Seperti yang telah saya janjikan sebelumnya, di posting ini saya akan menuliskan berbagai pertanyaan yang sempat saya catat pada seminar karir IT, berikut dengan jawabannya.
Namun sebelum itu, saya ingin menyatakan bahwa saya memiliki keprihatinan yang sama dengan pak Budi Rahardjo disini : kualitas sdm kita menyedihkan.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sempat saya catat, berikut dengan jawabannya:
(slide seminar bisa dilihat disini: http://harry.sufehmi.com/archives/2005-09-01-989/)
Tanya:
Mana yang lebih penting, IPK/prestasi akademik atau koneksi ?
Jawab:
Kalau untuk mencari kerja/berkarir: koneksi cenderung lebih penting.
Contoh ekstrimnya, ada kenalan yang dulu lulus dengan IP nyaris 4. Tapi, memprogram dalam bahasa Basic saja kesulitan. Juga, tidak sempat membangun jaringan. Sehingga mengalami kesulitan setelah lulus kuliah.
Contoh kebalikannya, ada kenalan yang tidak lulus SMA, tapi jabatannya lebih tinggi daripada saya, karena memang ahli dan jaringannya bagus.
Tapi bukan berarti lantas Anda boleh mengabaikan kuliah Anda ! Ingat, Anda punya tanggung jawab kepada orang tua Anda, yang telah berusaha keras agar Anda bisa kuliah.
Jadi berusahalah untuk berprestasi sebaik-baiknya, sambil berusaha juga untuk membangun jaringan Anda.
Tanya:
Anda mengatakan banyak materi kuliah yang kurang relevan dengan dunia kerja, contohnya apa?
Jawab:
Dulu ada mata kuliah kewiraan. Lalu, berbagai mata kuliah yang sangat teoritis / tidak jelas bagaimana penerapannya, atau memang cuma sekedar teori yang sulit diterapkan.
Kemudian, terkadang juga ada mata kuliah yang sudah kadaluarsa – saya pernah mendapat mata kuliah Assembler, namun tidak jelas untuk platform apa (yang jelas, bukan PC)
Selain itu, yang mungkin juga mengejutkan adalah suasana yang sangat berbeda.
Ketika kuliah, kalau kita gagal mengerjakan suatu tugas, resikonya paling adalah tidak lulus dari mata kuliah tersebut.
Di dunia kerja, kegagalan menyelesaikan tugas bisa berdampak kerugian jutaan rupiah atau lebih dari itu. Dan berbagai tekanan-tekanan lainnya.
Mungkin bidang IT kelihatan sebagai suatu yang glamour. Kenyataan yang sebenarnya seringkali jauh dari demikian. Beban pekerjaan yang sangat banyak, deadline yang tidak masuk akal, lembur kerja di akhir pekan, dst; ini kadang merupakan kelaziman.
Tapi sebagaimana juga bidang-bidang lainnya; jika Anda tekun, tidak takut tantangan, dan punya jaringan yang bagus – maka IT bisa menjadi bidang karir yang bagus dan menarik.
Tanya:
Bagaimana cara untuk membangun jaringan? Tips?
Jawab:
Jika Anda kuliah di universitas seperti UI, ITB, dll; maka bersyukurlah karena biasanya jaringan alumni mereka bagus.
Cara lain adalah dengan aktif berorganisasi.
Jika tidak ada organisasi yang menarik – buat saja sendiri. Misal: Study Club Campus (SCC), yang terdiri dari banyak study club (SC). Setiap SC fokus ke topik tertentu (misal: Java, Python, Linux, dll), dan anggotanya adalah mahasiswa yang berminat ke topik tersebut. Tiap SC punya rencana kerja (misal: Maret – instalasi Linux, April – setup webserver, dst). SC sangat berguna untuk membantu mempercepat proses belajar suatu topik (karena belajar bersama jauh lebih cepat daripada sendirian).
Jadi pada intinya; harus aktif berinteraksi dengan pihak-pihak yang relevan. Maka mudah-mudahan ketika lulus kuliah nanti, jaringan Anda juga sudah bagus; sehingga mudah untuk berkarir di bidang IT.
Tanya:
Bagaimana cara untuk mendapatkan berbagai keahlian IT yang relevan ?
Jawab:
Tidak ada cara lain kecuali dengan banyak praktek.
Bisa sendirian, namun lebih baik jika ada kawan yang minatnya sama. Lihat ke bahasan mengenai Study Club di poin sebelum ini.
Tanya:
Untuk urusan kuliah saja kita sudah sibuk; menghadiri kuliah, mengerjakan tugas, dll. Lalu sekarang ternyata kita (mahasiswa baru) harus lagi berusaha membangun jaringan, dan menambah keahlian IT praktis.
Bagaimana caranya untuk dapat mengerjakan ini semua ?
Jawab:
Tiap orang berbeda-beda cara yang cocok untuk me-manage waktunya.
Ada yang cuma perlu menuliskan target-target dan deadlinenya, dan menaruhnya di tempat yang sering dilihat (dinding, di balik pintu, dst)
Ada juga yang bisa mengingat semuanya.
Ada lagi yang perlu menuliskannya secara rinci.
Ada lagi yang perlu menambah waktunya, dengan mengurangi jam tidurnya. (kawan saya ada yang cuma perlu tidur 1-2 jam saja dalam suatu hari)
Dst.
Tapi semuanya kembali ke satu hal – disiplin. Tanpa ini, maka semuanya akan kacau balau. Dan waktu tidak pernah terasa cukup.
Tanya:
Saya pikir, sebaiknya kita tidak melakukan spesialiasi. Namun, cukup menguasai dasar dari berbagai bidang IT (networking, programming, dst). Dan lalu baru didalami jika ada waktu / tuntutan untuk itu.
Dengan demikian, maka kita dapat meng-cover sebanyak-banyaknya bidang, membuat lebih banyak lowongan terbuka bagi kita, dan menjadikan kita sebagai pekerja yang fleksibel.
Bagaimana menurut bapak tentang strategi ini ?
Jawab:
Ini strategi yang selama ini saya sendiri lakukan π
Tapi tiap orang berbeda-beda. Ada yang cocok dengan cara ini.
Namun, ada pula yang lebih senang mendalami satu bidang saja.
Yang penting saya kira, adalah kita untuk menikmati itu semua. Kalau kita bisa menikmatinya, maka apapun yang kita pilih / harus kerjakan akan menjadi terasa ringan.
Kalau sesuatu itu tidak terasa sebagai beban bagi kita, maka akan lebih memudahkan kita untuk berprestasi di bidang tersebut.