi :

negara seperti pakistan sudah menyatakan fatwa haram mengirim pembantu ke negara lain.

mereka menanggulangi masalah pengangguran dengan mengirim laki-laki bekerja di luar negeri, sedangkan perempuan bekerja di dalam negeri.

Iya ya, kenapa juga musti terus ekspor perempuan, sementara korban sudah jelas ada (banyak sekali malah)

Ayo mari kita link ke posting Didats ini, agar semakin banyak yang “aware” mengenai masalah ini.

catatan:
masalah TKW bukan cuma di Kuwait / negara-negara Arab. Banyak juga TKW Indonesia yang dizalimi di negara-negara lainnya.

catatan/2: maaf bagi para pemirsa Planet.Terasi, posting non-IT ini saya munculkan untuk mendapat publikasi yang lebih luas.

OSS Indonesia: kritik, saran, dan dukung, mari …

Selama beberapa bulan ini saya sudah baca banyak posting blog yang menyayangkan atau mengkritik pedas pemerintah seputar topik open source — mulai dari MoU dengan Microsoft yang menghebohkan itu, mengapa adopsi open source di Indonesia terasa lambat sekali, anggapan bahwa pemerintah tidak berbuat banyak untuk mendukung migrasi ke solusi open source (OSS = Open Source Solution/Software); dan berbagai posting-posting lainnya yang senada.

Alhamdulillah ternyata banyak sekali yang peduli mengenai soal ini. Ini penting sekali, karena ini adalah salah satu usaha untuk mewujudkan kedaulatan – sebagai suatu topik yang multi dimensi :

  • kedaulatan dalam soal pilihan software
  • kedaulatan dalam soal akses internet (singtel/taiwan down, indonesia lumpuh!)
  • kedaulatan dalam soal ekonomi
  • kedaulatan dalam soal pengelolaan sumber daya alam
  • kedaulatan dalam soal memutuskan berbagai kebijakan dalam negeri
  • Dan seterusnya

Tahap selanjutnya saya kira adalah mendukung. Pemerintah itu bukanlah sebuah entitas serba bisa. Mereka juga butuh dukungan dari kita, agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.
Kalau kita melulu kritik, saya cemas kalau nantinya akhirnya para pejabat jadi merasa jemu; dan memilih berpaling kepada para pelobi vendor proprietary – yang sangat pandai dan halus dalam menyampaikan misinya.

Mudah-mudahan tidak ada yang salah paham – saya tetap berpendapat bahwa kritik itu sangat penting. Namun saya kira kita perlu perhatikan caranya, dan isinya – konstruktif, atau hanya penumpahan uneg-uneg tanpa solusi ?

Saya sendiri baru bisa memberikan contoh kecil saja pada saat ini. Selain pernah terlibat kecil-kecilan di beberapa proyek open source, pada saat ini staf di perusahaan saya mendapat keringanan untuk terlibat di berbagai proyek open source. Bahkan di kantor pun mereka boleh mengerjakan proyek open source mereka.

Namun dalam waktu dekat, mudah-mudahan perusahaan kami bisa berkontribusi lebih banyak lagi. Barusan saya dikontak mengenai peluang ini. Menilik proyeknya, saya sangat amat antusias bahwa ini akan menjadi terobosan besar dalam mendukung pemanfaatan solusi open source di Indonesia.
Tapi maaf saya akan rahasiakan detil proyeknya, supaya tidak ketahuan oleh pihak-pihak yang kontra 🙂
Saya hanya akan beberkan kepada pihak-pihak yang mungkin bisa berkontribusi untuk usaha ini.

OK, mari kita bersama-sama mendukung IGOS (Indonesia Goes Open Source) sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Mari !

Seminar Homeschooling

Ada 3 seminar homeschooling dalam waktu dekat ini. Sayang yang di bulan Januari tidak bisa saya hadiri karena sedang di UK, tapi mudah-mudahan yang di bulan Februari bisa. Anyway, semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Yth Para Orang tua dan Pemerhati Pendidikan

Insha Allah, dengan ini kami ingin mengundang para orang tua dan pemerhati pendidikan
untuk datang dan berdiskusi untuk dapat memberikan komentar mengenai kontribusi sistem yang telah kami kembangkan selama tiga tahun terakhir.

Thema : Pengembangan kurikulum KTSP dan konsep sekolah Fun Learning
waktu : jam 10:00-selesai
Tanggal : 21 Januari 2007
tempat : Madrasah International TechoNatura, Jalan Margonda Raya no 489
Pondokcina, Depok
phone : 776 4268

mengingat keterbatasan tempat yang ada, mohon bagi yang berminat hadir untuk dapat memberikan konfirmasi kedatangan kepada kami.

Demikianlah undangan ini kami sampaikan.
wassalamu alaikum wr wb.

salam hormat kami

A Riza Wahono BEng, MSc PhD
Executive Director

CREATE Foundation
Centre for Research on Education, Arts, Technology, & Entrepreneurship.


Anak Anda Mau HOMESCHOOLING?

Pastikan kalau Anda telah mengerti & siap dengan konsep homeschooling dan konsekuensinya. Untuk itu Komunitas Homeschooling BERKEMAS mengadakan seminar & Pelatihan yang bertema:

PARADIGMA MENJADI ORANGTUA BARU

yang akan diselenggarakan pada:
Hari : Minggu, 21 Januari 2007
Waktu : pk. 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Villa Pejaten Mas
Jl. Pejaten Raya No. A29
Pasar Minggu, Jaksel
Pembicara : Neno Warisman

Investasi : Rp. 50.000,- per orang (snack, makalah & souvenir)

Pendaftaran melalui :
Sekretariat Komunitas Homeschooling BERKEMAS
Jl. AUP Gg. H. Mesir II Rt. 002/10 No. 28, Pasar Minggu – Jkt 12520
Telp. 78839571

Contact Person : Naning (7801542)

Pendaftaran dapat dilakukan melalui rek. BCA no. 5540301648 an: Yayah Komariah (Bukti transfer difax ke 78845632)
Pendaftaran paling lambat hari Kamis, 18 Januari 2007

Tempat Terbatas! 50 orang


FLASH event organizer mempersembahkan:
Seminar pendidikan:

“Homeschooling: Era Baru dalam Pendidikan Anak”

Menghadirkan pembicara:

1. Dr. Seto Mulyadi, Psi., M.Psi (Pakar pendidikan anak, Ketua ASAH PENA Indonesia)
2. Ibu Yayah Komariah (Pendiri Komunitas Homeschooling BERKEMAS)

Waktu:
Sabtu, 17 Februari 2007
08.00-12.30 wib

Tempat:
Hotel Cikini Raya
Jl. Cikini Raya no 79 Jakarta Pusat

Investasi:
Rp. 100.000 (makalah, seminar kit, doorprize, coffe break)
Rp. 175.000 (untuk pasangan suami istri)

Alamat pendaftaran:
FLASH event organizer
Jl. Masjid Condet Al Khoiroot no. 24 A Batu Ampar
Telp: 021-70035086 / 021-80887217
Fax: 021-80887217

Contact person:
Mecca ( 08159531551)
Cicih ( 021-70035086)
Dewi ( 081310063809)

Uang Pendaftaran dapat ditransfer melalui:

BCA cabang Dewi Sartika
No.Rek: 273-147-0369
a.n Sukaesih

atau ke

Bank Syariah Mandiri
No.Rek: 0010102171
a.n Meccarania D.M

Buruan Nikahin Gue

Blogwalking malam ini menemukan sebuah posting yang membahas soal pernikahan. Kutipannya langsung menangkap mata saya :

“Siapa bilang gampang? Makanya kalo belom siap, jangan kawin dulu, donk. Kalo perlu ngga’ usah! Ngga’ tau apa kalo akhirnya nanti cuma bakal nyusahin anaknya? See… this is the very reason, why I don’t intend to get married at the first place.“

Kelihatannya perspektif ini makin banyak dianut oleh banyak orang pada saat ini. Belum siap (mental), jadi jangan nikah dulu. Tunggu siap. Mirip seperti haji ya, walaupun finansial sudah mampu, tapi belum siap (istilah teknisnya: belum dipanggil), maka belum berangkat haji juga.

Tapi ada satu hal penting yang mungkin kita lupakan – manusia mungkin adalah makhluk yang paling mampu untuk beradaptasi.

Dari kutub utara sampai sahara, dari puncak gunung sampai di lautan, di bumi sampai luar angkasa; hidup mewah sampai anak-anak palestina yang hidup di sela-sela desingan peluru — ketika ada tekad, maka biasanya manusia akan menemukan jalannya.

Pernikahan saya kira juga demikian. Kalau ditunggu-tunggu, bisa terlambat sekali. Lebih baik nikah saja, setelah sama-sama sepakat untuk :

  1. Mau berusaha memahami satu dan lainnya. Pria dan wanita memang berbeda. Dengan adanya usaha dari kedua belah pihak untuk saling memahami, maka bisa terjalin kehangatan dan bukannya keributan.
  2. Mau untuk berubah menjadi lebih baik. Setelah menikah, maka biasanya barulah akan kelihatan berbagai kekurangan dari pasangannya. Tapi ini tidak masalah ketika sudah ada janji untuk berubah (adaptasi) untuk kebaikan, maka baik suami maupun istri akan sama-sama menjadi lebih baik.
    Tentunya definisi “kebaikan” ini juga perlu disepakati dulu sebelumnya. Biasanya adalah agama, atau dengan tambahan lainnya.
  3. Komitmen menjaga agar komunikasi selalu lancar. Ini akan mencegah asumsi/prasangka buruk. Jadi jika ada sesuatu pada pasangan Anda yang tidak menyenangkan, jangan didiamkan. Mendiamkan masalah tidak akan membuat masalah hilang, justru akan memperparahnya.
    Tanyakan dengan cara yang baik. Siapa tahu ternyata sebetulnya tidak ada apa-apa, cuma salah paham saja. Wajar terjadi, apalagi pada dua makhluk yang berbeda total (pria dan wanita)

Saya pikir, modal menikah sebetulnya ini saja kok. Simpel ya?

Termasuk masalah parenting / merawat anak. Kalau mau menunggu “siap”, tanpa didefinisikan dengan jelas, maka bisa jadi jomblo terus. Lha sekolah merawat anak juga enggak ada tho.
Tapi dengan modal poin #2, maka kita jadi bisa menghadapi hal-hal yang baru, termasuk mengasuh anak-anak kita.

Sekalian saya ingin meluruskan beberapa propaganda pro-nikah — nikah itu bukan melulu senang-senang 🙂 “they live happily ever after” – BS, he he.

Pernikahan itu adalah perjuangan, yang kalau kita jalani dengan sabar, maka hasilnya akan kita nikmati belakangan.
Menghabiskan hidup bersama soulmate, dengan anak-anak yang menyenangkan hati orang tuanya. Ini cuma bisa dinikmati setelah melalui cobaan mental & fisik yang berat. No pain no gain, kata oom Smith. Tapi proses ini yang akan membuat kita dan pasangan kita menjadi orang-orang yang lebih baik. Seperti besi yang awalnya dibakar dan dipukuli berkali-kali, akhirnya menjadi sebuah pedang yang anggun.

Kalau kita cuma ingin bersenang-senang sekarang, maka kesusahannya akan datang belakangan. Jadi saya kira, lebih baik susahnya sekarang; ketika pikiran masih tajam dan badan masih tegap. Bersama dengan pasangan yang sehati, maka susah pun jadi tidak terlalu terasakan.

Saya tunggu undangannya 😉

Ketagihan Nge-blog

Capai setelah beraktivitas seharian, saya buka Planet Terasi untuk rileks membaca berbagai posting disana. Ketika membaca posting pak Budi, saya jadi tersenyum sendiri. Kelihatannya makin banyak saja yang ketagihan nge-blog !

Ini trend yang bagus saya kira. Terutama karena saya pernah merasakan zaman pra-Internet, dimana mencari informasi itu sulitnya luar biasa. Saya sampai menggunakan modem saya untuk dial ke Amerika, sehingga bisa konek ke Compuserve BBS – dengan bersenjatakan kartu kredit orang tua saya, hehehe. Setelahnya tentu saya kena damprat karena tagihan telpon dan kartu kredit yang membengkak, tapi yah no pain no gain 😉

Walhasil begitu sudah tahu internet dan bisa sedikit coding, maka saya membuat pangsit.com, sebagai sarana untuk berbagai pengetahuan. Kemudian ikut berbagai milis, lalu saya berpikir untuk membuat sarana yang memudahkan saya untuk menulis berbagai topik (tidak hanya komputer). Maka jadilah blog saya pada tahun 2001.

Blog home-made ini terus saya gunakan sambil saya mengamati perkembangan berbagai software blog yang ada. Saya sempat berkontribusi secara aktif di beberapa software blog, sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan WordPress 1.5. Sengaja menghindari beberapa software blog yang bukan open source karena cemas akan potensi data lock-in (dan kemudian benar terjadi pada beberapa software/website blog). Dan sampai sekarang saya masih terus menggunakan WordPress.

Hanya saja frekuensi update saya tidak bisa sesering yang saya inginkan. Pada saat ini, ada 3 bahan artikel di bookmark saya, dan 4 buah draft di dashboard WordPress. Selalu mencari waktu untuk menulis, sebelum idenya larut ke bawah sadar saya.

Kini makin mudah saja untuk berbagi ide, renungan, dan pengetahuan; berkat adanya blog. Mudah-mudahan semakin banyak yang terjun dan ketagihan blog, sehingga kita semua mendapatkan manfaatnya !

Tabrakan lagi…

Kembali mobil saya di tabrak motor kemarin. Mungkin ini sudah kali yang ke enam. Mobil tahun 2005 ini kini sudah banyak baret, dan kali ini ditambah dengan bemper belakang yang penyok.

Syukurnya, motornya sendiri tidak apa-apa, kalau tidak wah istri saya bisa dikeroyok massa. Buktinya dia langsung kabur sekencang-kencangnya di tengah padatnya lalu-lintas, sambil menyalip kiri-kanan dengan lincahnya.

Terus terang saya bingung bagaimana solusi dari masalah ini. Kita bisa mencegah menabrak orang lain dengan mengemudi secara hati-hati. Tapi mencegah dari di tabrak ?

Ada ide ?

Filesystem SSH di Ubuntu

Seringkali saya perlu meng copy file antar server Unix / Linux, dengan parameter cp tertentu, seperti /u (updated files only). Namun fasilitas ini tidak ada di scp. Atau, perlu mounting remote filesystem, namun secara secure. Apa akal ?

Dengan ssfs / fuse, maka kita bisa melakukan ini dengan mudah.

Copy-paste di Ubuntu perintah-perintah berikut ini :

sudo aptitude install sshfs
sudo modprobe fuse
sudo sh -c “echo ‘fuse’ >> /etc/modules”

sshfs / fuse telah terpasang, dan otomatis akan selalu berjalan.

Untuk mounting, ketik perintah berikut ini :

sshfs user@hostname:/path/to/folder /local/folder

Maka kini kita bisa mengakses folder di server remote tersebut via /local/folder, nice!

Ketika sudah selesai, ketikkan perintah berikut ini :

sudo umount /local/folder

Ingin agar ini selalu dilakukan setiap booting ? Cukup edit file /etc/fstab, dan tambahkan baris seperti ini :

[hostname/IP]:/path/to/folder /local/folder fuse defaults 0 0

Semoga bermanfaat.

Ref: ubuntu-tutorials.com

Airlines Indonesia: Umur Pesawatnya & Jumlah Kecelakaan

Membaca posting Priyadi soal airline Adam Air, jadi tahu tentang website Airfleets.net. Situs ini menyimpan banyak data-data menarik seputar berbagai airlines dan armadanya.

Berikut ini adalah data umur rata-rata pesawat di setiap airlines, serta total crash.

Cukup menarik, kita bisa lihat bahwa umur pesawat yang tua bukan berarti berbahaya. Seperti kata Nofie Iman, jika maintenancenya baik dan sesuai prosedur, maka pesawat tua pun bisa saja terus beroperasi dengan aman.

Yang agak mengejutkan adalah Garuda – walaupun umur rata-rata armadanya adalah paling muda, namun paling sering crash.

Tabel ini saya kira masih bisa diperlengkap lagi, misalnya dengan jumlah total insiden per airlines. Seperti rem blong, kerusakan peralatan pesawat saat sedang terbang, dll. Justru data ini yang paling relevan saya kira; karena akan menunjukkan secara akurat bagaimana perhatian manajemen airlines terhadap perawatan armadanya.
Sayangnya, data ini sulit didapat, dan akan lebih memakan waktu untuk mengumpulkannya. Namun jika ada, maka saya kira akan dapat bermanfaat sekali.

Sebagai bonus, berikut adalah data tentang airline favorit para suporter Open Source — Linus Airways 😀

Sudah teruji reliabilitasnya selama 23 tahun – tidak pernah crash sama sekali 😉

Sayang Bill Airlines tidak tercantum datanya di Airfleets.net, dengar-dengar armadanya berumur 20 tahun, tapi sudah ratusan kali crash. Bahaya, sebaiknya hindari sama sekali 😀

Semoga bermanfaat.

Load testing – the quick & easy way

I’ve been doing load / capacity testing stuff for years now. In fact, my 2000 Master (S2) thesis was about this exact topic.

There are many ways to do this.
First, as with any other projects, you’ll need to define your requirements & objectives. Only then you can start choosing the tools and the methodologies.
This is probably where most people went wrong. Load testing doesn’t have to be hard to do, but when you haven’t defined the requirements & objectives, then chance are you’ll be doing it incorrectly.

Second, devise the methodology.
There are 3 main ways to simulate a real-life load on the IT infrastructure :

[ 1 ] Pure simulation :
Some software enable you to do this. You defined the infrastructure first in that simulation software – the servers, the network links, capacity of each items, how it interacts with each other, and so on.

This is fine, actually quite great, to get a big picture of our infrastructure.

[ 2 ] Network simulation :
Sometimes (or, many times) you’ll need to focus on the network. The network is probably the most important aspect of any IT infrastructure. Without a network, each computer is in its own island, and its usefulness diminished by a huge deal.

Some software will enable you to simulate your network, and then runs various test cases on it. You’ll then be able to measure the performance of the network – what’s max throughput ? latency ? any dropped packets ?
You may even find bottlenecks where you didn’t expect any.

[ 3 ] Application-level simulation :
Some software enable you to show you the behaviour of an application based on simulated load.

An example is the software used to simulate visitors to your webserver.

It’s really great because you’re actually seeing the real hardware performing to (close to) real requests. The results sometimes can be quite different from the testing we discussed on point 1.

There are many software now available to do our load testing. Some are free, some are easy to use, some are very expensive (to the tune of tens of thousand dollars), some are very hard to configure, and so on.

But if you have defined your requirements & methodology, it will be quite easy to pick the one suitable for your needs.

Load testing – the quick & easy way

If your needs are simple, for example you’re optimizing a webserver and just need a rough idea on how it currently performs, then you can just use OpenWebLoad. I simply haven’t found anything more simple.
I know, it has not been updated since 2001. But this is probably because it **works** 🙂

Once you got it installed, testing your webserver can be as simple as openload http://asiablogging.com 10
That command means you’d like to simulate 10 visitors hitting your website as quickly as possible.

That’s it 🙂
Very simple isn’t it? Yet it has helped me many times when I was optimizing our customers’ servers.

OK gotta go, hope you find it useful. And, happy new year !