Duduk menyamping di atas motor itu mirip seperti mengendara motor tanpa hidupkan…

Duduk menyamping di atas motor itu mirip seperti mengendara motor tanpa hidupkan lampu, menerobos lampu merah, melawan arus, tidak menggunakan helm, pakai helm namun tidak dipasang dengan benar, dst, dst == berbahaya.

Berbahaya bagi diri sendiri DAN bagi pengguna jalan lainnya juga.

Di sisi lain, jika memang duduk menghadap ke depan akan dilarang, maka harus dicarikan solusinya.
Misal; boleh tetap duduk menghadap ke depan tapi memakai celana panjang / pakai rok + celana panjang (ini yang dilakukan anak saya saat naik motor). Perbaiki transportasi publik sehingga tidak perlu lagi naik motor. Dst, dst.  
Jangan cuma main larang tanpa ada solusinya.

Anyway, setelah diperiksa, ternyata, sebetulnya tidak ada larangan / undang-undang mengenai hal ini (mengangkang di motor)……
 
Yang ada hanyalah himbauan / seruan dari Walikota Lhokseumawe.

Media massa kemudian memelintir soal ini agar menjadi heboh. Dan, gerombolan JIL langsung mencak-mencak & menghina berbagai pihak  tanpa memeriksa lagi kejadian sebenarnya 🙁 sehingga kemudian menimbulkan berbagai reaksi kemarahan balik. 

Seruan & himbauan di sebuah daerah berbuntut kekacauan & kesalah pahaman nasional.

Terlampir adalah naskah selengkapnya himbauan tersebut.

================
Seruan Bersama

Untuk menegakkan syariat Islam secara kaffah, menjaga nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Aceh dalam pergaulan sehari-hari, serta sebagai wujud upaya Pemerintah Kota Lhokseumawe mencegah maksiat secara terbuka, maka dengan ini pemerintah mengimbau kepada semua masyarakat di wilayah Lhokseumawe agar;

1. Perempuan dewasa yang dibonceng dengan sepeda motor oleh laki-laki muhrim, bukan muhrim, suami, maupun sesama perempuan, agar tidak duduk secara mengangkang (duek phang) kecuali dengan kondisi terpaksa (darurat).

2. Di atas kendaraan baik sepeda motor, mobil, dan/atau kendaraan lainnya, dilarang bersikap tidak sopan seperti berpelukan, berpegang-pegangan dan/atau cara lain yang melanggar syariat Islam, budaya dan adat istiadat masyarakat Aceh.

3. Bagi laki-laki maupun perempuan agar tidak melintasi tempat-tempat umum dengan memakai busana yang tidak menutup aurat, busana ketat dan hal-hal lain yang melanggar syariat Islam dan tata kesopanan dalam berpakaian.

4. Kepada seluruh Geucik, imam mukim, camat, pimpinan instansi pemerintah atau lembaga swasta agar dapat menyampaikan seruan ini kepada seluruh bawahannya serta kepada semua lapisan masyarakat.

Demikian imbauan ini kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh kesadaran dalam upaya menegakkan syariat Islam.

Lhokseumawe, 7 Januari 2013

Ditandatangani oleh
Walikota Lhokseumawe Suaidi Yahya
Ketua DPRK Kota Lhokseumawe Saifuddin Yunus
Ketua MPU Lhokseumawe Tgk H Asnawi Abdullah
Ketua MAA Lhokseumawe Tgk H Usman Budiman

================

Sumber : 

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/13/01/09/mgb9pf-seruan-walikota-lhokseumawe-soal-ngangkang

http://www.motorcyclecruiser.com/streetsurvival/motorcycle_passenger/viewall.html

Advice for Motorcycle Passengers – Surviving the Streets – Motorcycle Cruiser
How to Be a safe Motorcycle Passenger by the motorcycle experts at Motorcycle Cruiser magazine.

Post imported by Google+Blog for WordPress.

8 thoughts on “Duduk menyamping di atas motor itu mirip seperti mengendara motor tanpa hidupkan…

  1. Gerombolan JIL? Apa semua yang menyoal himbauan walikota Lhokseumawe ini adalah gerombolan JIL? Bagaimana membuktikannya? Tidakkah itu lebih menampakkan perilaku sebagian besar media dan konsumennya yang tidak teliti daripada hasil kerja sistematis dari suatu kelompok yang terorganisir rapi?
    Saya setuju bahwa sebagian besar pihak telah teledor dan kurang periksa untuk masalah himbauan ini, tapi menyebut itu bagian dari gerombolan JIL, saya kira termasuk bagian dari perilaku kurang periksa dan berlebih-lebihan pula. 
    JIL tidak sebesar dan sehebat itu pak

  2. O iya, maaf, saya yang kurang periksa. Anda memang tidak menyebut seperti itu. 
    Tapi bisa diterangkan maksud dari kalimat berikut
    Dan, gerombolan JIL langsung mencak-mencak & menghina berbagai pihak  tanpa memeriksa lagi kejadian sebenarnya 🙁 sehingga kemudian menimbulkan berbagai reaksi kemarahan balik. 

    Kenapa anda merasa perlu menyebut secara khusus gerombolan JIL? Karena sepanjang yang bisa saya temukan, yang bereaksi berlebihan adalah kelompok masyarakat kebanyakan, saya tidak memantau JIL, apa begitu pentingnya memperhatikan reaksi JIL? Begitu hebatnya kah mereka?

  3. "apa begitu pentingnya memperhatikan reaksi JIL? Begitu hebatnya kah mereka?"

    Ada banyak kelompok masyarakat yang bereaksi. Tapi saya secara khusus menyorot JIL, karena, menurut saya pribadi, kelompok ini sangat banyak berperan dalam mendorong terpolarisasinya umat Islam.

    Contoh : http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2009/10/24/AR2009102402279.html

    "We wanted to challenge hard-line ideas head-on," recalled Ulil Abshar Abdalla

    But efforts to transplant Cold War tactics into the Islamic world started to go very wrong.

    More-conservative Muslims never liked what they viewed as American meddling in theology. Their unease over U.S. motives escalated sharply with the start of the Iraq war and spread to a wider constituency

    he now believes that U.S. intervention in theological quarrels often provides radicals with "a sparring partner" that strengthens them / the extremists

  4. Polarisasi itu sesuatu yang jamak, apa kemudian itu harus dimusnahkan? Atas nama apa pemusnahan itu?
    Tapi, apa pun, itu pilihan pribadi anda, yang lain hanya bisa berusaha memahami dan memaklumi

  5. Mungkin saya kurang jelas di komentar sebelumnya, maaf.

    Secara ringkas – JIL justru membuat umat menjadi semakin ekstrim. Bukan semakin moderat.

    Sebabnya adalah karena cara kerja yang dilakukannya bersifat konfrontatif. Sehingga, menimbulkan reaksi balik yang tidak kalah kerasnya & cenderung negatif.

    Dan artikel ini adalah salah satu contohnya; alih-alih menyampaikan kritik dengan baik, gerombolan JIL ini malah menggunakan cara kasar: mencaci-maki.

    Kalau gerombolan preman bertindak seperti ini, kita paham. Namanya juga preman.

    Tapi, sekolompok orang yang mengaku intelek ? Speechless  juga jadinya….

  6. Terima kasih penjelasannya pak, soal caci maki itu, saya setuju, itu lebai, bila dilakukan oleh siapa pun, apalagi bila mereka yang mengaku dirinya intelektual

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *