Monthly Archives: February 2008

Gutsy GDM problem : affects LTSP 4.x

There’s currently a problem with Ubuntu 7.10 (gutsy) gdm (gnome display manager) : XDMCP can’t be used to login remotely.

This means, among others, you’ll have problems logging in from LTSP 4.x terminal where the server is gutsy. LTSP 4.x still uses XDMCP for its terminals login.

Currently, as reported by Hendy Irawan (hi there), the problem still exists on the latest gdm patch (2.20.1-0ubuntu2).
Richard Seguin also reported that this issue still exist in Hardy Alpha 3.

There are several workarounds discussed in the bug report’s discussion.
But the one that works for me is to set the remote login to plain in gdmsetup. This is on plain gutsy install (eg: no updates installed)

You may ask – why LTSP 4.x ? Since Ubuntu already included LTSP5 since Ubuntu 5.x (hoary)
Well, LTSP5 seems to have problems with very old workstation and/or workstation with limited amount of RAM. LTSP 4.x is working just fine on these machines.

Anyway, hope it helps someone out there.

PCMAV v1 + ClamAV

UPDATE : Paket PCMAV 1.1 + ClamAV sudah bisa di download dari sini.

Ada satu client saya yang lumayan pusing dengan masalah virusnya. Setelah diteliti, ternyata kebanyakan virus lokal. Kebetulan ubs pelanggan majalah PC Media, maka kemudian saya setup agar mereka bisa deploy PCMAV v1 + ClamAV, sehingga total virus yang bisa dideteksi menjadi 200.000 virus lebih.

Karena ternyata proses setup / memadukan PCMAV v1 + ClamAV ini lumayan memakan waktu, maka kemudian saya upload, dengan tujuan agar Anda bisa langsung memanfaatkannya tanpa perlu memakan banyak waktu lagi.

Harap diingat lisensi PCMAV, yaitu Anda hanya boleh menggunakannya jika Anda berlangganan / telah membeli edisi majalah PC Media ybs.

Semoga bermanfaat.

[ Download PCMAV v1 + ClamAV ]

Agamaku Kesaksianku : Serangan Terselubung Ke Islam

Selama ini saya cukup respek dengan mas Emanuel Setio Dewo, sebagai salah satu developer open source di Indonesia.
Kemudian saya menemukan salah satu blognya lagi, yang diberi judul Agamaku Kesaksianku.

Pada awalnya saya dengan tertarik membaca blog tersebut, karena sepertinya mempromosikan kerjasama & perdamaian dengan umat lainnya, terutama antara umat Nasrani & umat Islam.
Saya senang sekali kalau ada yang mau dengan tulus mengusahakan ini, karena sudah terlalu banyak permusuhan yang tidak perlu selama ini (dimana saya juga pernah melakukan kesalahan tersebut sebelumnya).

Namun setelah membaca lebih mendetail, kini saya jadi kecewa.
Banyak komentatornya yang memfitnah Islam (1), lalu kemudian di approve oleh Dewo.
Malah sebuah postingnya adalah mentah-mentah dari salah satu komentator, yang isinya adalah tafsir Quran yang ngawur, dan kemudian di approve lagi oleh Dewo.

Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Seperti link ke artikel Ali Sina, dengan sebelumnya memvonis bahwa tulisan tersebut hanya diperuntukkan bagi yang pikirannya terbuka. Seperti saya sendiri, yang sudah pernah berdiskusi dengan para atheis langsung di “rumah” mereka sendiri selama berbulan-bulan (dengan cara yang baik, namun tetap diserang dan menjadi bulan-bulanan mereka), memilih tidak membaca artikel sampah tersebut, dan karenanya maka (terimplikasi) saya adalah orang yang pikirannya tidak terbuka menurut mas Dewo.

Jadi pada saat ini, blog tersebut saya anggap hanyalah satu lagi propaganda kepercayaannya sendiri, dibalut dengan berbagai jargon seperti kasih sayang, dst.
Itu memang hak ybs sebagai pemilik blog, namun saya terus terang kecewa dengan serangan-serangan kepada umat lainnya di blog tersebut, terutama umat Islam, dengan cara-cara yang sangat tidak baik.

Kepada rekan-rekan muslim lainnya, saya menghimbau agar kita tidak terpancing membalas dengan kata-kata yang tidak baik (seperti beberapa komentator yang sudah terlanjur terpancing emosinya disitu).
Kita balas saja dengan baik, atau tidak usah dibaca saja sama sekali.

Kepada mas Dewo; di Islam ada prinsip “bagimu agamamu, bagiku agamaku”, dan ketika dipraktekkan, ini telah memungkinkan agama Islam mengayomi agama-agama lainnya.
Mudah-mudahan prinsip serupa juga ada di agama Anda, dan bisa Anda praktekkan juga dengan baik.

Saya sama sekali tidak keberatan jika Anda (Dewo) mempromosikan agama Anda sendiri. You’re most welcome.
Namun ketika dalam mempromosikan tersebut Anda jadi menyerang agama orang lain, di ranah publik, maka persoalannya menjadi berbeda.

OK, kalau ada yang tahu blog yang mempromosikan kerjasama & perdamaian antar umat, do please let me know. Terimakasih sebelumnya.

(1) Dikutip dari komentar ybs :
Dulu Muhammad menyebarkan Islam dengan cara memaksa “orang kafir” untuk memeluk agama Islam, kalo ndak mau maka dibunuh dengan berteriak Allahu Akbar

A Geek (Parent)’s Love

As a computer geek, I love my kids a bit differently (is it an understatement ?) than others.
I love them very much, but I’m also able to discipline them fairly when needed. My kids are all able to use computer since they’re babies 🙂 All are able to use Linux daily 😀
They love books, as I do. They don’t watch TV (I forbid one in my house), but they browse the internet under our supervision. And so on.

But what make me in awe everyday is because I happen to understand computers : I know how stupid it is. So I’m constantly amazed when my kids are able to accomplish something new. Because it made me remember that, despite the latest advances in the artificial-intelligence field, they are nowhere close to the intelligence level of my baby : self-aware & sentient. And capability to learn pretty much **anything**.
Try to top that 🙂

Anyway, so it was with great feeling I read this comment again and again. It moved me so much.
It was exactly my experience, but written so much more eloquently that I could ever hoped for.

I hope I’ll be successful in my duty : to raise all of my kids to be good adults. To all other geek parent’s out there, here’s one for you :

I won’t lie to you — being a parent is no laughing matter. It is a ton of work. It can be amazingly stressful and expensive. I’ve been through periods that I look back on now and wonder how the hell I managed to pull through without going completely insane.
But if you ask me, the rewards outweigh the difficulties ten to one.

When your child first looks up at your face and you see actual recognition in her eyes… when you see all the blocks fall into place as she figures out how to do something for the first time… look, I know it sounds really sappy and smarmy, but seriously (srsly) it is absolutely indescribable.
This thing started out as a bit of genetic code from two people, and now it is actually self-aware and sentient. How cool is that? What geek can’t be astonished at these emergent properties, derived from a program more complicated than you can possibly imagine — a program that has spontaneously evolved over time?

And you get to see her mental map evolve. You watch branches get added to her decision tree. You observe as she learns how to acquire information, process it, and decide how to act upon it. And all the while, you mold her view of the world based on your interactions with her. I don’t know about you, but I find that not only fascinating, but incredibly rewarding.

Before my daughter was born, I was terrified too, and (if) somebody had said these things to me, I would’ve said, “Yeah, okay, I’m sure it’s great and all, but I’m sure you’re exaggerating somewhat.” That’s because there is something that happens to you when it’s your kid. There’s some very ancient, very basic code that gets turned on in your brain that says “this life is your responsibility, and you must do everything you can to ensure its safety, survival, and growth“. I can’t explain it because I honestly believe it’s something buried deep beneath the conscious mind.

Boikot Trend Micro

ScriptumLibre.org melaporkan bahwa TrendMicro telah menuntut Barracuda Networks karena menggunakan ClamAV, software anti-virus open source, di dalam produknya.

Barracuda/ClamAV dituduh telah melanggar paten Trend Micro; yaitu karena melakukan pemeriksaan virus di server SMTP/FTP.

Padahal ini adalah hal yang wajar – tentunya kita semua ingin menangkap virus sebelum virus tersebut berhasil masuk ke jaringan kita bukan ?
Ini adalah suatu kewajaran, dan sangat tidak layak untuk dipatenkan.

Analoginya, bayangkan jika saya memegang paten atas “roda mobil yang bundar”.
Akibatnya, setiap perusahaan mobil jadi harus membayar royalti ke saya, kecuali jika mereka menggunakan roda yang tidak bundar di mobilnya 😀

Ini bukan perlindungan terhadap hak intelektual, namun pemerasan.

Just say no to software patents.

Just say no to Trend Micro, let’s vote with our money, seperti komentator Slashdot yang satu ini :

I’ve been evaluating their client server product for SMB for a week now. I need about 75 licenses to replace our aging Symantec Corporate 7.

I was a couple of days away from purchasing 75 licenses for one company and 10 for another, but then this. I vote with my dollars and if my research shows their claims are BS, they just lost 85 x 2-year licenses.

Solusi alternatif ?

Jika tidak menggunakan Trend Micro, lantas apa dong ?

Untuk server :

Mari kita dukung ClamAV dengan menggunakan berbagai produk mereka di server kita.
Saya sendiri sudah menggunakan ClamAV selama bertahun-tahun di server saya, dan sangat menyenangkan: install & forget. ClamAV berjalan secara otomatis, tanpa membebani server terlalu banyak, dan meng update dirinya secara otomatis juga.

Untuk desktop :

Saya pribadi sudah lama merekomendasikan NOD32 (*) kepada kawan-kawan saya. Softwarenya “ringan”, kerjanya cepat, dan deteksinya juga akurat.

Informasi lebih lanjut

Detail lebih lengkap bisa dibaca di artikel Linux.com

Ajakan

Mudah-mudahan ini bisa menjadi peringatan kepada para vendor, bahwa siapa saja yang nekat meng abuse sistem paten di dunia IT akan segera mendapatkan hukumannya. Mari – sebarkan informasi ini seluas-luasnya !

(*) Tapi sepertinya sedang ada masalah dengan NOD32 cabang Indonesia – beberapa minggu yang lalu saya mencoba membelikan lisensi untuk seorang client saya. Sampai saat ini saya masih belum mendapatkannya. Jika Anda ingin membeli lisensi NOD32, mungkin langsung ke eset.com saja untuk sementara ini.

Jakarta Amblas

Saya mendapat ini dari seorang kawan, yang saya tidak tahu apakah beliau akan keberatan jika saya sebutkan namanya disini (kabarkan saja ya pak), di sebuah milis.

Untuk para pakarnya, apakah ini (amblas s/d 35 cm) buruk ? Misal; apa efeknya ke pondasi rumah/gedung ?
Kalau dari kacamata orang awam, seperti saya, wah 35 cm itu lumayan signifikan ya.

Isi email ybs dan file kiriman beliau terlampir :

Kalau mau dibuat bombastis, mungkin itu judul dari Pidato Ilmiah Guru Besar – ITB, Prof. Hasanuddin Z. Abidin. Judul aslinya sih “Peranan Geodesi Satelit dalam Memahami Dinamika Bumi di Wilayah Indonesia”, tapi coba lihat isi di dalamnya, khususnya pada gambar yang saya sertakan dalam lampiran (attachment) email ini. Ada beberapa tempat di Jakarta ini yang turun 35 cm dalam setahun!

Berita buruk ya? Belum seberapa. Lihatlah beberapa tempat di Bandung … 1-2 cm/bulan! Sidoarjo? 0.5 – 2 cm per hari arah horisontal dan 1-4 cm per hari arah vertikal. Lebih lengkap orasi Prof. Hasanuddin Z. Abidin, lihat di http://www.pirba.ristek.go.id/det.php?id=478

Download :
[ Land subsidence in Jakarta ]

Boyke.com

Kawan lama saya, Boyke Bader, akhirnya memutuskan untuk launching blognya. Kemana aja pak ? He he 🙂

Pak Boyke ini sebenarnya adalah salah satu “veteran” Internet, malah sudah online sejak zaman BBS di Indonesia.

Tapi baru memutuskan untuk punya blog sekarang karena tidak terlalu suka dengan narsis.
Saya kira tidak apa. Selama narsis masih belum dilarang oleh pemerintah, mari kita narsis bersama-sama 🙂

Anyway, dari para veteran Bemo.net, sebetulnya masih banyak lagi yang belum nge-blog. Tapi, kontribusi mereka ke Internet Indonesia ternyata sangat besar, tanpa banyak yang tahu.
Ini adalah salah satu komunitas yang paling menyenangkan yang pernah saya bergabung. Funny & witty, seperti di forum JUNK/Batavia, dan kini di bemo-batavia@egroups.com, namun tetap vokal & aktifis.

Kalau Anda pada saat ini bisa menikmati internet dalam kecepatan tinggi dan harga yang murah, kemungkinan besar hal tersebut adalah karena hasil sepak terjang mereka.
Atau, jika Anda berada di pedalaman, namun tetap bisa mengakses Internet, mungkin ini juga gara-gara mereka 🙂
Ada Web 2.0 lokal yang sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi Anda? Mungkin juga ini kerjaan salah satu/bbrp dari mereka.
Dst

Tapi saya tidak bisa detailkan lebih lanjut, karena ini jadi menyebabkan banyak pihak tidak senang. Banyak yang diteror pihak penguasa karena kontribusinya tersebut, sementara rakyat yang menikmati hasilnya tidak tahu bahwa ini adalah kontribusi mereka. Ada yang sampai jadi pindah keluar negeri.
Mungkin suatu hari nanti saya bisa beberkan ceritanya. Tapi tidak hari ini. Not today.

OK, welcome sekali lagi ke pak Boyke di blogsphere Indonesia. Enjoy your stay pak.

Kapolda Jabar: Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri

My man 🙂 ™ Denzel Washinton @ American gangster

Mudah-mudahan Kapolda Jabar yang baru ini bisa sukses. Mari kita dukung !

Beberapa kutipan :

Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha

yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin.

Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.

Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. … Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran.

Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran (!)

Artikel selengkapnya :

Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji,
“Jangan Pernah setori Saya”

Pikiran Rakyat, Edisi 10 Februari 2008

RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB.
Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya “galak” dan “menyentak”. Saking “galaknya”, anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut.

Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). “Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani,” tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatera Selatan itu.

Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. “Kalau minggu depan masih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan,” kata suami dari Ny. Herawati itu.

Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi.
Berikut petikan wawancara wartawan “PR” Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi.

Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi?

Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan. Terbayang ‘kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis.

Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin.

Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan pungli saat masuk ke Polda Jabar?

Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi.

Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya “bersihkan” dulu di dalam, baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.

Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya.

Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu.

Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusaha-pengusaha, mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka.

Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu.

Untuk program “bersih-bersih” itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan?

Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran.

Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan.

Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi.

Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama?

Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya.

Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala projek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan.

Contohnya saja posisi kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi kapolda. Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya.

Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus korupsi?

Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar.

Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap “bermain” bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk.

Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa? Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk.

Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal lapor boleh di mana saja.

Kita juga harus mempertanggungjawabkan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik ini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliut-pabaliut. Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliut itu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak?

Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim. Menurut Anda?

Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok pahlawan.

Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat serse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran.

Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta.

Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha.

Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan kepolisian?

Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik.

Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng, tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan), sementara rakyat macet. Itu juga korupsi.

Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan pelacur. ***

Melahirkan & Menyusui : dapatkan yang terbaik bagi Anda & bayi Anda

Saya menemukan posting Sueng mengenai masalah di rumah sakit kita dalam hal layanan persalinan / melahirkan. Juga kasus dengan anak pertama Firman Firdaus. Cukup membuat gregetan membacanya.
Bagaimana bisa sampai ada dokter yang rela membahayakan pasien-pasiennya, yang sudah mempercayakan nyawanya kepada mereka ? Apa lulusan dokter sekarang tidak disumpah ?

Kembali ke permasalahan; bagi para ibu yang akan melahirkan, saya pribadi sangat merekomendasikan rumah sakit Budi Kemuliaan. Rumah sakit ini bersifat sosial dan melayani masyarakat, karena bentuk institusinya yang berupa perkumpulan — bukan perusahaan yang 100% bertujuan komersial.
Mungkin juga ada rumah sakit bersalin lainnya yang baik, namun saya pribadi baru tahu ini saja.

Saya & istri sangat gembira karena kami mendapatkan semua yang terbaik disana. Secara fisik, mungkin rumah sakit tersebut bukan yang paling bagus. Namun dari sisi layanan, kami belum menemukan rumah sakit lain yang bisa mengalahkannya.

Misal, soal ASI — mereka sangat mendukung istri saya untuk menyusui bayinya kapan saja. Tidak ada usaha untuk mempromosikan apapun, susu formula misalnya.

Membelok sedikit – dari blog Sueng, saya terharu menemukan link ke proses bersalin Tiara Lestari. Disitu dia mengajak kita semua untuk mempromosikan ASI dari dini, dan turut membantu menyelamatkan banyak nyawa yang tidak berdosa.

Saya juga jadi membaca proses hijrahnya. It’s among the most amazing story I’ve ever read. Pasti sepanjang proses tersebut ada banyak sekali cobaan yang dialaminya. She endured it all though, and became a much better person now. Dan manfaatnya bahkan bisa kita nikmati juga, seperti pada postingnya soal ASI tersebut.
One more enlightened voice has showed up in Indonesian blogosphere. Semoga berkah, dan anaknya kelak bisa menjadi teladan yang baik bagi masyarakat kita, amin !

Kembali ke RS Budi Kemuliaan — Mereka juga mendorong proses lahir yang alami. Beberapa rumah sakit mendorong Anda untuk melahirkan dengan operasi caesar — profit mereka lebih besar, namun Anda yang akan sengsara karenanya (recovery pasca persalinan caesar lebih lama & menyakitkan daripada persalinan normal)
Dan berbagai contoh lainnya.

Anyway, di RS Budi Kemuliaan ini mungkin juga tidak semua dokternya berkualitas yang sama bagusnya (seperti yang telah dialami oleh Firman).
Saya bisa merekomendasikan satu orang dokter disana yang bisa dipercaya dengan nyawa Anda & bayi Anda, tapi saya tidak tahu apakah ybs berkenan untuk disebutkan namanya. Jika Anda tertarik, kontak saya via japri, maka nanti saya akan kabarkan kepada Anda.

Apakah ada rumah sakit & dokter yang bisa Anda rekomendasikan untuk topik ini ? Please share them with us. Terimakasih.

Hati-hati 000webhost.com

Beberapa hari yang lalu saya mendapat email sampah / spam yang menawarkan jasa webhosting gratis dari 000webhost.com

Bagi yang melakukan spam dengan mimpi akan mendapatkan uang us$ 5 per registrasi, lupakan mimpi Anda tersebut. 000webhost.com menipu para affiliates nya.

Secara logis saja, bagaimana website gratis bisa membayar orang lain ?

Bagi mereka yang ingin memanfaatkan jasa webhosting 000webhost.com, pikirkan dulu baik-baik. 000webhost.com bisa mengeksploitasi data pribadi Anda.

Belum lagi berbagai peringatan dari berbagai forum webhosting di Internet dari para pakarnya.

Semoga bermanfaat.

Pindah ibukota ?

Istana Merdeka Kebanjiran, Daan Mogot banjir 100 cm, Tengah Malam, Jalanan Masih Macet Total — belum lagi berbagai masalah lainnya; overpopulation, transportasi publik, potensi bencana alam, dst. Apakah sebaiknya ibukota Indonesia dipindahkan ke tempat lain ?

Mungkin di Kalimantan bisa dipertimbangkan. Pertama, secara geografis cukup stabil (berbeda dengan Sumatera & Jawa). Kedua, tidak ada gunung berapi yang aktif. Ketiga, lokasi cukup strategis (tengah), mudah-mudahan dengan demikian bisa mendorong juga perkembangan daerah timur (yang selama ini agak kurang terperhatikan). Keempat, dengan memulai baru, maka mudah-mudahan segala kekeliruan di Jakarta (yang sudah susah untuk diperbaiki lagi) selama ini bisa dihindari.

Lokasinya mungkin di sekitar Pontianak ? Tidak di pantainya, untuk menghindari resiko tsunami. Namun juga tidak terlalu jauh, agar tidak juga menyulitkan transportasi melalui laut.

Bagaimana menurut Anda ?

Aa Gym Menjawab

Setelah heboh soal poligaminya, akhirnya Aa Gym kembali mau muncul di media massa untuk pertama kalinya.

Saya sendiri baru tahu ada interview ini. Bagi yang juga melewatkan acara ini, silahkan kita bisa tonton via Internet di website RadioDakwah.

Sepertinya menarik sekali; misalnya mengenai hikmahnya, yaitu beliau jadi bisa lebih banyak berkumpul dengan keluarganya. Mengharukan sekali, saya tahu dulu Aa Gym sering tidak tega menolak undangan sehingga kemudian memaksakan diri, sampai kesehatannya jadi cukup rapuh. Alhamdulillah sekarang jadi bisa lebih banyak berkumpul dengan keluarganya.
Juga saya dulu agak kurang senang dengan beberapa bisnisnya yang terlihat mengkultuskan diri beliau. Alhamdulillah itu juga kini sudah selesai masalahnya.

Mudah-mudahan selanjutnya dakwah beliau di masa depan bisa jadi lebih bermanfaat lagi bagi lebih banyak orang.

Enjoy.