Irresponsible Lending

Irresponsible Lending. :: perusahaan Kredit sudah sangat keterlaluan – barusan rumah saya didatangi debt collector, dengan gayanya yang super menyebalkan. Dia bilang kami berhutang cicilan motor (heh?) ketika ditanya atas nama siapa kredit tsb, dijawab "Asiah". Pembantu kami yang kabur tanpa pamit sejak bulan April.

Kena semprot balik dia oleh istri saya :) 

# Apa kamu punya bukti bahwa "Asiah" memang rumahnya disini ? 

Karena kami mengunci dokumen-dokumen bukti domisili (KK, surat rumah, dll) di lemari besi; sangat yakin bahwa di perusahaan Kredit ini tidak punya bukti apa pun.

# Disuruh datang ke kantor mereka untuk mengurusnya : wah enak juga ya… mereka yang blunder di prosedur mereka, lalu kita yang disuruh repot. Thanks but no thanks 🙂

Jadi ingat kawan di Bank Indonesia (BI) yang menceritakan sebalnya BI dengan berbagai perusahaan kartu kredit, karena mempraktekkan "irresponsible lending" — praktek kredit (memberikan hutang) yang sangat tidak bertanggung jawab.
Seperti, tidak dipilah, seenaknya menaikkan batas pinjaman, memberikan kartu kredit kepada orang-orang yang sebenarnya tidak mampu, dst.

Akibatnya, jadi ada sangat banyak orang yang jadi terjebak hutang kartu kredit karenanya.

Ternyata, perusahaan Kredit (motor, dll) juga seperti ini kelakuannya. Tidak bertanggung jawab. Serampangan prosedurnya.

Sialnya, perusahaan kredit ini bukan diawasi oleh BI, tapi (setahu saya) Bapepam; karena mereka institusi keuangan NON-bank.
Kalau diawasi oleh BI, saya bisa minta tolong bantuan panduan dari beberapa kawan-kawan disana. 

Anyway, sekedar sharing. Hati-hati, jangan sampai jadi korban juga. Dan JAGA baik-baik berbagai surat identitas / domisili Anda.

Post imported by Google+Blog for WordPress.

6 thoughts on “Irresponsible Lending

  1. nice sharing.

    jadi ingin sharing juga ttg semodel ini,tapi dari sisi tukang ngutang yg tidak bertanggung jawab. akan dilakukan nanti, jika sudah ingat lagi kronologinya 🙂

  2. hanya sekedar berbagi tips untuk yang merasa terganggu dengan dc.

    dc sebetulnya ujungnya uang. intimidasi hanya alat untuk mencapai tujuan. pada intinya mereka bekerja untuk mendapat gaji dan komisi pelunasan. karena kalo ga ada komisi biasanya ya pas2an gajinya. karena itu sesangar apapun, mereka menghindari bentrok fisik langsung karena bukan itu tujuannya.

    jadi kalo merasa terganggu banget padahal kredit dilakukan orang lain dan tidak bisa diatasi baik2, gertak lebih keras kalo memang dibutuhkan. ancam bentrok fisik aja, ga bakal diladenin kok. pengakuan dari dc sendiri, rata2 bilang kalo tujuannya itu lunas, bukan mau berantem. semua mind games, cuman gamesnya intimidasi.

  3. Wah, di industri asuransi lebih menyebalkan lg pak.. krn pd dasarnya debtor itu dicover asuransi jiwa (misalnya utk kredit mikro atau consumer loan).. yg notabene si debtor hrs dlm keadaan sehat wal afiat dg melampirkan pernyataan sehat & surat tmbhn medical bila dibutuhkan.. tp krn pihak bank atau debtor yg tdk jujur, akhirnya pihak asuransi yg rugi.. baru pinjam dlm jmlh besar 1bln, tiba2 meninggal krn sakit bawaan.. duerr.. asuransi lah yg hrs membayar.. 🙁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *