Fujitsu Lifebook P2040

Sebelum kembali ke Indonesia, saya mencari-cari laptop yang bisa dengan mudah saya bawa kemana-mana, setelah gagal menemukan PDA yang bisa memenuhi kebutuhan saya. Setelah lama mencari-cari, saya menemukan Fujitsu Lifebook P2040.

Foto-foto lainnya:

Laptop ini cukup menyenangkan karena beratnya hanya sekitar 1kg, namun fiturnya cukup bagus – layar 1280×768 widescreen + DVD/CD-RW (kalau sedang bepergian dengan mobil sering ditagih anak-anak untuk dipakai menonton DVD), prosesor Transmeta Crusoe 800MHz, memory 256MB, USB2x2, firewire, PCMCIA, dll. Tapi yang paling menyenangkan adalah ukurannya yang kecil dan ringan, sehingga tidak memberatkan untuk dibawa kemana-mana. Baterai ekstranya juga cukup powerful.

Dulu kekurangannya adalah tidak cukup kuat untuk menjalankan VMware (sayangnya RAM 256MB itu sudah maksimal), sehingga saya tidak bisa menjalankan Linux diatas laptop ini. Coba diakali dengan Cygwin, tapi hasilnya kurang memuaskan, karena banyak program yang bermasalah ketika di-compile di Cygwin. Mengganti Windows dengan Linux juga tidak bisa karena sedang ada sebuah proyek yang menggunakan platform Windows.

Untunglah kemudian saya membaca posting Kemas di [ blog-nya ] mengenai [ coLinux ]. coLinux adalah sebuah software yang memungkinkan kita untuk menjalankan berbagai distro Linux di Windows. Tapi karena coLinux tidak meng-emulasikan prosesor / membuat komputer virtual (ala VMware), melainkan hanya menterjemahkan syscalls Linux ke host (Windows) – maka performanya menjadi jauh lebih cepat dan lebih sedikit membutuhkan memory. Pada saat ini distro Debian sedang berjalan dengan menggunakan hanya sekitar 8MB memory saja.
Kini laptop saya ini sudah memuat semua software yang saya butuhkan, alhamdulillah.

Sebetulnya saya mengincar notebook Sony Vaio, yang ukurannya bahkan lebih kecil lagi daripada Lifebook – namun jauh lebih powerful. Kalau tidak salah, spec-nya adalah P4 2GHz, 512MB RAM, 30GB HD, DVD writer, firewire, wireless NIC, dst — padahal lebarnya ya hanya selebar DVD writernya itu! Panjangnya cuma sekitar sejengkal tangan saya *glek*.
Dan layarnya, luar biasa cerah dan tajam gambarnya; saya belum pernah melihat layar LCD setajam itu lagi sampai saat ini.
Sayang saya lupa menanyakan tipe apa, dan ketika kemudian saya cari-cari tidak pernah ketemu 🙁
Oh well, dasar manusia enggak pernah puas 🙂

14 thoughts on “Fujitsu Lifebook P2040

  1. hmm, gue cari notebook itu kriteria pertama adalah vga adapter-nya. itu berpengaruh pada pemutaran dvd misalnya, dan terutama untuk main game. minimal bisa 3D deh.

  2. Kebetulan ini notebook utk kerja sih, jadinya enggak terlalu peduli soal 3D accelerator.

  3. Syukurlah coLinux-nya sudah dapat membantu Mas Harry.. Saya turut bergembira.. 🙂

  4. Sony Vaio Type U?
    tapi kalo gak salah baru dirilis di Jepang.. OS-nya juga masih Windows versi Jepang

  5. #5 – Vaio yang saya lihat tersebut sudah English semua, termasuk OS dan keyboardnya juga. Saya kira di Indonesia sudah banyak (saya bertemu beliau di Inggris, dan notebook tsb dibeli di Indonesia kalau tidak salah). Eh saya cari dimana-mana, enggak ketemu, bahkan di Internet. Bikin penasaran betul 🙂

  6. harganya berapa yach?? dimana kalo di ina bis amendapatkanya?

  7. #8 – Kalau tidak salah, rasanya saya pernah lihat waktu jalan-jalan di Ratu Plaza (Jakarta), CMIIW.

  8. Apakah memory upgrade laptop Fujitsu P2040 sudah ada di jakarta?
    Dimana yang menyediakan?

  9. kalo menurut gw seh masih mendingan flybook (www.flybook.biz.net). kalo ada yg minat hub gw. gw jual cm 15jt. baru,blom dibuka.

  10. kalau mau membeli notebook fujitsu, skrg harganya brp? dan dimana saya dapat menghubungi anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *