Monthly Archives: October 2009

Gempa : Persiapkan Untuk Yang Paling Besar

Gempa Padang kemarin menyayat hati kita semua. Sekian banyak korban telah berjatuhan. Ditambah lagi dengan beberapa kabar mengenai kesulitan penyampaian bantuan kepada yang membutuhkannya.
Dan, kemudian muncul berita bahwa masih akan ada gempa besar lagi. Gempa Padang ini ternyata bukan yang terakhir.

Dikutip dari Washington Post :

“Kerry Sieh, an American seismologist at Singapore’s Nanyang Technological University, said Sumatra’s current seismic spasms began in 2000 and have since produced about 30 quakes. Far worse is yet to come”

Over the centuries, he said, the Mentawai patch has had long periods of calm followed by several decades of intense and dangerous activity.
By using coral to measure changes in sea level and other factors, Sieh and fellow scientists have identified three distinct periods of activity, each roughly 200 years apart, since the early 14th century.

Sumatra’s current seismic turmoil, he said, marks the fourth such episode and, like previous ones, will probably end with a massive quake. The last catastrophic temblor was in 1833.”

Pendapat Kelly Sieh ini juga dibenarkan beberapa pakar gempa Indonesia, yang menyatakan bahwa masih ada energi tektonik yang masih belum terlepaskan, dan bisa kembali meledak sewaktu-waktu.

Apakah kita mau mengalami gempa Padang ini lagi ? Kalau soal keinginan, tentu tidak. Namun, takdir tidak bisa ditolak.
Nah, satu hal yang BISA kita lakukan adalah mempersiapkan diri, agar ketika gempa terjadi kembali, maka korban bisa kita hindarkan.

Jangan sampai kembali jatuh korban sampai sebanyak dan separah berbagai gempa yang sudah terjadi. Kita, bangsa Indonesia, harus bisa belajar dari pengalaman kita.

Indonesia perlu memiliki sebuah badan Pusat Manajemen Bencana.

Badan ini perlu melakukan antara lain :

  • Pencegahan : Beberapa bencana sebenarnya bisa dihindari. Atau, paling tidak bisa dihindari jatuhnya korban.

    Contoh: aturan mengenai pembuatan gedung (harus tahan gempa, kabel listriknya anti korslet, dst), pemasangan detektor tsunami, pemasangan detektor badai, dst

  • Respons & Koordinasi : Pada saat bencana, badan ini menjadi pusat koordinasi untuk semua pihak yang terlibat dalam respons / bantuan dalam bencana tersebut.

    Dengan demikian, maka bantuan bisa :

    1. Cepat : sampai ke korban
    2. Tepat : untuk korban, bukan untuk yang lain
    3. Sesuai : dengan kebutuhan korban
  • Pemulihan : Paska bencana, badan ini bertugas untuk membantu pemulihan. Sehingga para korban bisa segera kembali pada suasana pra bencana dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Mudah-mudahan badan ini sudah ada, dan bisa makin optimal dalam menjalankan tugasnya. Atau, jika belum ada, bisa segera dibentuk, dan bisa segera berfungsi sebelum bencana berikutnya terjadi.

Terlampir adalah email saya ke milis Telematika seputar hal ini :

From: Harry Sufehmi
To: Telematika@yahoogroups.com
Cc: “Onno W. Purbo”

> bahwa kegiatan bantuan baru akan efektif berdaya guna apabila ada
> sinergi dan kerjasama diantara kita

Apakah sudah ada pusat koordinasi untuk semua kegiatan bantuan di Sumatera Barat ?

Jika belum, mungkin bisa mencoba Sahana, software Disaster Management : http://www.sahana.lk/

Software ini sudah digunakan di berbagai kegiatan bantuan kemanusiaan di beberapa bencana.

Semoga bermanfaat.

NB: Ada kemungkinan gempa-gempa yang lebih besar akan terjadi lagi di masa depan di Padang,

Dari : http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/10/01/AR2009100102113.html?hpid=artslot

“Kerry Sieh, an American seismologist at Singapore’s Nanyang Technological University, said Sumatra’s current seismic spasms began in 2000 and have since produced about 30 quakes. Far worse is yet to come”

Over the centuries, he said, the Mentawai patch has had long periods of calm followed by several decades of intense and dangerous activity.
By using coral to measure changes in sea level and other factors, Sieh and fellow scientists have identified three distinct periods of activity, each roughly 200 years apart, since the early 14th century.

Sumatra’s current seismic turmoil, he said, marks the fourth such episode and, like previous ones, will probably end with a massive quake. The last catastrophic temblor was in 1833.”

Jadi ini adalah seri gempa ke empat.

Tentunya kita berharap bisa belajar dari 3 pengalaman sebelumnya.
Tapi, apakah pemerintah kita mau ?

Dikutip :

“There is NO place in the world that has more wake-up calls than Padang,” Sieh said. But getting governments to focus on catastrophes out of immediate view is difficult.”

“Earthquakes in and around Sumatra are “becoming more frequent and of higher intensity,” said Haryadi Permana, a geologist at the Indonesian Science and Technology Agency. A massive quake is likely in the coming decades, he said, but “it is impossible to predict when.”
He said scientists have long warned that Padang and other towns were under threat, but “the government never cared about that.”

Sebaiknya bisa ada Badan Nasional Manajemen Bencana. Atau, paling tidak propinsi Sumatera Barat mengadakannya sendiri.

Negara / propinsi lainnya sudah ada beberapa yang mengimplementasi skema ini, jadi kita tidak perlu membuat dari awal. Kita bisa ambil & belajar dari pengalaman mereka.
Beberapa bahan bacaan :

http://star-tides.net/node/511
http://www.mscema.org/index.php?name=Downloads&c=2

Mudah-mudahan jika ada bencana nasional lainnya yang terjadi — apakah itu banjir, badai, gempa, kebakaran, dll; maka kita sudah siap.

Tidak terjadi kepanikan menghadapinya, bisa segera mengatasinya, dan kemudian bisa segera pulih kembali dari bencana tersebut.

Salam, HS

On 10/3/09, Pataka ID wrote:
> Salam,
>
> Kemaren dan hari ini via TNI AL (kapal cepat jenis LST) telah mengangkut
> puluhan truck dari TNI, PU, BNPB yang diantaranya terdapat sejumlah alat
> pengolah air (water treatment). Coba ditelusuri, besar kemungkinannya apa
> yang dicari dan dibutuhkan sudah ada di lapangan tapi belum terinformasikan.
> Kami di Yayasan AirPutih sekarang ini memulai membangun jaringan (orang dan
> lembaga sesama aktivis & inisiatif penanggulangan bencana) untuk saling
> bertukar informasi dan data serta membantu menyebarluaskannya pada yang
> lain. Lakukan hal yang sama di lingkungan & organisasi anda. Kadang karena
> kesibukan & konsentrasi pada bidang tugas dan keahlian masing2 kita jadi
> lupa bahwa kegiatan bantuan baru akan efektif berdaya guna apabila ada
> sinergi dan kerjasama diantara kita, karena satu sama lain akan saling
> terkait dan saling membutuhkan sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
> Tidak bisa berdiri sendiri.