Berwudhu yang efisien dan tidak mubazir

Kemarin saya mampir ke Depok Town Square, memenuhi janji dengan keponakan untuk membawa mereka ke sana. Ketika telah tiba Maghrib, kami menuju ke musholla untuk menunaikan sholat.

Antrian di tempat wudhu sudah sangat panjang. Sambil menunggu, saya jadi bisa melihat berbagai cara orang dalam melakukannya.
Tapi rata-rata sama; berwudhu dengan kran yang dibuka sekencang-kencangnya, dan setiap bagian wudhu dilakukan berkali-kali dengan sangat lambat. Tentu saja makin lama antrian menjadi makin panjang, padahal waktu Maghrib cuma sebentar dan semakin mendekati habis.

Begitu giliran saya tiba saya coba perlihatkan cara wudhu “alternatif”, yang saya dapatkan informasinya dari beberapa ustadz (salah satunya ust. Yazid Jawwas), yaitu :

  • Membasuh kedua telapak tangan 1x
  • Dengan satu genggam air, dihirup ke hidung dan mulut (berkumur) 1x
  • Membasuh wajah 1x
  • Membasuh tangan s/d siku 1x
  • Membasuh rambut dan disambung ke telinga 1x
  • Membasuh kedua kaki s/d mata kaki 1x

1. Hemat air : Rasulullah saw bisa mandi wajib dengan 1 gayung air. Logikanya, kalau hanya untuk berwudhu, tentu bisa menggunakan air yang lebih sedikit lagi jumlahnya.

2. Membasuh anggota badan : Ternyata 3x membasuh itu adalah jumlah maksimal. 1x membasuh saja sudah cukup. Cuma memang kadang kita diganggu oleh bisikan2 yang membuat kita was-was, “eh, sudah kena semua atau belum ya tangannya?”, dst – sehingga banyak orang yang malah jadi membasuh bahkan lebih dari 3x.

Ini sudah saya cek dan praktekkan sejak dulu, tapi saya tidak hapal lagi semua dalilnya. Mungkin ada yang bisa membantu untuk melengkapi dalil-dalilnya.

Anyway, ternyata Islam memang adalah agama yang mudah dan tidak menyulitkan sebetulnya.

OOT :
Musholla di Depok Town Square sangat kecil dan amat sangat tidak sepadan dengan kapasitas gedungnya yang luar biasa besar. Hindari mendatangi DTS di waktu sholat, supaya tidak mengalami kesulitan seperti yang saya alami (antrian sangat panjang untuk sholat).
Atau, hindari saja mendatangi DTS. Mosok kalah dengan PIM 2 (Pondok Indah Mall 2), tiap lantainya ada musholla, dan besarnya mencukupi – padahal lokasinya tidak begitu banyak muslimnya.

28 thoughts on “Berwudhu yang efisien dan tidak mubazir

  1. >> Tapi rata-rata sama; berwudhu dengan kran yang dibuka sekencang-kencangnya

    ini kalo sape airnya mantul dari lantai dan nyiprat ke kaki bukannya malah jadi najis ringan?

  2. setahu saya tidak, kecuali kalau airnya sempat jatuh di atas najis (dan baru memantul balik)

  3. Harusnya kran untuk masjid/musholla di disain berbeda. Ciptakan/akali agar air yang keluar hanya setengahnya. Siapa yang mau mempelopori ??

  4. HHMM dari kecil di ajarin 3 x untuk berwudhu, baru tau kalo 1 kali.

    Nah mas harry, bisa gak di bahas cara berwudhu yang benar n baik?
    boleh tidak dengan 1 tampungan tangan air itu, untuk kepala dan kuping?

  5. Tolong dong mas.. lengkapin sekalian sama dalil2 dan nash2 yang shahih.. jangan cuma kata ustadz yazid jawwaz aja 🙂
    pasti ustadz yazid juga ngasih dalilnya kan ?

  6. Pasti lah, he he… kalau itu sih tidak usah diragukan. Tapi saya sudah lupa detilnya, saya hanya terus mempraktekkannya saja. Sepertinya Anda bisa membantu dalam soal ini.

  7. Wah hebat euy, emang itu salah satu wudlu yang diajarkan Rasulullah. Kalo yang dibuku-buku sejak sd itu jelas isinya tidak bertanggung jawab.

  8. kalau mau wuhdu, sebaiknya dilakukan di rumah sendiri, baru pergi ke masjid (kalau di masjid dekat rumah)

  9. Saya mau coba bantu ngasih dalil yang mendukung tulisan ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

    Dalil berwudhu satu kali :
    “Dari Ibnu Abbas berkata : ‘Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam berwudhu sekali-sekali'”. (Bukhari, Fathul Bary I/226).

    Dalil hemat air :
    “Dari Anas berkata : ‘Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam berwudhu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha hingga lima mud'”. (Muslim 1/156).

    Untuk dalil cara wudhu Rasulullah (caranya sudah dijelaskan oleh mas Harry) silakan merujuk ke buku tentang wudhu (karena dalil-dalilnya banyak ^^) seperti “Sifat Wudhu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam” pengarang Fahd As-Syuwayyib penerbit pustaka Al-Kautsar Jakarta.

    Oh ya, setahu saya ustadz Yazid Jawwas juga menerjemahkan buku Sifat Wudhu karangan Fahd As-Syuwayyib juga, tetapi saya tidak tahu nama penerbitnya.

  10. ya iyalah kan saya bacanya dari webnya islam leberal:
    http://islam-liberal.com/
    kan dari tulisan anda juga kok malah ngingkari piye to…udah ditaut sendiri…

    😀 nah lo…????

  11. Hahaha… jangan disamakan dengan JIL (Jaringan Islam Liberal) dong 😀 kalau yang JIL itu sebetulnya adalah JEL (Jaringan Ekstrimis Liberal) — karena dia sebetulnya cuma pura-pura liberal.
    .
    Salah satu bukti misalnya adalah berbagai dedengkot JIL itu tidak bisa dikritik, dan doyan memblokir / sensor pendapat orang lain.
    Ini kan bertentangan total dengan ide liberalisme 😀
    .
    Anyway, istilah “Islam-Liberal” itu sebenarnya redundan – karena dari sononya Islam itu sudah liberal.
    Nabi Muhammad saw membawa Islam dan akibatnya jadi membebaskan para budak, menaikkan harkat wanita, menjadikan semua manusia bersaudara apapun pangkat & jabatannya, dst.
    Inilah liberalisme yang semurni-murninya.
    .
    Bukan JIL 🙂

  12. Untuk Hal efisiensi saya setuju..memang sunnahnya begitu ketika waktu dan stok air sedikit..Asal rukun2 nya sdh di lakukan Insya Allah Sah.. Wallahu’alam

    Timbangan Digital

  13. Great Article. You have beautifully articulated it. Readers revisit only if they found something useful. So the core formula is to provide value to the readers. Also, Title is very important.

    Thanks & Regards

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *