Tadi barusan sekitar pukul 20:25 ini saya dikontak oleh staf dari Litbang Kompas. Surprise juga pada awalnya (dari mana mereka dapat nomor kantor saya ?), tapi kemudian tertarik dengan topiknya, yaitu survey tentang Pemilu 2009. Menarik !
Disclaimer : informasi yang saya tulis ini dari ingatan (bukan catatan tertulis), dan mungkin tidak persis / lengkap. NO WARRANTY WHATSOEVER 🙂
By the way, tidak ada disclaimer sama sekali dari penginterview saya bahwa interview tersebut tidak boleh dipublikasikan (baca: boleh dipublikasikan).
Pertama kali ybs menanyakan profil saya, yaitu sbb : Agama, Pekerjaan, Umur, Gender, Pendidikan terakhir, dst.
Now the juicy parts.
Catatan : yang ditebalkan adalah pertanyaan dari Litbang Kompas.
apa pendapat anda tentang calon presiden independen ? sangat setuju sekali.
apakah calon presiden independen akan sangat mengandalkan popularitas (instead of capability) ? ya, sayangnya ini salah satu potensi pitfall nya. Perlu ada perubahan sistem lebih lanjut agar dapat muncul calon yang capable, jujur, dan dari grass root.
Kalau tidak, bisa dipastikan bahwa masyarakat kita yang saat ini masih maniak artis / tokoh terkenal akan dengan spontan memilih orang yang tidak capable sama sekali 🙂
apakah calon presiden independen akan memungkinkan munculnya presiden yang bebas dari agenda partai (dan fokus ke agenda rakyat) ?
YA !!! 😀 Yes, yes, yes, and YESSSSSSS !!!
(keyword: memungkinkan)
apakah ada calon presiden independen yang menurut anda layak untuk maju di pemilu 2009 ? (sambil tertawa) ada sih, tapi saya yakin tidak akan terpilih (Aa Gym). Berhubung masyarakat kita masih emosional, belum rasional. Ngakunya beragama Islam, tapi egonya langsung naik begitu ketemu aplikasi agama yang tidak cocok dengan nafsunya 😀
Maka kemudian staf Litbang Kompas memberikan beberapa nama untuk kemudian saya komentari layak / tidak layak (untuk menjadi calon presiden berikutnya), yaitu sbb :
calon presiden yang layak untuk pemilu 2009 ? SBY, Sri Sultan, Hasyim muzadi.
calon presiden yang TIDAK layak untuk pemilu 2009 ? Amien rais (terlalu idealis tanpa kemampuan realisasi, mudah dikerjai lawan politik, dst), hidayat nur wahid (integritas sangat bagus, tapi masih agak ragu dengan kemampuan diplomasi & berpolitik), Gus Dur (satu kali sudah lebih dari cukup), Megawati (idem!), Din Syamsuddin (sepertinya masih agak emosional & egois: contoh; kasus di bandara changi), Prabowo, Sutiyoso, Jusuf Kalla (Danger, Will Robinson!), dst
preferensi calon presiden :
umur ? duh ageism mah basbang euy, tidak peduli umur, yang penting capable (sayangnya pilihan tersebut tidak ada)
ras ? jawa / luar jawa ? (yay!) rasisme euy, saya mah tidak peduli soal beginian (sayangnya pilihan tersebut tidak ada)
gender ? yay… hehe, tidak peduli gender (sayangnya pilihan tersebut tidak ada)
pendidikan formal ? TIDAK PEDULI SAMA SEKALI 😀 hihihi, anak kampung tidak sekolah juga tidak apa, yang penting bisa memimpin rakyat Indonesia dengan baik (sayangnya pilihan tersebut tidak ada)
OK, saya kira pertanyaan yang paling menarik (bagi saya pribadi) adalah itu. Silahkan berbagi pendapat Anda, apa saja yang menarik pertanyaannya dan jawaban Anda ?
Ngomong-ngomong, kembali ke partai, jelas secara logika saja pasti wakil rakyat justru akan mengurusi agenda partai. Kecuali kalau ybs sudah tidak sabar ingin di recall 😛
Dan kenyataan juga sudah terlalu sering membuktikan – WAKIL RAKYAT LEBIH PANTAS DISEBUT SEBAGAI WAKIL PARTAI !!!
(tuh pentungannya sampai ada 3 biji, hehehe :D)
Namun di lain pihak, perlu ada sistem yang robust **dan** masyarakat yang tercerahkan agar sistim calon independen bisa berhasil. Kalau tidak, maka kita seperti terlepas dari mulut harimau ke mulut anjing (yah, mati sih enggak, tapi tetap masih berdarah-darah juga, begitu)
OK, any comments ? (sambil pakai baju tahan api) 😀