Pertemuan dengan Menteri Perumahan, seorang blogger yang antusias

Kemarin siang (6 September 2006) sekitar pukul 13:45 saya tiba di gedung Menpera. Berlokasi di dekat Mabes Polri dan kompleks sekolah Al-Azhar Pusat, kantor tersebut juga bersebelahan dengan kompleks kantor PU (Pekerjaan Umum), sebuah instansi yang terkait erat dengan Kemenpera (Kementrian Negara Perumahan Rakyat). Saya tiba bersama seorang wartawan senior yang membantu dalam soal kualitas artikel yang diposting (karena profesi Menpera sehari-hari memang bukan penulis profesional), dimana saya lebih berkonsentrasi ke soal teknis dan juga memberikan masukan-masukan seputar blog itu sendiri. Sekitar pukul 14:00 kami diterima untuk menemui Bpk. Yusuf Asy’ari, Menteri Perumahan Rakyat di kantornya.

Kesan pertama yang kami dapatkan dari beliau adalah sosok yang ramah dan hangat. Tidak ada tersirat kesan jaga wibawa atau ingin dihormati berlebihan – dimana banyak pejabat pada posisi jauh dibawah beliau justru banyak yang seperti ini. Pembicaraan segera mengalir dengan lancar.

Saya sebagai salah satu rakyat Indonesia mengucapkan banyak terimakasih atas kesediaan beliau untuk membuka diri kepada kita semua melalui blognya. Beliau menjawab bahwa justru beliaulah yang berterimakasih, karena beliau sudah cukup lama mencari-cari cara yang feasible untuk berkomunikasi dengan rakyat. Blog telah memungkinkan ini terjadi – komunikasi langsung antara pejabat dengan rakyat, tanpa ada perantara sama sekali. Suatu terobosan yang sangat luar biasa, apalagi jika kita mengingat bahwa baru beberapa tahun yang lalu interaksi rakyat dengan pejabat biasanya adalah dalam bentuk seperti pertemuan antara presiden dengan kelompok tani, yang telah diatur skenarionya sebelumnya 🙂

Beliau bercerita mengenai berbagai hal yang telah dilakukannya selama ini, termasuk berkunjung langsung ke nyaris semua propinsi di Indonesia. Juga berbagai proyek dan rencana Kemenpera yang cukup mengesankan, walaupun kendala yang dihadapi departemen beliau untuk merealisasikannya juga besar. Saya kemudian mengatakan bahwa kami selama ini hampir tidak tahu sama sekali mengenai semua itu. Beliau tercenung sebentar, dan kemudian berkata itulah salah satu masalah yang mereka hadapi – komunikasi dengan rakyat. Beliau kemudian tersenyum dan menyampaikan harapannya bahwa blog akan dapat banyak membantu dalam hal ini.

Sebuah pertanyaan dilemparkan kepada saya, apakah beda website dengan blog? Saya jelaskan, bahwa blog (singkatan dari weblog) adalah salah satu bentuk website. Kelebihan blog dari website konvensional ada beberapa; seperti kemudahan update, fasilitas interaktif yang mudah digunakan, dan kemudahan pemakaiannya. Belakangan beliau menunjukkan situs Kemenpera yang agak jarang di update, yang bisa dimaklumi karena mendesain CMS (Content Management System) yang bagus memang bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.

Saya kemudian mengajukan usulan untuk memanfaatkan blog sebagai sarana konsultasi berbagai kebijakan Kemenpera dengan rakyat. Dengan memposting sebuah draft kebijakan di blog, maka diharapkan akan dapat banyak masukan langsung dari rakyat, yaitu pihak yang akan merasakan dampak langsung dari kebijakan tersebut. Ini adalah salah satu aspek eGovernment (consultative process) dan kebetulan adalah salah satu hal yang saya garap dalam proyek 5 tahun eGov di Pemda Birmingham. Sejenak beliau terlihat berpikir, dan kemudian dengan antusias menerima ide tersebut.
Beliau juga bertanya apakah blog bisa dijadikan untuk sekali-sekali posting personal beliau ? Yang kami jawab dengan “tentu saja” 🙂 Kalau demikian, tutur beliau, jangan juga terlalu berharap akan bisa sering muncul posting seperti ini, karena kesibukannya yang luar biasa. Tapi sekali-sekali insyaAllah akan ada.
Jadi, mari kita tunggu bersama posting-posting yang merupakan tulisan pribadi beliau, bukan sebagai Menteri atau salah satu pejabat departemen.

Pertemuan dilanjutkan dengan menunjukkan cara membalas komentar di blog dan cara membalas email. Ya, Menpera berencana untuk membalas sendiri berbagai komentar di blognya ! Sempat bingung juga bagaimana cara untuk menunjukkan ini 🙂
Alhamdulillah, beliau ternyata adalah seorang fast-learner. WordPress juga untungnya cukup mudah untuk digunakan, bahkan oleh seorang Menteri sekalipun. Saya hanya perlu menunjukkan satu kali saja cara membalas komentar – lalu belakangan setelah saya kembali ke kantor, ternyata sudah ada satu lagi komentar yang dibalas sendiri oleh beliau. Cukup mengesankan.
Satu orang lagi yang beruntung malah telah dibalas komentarnya langsung melalui email pribadi ybs (silahkan bagi yang beruntung bisa berkomentar disini 🙂 )

Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya, apakah SBY telah secara khusus menginstruksikan menteri-menterinya untuk berkomunikasi dengan rakyat ? Jawab beliau, secara khusus tidak ada. Namun, SBY secara jelas telah memerintahkan kami untuk mengutamakan dan memperhatikan rakyat. Maka inilah (blog beliau) salah satu realisasinya.

Agenda pertemuan telah hampir selesai, dan kami bercakap-cakap mengenai beberapa topik ringan. Di antara pembicaraan tercetus oleh kawan saya bahwa ada sebuah rumah susun di Cakung yang kosong. Beliau langsung dengan serius mendengarkan, dengan terus terang tanpa segan mengaku baru mendapatkan informasi ini, dan akan beliau tindak lanjuti. Setelah berpamitan, kami pergi meninggalkan kantor Menpera dengan terkesan. Kami sepakat untuk membantu institusi beliau, dalam segala keterbatasan kami, untuk dapat menghasilkan lebih banyak lagi karya nyata bagi rakyat Indonesia.

Mari kita dukung gerakan menteri nge-blog !

34 thoughts on “Pertemuan dengan Menteri Perumahan, seorang blogger yang antusias

  1. Wah, hebat deh pak Menteri kita. Untungnya yang ditanya adalah Mas Harry yang blogger juga… Jadi saya yakin jawaban yang masuk ke beliau bisa lebih pas… 🙂

    Sip deh Mas Harry! Moga-moga banyak lagi pihak yang memanfaatkan media ini.. 🙂

  2. kereeeeeeeeeeeeeeeen!!!

    mas, jangan lupa, templatenya biar aku yg kerjain…
    hihihi… 😀

  3. WordPress juga untungnya cukup mudah untuk digunakan, bahkan oleh seorang Menteri sekalipun.

    mwahaha .. duh, mas .. kalau bagian itu saya baca, trus berhenti sejenak, kok ya jadi ketawa 😀

  4. Membayangkan reaksi “sang pakar” yang membaca postingan ini.
    Tapi untung deh, dia kan gak percaya blog 🙂

    Semoga mentri2 yang lain ikut ngeblog juga.

  5. Selamat dan positif sekali pertemuan itu…juga Pak Yusuf As’yari-nya luar biasa karena demikian terbuka. semoga beliau bisa semakin aktif berkomunikasi. Salam, Anwar.

  6. Maaf Harry, menyatakan kelebihan blog dengan website biasa dengan alasan, interaktifitas serta kemudahan update adalah sangat kurang tepat. Karena hal tersebut adalah atribut kualitas dari suatu sistem bukan karakter dari suatu jenis kandungan (content).

    Bagaimana dengan website yang menggunakan CMS yang sangat interaktif dan mudah diupdatenya (misal pakai Ezpublish, atau lainnya) ? Ini dua hal yang sangat berbeda.

    Sebetulnya di samping memperhatikan sisi front end (blog, website) maka sisi back-end harusnya juga jadi perhatian (atau malah lebih). Misal bagaimana workflow pengelolaan dari komentar/saran yang masuk sehingga bisa langsung dimanfaatkan sebagai masukan bagi stafnya, untuk diantisipasi dan dilakukan tindakan semestinya.

  7. gw rasa sih justru posting yg bersifat personal yg lebih enak utk dibaca karena -menurut gw- salah satu ciri blog (sbg jenis situs web, bukan dilihat dari blog sbg tool) adalah sisi personalnya.

  8. All – terimakasih, mudah-mudahan blog akan semakin berkembang di Indonesia, dengan efek yang juga baik bagi kita semua.
    .
    didats – kebetulan sudah terlanjur saya tawarkan ke seorang kawan. tapi kalau ternyata dia berhalangan, it’s yours 🙂
    .
    IMW – pembicaraan saya dengan beliau saya usahakan agar sesederhana mungkin dan tidak membuat over-whelmed beliau, sebagai seorang pemula di bidang blog (dan IT secara umum). ternyata bagi beliau WP memang termasuk mudah digunakan, fitur2nya sudah memenuhi kebutuhan ybs, dst.
    .
    Pada konteks beliau saat ini, WP adalah yang memenuhi semua kategori berikut ini: kemudahan pemakaian, fasilitas interaktif, kemudahan update. Extra plus; WP juga mudah di setup dan maintain. Extra plus plus: mudah dikembangkan.
    CMS-CMS lainnya juga bagus, tapi belum tentu memenuhi 3 (+2 [+1]) requirements diatas.
    .
    Re: workflow — menilik situasi pada saat tsb, sepertinya development workflow cuma akan menjadi mubazir (too much effort / not much benefit). Mungkin di masa depan nanti. Trims.

  9. Waah… enak neh ketemu pak Menteri, aku ngundang beliau ke blog ku aja lom sempat2 juga. Atau mas Hery aja yah yang gantikan ? 😀

  10. WP itu program untuk membuat blog :-). WP bisa juga dipakai untuk bikin situs biasa. Sekali lagi definisi ini kurang pas. Gimana bila disandingkan WP dengan yang lainnya ? Mudah digunakan ? lha kalau entri fia Flock atau Performance add-on juga sami mawon jadinya bagi si user.

    WP paing populer mungkin iya, tapi apakah paling memenuhi atribut tersebut belum tentu juga (interaktif, mudah dikembangkan dsb).

    Workflow penting sekali 😉 sebab kalai tidak komentar yang masuk hanya cuma jadi komentar dan etalase, tanpa difollowup. Pertanyaannya, manakah yang kita pentingkan hiasan di depan rumah, atau dapur dan kamar mandi kekekkekeke

    Memang bikin workflow yang bagus itu sulit, dan TIDAK KELIHATAN 🙂 jadi banyak yang tidak peduli, Bikin Blog ya jelas keliatan mirip dengan rame-rame eGov dengan hanya bikin situs saja, alih-alih memperbaiki back-end.

    Ada bahasa sederhana lainnya yang bisa membedakan blog dan situs biasa 🙂

  11. IMW – tujuannya bukan untuk membuat workflow, tapi supaya menteri bisa interaksi dengan rakyatnya 🙂
    .
    sekali lagi, pilihan-pilihan yang serba simple ini dibuat dengan mempertimbangkan konteks dan situasi.
    contoh situasi; untuk membuat sebuah alamat email saja, sudah 2 bulan belum jadi-jadi juga.
    .
    boro-boro membuat workflow.
    .
    the right tool for the right job and situation, saya kira demikian.

  12. Tampanya Anda rada “mlengse” memahami pertanyaan saya. Mungkin perlu saya point khan lagi

    1. Membedakan blog vs web site hanya dari sisi interaktifitas, dsb adalah kurang tepat dan malah bisa menimbulkan kesalah-pahaman. Memudahkan penjelasan boleh, tapi sebaiknya pilihlah yang tepat.

    2. Bagi suatu situs pemerintahan atau pejabat jangan hanya dari arah pejabat->masyrakat yang jadi fokus, tetapi sebaliknya (tentu saja dengan followupnya. Ini yang saya maksud dg sistem workflow. Jadi misal sudah ada blog, apakah masukan komentar itu akan difollowup ke staf dsb ?

    WordPress pun bisa menangani itu :-),

    Interaksi menteri-rakyat sebaiknya disetarakan jangan berfokus dari menteri->rakyat saja, tapi juga sebaliknya. SEHARUSNYA model blog (karena ciri blog yg membedakan dg situs biasa he he he , apakah itu kekeke), lebih mudah mengakomodasi hal tersebut.

    Kedua di atas tidak mempengaruhi apakah pakai solusi/software simple atau tidak.

  13. Cool! Satu lagi menteri yang nge-blog. Moga dengan makin banyaknya birokrat yang nge-net tarif internet bisa semakin murah&cepat nih… 😀

  14. IMW :
    .
    1. kalau begitu, menurut Anda yang tepat itu apa ? 🙂
    2. seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, menteri minta dibuatkan email saja tidak jadi-jadi bahkan setelah 2 bulan – boro-boro workflow.
    .
    ingin yang ideal itu mudah, tapi situasi di lapangan tidak selalu ideal.

  15. Saya sudah memberikan “signal” TAPI yang jelas lha tidak tepat kalau dari sisi kemudahan utk membedakan antara blog dan web site. Kunci jawabannya ada di “model kendali” pemberitaan dan siapa yang berkontribusi. Bagi yang penasaran tunggu dulu jawabnya 🙂

    Nomor, 2. seperti jawaban di Sipenmaru Benar-Benar-Tapi Tidak berhubungan kekekekek

    Seperti yagn saya sebutkan, workllow _bisa_ dibuat dengan wordpress atau drupal, dan ini adalah idea atau konsep bukan _teknologi_ apalagi produk

  16. Masih bingung sama model tebakannya bli IMW 😀

    Maksudnya apa ya?

  17. IMW – Bagi yang penasaran tunggu dulu jawabnya — wah, terlanjur bete mentrinya, gak jadi blogging deh, hehe

  18. Harry : sekali lagi ndak ada hubungannya antara menteri blogging ama jawaban saya 🙂 koq lagi seneng Benar-Benar tapi Tak berhubungan he he he

  19. IMW – oo ternyata off-topic tho, kena tipu saya, hehe…
    .
    Soalnya posting ini kan soal mentri yang lagi blogging.

  20. sangat hebat blogger indonesia,
    tidak alah bersaing..

    semoga nantinya banyak blogger yang terinspirasi dan melakukan hal yang lebih besar lagi..

    ayoo semangaat buat para blogger

  21. Wooden household furniture has one thing quite organic about
    it. There is this sense of warmth, of attributes and of style that could
    be be found in hardwood furniture. Hardwood is born coming from the planet.
    It feeds the fire, breaks down in to blows as well
    as ashes away. It is actually really close to the human life on earth.

    Might be actually that is why it resonates a lot with us.
    When you contact an abundant mahogany work desk, may be
    actually that is actually why you still get that hot sensation.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *