Jurnalis kritis : dimana engkau berada ?

Itulah kira-kira pertanyaan dari Helen Thomas, jurnalis wanita berumur 87 tahun, ketika hanya dia sendirian yang mampu mengkritisi White House (lagi).

Bunga untuk Helen Thomas

Mungkin Anda tinggal sendirian bu Helen, karena media lainnya sudah dibeli oleh segelintir kelompok elit 🙁 dan hasilnya sudah jelas :

all 175 newspapers owned by him editorialised in favour of the Iraq war

Sedikit ceritanya; beberapa hari yang lalu White House mengadakan acara jumpa pers, yang memang biasa mereka lakukan. Di tengah berbagai pertanyaan standar yang diluncurkan oleh wartawan lainnya, tiba-tiba Helen dengan blak-blakan menyampaikan soal 2 fakta yang berbeda & menunjukkan Bush telah berbohong (Bush bilang tidak menyiksa tawanan perang, kemudian Bush mengatakan sudah menandatangan surat izin menyiksa tawanan perang), dan menanyakan komentar juru bicara White House tentang hal itu.

Dana Perino, juru bicara White House, berbohong lagi dengan mengatakan bahwa Amerika sama sekali tidak ada menyiksa tawanan perang. Namun Helen tidak membiarkannya begitu saja, dan terus memastikan pernyataan tersebut.
Akhirnya pernyataan Dana Perino tersebut terkonfirmasi (nekat juga ini orang berbohongnya ya).

Anehnya, kemudian tidak ada yang melanjutkan yang sudah dimulai Helen. Wajar saja jika Helen kemudian jadi merasa frustasi, dan berkomentar “Where is everybody ??”.
Ini bukan kali pertama Helen merasa sendirian, sebenarnya malah keluhannya tersebut sudah dipaparkan di dalam bukunya yang berjudul Watchdogs of Democracy? : The Waning Washington Press Corps and How It Has Failed the Public.

Helen, saya ada disini, dan berterimakasih sekali bahwa masih ada jurnalis yang berani & kritis di Amerika. 🙂

Ternyata, saya tidak sendirian mengapresiasi keberanian Helen. Para pembaca Reddit, sebuah website social news yang kini mulai sering saya sambangi, ternyata juga merasakan kegembiraan yang sama :: Masih ada jurnalis yang berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.
Hebatnya, mereka tidak berhenti sampai disitu – namun kemudian melanjutkan dengan mengumpulkan sumbangan untuk Helen Thomas. Terkumpul total US$ 4100 ! 😀

Diputuskan di forum diskusi Reddit bahwa sumbangan tersebut akan diberikan dalam bentuk bunga, dengan diliput oleh media massa. Diharapkan ini akan mendorong jurnalis lainnya untuk turut serta meramaikan kembali iklim jurnalistik yang sehat & kritis.

Dan gelombang pertama serta kedua telah dikirim 😀
Well done !

Bagaimana dengan di Indonesia ? Saya kurang begitu paham situasinya, kalau yang saya ingat ada beberapa jurnalis yang juga kritis, seperti Andreas Harsono, Meuthia Hafiz, Rosiana Silalahi (off air, deskjob). Mudah-mudahan masih banyak juga yang lainnya.

nb: ternyata ini bukan pertama kali ada yang berterimakasih kepada Helen. Bagus sekali, memang sebaiknya jurnalis yang berintegritas seperti ini kita apresiasi secara publik.

23 thoughts on “Jurnalis kritis : dimana engkau berada ?

  1. Terus-terang saja, Press di Indo jauh lebih baik dari press di AU. Ini menurut pengamatan amatir saya. Sangat kaget juga mendengar bahwa banyak praktek2 kaptialisme merambah kalangan press untuk menjual berita daripada menyajikan fakta dan kebenaran. Berita2 yang disiarkan juga lebih banyak untuk meng-‘entertain’ public daripada mendidik.

    Saya juga dengar kabar burung kalau di London/Brit press-nya juga tidak kalah memalukan, benarkah?

  2. Amerika, sepertinya pelan2 mulai menggantikan demokrasi yg mereka junjung tinggi dengan corporatocracy.

    Susah memang kalau semuanya sudah dikendalikan pemilik modal.

  3. @David – Sangat kaget juga mendengar bahwa banyak praktek2 kaptialisme merambah kalangan press untuk menjual berita daripada menyajikan fakta dan kebenaran. Berita2 yang disiarkan juga lebih banyak untuk meng-’entertain’ public daripada mendidik.
    .
    Ya, disini juga beberapa kawan-kawan jurnalis sudah mengeluhkan hal yang sama. Mulai muncul pertanyaan, apakah para wartawan “infotainment” masih layak disebut sebagai jurnalis atau tidak; karena berbagai masalah di seputarnya.
    .
    Saya juga dengar kabar burung kalau di London/Brit press-nya juga tidak kalah memalukan, benarkah?
    .
    Saya kira benar, tapi masih ada perkecualian, seperti The Guardian & BBC.
    .
    Dan keduanya bukan milik pribadi — BBC didanai oleh rakyat (dari “pajak TV”), dan The Guardian dimiliki oleh perusahaan non-profit.
    .
    Perbedaannya jelas sekali dengan media lainnya. Rupert Murdoch sendiri sempat dibuat gusar karena kontrolnya terhadap massa Inggris jadi tidak optimal.
    .
    Mungkin model seperti ini bisa ditiru juga di Indonesia (dream on 🙂 )

  4. @Taufik – betul, sebetulnya wajar sih jika pemilik mendiktekan kemauannya kepada sesuatu yang dimilikinya.
    .
    Namun ketika yang dimilikinya adalah media **massa**, maka kita semua juga akan terpengaruh karenanya.

  5. Maksud saya sebenarnya lebih jauh dari sekedar mengkritisi infortainment. Di AU, berita gombal-tidak-layak-tampil masih juga menghiasi majority berita di AU. Ambil saja contoh berita dari www(.)news(.)com(.)au, banyak sekali berita gombal yang sayangnya dikenal lebih menjual daripada berita tentang rencana kerja pemerintah, berita dunia, masalah sosial, dsb.
    .
    Bahkan juga ada berita seperti seorang anak yang membuat pesta besar2an kemudian ditangkan polisi tapi kemudian di-blow-up media dan menjadi headline. Berita2 seperti ini bukan saja sekali dalam beberapa waktu, tapi setiap hari masyarakat di-‘edukasi’ dengan artikel konyol bin membodohkan.
    .
    Ya, infotainment di Indo memang parah, tetapi setidaknya masih ada pilihan antara Berita dan Infotainment. Di AU, walah, guess nobody cares about it.
    .
    Ya, sudahlah, namanya hidup di negeri orang, setidaknya masih ada internet dan planet terasi 🙂 untuk menyambangi berita2 edukatif.
    .
    Good article!

  6. Opini media massa adalah opini semu. Apa yg disampaikan tdk bebas nilai. Penuh pertarungan opini, yg menang dia yg menentukan kebijakan :).
    @David : Tidak lebih baik di Indonesia, karena media di sini juga beli berita dari sana 🙁

    Masalah kritis tidak nya tergantung ideologi masing2 wartawan.
    Jadi inget kata2nya pendiri Israel: Kuasai media massa, media massa adalah alat propaganda yang paling efektif. hitam dan putih ditentukan media massa. Sorry ke panjangan pak, hbs sebel ma media yg mencekoki dgn sampah.

  7. setidaknya info ini semakin mengkonfirmasi bahwasanya di sono media massa menjadi wahana penggiringan opini publik. Terutama mengenai kebijakan pemerintah.

    khusus untuk bahasan yang beginian, iklim jurnalisme disini sepertinya lebih sehat.

  8. semua bisa dibeli dengan uang disana, bahkan sebuah idealisme..

    kapitalisme memang2 benar2 menyekik..

  9. Departemen saya bekerja kebetulan sering berinteraksi dengan kalangan media. Saya sering terkaget-kaget mendengar kawan2 di tim PR mengatakan bahwa si anu wartawan dari media anu minta uang sekian-sekian, atau hadiah ini-itu. Dan imbalannya, berita yang dia sajikan memuji kantor saya setinggi langit, dan kalau enggak dipenuhi, ya beritanya “menyerang”. Belum lagi para wartawan bodrex yang datang tanpa diundang ke acara kantor, tapi bawelnya melebihi wartawan beneran. Celamitan. Salut untuk media seperti MetroTV yang mampu mendidik wartawannya untuk bersih dan lurus (dikasih transport, doi marah bo! Padahal murni ingin ngasih hadiah aja). Media lainnya pasti ada juga yg lurus dan murni wartawan spt ini. Amin.

  10. “Saya kira benar, tapi masih ada perkecualian, seperti The Guardian & BBC.
    .
    Dan keduanya bukan milik pribadi — BBC didanai oleh rakyat (dari “pajak TV”), dan The Guardian dimiliki oleh perusahaan non-profit.”
    .
    .
    Ada analisis menarik by DR Marranci. Ihwal “Kristen Teroris” dan media di Eropa (termasuk BBC!), dan ikhtiyarnya utk mengontak media ybs. Tautan: Terrorism in the name of Jesus? Everybody ignore.

    Wallaahua’lam.

  11. @salim – oh ya, memang BBC sekalipun tidak sempurna. Selama saya di UK, beberapa kali kita menemukan beberapa beritanya yang bermasalah.
    .
    Tapi jika kita bandingkan dengan media massa USA, BBC & The Guardian masih JAUH lebih mendingan.
    .
    Karena BBC adalah milik publik, solusinya saya kira adalah komunitas muslim UK harus melobi pihak BBC dengan lebih baik lagi, agar pemberitaan mereka jadi makin lebih berimbang.
    .
    Mungkin demikian.

  12. Slam kenal,

    mas saya kesulitan untuk meninggalkan komen, ada peringatan “duplicate” dan ketika mau isi komen via form di about muncul 404 not found…

    blognya sangat bagus…

    saya pasti kunjungi terus…

  13. Cuma mau memberikan tambahan: kutipan dari John Swinton.

    Asked to give a toast before the prestigious New York Press Club in 1880, John Swinton, the former Chief of Staff at the New York Times, made this candid confession [it’s worth noting that Swinton was called “The Dean of His Profession” by other newsmen, who admired him greatly]:

    ” There is no such thing, at this date of the world’s history, as an independent press. You know it and I know it. There is not one of you who dares to write your honest opinions, and if you did, you know beforehand that it would never appear in print. I am paid weekly for keeping my honest opinions out of the paper I am connected with. Others of you are paid similar salaries for similar things, and any of you who would be so foolish as to write honest opinions would be out on the streets looking for another job.

    If I allowed my honest opinions to appear in one issue of my paper, before twenty-four hours my occupation would be gone. The business of the journalist is to destroy the truth; to lie outright; to pervert; to vilify; to fawn at the feet of Mammon, and to sell the country for his daily bread. You know it and I know it and what folly is this toasting an independent press. We are the tools and vassals of the rich men behind the scenes. We are the jumping jacks, they pull the strings and we dance. Our talents, our possibilities and our lives are all the property of other men. We are intellectual prostitutes. ”

    Melihat kondisi yang ada, sepertinya self-prophecy-nya Swinton benar nih.

    Masak “ada gajah” di ruangan ga satupun yang melihat, kecuali si Helen Thomas…

  14. @prazze – terimakasih untuk informasinya ! saya akan coba koreksi.
    .
    @tazlucu – luar biasa:) speechless saya.
    .
    Mudah-mudahan situasinya bisa segera berubah dari apa yang dikatakan oleh pak Swinton ini.

  15. saya pemula dalam pembelajaran jurnalistik. saya mohon bimbingan dan doanya agar saya bisa seperti mereka jurnalistik kritis

  16. @m.damiri – mas damiri, saya aminkan usaha sampeyan. Semoga sukses.
    .
    Indonesia SANGAT butuh banyak jurnalis yang cerdas, kritis, dan berani.
    .
    Sekali lagi, semoga sukses mas.

  17. The press and its accomplices do only have one purpose: They do not provide you with information, They just provide you with the information they want you to read, know or hear… 🙂

  18. Hallå där, just upptäckt din blogg på Yahoo, och fann att det är riktigt häftigt. Jag ska se upp för Bryssel. Jag uppskattar om du håller skriva om detta ämne i framtiden. Massor av människor kommer att gynnas av ditt skrivande. Cheers!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *