Playboy dan Kaca pecah

Di tengah kontroversi Playboy kemarin, kalau ada yang bertanya kenapa Playboy dilarang padahal ‘kan tidak ada gambar wanita telanjang, saya biasanya jawab bahwa Playboy itu adalah simbol. Simbol awal dari kerusakan moral yang lebih parah lagi.

Kalau simbol ini dibiarkan, maka akan jadi bisa terjadi demoralisasi besar-besaran dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Karena Playboy adalah simbol besar, dan “terang”/jelas – tidak sembunyi-sembunyi seperti berbagai media pornografi lainnya.
Kalau tidak percaya, kita bisa coba lihat bagaimana Amerika di zaman dahulu sebelum dan sesudah Playboy. Lha baju renang saja masih hampir menutupi seluruh badan 🙂
Setelah Playboy muncul, maka barulah revolusi seks, dalam skala yang besar, terjadi di Amerika. Berbagai hal-hal yang sebelumnya tabu di Amerika, kemudian menjadi boleh dan wajar saja.

Analogi lainnya; seperti maling kelas kakap, biasanya tidak langsung jadi sebesar itu. Tentu biasanya telah menjadi maling kelas teri dulu sebelumnya.

Ternyata kemudian saya menemukan sebuah artikel yang membahas mengenai sudut pandang ini dengan lebih elegan lagi, yang berjudul Playboy dan Teori Jendela Pecah

Selamat membaca.

note:

  • Lebih lanjut mengenai teori jendela pecah : [ Broken Windows Theory ]
  • Broken Windows Theory ditantang kebenarannya, karena dianggap bukan pemecah masalah kejahatan di New York, dengan berbagai data-data yang dimunculkan kemudian. Namun yang tidak dibahas di Wikipedia, tidak ada bukti yang membantah bahwa aplikasi Broken Windows Theory adalah penyelesai masalah kejahatan kronis di subway New York.
    Dimana pembuktian pembenaran suatu teori dalam skala besar memang sulit, namun dalam skala yang lebih kecil ini (subway New York), setahu saya kebenaran teori tersebut berhasil dibuktikan dengan cukup sukses.
  • Dan kembali ke analogi maling kelas kakap/teri, saya kira kita semua setuju bahwa jika bibit dimatikan sebelum sempat membesar, maka ya…. tentu saja tidak akan sempat menjadi besar tho ?

10 thoughts on “Playboy dan Kaca pecah

  1. ttg teori broken window ini, kenapa dianggap polisi new york NYPD di era 90 an , saya temukan dalam buku blue ocean strategy nya w.chan kim dan rene mauborgne (baik edisi indonesia maupun inggris). silakan baca dibagian bab 7.

    ternayta ada beda persepsi antara masyrakat dan polisi. yg dianggap sebagai kejahatan oleh masyrakat adalah gangguan kecil yang terus menerus seperti pemabuk, pelacur, graffiti dan pengemis. sementara di saat yang sama polisi justru menunjukkan angka statistik terjadinya kejahatan di tempat tersebut hanya 3 persen. bahkan di tempat lain yang juga dianggap sumber kejahatan seperti police district 4 boston di tahun 70an, polisi dapat menunjukkan waktu tanggapan 911 semakin cepat dan pemangkapan thd kejahatan meningkat.

    gap persepsi ini ditunjukkan lewat dialog aparat dengan warga, dan diajaknya para perwira polisi untuk naik kereta sub way itu tiap siang dan malam. dengan kondisi seperti ini mau tidak mau para perwira polisi melakukan perbaikan dengan menghilangkan image negatif kejahatan yg dicover oleh gangguan gangguan ini.

    di saat yg lain, tentu saja perubahan mendasar dilakukan di kepolisian. kondisi saat itu memang tidak main main, ada 4 rintangan.

    rintangan kognitif
    organisasi polisi sudah terkenal dgn status quo nya

    rintangan sdm
    sumber daya terbatas karena naggaran dipangkas (efisiensi gitu lah ..)

    rintangan politik
    tentangan dari kepentingan kepentingan yg kuat

    rintangan motivasional
    staf yang tidak punya motivasi

    ===

    PR yg dikerjakan ke dalam, tentu tidak terlihat oleh masy. sementara PR keluar, yg bisa dirasakan masy, langsung diberikan. jadi dua duanya emang kudu dijalankan. sehingga persepsi masyarakat pun makin positif pada citra polisi. tapi peruabahan yg mendasar, ya tentunya bukan dengan menghilangkan grafiti dan menghilangkan pelacuran.

    demikian untuk menjadi periksa.

  2. Aha… ya.
    sebenarnya, Maxim lebih gelo isinya. Apapun, untuk kami yg di jurnalistik, mendapati Playboy, seperti pie lezat yang ditumbuhi jamur. Isinya enak di baca dan perlu, tapi ada ‘racun’ yg bikin mabok.

    Nggak sabar juga nunggu yg keempat.

  3. When Playboy Ruled?
    Seriously though, when did playboy “rule the world.”?

  4. Totally free MTS file converter provides the simple to operate way to trim you need segment, crop the movie play region to suit your players, and merge several clips into one file for your successive enjoyment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *