Sufi – bagian kedua

Satu lagi masalah besar dengan berbagai aliran sufi yang ada adalah ketergantungan yang sangat besar dengan gurunya. Di berbagai aliran sufi, posisi guru sudah hampir sama / melebihi Nabi Muhammad. Di beberapa aliran malah sudah menyamai Alah swt sendiri.

Beberapa contoh dari sebuah aliran sufi di Kanada:

  • Berdoa adalah sambil membayangkan wajah sang guru
  • Guru tidak bisa salah
  • Ridho Allah swt hanya bisa didapatkan dengan ridho sang guru
  • Taqlid / patuh buta kepada guru adalah kewajiban
  • dst

Padahal berbagai sahabat / ulama besar Islam sendiri justru mempunyai banyak guru. Dan sebagai guru, mereka tidak segan untuk dikritik jika mereka melakukan kesalahan.

Jangan mau dibodohi oleh oknum-oknum ini.

17 thoughts on “Sufi – bagian kedua

  1. Assalamu’alaikum,
    tidak hanya sufi mas, dan tidak hanya di Kanada, bahkan di negeri kita tercinta ini, seperti taklid buta terhadap kyai mereka, pokoknya hal-hal yang bertentangan dengan omongan kyai mereka dianggap salah, walaupun sudah diberikan hujjah yang kuat berdasarkan al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW yang shahih. menganggap kyai mereka wali dan mereka berkeyakinan bahwa wali lebih tinggi kedudukannya dari Nabi. Saya ada artikel (insya Allah masih saya simpan) yang berisikan fakta terbaru bahwa wali songo yang ‘katanya’ menyebarkan agama Islam di Jawa ternyata mitos. nanti insya Allah SWT saya ketik ulang.

    OOT :

    Hal lain yang meresahkan, banyak Hadits Dha’if dan Maudhu’ yang diamalkan, sedangkan yang Shahih banyak yang ditentang.contoh, salah satunya adalah : “Kebersihan adalah sebagian dari iman”, sampai di madrasah² dan sekolah ditempel tulisannya, padahal Haditsnya Maudhu’, yang benar adalah “attohuuru satrul iimaan” yang artinya adalah “kesucian adalah sebagian dari iman”, hampir mirip, akan tetapi jika di takhrij secara detail akan ketahuan bedanya, dari segi lughowi ajah udah beda. dan yang jelas kemurnian Hadits menjadi hilang. Contoh lain, Hadits “perbedaan dikalangan ummatku adalah rahmat” selalu digembar-gemborkan ini Hadits, padahal jelas-jelas ini adalah Hadits Palsu dan tidak ada dasarnya. dan lafaz yang shahih dari Rasulullah SAW adalah “persatuan dikalangan ummatku adalah rahmat dan perpecahan adalah laknat”. jauuhh sekali perbedaan artinya. Hadits lain, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”, ini Hadits bathil yang tidak ada dasarnya, pada zaman Rasulullah SAW ada 2 negara maju, yaitu Persia dan Romawi, jauh lebih maju dari Cina. dan jika sumber ilmu agama, maka tanah Arab adalah tempatnya, karena Rasulullah SAW masih hidup kala itu. Walaupun dibantah dengan dalih bagaimanapun, tetap saja Hadits diatas adalah Hadits Palsu.

    Satu lagi, :). Fenomena Nasyid yang ‘katanya’ musik islami. sampai-sampai sekarang ada festival nasyid. Para ikhwan nasyid menyibukkan dirinya latihan nasyid dan menghapalkan ratusan lagu nasyid dan beranggapan mereka bisa berdakwah dengan lagu mereka, akan tetapi melupakan untuk mengghapal dan mendalami al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Mereka lebih bisa menangis dengan mendengar nasyid daripada mendengar ayat suci al-Qur’an. Ketika berbicara agama, seakan-akan mereka mengerti agama ini (Islam), padahal omongan mereka kosong dan banyak mengada-ada. Pada acara pentas musik nasyid, para ikhwan biduan nasyid beraksi dengan ditonton oleh para akhwat dengan wajah kagum, apa bedanya dengan konser musik ? banyak mudharatnya dari manfa’atnya.

    Kesimpulannya adalah musik itu Haram apapun jenis musik dan alat musiknya. Jika dikembalikan nasyid ke arti asalnya adalah ‘nasyada’ yaitu menyuarakan dengan suara keras dan lantang, yaitu kebiasaan orang-orang arab dalam bersyair, dan ini tanpa diiringi musik. Temen saya yang Katholik ngefans ama aa gym, dan dia cerita kalo di gereja, mereka latihan dan mentas di gereja bawain lagu-lagu nasyid, salah satunya adalah lagu ‘jagalah hati’ hiehiehie na’as… apa bedanya dengan para pecinta nasyid yang nangis kalo denger nasyid ? dan terlantarlah ilmu tafsir dan Hadits yang sangat ilmiyyah, dan tidak akan cukup seumur hidup kita untuk benar-benar mendalami kedua ilmu tersebut. Wallahu’alam.
    Barokallahu fiik… Wassalamu’alaikum

    – Ibnu Munzir

  2. Ya, saya juga agak risih mendengar berbagai nasyid, yang mengingatkan saya ke berbagai lagu cengeng yang dulu mewabah di tahun 80-an. Juga pengarahan ke pengidolaan para penyanyinya, mengingatkan kita ke berbagai bintang musik pop.
    It was OK at the beginning, but I think they’re overdoing it now.

    Artikel mengenai wali songonya kelihatannya menarik, silahkan kalau ada kesempatan bisa diposting disini, nanti kita kaji bersama-sama 🙂

    Walaupun saya berusaha obyektif, tapi untuk soal Aa Gym ada kemungkinan tetap bias 🙂 tapi, saya pribadi pikir lebih baik menyanyikan “jagalah hati” daripada lagu yang (menurut kepercayaan kita) menyekutukan Allah swt, betul tidak nih logikanya ? 🙂

    Kembali ke soal lagu – terus terang saya agak ragu apakah memang musik itu haram total tanpa perkecualian, karena Rasulullah saw pernah menonton pertunjukan lagu pada saat hari raya, dan melarang sahabat yang ingin mengusir mereka.

    Kemudian kalau dikatakan ini terbatas hanya pada hari Raya, apakah mungkin pemain musik tadi langsung beraksi di hari Raya tanpa ada latihan sebelumnya ?

    Mengenai penafsiran bahwa nasyid adalah terbatas tanpa alat musik, saya juga tidak begitu pasti, karena setahu saya Nabi saw pernah tidak melarang pemain musik yang menggunakan alat-alat musik.

    Ada kemungkinan bahwa musik yang dilarang adalah yang / ketika melalaikan kita dari hal-hal yang lebih penting. Misalnya, beberapa lagu pop / nasyid kalau terdengar oleh kita, maka sering terngiang-ngiang ketika sedang sholat, sehingga merusak khusyuk.
    Sehingga kalau kita ragu, lebih baik kita jauhi.

    Pendapat saya ini mungkin aneh bagi kebanyakan orang, namun saya hanya mencoba berhati-hati agar tidak berlebih-lebihan dalam beragama, apalagi sampai terjerumus mengharamkan yang halal/boleh dan/atau menghalalkan yang haram, baik secara sengaja maupun tidak.

    Tolong dikoreksi saya kalau ada kesalahan karena saya bukan ahli agama (tukang komputer iya 🙂 )

    Wallahua’lam.

    Wassalam,
    Harry

  3. Assalamu’alaikum,
    Mengenai Aa gym, panjang deh bahasannya heihiehie, tapi kalo menurut aku Aa gym lebih cocok menjadi… apa yaa sebutan yang cocok ya, mungkin “penasehat bangsa” atau apalah… karena Aa gym punya pengaruh yang kuat lewat omongannya, dan menurut aku lagi Aa gym sama sekali tidak cocok disebut sebagai tokoh agama (untuk sekarang lho…), karena ilmu yang masih belum cukup untuk sampai memberikan fatwa. Salah satu contohnya ketika ada yang menanyakan ke Aa Gym “apakah bunga bank itu haram ?” (ketika Aa gym berkunjung ke bursa efek kalo gak salah…) terus dijawab ama aa gym “mengenai itu bukan bidang saya, saya bukan ahli Fiqh…” saya pas tau jawabannya seperti itu kaget ajah, kok gitu? khan segmen pasarnya aa gym kan MANAJEMEN QOLBU, sangat berkaitan erat dong dengan bidang dia. Karena jelas-jelas bunga bank itu haram, dan makan makanan yang haram apakah tidak merusak qolbu/hati ?? gitu kan? ok deh kalo ada yang nganggep bunga bank dianggap area abu-abu, antara haram dan halal, tapi bukankah itu syubhat? apakah hati kita di suruh mengkonsumsi barang yang syubhat? hieheihie yang jelas bunga bank haram, dan fatwa dari MUI sudah menyatakan itu di negara ini. dan lucunya tokoh-tokoh yang dianggap ‘ulama’ di negara ini selalu bertikai mengenai hukum bunga bank yang sudah jelas keharamannya. Islam itu mudah, kalo ada yang minta solusi ya itu bank syari’ah, walaupun sekarang masih dibenahi sistemnya agar benar-benar murni syari’ah.
    waduh… jadi kmana2 ngomongnya hehehe OOT 🙂

    Mengenai musik, aku bekas anak band (kalo boleh dibilang begitu), aku dulu sangat tergila-gila sama musik, sempat secara serius belajar musik, punya koleksi macam2 yang berkaitan dengan musik, panjang ceritanya…
    dan pas lagi gila2nya ama musik aku baca Hadits di buku, yang menyatakan bahwa alat musik itu haram. Karena sudah dinyatakan haram, aku cari tahu lebih jauh lagi ‘apa benar haram?’ karena prinsip aku adalah ‘cari kebenaran bukan cari pembenaran sehingga aku tetap bisa main musik’, ternyata yang aku dapatkan adalah ‘alat musik itu haram!’. dulu aku habiskan 6 jam buat latihan fingering (aku main gitar) dalam sehari, sekarang semua barang-barang yang berhubung dengan musik sudah habis aku bakar, karena apa? Karena Allah SWT dan Rasul-Nya sudah melarang hal tersebut. pada awalnya berat emang, tapi sekarang aku malah risih kalo denger musik, denger murrotal sudah cukup kok :).

    oya mas, pembahasan lebih ilmiyyah tentang musik, bagusnya aku kasih artikel ajah yah. soalnya bahasannya panjang, tambahan lagi aku belum punya ilmu yang cukup untuk menyampaikan secara langsung lewat lisan aku. Wallahu’alam
    Barokallahu fiikum…
    Wassalamu’alaikum

    -Ibnu Munzir

  4. Assalamu’alaikum wr. wb,

    Betul, saya juga setuju kalau kita sebut saja Aa Gym sebagai penasihat bangsa. Dan si Aa sendiri secara terbuka mengakui bahwa dia bukan ahli fikih, dan bisa menerima kalau ada yang mengkritik beliau dalam soal ini.

    Aa mungkin keberatan memfatwakan haram karena dalam fikih sendiri kebanyakan hukum tidak berlaku mutlak, bisa kondisional. Contoh; makan daging babi hukumnya jelas haram, namun ketika tidak ada alternatif lain maka bisa menjadi halal.

    Sedangkan bank syariah yang ada pada saat ini sebetulnya belum 100% syariah juga. Saya tahu karena kebetulan dulu pernah bekerja di sebuah institusi keuangan syariah, dan juga mempunyai keluarga di Bank Indonesia di divisi syariahnya.
    Kebanyakan mereka adalah pejuang-pejuang yang idealis, namun memang butuh waktu untuk merubah sistem riba yang sudah demikian mengakarnya ini.
    (sampai-sampai koprerasi saja yang aslinya dari bung Hatta adalah islami dan kerakyatan kini justru biasanya malah mengenakan bunga yang paling tinggi)

    Dan memang Nabi saw sendiri sudah menyatakan bahwa akan ada suatu masa dimana tidak ada orang yang bisa luput dari riba.
    Memang kita merasa luar biasa berat dengan soal riba ini, namun inilah kenyataan kita pada saat ini.

    Karena lemahnya kita, maka kita perlu mensikapinya dengan bijak.
    Dalam berdakwah, kita perlu memperhatikan caranya, agar umat bisa menerima – dan bukannya justru menjadi antipati dan menolak dakwah.

    Nah, sedangkan fikih dakwah ini sendiri bisa menjadi perdebatan yang luar biasa panjang.

    Jadi, penolakan Aa untuk berfatwa itu mungkin untuk menghindari polemik, karena pertanyaannya diajukan di forum umum, sehingga sangat riskan menjadi bulan-bulanan media massa (yang bisa melakukan berbagai hal demi oplah).
    Kalau Anda tanyakan di forum tertutup, ada kemungkinan beliau akan lebih bersedia untuk membahasnya secara lebih detil.

    Saya berprasangka baik karena saya lihat si Aa bisa juga tegas kalau memang situasi mengharuskan (contoh: kasus BCG).

    Saya senang sekali mendengar Anda sudah bisa lepas dari ketergantungan kepada musik. Tolong bantu doakan saudara-saudara Anda yang lainnya agar mereka juga bisa seperti Anda.

    Oh ya, mungkin Anda bisa membantu saya – saya dulu pernah menemukan hadits yang berbunyi (kira-kiranya) bahwa dosa riba yang terkecil itu seperti menggauli ibu sendiri, dan yang terbesar seperti dosa berghibah.
    Tapi kemudian saya tidak menemukannya lagi.

    Kalau Anda ada akses ke ulama ahli hadits, mungkin bisa membantu saya memverifikasi hadits ini. Tapi jangan sampai terlalu merepotkan ya 🙂
    Terimakasih.

    Wassalam,
    Harry

  5. halo, kalau boleh saya juga ingin lihat artikel mengenai musik itu terima kasih 🙂

  6. insya Allah, saya masih cari dan ngumpulin.sabar ya… hehehe 🙂

  7. Gue baru mesuk neh !! Mau nimbrung dikit-dikit barangkale ada manfaatnya ! Salam kenal dari ane yee !!!

  8. klo menurut ane sih, asik aje denger musik nasyid tapi jangan ampe lupa diri or lupain kewajiban. karena mencari hiburan itu kan boleh, and indah hanya apabila salh memilihnya membuat kita jadi terlena , makanya hrus jaga2 iman

  9. Kalau saya sih malah merasakan bahwa musik itu BESAR sekali manfaatnya. Musik itu bisa jadi pengobat capek, pengobat rindu, pembangkit semangat kerja, pembangkit semangat beribadah, dsb — makanya ada musik gembira, musik ruhani, dsb. Bahkan, sebagai contoh saja, Yusuf Islam (aka Cat Steven) pun giat bermusik kembali.

  10. Kl musik haram hampa sekali agama islam ini. Musik bukanlah sesuatu yg dilarang. Tatkala nabi pertama datang di madinah beliau disambut dgn syair2, salawat. Dan ada pula sahabat nabi yang penyair, hassan al tsabit. Demikian pula kaum sufi menjadikn musik sbg media penyatuan ke Tuhan, sprt tarian putar rumi.

  11. 3 jenis makhluk yg memiliki tingkat tauhid tinggi, berbicara langsung dgn Tuhan, yaitu malaikat, nabi dan iblis. Namun hanya 1 yang tersesat, yaitu iblis. Kenapa? Jalaluddin Rumi, pencipta tarian putar berpuisi,
    karena bangga diri dan buta hati
    seperti iblis, manusia2 ini tak lagi
    memuliakan orang suci
    katanya, bagi Tuhan saja sujud kupersembahkan.
    Padanya Adam memberikan jawaban,
    sujud kepadaku ini untukNya,
    kalian melihatnya berupa dua sujud karena ketersesatan dan keingkaran. Lihat http://qitori.wordpress.com/2007/11/15/wahabisme-mengusung-monoteisme-atau-egotisme-bag1/

  12. Tiga jenis makhluk yang memiliki pemahaman tauhid dan berbicara langsung dengan Tuhan yaitu malaikat, nabi, dan si iblis. Namun hanya si iblis yang terkutuk dan diancam neraka. Kenapa? Jalaluddin rumi bersyair,
    krn bangga diri dan buta hati seperti iblis
    manusia2 ini tak lagi memuliakan orang suci
    katanya, bagi Tuhan saja, sujud kupersembahkan.
    Padanya adam memberikan jawaban,
    sujud kepadaku ini untukNYA, kalian melihatnya berupa 2 sujud karena ketersesatan dan keingkaran.

  13. Seorang Muslim yang baik adalah yang mengembalikan semua permasalahannya kepada Al Quran dan Sunna Nabi Shollallahu alaihi wa sallam :
    Dalil-dalil dari As-Sunnah
    1. Hadits Abu ‘Amir atau Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ يَأْتِيهِمْ يَعْنِي الْفَقِيرَ لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا: ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا؛ فَيُبَيِّتُهُمْ اللهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

    “Akan muncul di kalangan umatku, kaum-kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik. Dan akan ada kaum yang menuju puncak gunung kembali bersama ternak mereka, lalu ada orang miskin yang datang kepada mereka meminta satu kebutuhan, lalu mereka mengatakan: ‘Kembalilah kepada kami besok.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan mereka di malam hari dan menghancurkan bukit tersebut. Dan Allah mengubah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi, hingga hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari, 10/5590)
    Hadits ini adalah hadits yang shahih. Apa yang Al-Bukhari sebutkan dalam sanad hadits tersebut: “Hisyam bin Ammar berkata…”1 tidaklah memudaratkan kesahihan hadits tersebut. Sebab Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu tidak dikenal sebagai seorang mudallis (yang menggelapkan hadits), sehingga hadits ini dihukumi bersambung sanadnya.
    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “(Tentang) alat-alat (musik) yang melalaikan, telah shahih apa yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullahu dalam Shahih-nya secara ta’liq dengan bentuk pasti (jazm), yang masuk dalam syaratnya.” (Al-Istiqamah, 1/294, Tahrim Alat Ath-Tharb, hal. 39. Lihat pula pembahasan lengkap tentang sanad hadits ini dalam Silsilah Ash-Shahihah, Al-Albani, 1/91)
    Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata setelah menyebutkan panjang lebar tentang keshahihan hadits ini dan membantah pendapat yang berusaha melemahkannya: “Maka barangsiapa –setelah penjelasan ini– melemahkan hadits ini, maka dia adalah orang yang sombong dan penentang. Dia termasuk dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

    “Tidak masuk ke dalam surga, orang yang dalam hatinya ada kesombongan walaupun seberat semut.” (HR. Muslim) [At-Tahrim, hal. 39]
    Makna hadits ini adalah akan muncul dari kalangan umat ini yang menganggap halal hal-hal tersebut, padahal itu adalah perkara yang haram. Al-‘Allamah ‘Ali Al-Qari berkata: “Maknanya adalah mereka menganggap perkara-perkara ini sebagai sesuatu yang halal dengan mendatangkan berbagai syubhat dan dalil-dalil yang lemah.” (Mirqatul Mafatih, 5/106)

    Juga dikuatkan dengan riwayat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    إِنَّمَا نُهِيْتُ عَنِ النَّوْحِ عَنْ صَوْتَيْنِ أَحْمَقَيْنِ فَاجِرَيْنِ: صَوْتٍ عِنْدَ نَغْمَةِ لَهْوٍ وَلَعِبٍ وَمَزَامِيرِ شَيْطَانٍ، وَصَوْتٍ عِنْدَ مُصِيبَةٍ خَمْشِ وُجُوهٍ وَشَقِّ جُيُوبٍ وَرَنَّةِ شَيْطَانٍ

    “Aku hanya dilarang dari meratap, dari dua suara yang bodoh dan fajir: Suara ketika dendangan yang melalaikan dan permainan, seruling-seruling setan, dan suara ketika musibah, mencakar wajah, merobek baju dan suara setan.” (HR. Al-Hakim, 4/40, Al-Baihaqi, 4/69, dan yang lainnya. Juga diriwayatkan At-Tirmidzi secara ringkas, no. 1005)
    An-Nawawi rahimahullahu berkata tentang makna ‘suara setan’: “Yang dimaksud adalah nyanyian dan seruling.” (Tuhfatul Ahwadzi, 4/75)

  14. klo antum mau liat yang lebih jelas masalah bagaimana hukum musik itu silahkan baca “siapa bilang musik haram?” ditulis oleh syaikh Nashirudin al Albani terbitan darul haq, insyaALLAH disitu dibahas jelas oleh beliau

  15. musik haram?” ditulis oleh syaikh Nashirudin al Albani terbitan darul haq, insyaALLAH disitu dibahas jelas oleh beliau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *