Kenapa berbagai TV Islam ?

Kenapa berbagai TV Islam tidak bisa ditonton, kecuali dengan menggunakan parabola ? Jawabannya ada di bawah ini :

==================

Wa’alaikum salam wr wb,

Saya pernah menemani pendiri Ar Rahman TV menemui
seorang tokoh Islam di Wisma Nusantara yang katanya
punya hubungan dekat dgn menparpostel untuk mengurus
izin frekuensi, sehingga siarannya bisa ditangkap dgn
antena UHF biasa.

Ternyata tokoh tsb bilang, untuk biaya perizinan
besarnya Rp 5 Milyar, kemudian setiap bulan bayar
iuran lagi Rp 1 Milyar. Kita berdua terbengong-bengong
saat itu… 🙂

Nah, mentoknya cuma di situ saja. Kalau ada pejabat
yang bisa kasih izin frekuensi tsb cuma2, insya Allah
TV Islam bisa on air dalam waktu beberapa bulan saja.

wassalam

14 thoughts on “Kenapa berbagai TV Islam ?

  1. Heran, padahal Gospel Overseas (GOTV) aja kabarnya udah bisa on-air di Jakarta & Manado walaupun masih pakai gelombang VHF. Baiknya kalau masih belum ada dana, jangan dipaksakan pakai UHF. Pakai saja VHF dengan izin TV komunitas. IMHO.

  2. mas Dhani, kata kawan saya tsb, ternyata VHF pun harus ada izinnya.
    Yah, ternyata perjuangannya memang sulit ya.

  3. Masih ada alternatif lain koq :). Izin TV komerisal itu beda dg izin TV komunitas, makanya saya usulkan sebagai TV komunitas saja. Tapi sebagai konsekuensinya, daya pancar untuk TV komunitas itu dibatasi. Alternatif lain, kita bisa melakukan ‘blocking time’ di stasiun yg sudah ada, mirip seperti MTV yg nebeng di Global TV atau VH1 yg mengudara via Jak TV. Jadi tinggal cari TV lokal atau nasional yg bisa diajak kerjasama. Sekarang saja banyak TV lokal yg dibangun dg modal cekak (dibawah 2 milyar), tapi mampu siaran. Saya yakin, somehow, ada cara untuk ‘mengakali’ kendala dana untuk sewa frekuensi.

  4. Sewa frekuensi memang mahal. Tapi sebenarnya TV Islam yg baru punya modal dikit bisa pake strategi beli tanyang. Mirip dg MTV yg disebut pak Dhani di atas. Saya lihat MQTV yg dikelola AA Gym juga pek strategi tsb, namun sayang isinya masih sedikit.

    TV dan radio memang alat propaganda yg sangat baik. Seharusnya umat Islam juga bisa memanfaatkannya utk dakwah. Waktu perang Afganistan dan Irak yg lalu banyak TV dari Amerika yg ingin membeli tayangan di TV Aljajera (bener gak nulisnya? :D), tapi mereka gagal mendapatkannya walau hanya utk tayangan dgn durasi 1 jam.

    Semoga umat Islam bisa maju.

    Wassalam.

  5. salam alaikum
    saya tinggal di amerika, missouri. saya ingin sekali bisa nonton tv islam. tapi saya tidak tau frekuensi dsb. seperti ar rahman tv atau mqtv. bisa gak saya menangkap kedua tv itu. bagaimana caranya? tolong informasinya..

  6. TV islam memang sudah seharusnya ada, kami muslimin indonesia sudah sangat merindukan TV islam yang memuat berbagai hal mengenai islam. jadi bagaimana caranya harus ditempuh agar TV islam bisa mengudara dan tetap eksis dengan kuat di indonesia.

  7. saya mo bertanya?bagaiman mendapatkan vh1 menggunakan parabola (soalnya vh1 di parabola menggunakan pal. dan tidak ada simboretenya

  8. Alhamdulillah kami sudah mengelola siaran radio komunitas dakwah didaerah cileungsi bogor,dan kamipun telah experimen membuat pemancar TV menggunakan kanal VHF High,yg kata ketua KPID Jabar,Pak Dadang, belum ada regulasi khusus untuk kanal VHF ini,dan sudah melakukan uji coba siaran,daya pancarnya rengah cuma 15 watt dan bisa menjangkau sekitar 5 km.tp kami banyak mengalami kendala dalam pengadaan materi siaran dan peralatan yg masih sderhana.bagi anda yang mau ikut urun rempug kami sangat berterimakasih sekali. CP Fawwaz 0817819185

  9. Mungkin sekarang saat yang tepat bagi (calon) pengelola TV Muslim untuk menunjukkan eksistensinya secara legal. Berbeda dengan masa lalu (terlebih sebelum ada UU Penyiaran No. 32 Th 2002), proses perijinan lembaga penyiaran televisi saat ini nampak lebih akomodatif dan transparan.

    “Gertakan” biaya perijinan sebesar 5M seperti yang dialami Ar Rahman Channel di masa lalu (era Deparpostel) saya rasa tidak ada lagi. Dengan penuh rasa khusnudzon, KPI/KPID-Ditjen Postel RI-Ditjen SKDI Depkominfo RI pada akan membantu kita untuk misi yang mulia.

    Jika kita mau sedikit eksplorasi, “bertelevisi” semestinya tidak selalu berkaitan dengan frekuensi sebagai ranah publik berikut regulasi yang menyertainya. Masih banyak format pengelolaan media televisi yang relatif “un-regulated”, seperti: pemanfaatan kanal televisi berlangganan, Web TV, public space TV, in-house TV, mobile TV, dsb. Apalagi dengan hadirnya teknologi televisi digital yang sudah menjadi keniscayaan, akan memungkinkan tersedianya slot-slot programa televisi yang jauh lebih jamak.

    Kenapa tidak kita manfaatkan pelaung ini? “Amar ma’ruf nahi munkar” lewat televisi, why not? Tentunya dengan sistem dan tayangan yang bisa kita kelola dan kendalikan sendiri.

    Wassalam.

  10. saya sebagai penyelenggara tv islami dgn nama TVSIS (televisi syiar islam sumenep) sudah berjalan sejak tahun 2001 sampai saat ini tetap on air dengan memanfaatkan frekuensi VHF dan telah diterima oleh masyarakat Kabupaten Sumenep. siaran buka pukul 16.00 tutup pukul 24.00 isi siaran da’wah, hiburan islami, iptek islami. jangkauan pancaran 20 km, 100 watt. modifikasi sendiri dgn modulator drike model. termasu komunitas tampa iklan. utk keberlangsungan da’wah mohon saran-saran. terima kasih semoga islam tetap jaya.

  11. Saya berencana membangun tv komunitas di daerah kandanghaur indramayu karena di komunitas nelayan dan petani sangat awam dengan iptek dan siaran dakwah islam. mudah-mudahan rekan-rekan bisa membantu saya di dalam memajukan IPM dan SDM indramayu. Saya tunggu program anda via email : jangkartv@yahoo.com atau silahkan hubungi fauzi : +628170063222. Terima kasih

  12. Pingback: Loch Lomond Lodge
  13. Kalau di Jawa Timur kita bisa menyaksikan Tv Islam secara terestrial yaitu TV9. Kalau untuk Tv Islam yang lain saya ada saran. Ada TV Islam yang siarannya hanya secara online video, setiap judul hanya beberapa menit, yaitu Maula TV. Anda bisa kunjungi halaman Facebook nya di facebook.com/maulatv dan unduh berbagai video menarik dan bermanfaat untuk anda.
    Jazakumullah khairan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *