Fear-mongering dan Kekerasan dari kubu Penolak RUU Pornografi

Anda pikir kekerasan itu cuma bisa dilakukan oleh FPI dan kawan-kawannya ? Coba dipikir lagi. Ternyata, kubu penolak RUU Pornografi pun tega melakukannya. Email terlampir dari Ade Armando, dikirim ke milis Jurnalisme.

Yang lebih parah lagi – penolakan terhadap RUU Pornografi ini adalah berdasarkan alasan-alasan yang ternyata tidak benar.

Selama ini ada kampanye misinformasi / FUD / fear-mongering dari kubu kontra RUU-P; seperti tuduhan bahwa RUU-P akan mematikan pariwisata, memberangus kebudayaan lokal, meng arab kan Indonesia, dst.

Bahkan mereka sampai berani meng klaim bahwa RUU-P akan memecah belah NKRI (WTF).
Ketika dipanas-panasi dengan berbagai fitnah seperti itu, tentu emosi masyarakat menjadi naik. Dan bisa saja terjadi yang mereka ancamkan itu (terpecah belahnya NKRI).

Padahal semua itu sudah dijelaskan dan dikecualikan di RUU-P. Tapi sayang sepertinya sedikit yang mau repot memeriksa isi RUU-P tersebut yang sebenarnya, sehingga jadi mudah ditipu oleh para penghasut.

Mudah-mudahan saya ada waktu untuk membahas semua tipuan para penghasut ini di sebuah posting khusus.

Email dari Ade Armando di milis Jurnalisme :

Awal pekan ini sejumlah anggota DPR berjalan ketiga daerah yang selama ini dianggap sebagai basis penolakan RUU Pornografi untuk melakukan acara Rapat Dengar Pendapat Umum dengan para wakil masyarakat di tiga provinsi: Bali, Sulawesi Utara dan Jogja.

Acara ini diadakan terutama untuk menjawab permintaan agar RUU ini disosialisasikan dan didiskusikan kembali.
Saya hadir di RDPU soal RUU Pornografi di Bali.

Keadaannya sungguh buruk:

1. Suasana sungguh tak terkendali, bahkan oleh Gubernur. Walau ada sejumlah tokoh masyarakat Bali berbicara dengan tenang, puluhan undangan datang bukan untuk berdiskusi tapi untuk marah dan memaki- maki. Tujuh anggota DPR yang mendukung RUU Pornografi dan berusaha menjelaskan argumen mengapa RUU ini penting diteriaki, dimaki-maki, disuruh turun dan pulang ke Jakarta. Tak ada dialog.

Mengingatkan saya pada gaya FPI. Bahkan memang salah satu pembicara menyatakan dirinya mewakili kaum preman.

2. Gubernur Bali menyatakan: “Kami bukan saja menolak RUU Pornografi tapi juga menolak membahasnya!”

3. Pasal-pasal RUU yang dipersoalkan sama sekali tak dibicarakan.
Sebagian peserta masih berbicara bahwa kalau disahkan, RUU ini akan mengkriminalkan para turis berbikini di pantai-pantai Bali, mengkriminalkan arca-arca dan patung-patung Bali dan akan mengkriminalkan adat istiadat Bali. Nyata sekali para pembicara ini termakan propaganda dan disinformasi yang menyesatkan tentang isi RUU.

4. Kelompok Islam tidak diundang dalam acara ini. Wakil MUI Bali akhirnya bisa hadir setelah bergerilya mencari cara untuk bisa masuk ke ruangan. Sepanjang acara, mereka, tentu saja, tidak punya kesempatan untuk berkomentar (walau kemudian, saya katakan pada mereka: tak perlulah MUI bicara dalam suasana panas begini.

5. Wakil PDS di DPR jelas-jelas berusaha memanfaatkan acara ini.
Tanpa bicara isi RUU, ia memanfaatkan waktu untuk bicara dengan satu pernyataan singkat: “Sejak awal PDS menolak RUU Pornografi ini.”
Tepuk tangan pun bergemuruh.

6. Kampanye negatif dengan sangat kasar sangat terasa. Ketua MUI Bali menunjukkan pada saya berita Media Indonesia yang memuat informasi bohong dengan seolah-olah mengutip pernyataan Ketua MUI Bali bahwa dia mendukung penolakan atas RUU Pornografi.

Saya sarankan pada dia, kirimkan surat ke Media Indonesia dan Dewan Pers dan koran-koran besar lain bahwa Ketua MUI Bali tidak pernah menyatakan hal itu. Saya katakan, kalau Bapak tidak membantah, orang akan menyangka bahwa MUI Bali memang mendukung penolakan.

7. Bagaimanapun kondisi Bali lebih baik daripada Rapat Dengar Pendapat Sulawesi Utara. Di Sulut, seorang pendukung RUU Pornografi dipukul tatkala menyatakan dukungannya atas RUU Pornografi.

8. Sepanjang acara, ancaman bahwa Bali akan memisahkan diri dari NKRI kalau RUU ini disahkan berulang-ulang disampaikan.

Di Bali, saya belajar, perjalanan kita menuju masyarakat demokratis yang beradab memang masih jauh dari kenyataan. FPI cuma salah satu contoh. Contoh-contoh lainnya tersebar di mana-mana. Tapi, memang, kata siapa hidup ini mudah?

ade armando

49 thoughts on “Fear-mongering dan Kekerasan dari kubu Penolak RUU Pornografi

  1. (1) Masalahnya, selama ini ada kesan seolah-olah RUU Pornografi ini disusun untuk mengakomodir kepentingan umat Islam. Kalau mau meyakinkan masyarakat Bali untuk menerima RUU ini, stereotip ini yang pertama kali harus dihapus. (dan untuk itu saya menyayangkan kenapa mas Harry menaruh posting ini di katagori “Islam”, bukannya di katagori lain yang lebih netral sehingga justeru menguatkan pandangan itu). Dari sisi masyarakat Bali sendiri, jujur saja, saya rasakan sejak tragedi bom Bali 2002 lalu, sudah muncul semacam resistensi thd Islam. Ini saya rasakan sendiri.
    .
    (2) Dalam skenario terburuk, sekiranya RUU ini akhirnya mentok, sebaiknya tidak usah dipaksakan terus, yang akhirnya justeru tidak produktif (RUU ini sudah terkatung-katung selama hampir 10 tahun, dan kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi). Lebih baik kita mengoptimalkan UU yang sudah ada. Selain KUHP, kita juga sudah punya UU Pers, UU Penyiaran, UU Transaksi elektronik, UU Perlindungan anak, UU kesilaan, dsb., yang saya kira semua itu cukup untuk mengakomodir hal2 yang tadinya akan diatur oleh UU Pornografi. Yang lebih penting substansinya, dan bukan nama UU nya.

  2. seharusnya pendukung RUU lebih banyak bersuara melalui media, krn sepertinya media dikuasi org2 yg kontra saja, liat aja yg ditayangin slalu coment2 & ulasan2 yg nolak. mereka yg menolak spertinya dah gelap mata, emang susah diskusi dgn org2 yg cuma mikirin dunia ajah:(

  3. Sepertinya kontroversi ini akan terus berlanjut mas, entah sampai kapan. Jangankan RUU APP yang dibuat oleh DPR. Fatwa MUI saja banyak yang kontrak kok. Jangankan fatwa MUI, yang hukumnya jelas-jelas haram saja masih banyak yang melakukan kok. Btw, aku juga sering baca perdebatan mas Harry dengan yang lain di milis-milis seperti Telematika. Teruskan perjuanganmu pak 😀

  4. @dhani – Kalau mau meyakinkan masyarakat Bali untuk menerima RUU ini, stereotip ini yang pertama kali harus dihapus
    .
    Kalau mau meyakinkan masyarakat Bali, para penghasut ini perlu diekspos dan ditindak terlebih dahulu.
    .
    Tapi kemungkinan besar akan sangat sulit, karena konspirasinya sangat luas dan melibatkan banyak pihak.
    .
    Sampai media selevel media indonesia saja sudah tereksppos mau ikut-ikutan terjerumus (contoh: dengan memfitnah ketua MUI)
    .
    (dan untuk itu saya menyayangkan kenapa mas Harry menaruh posting ini di katagori “Islam”, bukannya di katagori lain yang lebih netral sehingga justeru menguatkan pandangan itu)
    .
    Siapalah saya, dibandingkan dengan para penghasut yang banyak adalah selebritis itu. Dan suaranya dikumandangkan melalui media-media besar ?
    .
    Dalam skenario terburuk, sekiranya RUU ini akhirnya mentok, sebaiknya tidak usah dipaksakan terus, yang akhirnya justeru tidak produktif
    .
    Saya sendiri tadinya cenderung pasif seperti itu juga.
    .
    Tapi, kemudian saya menemukan luar biasa gencarnya misinformasi, sampai fitnah, yang dilancarkan oleh para penolak RUU-P ini. Jadinya saya pelan-pelan terlibat ke berbagai diskusi dalam soal ini (lirik mr.bambang), dan akhirnya mulai memahami tingkat keseriusan masalah ini.
    .
    Secara ringkas, sampai negara-negara luar saja turut mengobok-obok soal ini. Ada banyak kepentingan tidak baik yang akan terancam oleh RUU-P ini. Dan ada banyak kepentingan rakyat yang bisa terbantu dengan adanya RUU-P.
    .
    Jadi, kemudian saya mulai secara aktif mendukung RUU-P ini (walaupun sayangnya sudah lebih mandul dibandingkan dengan RUU-APP)

  5. @ndahmaldiniwati – seharusnya pendukung RUU lebih banyak bersuara melalui media, krn sepertinya media dikuasi org2 yg kontra saja
    .
    Yang pendukung tidak diberikan suara di mayoritas media mbak, ini sayangnya. Paling saya menemukan suara pendukung di Republika saja. (satu lagi sebab saya langganan koran ini, biasnya cenderung ke kebaikan)
    .
    Karena gencarnya suara yang kontra, PLUS disinformasi & penipuan data/fakta, maka yang netral & pendukung pun bisa jadi berubah menjadi kontra.
    .
    Dan sudah kontra bisa menjadi emosional karenanya. Gila apa coba hubungan RUU-P dengan perpecahan NKRI ?

  6. @mr.bambang – Btw, aku juga sering baca perdebatan mas Harry dengan yang lain di milis-milis seperti Telematika
    .
    Anda berarti salah satu saksi langsung bagaimana gilanya tingkat pengecohan & disinformasi pada topik ini 🙂
    .
    Thanks mas, ya mudah-mudahan bersama-sama kita bisa memperjuangkan yang terbaik untuk negara ini.

  7. ya dari pada pusing mikirin RUU pornografi…Mending mikirin kita sendiri aja…yang terpenting sekarang bisa hidup tenang aja udah bersyukur…dari pada ngeributin ini. biarin pemerintah yang berfikir

  8. Anda semua atau organisasi Anda, atau kelompok Anda (RT, RW, Majelis Taklim, Arisan, dll) bisa secara aktif memberikan dukungan terhadap RUU Pornografi dengan mengirimkan surat ke Pansus RUU Pornografi d.a DPR-RI Senayan Jakarta, atau melalui fax ke: 021 5715512 atau email ke: sahkan.ruupornografi@gmail.com atau via SMS Center ke 081380123450, ketik RUU[spasi]alasan perlunya RUU, nama, alamat domisili. Info ini saya dapat dari Hilman Rosyad, salah seorang anggota pansus.
    Kabarnya, mereka tersudut dengan banyaknya surat yang menolak RUU tsb. Mari kita dukung disahkannya RUU Pornografi. Mohon informasi ini disebarluaskan, terima kasih.

  9. Sebenernya RUU itu bukanlah itu mengkriminalitas,suatu daerah manapun..justru RUU itu untuk melindungi kaum perempuan dan anak2 yang telah di dzolimi dan banyak sekali anak2 yang dilecehkan dan kaum prempuan yang di exploitasi atas tubuhnya(maaf),jadi RUU ini sebernya telah di propagandakan oleh orang yang tak bertanggung jawab…dan kalau semua oran g mau duduk bersama (anti RUU dan pendukung RUU)mau melihat pasal2 yang terkandung di dalamnya pastilah anda bisa melihat RUU itu sudah memilah antara daearah satu dengan daerah lain..seperti bali misalnya di RUU tersebut sudah di pilah dan jelas berbeda dengan yang lain…..kenapa banyak yang kontra dengan RUU ini???menurut saya karena orang selalu menggiring RUU tersebut ke suatu agama(islam)jadi seolah2 RUU itu di buat atas umat islam…saya sendiri seorang muslim,kalau RUU itu mengkriminalitas daerah tertentu,tentunya saya menolak…kalau pun ada yang menolak marilah duduk selayak bangsa yang dewasa dan demokratis bukan dengan sikap yang marah ataupun memaki…jadi mari bahas RUU itu secara bangsa yang berbudaya…..tulisan ini saya buat bukan mau menydutkan salah satu daerah manapun..maaf pa bila ada kata2 yang salah….

  10. halo Bang, interesting topic.
    .
    sepertinya inilah gambaran nyata demokrasi di Indonesia
    .
    Islam dan umatnya selalu dipinggirkan, digencet, difitnah, diadu domba, dll. Pihak radikal/ekstrimis dihembuskan ke dunia luar agar tercipta image bahwa Islam dan umat Islam memang identik dengan kekerasan, terorisme, anti perbedaan, dll
    .
    Isu RUU Pornografi adalah channel yang pas untuk melancarkan misi para pembenci Islam dan pemfitnah Islam
    .
    Nice try you all, but the real truth (at the end) will always be jut out. Don’t you think yourself as the All Mighty???

  11. sebenarnya saya belum pernah baca pasal2 yang terkadung di RUU APP ini, saya sih dukung aja kalo pemerintah punya niatan baik tentang hal ini, kontroversi terjadi karena lain orang kadang lain juga pemahamannya yang mungkin diperlukan adalah sosialisasi yang berkelanjutan.

  12. @sufehmi
    Gila apa coba hubungan RUU-P dengan perpecahan NKRI ?
    jelas ngk logis, malah NKRI semakin kuat dan pornografi ngk sembarangan masuk ke indo.

    sesungguhnya kubu Penolak RUU Pornografi gila semua..

    media memang mengeruk keuntungan dari pornografi, kalo ngk ada pornografi media ngk laku 😛
    ex: metroTV (sekarang isinya sampah kapitalis, pro amerika sialan)

    dan sya spakat dengan
    yonna
    .
    sepertinya inilah gambaran nyata demokrasi di Indonesia
    .
    Islam dan umatnya selalu dipinggirkan, digencet, difitnah, diadu domba, dll. Pihak radikal/ekstrimis dihembuskan ke dunia luar agar tercipta image bahwa Islam dan umat Islam memang identik dengan kekerasan, terorisme, anti perbedaan, dll
    .
    Isu RUU Pornografi adalah channel yang pas untuk melancarkan misi para pembenci Islam dan pemfitnah Islam
    .

  13. Duh, para anti-RUU P mau pakai cara tahun 1945-an. UUD aja dah di amandemen, kok cara2nya masih kuno. Kampungan deh… Wangi-wangi, necis-necis, kelimis-kelimis kok masih kampungan amat

    Wong, kalapnya lebih lebih dari FPI….
    Dan FPI sangat sangat jauh lebih gentleman dari mereka (yes, it’s true Mr Armando). FPI menentang dan bersikap “keras” (yang saya sayangkan menjadi “bumerang” bagi mereka) untuk hal-hal yang sudah jelas dan sangat jelas: masalah Ahmadiyah. Para penentang RUU-P (terutama provokatornya): udah membabi buta padahal saya yakin mereka belum baca semuanya.

    Kalau saya lihat mungkin ada pihak-pihak yang terancam dengan adanya RUU-P. Ada yang terancam secara ekonomi dan ada yang terancam secara ideologi-politik.

    Motif ekonomi: artis (kebanyakan), media business, alat-alat “kecantikan”, produser film dsb.

    Motif ideologi-politik: semakin maraknya penataan hidup bermasyarakat di Indonesia maka mengancam influence negara2 asing. Karena RUU-P ini dapat menjadi efek domino dalam menyusun UU yang lebih pro RI, tidak seperti sekarang UU ekonomi kita saja mengkopi yang dari barat (kapitalis) yang berdampak kepada konsentrasi kekayaan di segelintir orang dengan mengeksploitasi yang banyak. RUU-P ini adalah test case saja apakah kita dapat menyusun UU yang sesuai dengan kebutuhan kita, terutama UU yang vital dan menguasai hajat hidup kita

  14. @yonna:
    Salah sendiri umat Islam mau diadudomba, digencet, dipinggirkan. Apapun tindakan pihak2 yang tidak suka sama islam, hal tersebut tidak akan terjadi kalau kita TIDAK MAU. Kebanyakan kita suka munafik, bilang TIDAK MAU tapi dalam kenyataannya MAU. Malah lebih buruknya menjadi agen memasyarakatkan MU tersebut.

  15. Bersikap dewasa untuk masa depan bangsa dengan legowo menerima pengesahan RUU Pornogarfi

  16. heran deh indonesia, di mana-mana di seluruh pojok bumi ini, yang harus toleran ntu yang minor. Lha di Indonesia yang di suruh toleran koq yang mayor terus.
    di mana-mana yang ngamuk-an ntu yang mayor di indonesia lha koq yang minor.
    sampek ngancem keluar dari NKRI segala, heran deh

  17. @kemplo – di berbagai tempat juga ada sih kasus seperti di Indonesia ini. Istilahnya adalah “Tyranny by the Minority“.
    .
    Di Inggris saya menyaksikan sendiri, dan pelakunya adalah beberapa umat Muslim 🙁
    Di sana umat Islam adalah minoritas. Tapi beberapa dari mereka kelakuannya sangat… “ngelunjak”. Arogan, dan bitchy.
    Saya betul-betul, SANGAT malu mellihatnya.
    .
    Masa pernah ada muslim Pakistan yang mencaci penduduk asli Inggris sebagai “White Trash” ??
    .
    Sebagai keturunan Minangkabau, salah satu didikan yang saya terima dari orang-orang tua kami adalah “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” – dimana kita berada, disana kita hormati penduduk dan adat serta peraturan mereka.
    Islam pun juga mengajarkan hal yang sama.
    .
    Jadi mari, kita saling berhubungan dengan baik antara satu dengan yang lainnya.

  18. Hari ini RUU AAP disyahkan..kita lihat NKRI mau pecah nggak yaa…Mestinya kayak FPI, HTI ada divisi penulis..jadi gebrakannya tidak hanya fisik tapi pikiran juga yang bisa jadi bahan persuasif di media…

  19. @sutomo Asngadi
    dari dulukan HTI banyak nulis (yg saya tau kebanyakan bisa nulis, cuman media ngk ngedukung) diantaranya tentang APP.
    kalo kekerasan yang sya tau mereka ngk pernah & ngk akan pernah melakukan kekerasan, kalo HTI melakukan kekerasan ente salah lihat kali bro, emang entepernah lihat HTI melakukan kekerasan..?
    kalo masalah NKRI dengan adanya RUU tsb malah semakin kuat.

  20. Mas Sufehmi,jangan sebut yang melakukan kekerasan FPI ,itu kan hanya oknum saja.tolong sebut oknum FPI jangan FPI saja.Saya memang bukan anggota FPI tapi FPI jangan selalu diidentikan dengan kejelakan dong.Peace man…

  21. pernah gue nanya ama guru les yg kebetulan emang suka ngelukis cewe topless

    chuchan : tante, gimana donk nanti tante kena UU pornografi deh,
    tante : gak apa2 kok, tante kan jualnya ke singapore lhooo

    iya laaah, pake dolar gitu lho

  22. Ga masalah UU atau RUU apapun, ga masalah kekerasan jenis apapun, sudah terbiasa. Namanya UU ya kalau ada pro dan kontra malah bikin DPR banjir duit, kan jadi lama pembahasan ma rapatnya, ibarat udah ada gaji dapet lembur pula.

    Yg jadi perhatianku cuma satu, dulu kita ga butuh undang2 kayak gini untuk mengatasi perilaku masyarakat, apa sekarang semua hal harus diatur karena masyarakat sudah lupa aturan nurani.

  23. Padahal uu pornografi maksudnya baik, toh banyak yang menentang dengan dalih menghambat kreatifitas, dan motong rejeki mereka…padahal klo mereka beragama nyari rejeki mah yang halal aja ga perlu buka-bukaan,bugil2an,atau ngomong yang vulgar emang seni dan kreatifitas udah banyak disalah gunain, sekarang seni ga cuma jadi penyejuk pikiran, tapi lebih condong menjadi batu loncatan untuk penyaluran hawa nafsu setan….

  24. Klo televisi menampilkan yg kontra saja itu sudah biasa, berita negatif (semacam gosip) lebih memiliki nilai jual daripada berita yang positif.

    mengutip “Anda pikir kekerasan itu cuma bisa dilakukan oleh FPI dan kawan-kawannya ? ”

    kebetulan beberapa yg lalu mengikuti pengajian yg dipimpin seorang ustad yg saya kenal tentang “amar ma’ruf nahi munkar dengan lemah lembut”. keesokan harinya saya bertanya terkait topik yg dibahas, “bagaimana dengan sikap FPI selama ini yg muncul di tv?”

    ustad: “jangan salah, ada 3 tahap yg harus dilewati dalam amar nahi munkar, dan FPI sudah melewati ketiganya, hingga sampai terjadinya bentrok (peringatkan dengan tanganmu)”

    semoga menjadi wacana yang baik.

  25. Susah ya mas, di zaman sekarang ini orang maunya seenaknya sendiri. Katanya sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa, tapi kok aturan Tuhan ngga pernah dilibatkan dalam pembicaraan undang-undang di negara kita ya?

  26. Kalau mau meyakinkan masyarakat Bali untuk menerima RUU ini, stereotip ini yang pertama kali harus dihapus

  27. wah..mas artikel ini cukup kontroversial…takutnya kalo ada yang pro sama anti uu pornografi dia bisa komen negatif..Secara pribadi sich sy mendukung uu pornografi…dan sangat menyesalkan tindakan orang-orang di bali seperti yang anda tulis..Salam..

  28. Diajak bener koq masih ada aja yang menolak ya..berarti mereka-mereka yang menolak itulah yang bisa dikatakan yang melakukan aksi-aksi porno selama ini..Karena merasa takut tidak bisa terus melakukan aksinya lagi, mereka lantas menolaknya…

  29. bnr-bnr ktrlaluan yach !!! Hanya org2 bodoh dan tidak mau berfikir yg menolak RUUPornografi tsb.

  30. think this website has some rattling great info for everyone 😀 . “Experience is not what happens to you it’s what you do with what happens to you.” by Aldous Huxley.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *