Windows Firewall

I’m going to evaluate a new Internet Provider in my laptop in the company where I’m currently consulting for, but this means I’ll need a Windows Firewalll which support ICS. ZoneAlarm seems to be too expensive, being the most popular, and I’ve also feared that it’s being targeted the most by criminals. So I started to look for alternatives.

Basically, ezFirewall is a rebranded version of ZoneAlarm (just try installing ZoneAlarm with ezFirewall already installed – it’ll complain that ZoneAlarm is already installed). But at almost only half the ZoneAlarm’s price, ezFirewall is quite interesting.
Sygate got loads of recommendations. Kerio seems to have security holes and issues.

But Jetico interest me the most, probably being a geek I like it’s detailed interface where you’re given a load of controls – not a watered-down version like the others. But I have a few questions, so I sent them an email.

To my surprise, I got such detailed answer below.
It’s easy to guess which firewall is going to be installed in my laptop.

From: “Jetico, Inc.”
Subject: Re: Feedback

Dear Harry Sufehmi,

Thank you for your interest in Jetico Personal Firewall.

Let me answer on your questions below.

> Jetico Personal Firewall: YES
> Windows XP: YES
>
> Hi, since I can’t find the answer to my questions below, here goes :
>
> 1. Does your firewall works with XP SP2 ?

Yes, the firewall works with Windows XP SP2.

> 3. Does it work with Windows 2000 Server ?

Yes, the software works with Windows 2000 Server too.

> 2. Can it protect shared Internet connection / ICS ?
>
> As you can see, we’re planning to use it on several scenarios, but we don’t know
> if it’ll work. So I’d be grateful if you can let us know.
>
> Many thanks in advance.
>
> Regards,
> Harry

The firewall can be configured for using it with
Internet Connection Sharing, but please note that
an overall level of protection aginst inbound
scanning will be lower in this case. It happens
because of the following.

JP Firewall has two levels of protection: low-level
Network Level and Application Level. (We don’t keep
in mind here third Process Attack Protecting level,
because it will work in any case.)

Application Level provides Network Level with information
about applications that have active connection and about
all the network traffic Windows applications are interested
in. All other network traffic is blocked. It is so-called
Stateful Inspection.

Now when you turn on Internet Connection Sharing, you get
private network (for example interface B: 192.168.0.1) and
continue to have interface with IP address that is opened
to Internet (say interface A: 207.46.156.188).

All the packets that come from interface B to interface A
and all the packets that come from Internet for interface B
– all that packets do not correspond to any application
in Windows! The packets should simply go from/to interface
A to/from interface B.

So default JP Firewall configuration with stateful inspection
rules will reject the “interface A < -> interface B” traffic.

Hence, to get Internet Connection Sharing working, we should
turn off Stateful Inspection in JP Firewall:

1). Select “Configuration” tab in JP Firewall;

2). Select the following table in “Optimal Protection” configuration
tree: Root -> System IP Table -> System Internet Zone;

3) In the “System Internet Zone” table find rule with
“Stateful TCP Inspection” rule and run “Edit” command for the rule;

4) In the “Protocol specific” settings for the rule uncheck the
“Stateful inspection” checkbox.

5) Do the same for the “Stateful UDP Inspection” rule.

Then, Private Network with interface B should be added as
Trusted Zone in JP Firewall. It can be done quite simply.
After you finish configuring Internet Connection Sharing,
run Configuration Wizard program from “Jetico Personal Firewall”
program group.

Configuration Wizard should automatically discover the Private
Network address and add it to the list in the “Trusted zone”
dialog window. Just finish Configuration Wizard normally.

After the procedure Internet Connection Sharing should work on
your computer.

Sincerely,
Sergey Frolov

=================================================
Jetico, Inc. phone: +358-9-25173030 =
Tekniikantie 14, fax: +358-9-25173031 =
02150, Espoo e-mail: info@jetico.com =
Finland http://www.jetico.com =

Fedora Core 3 – some tips

I needed to recover data from a crashed hard drive. Problem is, the data is on NTFS partition, and FC3 doesn’t support NTFS out of the box.

Here’s how to enable it to access NTFS partitions :

### Obtain current kernel version number
uname -r

#make VERY sure that the uname output (above) matches the version string (below)
apt-get install kernel-module-ntfs-2.6.9-1.667

/sbin/modprobe ntfs

# An example on how to mount an NTFS partition
mount /dev/hdb1 /mnt/D_drive -t ntfs -r -o umask=0222

I like using Fedora Core 3 especially after I was able to get apt to work with it. It enable me to keep the computers up to date (very important nowadays, especially with regards to security updates) with little / no work in my part.
But it’s not very obvious on how to set it up on FC3, so here you go :

I just found out that support for apt has been deprecated for FC3 :
[ Merger announcement of Fedora Extras with Fedora Project ]

It’s suggested that you use yum instead of apt. Yum is already included in FC3, and the syntax is quite similar too with apt. It’s quite good actually.

To get access to loads of (previously known as) Fedora Extras packages, just [ follow the instructions here ]

That’s it for now, I’ll continue to share FC3 tips here inshaAllah.

Pedagang yang tidak suka duit

Saat ini saya sedang mencoba berbagai provider CDMA, karena sebal melihat tarif GSM yang tidak masuk di akal. Untuk saat ini kelihatannya Esia yang cocok untuk keperluan saya, tapi pulsanya sudah hampir habis.
Di perjalanan pulang saya melihat-lihat berbagai kios voucher, namun memang sedikit sekali yang menjual esia.

Mendekati rumah tiba-tiba terlihat sebuah kios yang cukup besar, yang menjual pulsa elektronik Esia.
Saya menghentikan mobil, dan kemudian menanyakan voucher Esia seharga Rp 50.000. Um.. tapi kok dia malah mengeluarkan voucher Jempol ya?
Lha, ternyata agak budek 🙂 saya kemudian ucapkan lagi dengan agak keras.

“Oh, Esia enggak ada pak”. Gedubrak.
Duh, kalau gitu ya jangan ditulis dong ada Esia di papannya.

Tapi tidak hanya sampai disitu, kebetulan terlihat ada box handphone CDMA yang cukup bagus, saya pikir mungkin istri saya akan tertarik.

“Bang, yang ini harganya berapa?”. “Oh, itu sudah kejual pak”, katanya.
Yeh.. kalau gitu ngapain juga kotaknya dipajang terus ?

Sekilas mungkin cerita ini terbaca lucu – namun ini adalah kesalahan fatal yang banyak dilakukan oleh para pedagang kecil:

  • Barang dagangan sebaiknya lengkap, karena customer akan lebih memilih toko yang bisa memenuhi semua kebutuhan mereka.
  • Jika toko Anda tidak lengkap, maka para customer akan menghindari datang lagi di masa depan.
  • Kalau ada suatu barang yang kebetulan kita tidak punya, minta maaflah kepada customer tersebut, dan janjikan bahwa barang tsb sudah akan tersedia di toko kita (misalnya) minggu depan. Ini akan menyenangkan mereka dan memperkecil kemungkinan mereka menghindari toko Anda.
  • JANGAN berbohong. Ini mungkin adalah pantangan terbesar bagi seorang pedagang yang ingin sukses.

Dalam cerita ini, Anda bisa menjamin bahwa saya tidak akan mampir lagi ke toko voucher tersebut, walaupun hampir setiap hari melewatinya.

Kia Carens II, automatic transmission

JANGAN DIBELI – walaupun saya pakai ini 🙂 tapi saya tidak bisa merekomendasikan 🙁
Untuk keperluan sehari-hari di Jakarta, pemakaian bensinnya sekitar 1:5

Sialnya, pulang-pergi ke lokasi kerja saya saat ini berjarak total lebih dari 100 km. Walhasil, biasanya saya mengisi bensin sekitar 40 ltr setiap 2 hari sekali 🙁

Duh… Kia Carens II

Duh.. Blue Bird

Kemarin pergi menjemput anak-anak pulang sekolah tanpa mobil. Rencananya akan pulang dengan memakai taksi. OK telpon Blue Bird, karena sering mendengar cerita seram mengenai operator-operator taksi lainnya. Dijawab oleh seorang operator yang ramah, yang kemudian mencatat nomor telpon dan alamat sekolah kami serta jam ketibaan taksi di lokasi (11:00), dan kemudian menutup pembicaraan dengan mengatakan bahwa dia akan mencarikan taksinya dulu. Fair enough, maka kemudian kami duduk dulu di kantin karena anak-anak sudah pada menjerit kelaparan sedangkan kami tidak membawa cukup makanan dari rumah.
Jam 11 lewat kami mendapat telpon bahwa taksi belum didapatkan, apakah mau menunggu? OK, gak apa-apa deh, kita sabar saja. Operator tersebut kemudian mengucapka terimakasih dan menutup telpon.

Lama menunggu, kami mulai gelisah karena anak-anak mulai kelihatan lelah. Maka kemudian saya menelpon Blue Bird lagi. “Oh, taksinya sudah menuju kesana pak”. Yay. Lah, kok enggak menelpon sama sekali sih ?!
Kita langsung pontang-panting menuju ke lokasi penjemputan yang telah disepakati.

Tapi lama menunggu disitu, tetap saja taksi belum muncul. Untung lokasi penungguannya adalah di TK nya Sarah, jadi anak-anak lupa akan lelahya dan asyik bermain-main di taman bermainnya.
Tiba-tiba handphone saya berdering.

“Hallo, ini dari pool Blue Bird pak. Lokasinya ini dimana ya pak ?”. Lah, udah dijelasin sampai mendetail ke operator yang pertama, kok ditanya lagi.
“Posisi saya saat ini di seberang UIN Syarif Hidayatullah Ciputat”,kata saya. “UIN yang di Rempoa apa bukan ya pak ?”. Errr… “umm, itu lho pak, yang bisa dilihat di pinggir jalan kalau kita menuju ke Ciputat dari Lbk.Bulus”.
Bla..bla..bla.. ternyata kesimpulannya mereka tidak tahu dimana UIN Syarif Hidayatullah itu 🙁
Padahal yang menelpon adalah pool Blue Bird di Tanah Kusir, bukan pool yang luar biasa jauhnya entah dimana, masih cukup dekat juga.

Tapi lama-kelamaan saya tersadar bahwa mungkin ini cuma cara saja agar mereka tidak perlu mengirim mobil, entah kenapa pembicaraannya berputar-putar terus disitu-situ saja. Akhirnya saya bilang “Ya sudah pak, kalau terlalu merepotkan, gak jadi saja deh”. “OK pak *klik*”
Hiks! Asma saya tiba-tiba terasa akan kumat.

Akhirnya kita mengajak Anisah, Sarah, dan Umar untuk berjalan kaki lumayan jauh ke pinggir jalan besar, dan mencoba menghentikan taksi yang kebetulan sedang lewat.
Banyak taksi yang lewat, namun sebagian besar sudah terisi dan lampu merk taksinya mati. Selagi kami melihat-lihat sambil menghisap asap tebal dari berbagai bus yang lewat, tiba-tiba terlihat oleh saya taksi Blue Bird di depan mata yang lampu merk taksinya mati – namun kosong! Argh.

Akhirnya dengan dongkol kami naik angkot 2 kali sampai tiba di rumah.
Total waktu terbuang sekitar 2,5 jam, namun lebih sedih lagi melihat anak-anak yang sudah kuyu kelelahan. Apalagi ketika angkot kami terhenti karena jalan macet, persis di belakang sebuah bus besar yang menghasilkan polusi yang luar biasa.
Duh… Blue Bird.

Peter Pumpkinhead

Anak saya yang paling besar suka sekali dengan lagu ini. Jadi suatu hari, sambil menyetir mobil, kemudian saya ceritakan siapa si Peter ini :

“The Ballad Of Peter Pumpkinhead”

Peter Pumpkinhead came to town
Spreading wisdom and cash around
Fed the starving and housed the poor
But he made too many enemies
Of the people who would keep us on our knees
Hooray for Peter Pumpkinhead
…..
But he made too many enemies…
Peter Pumpkinhead put to shame
Governments who would slur his name
……
Peter Pumpkinhead was too good
Had him nailed to a chunk of wood
He died grinning on live TV
Hanging there he looked a lot like you
And an awful lot like me!
But he made too many enemies…
Hooray for Peter Pumpkin
Oh my oh my oh!
Doesn’t it make you want to cry oh?

Dengan bahasa anak-anak, saya ceritakan kalau si Peter ini orang baik; dia kasih makan orang miskin, malah ngasih tempat tinggal juga. Dia disenangi semua orang. Tapi akibatnya jadi orang jahat yang ngiri.
Akhirnya dia meninggal dibunuh, tapi dia meninggal dunia dengan tersenyum.

Suasana kemudian hening setelah saya selesai bercerita / menterjemahkan lirik lagu tsb.
Akhirnya kemudian Anisah berkata, “Anisah pingin… kalau sudah gede, jadi seperti Peter Pumpkinhead”; dengan suara yang parau.

Saya enggak tahu mau ngomong apa, akhirnya saya belai-belai saja dia dengan rasa sayang.

Parenting tips – How to force your kids without causing them pain

Sometimes (a LOT of times ? 🙂 ) children refuse to do your command because of various reason.
If the reason is valid, then you must be fair. But if it’s not valid, then you need to make them do it.

First you have to speak kindly, but firmly, to them.
Use as little words possible, don’t flood them with angry/irrelevant sayings.
Persuade them to do it, WITHOUT lying (believe me, this will cause you serious problems later).

If they still refuse, you can cancel the order if it’s not important. But if it is, then somehow you need to get them to do it anyway.
Some parents will be inclined to use physical force at this point.

Here’s the tip – if you child is ticklish, just say that you’ll tickle them until they do it 🙂

No harm’s done, instead they will laugh uncontrollably while getting the job done 😀
And it’s fun to both of you. What could be better ? Let me know 🙂

Khotbah Jumat

Khotbah Jumat di berbagai mesjid cenderung garing, tapi yang kali ini cukup membuat ngilu.
Topiknya mengenai MENGAPA sampai terjadi gempa di Nias.

Apakah khatibnya mungkin sudah diberitahu oleh Allah swt ? Kok rasanya tidak ya.
Tapi tetap saja bpk. Khatib berkhutbah bahwa gempa di Nias adalah azab dari Allah swt, karena manusia telah berbuat jahat. Yaitu golongan elitenya saja (padahal baru kemarin uang kembalian beli bensin saya ditilep oleh petugas pom.bensin) sehingga semua rakyat dari golongan atas sampai bawah dikenakan azab.

Duh.

Apa tidak mungkin bahwa bencana tersebut justru adalah bagian dari proses Kiamat, dimana orang-orang baik dipanggil ke haribaan Tuhannya, sehingga setelah hanya orang-orang jahat yang tersisa di bumi maka terjadilah Kiamat itu ?
Atau apa tidak mungkin bahwa bencana tersebut terjadi karena suatu alasan lainnya ? Atau tanpa alasan, hanya karena Allah swt Maha Kuasa ?
Dst.

It gets better – bpk.Khatib juga salah menjelaskan apa itu gempa vulkanik, beberapa aspek agama, dst. Lalu kadang-kadang seperti bicara dengan diri sendiri, suaranya kecil sekali walaupun sudah di depan mikropon. Sisanya bicara ngalor ngidul yang kurang jelas maksudnya.

Anyway, lumayan ngilu juga mendengar ucapan-ucapan yang cukup sok tahu seperti itu, sampai asma saya jadi kumat di tengah khotbah 🙁

Bpk.Khatibnya kemudian kena azab oleh Allah swt, yaitu ketika sedang memimpin sholat dan sedang membaca sebuah surat, tiba-tiba tidak tahu apa yang harus dibaca; padahal cuma surat pendek dari juz amma. Terbata-bata cukup lama, sampai saya yang tadinya sempat kesal pun jadi merasa kasihan sekali.
(eh saya cuma bercanda lho, saya belum bisa kok ngobrol-ngobrol dengan / membaca pikiran Tuhan 🙂 )

Kepada para bpk.Khatib yang baik, saya berharap agar Anda sekalian dapat mengabdi kepada umat, dengan menyampaikan ilmu dan hikmah yang bermanfaat bagi mereka. Kami amat, sangat membutuhkan uluran tangan Anda tersebut agar dapat menjadi tercerahkan.
Sebelumnya saya ucapkan banyak-banyak terimakasih.

Semoga anakku menjadi orang yang biasa-biasa saja

Dari milis Balita-Anda, semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.


Tahukah anda, apa yang paling dibanggakan orang tua dari anak-anaknya?
Boleh jadi adalah kecerdasan scholastic, seperti matematika, bahasa, menggambar (visual), musik (musical), dan olahraga (kinestetik).

Tetapi, pernahkah kita membanggakan jika anak kita memiliki kecerdasan moral, kecerdasan intrapersonal, atau kecerdasan interpersonal?

Rasanya jarang, sebab ketiga kecerdasan yang terakhir hampir pasti uncountable, tidak bisa dihitung, dan sayang sekali tidak ada pontennya (nilainya) di sekolah, karena di sekolah hanya memberikan penilaian kuantitatif.

Ada sebuah cerita tentang seorang anak, sebut saja namanya Fani (6,5 tahun),kelas I SD. Ia memiliki banyak sekali teman.
Dan ia pun tidak bermasalah harus berganti teman duduk di sekolahnya. Ia juga bergaul dengan siapa saja dilingkungan rumahnya. Ada satu hal yang menarik saat ia bercerita tentang teman-temannya.

“Bu, Ifa pinter sekali lho, Bu…! Pinter Matematika,Bahasa Indonesia, Menggambar….pokoknya pinter sekali….!” katanya santai. Vivi juga pintar sekali menggambar, gambarnya bagus …sekali! Kalau si Yahya hafalannya banyaaak… sekali!”

Ya memang fani senang sekali membanggakan teman-temannya. Ketika mendengar celoteh anaknya ibunya tersenyum dan bertanya, ” Kalau mbak Fani pinter apa?” Ia menjawab dengan cengiran khasnya,” Hehehe…kalau aku, sih, biasa-biasa saja”.

Jawaban itu mungkin akan sangat biasa bagi anda, tetapi ibunya tertegun, karena pada dasarnya fani memang demikian. Ia biasa-biasa saja untuk ukuran prestasi scholastic.

Tapi coba kita dengarkan apa cerita gurunya, bahwa Fani sering diminta bantuannya untuk membimbing temannya yang sangat lamban mengerjakan tugas sekolah, mendamaikan temannya yang bertengkar.

Bahkan ketika dua orang adiknya, Farah (4,5 tahun ) dan Fadila (2,5 tahun) bertengkar. Fani langsung turun tangan. “Sudah..! sudah, Dek! sama saudara tidak boleh bertengkar, Hayo tadi siapa yang mulai?” Adiknya saling tunjuk.”Hayo, jujur …Jujur itu disayang Allah..! Sekarang salaman ya… saling memaafkan”.

Pun ketika suatu hari ia melihat baju-baju bagus di toko, dengarlah komentarnya! “Wah bajunya bagus-bagus ya Bu? Aku sebenarnya pengin, tapi bajuku dirumah masih bagus-bagus, nanti saja kalau sudah jelek dan Ibu sudah punya rezeki, aku minta dibelikan …” Ibunya pun tak kuasa menahan air matanya, subhanallah anak sekecil itu sudah bisa menunda keinginan, sebagai salah satu ciri kecerdasan emosional.

Saya sebenarnya ingin berbagi cerita tentang ini kepada anda, karena betapa banyak dari kita yang mengabaikan kecerdasan-kecerdasan emosional seperti itu. Padahal kita tahu dalam setiap tes penerimaan pegawai, yang lebih banyak diterima adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional walaupun dari sisi kecerdasan scholastic adalah BIASA-BIASA SAJA.

Kadang kita merasa rendah diri manakala anak kita tidak mencapai ranking sepuluh besar disekolah. Tetapi herannya, kita tidak rendah diri manakala anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang egois, mau menang sendiri, sombong, suka menipu atau tidak biasa bergaul.

Maka ketika Fani mengatakan “AKU BIASA-BIASA SAJA”, maka saat itu ibunya menjawab “Alhamdulillah, mbak Fani suka menolong teman-teman, tidak sombong, mau bergaul dengan siapa saja. Itu adalah kelebihan mbak Fani, diteruskan dan disyukuri ya..?” Ya… ibunya ingin mensupport dan memberikan reward yang positif bagi Fani. Karena kita tahu anak-anak kita adalah amanah dan suatu saat amanah itu akan diambil dan ditanyakan bagaimana kita menjaga amanah.

Sebagaimana doa kita setiap hari agar anak-anak menjadi penyejuk mata dan hati. Sudahkah kita mencoba untuk menggali potensi-potensi kecerdasan emosional anak-anak kita? Kalau belum mulailah dari diri kita, saat ini juga.

Karakter manakah Anda ?

Nemu [link ini ] dari blog-nya Neo, iseng-iseng isi. Eh, hasilnya enggak disangka, kirain bakalan Gimli 🙂

Which Fantasy/SciFi Character Are You?

Lord of the Rings menarik bagi saya karena menampilkan hal-hal yang makin jarang ditemukan pada saat ini, terutama di film2 lainnya – kesetiakawanan, honour, semangat berjuang, tidak putus asa walaupun dihadapkan dengan situasi yang secara logika tidak mungkin diatasi , dll.

Ajak anak-anak nonton – eh, yang paling gede malu-malu saban Legolas nongol .. he he
🙂

Parenting tips – Never stop learning / adapting

Kids never cease to change. They were babies, then they were cuties, then they start entering nurseries, elementary school, making new friends, expanding their horizon, found bad/good friends, fell in love, and so on.

As their parents we need to constantly adapting ourselves to them.
If we ever stop adapting, then we’ll risk disconnecting ourselves from them. Then before long, you’ll feel like strangers to your kids.

Some people are not really good at adapting. But do please try, for the sake of your children.

On a side note – I swear that I’ve thought about this, but Aa Gym beat me to saying it on the TV 🙂 it’s nice to see that someone agree with you on such important topic.

Parenting tips – Learn from your parents’ mistakes

A lot of people hate their parents for what they’ve done to them. Some parents are very cruel to their kids. Some barely recognize they have kids. Some are unable to “connect” with their kids. And so on.

But I think we need to be considerate with them. Now we know that life, as a parent, is harsh. We need to work to get income. Then we need to worry about getting a home for our family, car, education, and other problems. Sometimes, the parents are too busy / stressed, they fail to take care of their kids properly.

I think what is best to do is to make our relationship better with our parents. Then we look at their mistakes, and make sure that we won’t do that to our own kids.

It’s among the easiest way to make ourselves a better parent (surely we don’t want our kids to suffer from the same pains we’ve experienced in the past), so don’t miss it.

Microsoft Access

Sudah beberapa hari ini saya menjadi programmer MS-Access 😀
Pengkhianat gerakan open-source ?

Saya punya prinsip bahwa komputer adalah alat bantu, maka harus bisa mempermudah – bukan mempersulit. Kini sudah banyak masalah yang bisa dipecahkan oleh berbagai solusi open-source, namun dalam kasus yang satu ini, kebetulan solusi yang paling tepat ditawarkan oleh MS-Access.

Masalahnya yaitu adalah bagaimana men-develop aplikasi berbasis database dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (untuk keperluan perusahaan milik paman saya).

Setelah menilik berbagai alternatif yang ada (PHP, Visual Basic, Open Office, Access, dll), saya berkesimpulan bahwa Access yang paling memungkinkan untuk itu.
Sejak dulu memang ini kelebihan Microsoft – mereka pintar memanjakan developer, sehingga mereka betah di platform Windows. Walhasil penggunanya ya tinggal manut saja.

Jadi akhirnya kini front-end dibuat dengan Access, sementara database/backend-nya menggunakan PostgreSQL.
Berbagai wizard di MS-Access memang sangat membantu untuk kerjaan2 rutin yang memakan waktu – membuat form/report standar, dst.
Untuk menghemat lisensi yang perlu dibeli, rencananya nanti Access akan dijalankan dengan Wine di server, dan lalu diakses via remote X / LTSP session oleh user.

Sekarang saya sedang menunggu apakah Open Office 2 bisa menawarkan fasilitas yang setara / lebih baik dari MS-Access. Atau kalau ada yang lainnya yang sudah ada, silahkan beritahu saya, trims.

AKSI PRIHATIN TERHADAP SKEMA BISNIS ANNE AHIRA

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali dalam hal ini — sebarkan informasi ini seluas-luasnya. Bantu saudara-saudara kita agar tidak terjerumus / terkecoh, dan kehilangan hartanya dalam skema piramida ini. Terimakasih.


AKSI PRIHATIN TERHADAP SKEMA BISNIS ANNE AHIRA

Kami, warga masyarakat dan komunitas Internet, merasa prihatin terhadap model bisnis yang diterapkan oleh Anne Ahira. Kami keberatan bahwa bisnis ini diasosiasikan dengan melakukan marketing di Internet. Marketing yang dilakukan di Internet sebenarnya adalah sesuatu yang baik dan wajar asalkan dilakukan dalam batas-batas etika dan kewajaran. Setelah melakukan penyelidikan, kami berkesimpulan bahwa bisnis ini hanyalah sebuah praktik skema piramida yang dibungkus dengan istilah Internet Marketing. Hal ini jelas terlihat dari apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota Elite Team, yaitu merekrut empat anggota baru. Skema piramida sejatinya merupakan penghisapan oleh segelintir individu terhadap banyak orang. Menurut kami, Internet tidak perlu dikotori dengan pemasaran dari bisnis tidak jelas seperti itu. Silakan melakukan pemasaran via Internet sejauh masih dalam batas-batas kewajaran dan bisnisnya adalah bisnis yang baik dan jelas.

Lebih jauh lagi, kami melihat bahwa Elite Team menawarkan janji yang menyesatkan, yaitu menyatakan bahwa tujuan Elite Team adalah agar semua anggota Elite Team memperoleh penghasilan $6.688 per bulan, dan bahwa ini adalah tujuan yang realistis. Tetapi realitanya adalah: seandainya semua anggota Elite Team bekerja keras dan teguh pada regimen Elite Team, hanya 1 dari 341 orang, atau 0,29%(!) yang memperoleh $6.688 per bulan. Sangatlah jauh dari apa yang diakui sebagai tujuan realistis Elite Team.

Produk yang ditawarkan Anne Ahira/EliteTeam adalah keanggotaan representative (rep.) di Financial Freedom Society, Inc. (FFSI), di mana setiap rep. harus membayar $54,95 per bulan kepada FFSI. Setiap rep. memperoleh komisi dari menjual keanggotaan FFSI ke orang lain sehingga menjadi rep. baru. Orang yang direkrut ini disebut sebagai affiliate, atau di MLM lain dikenal dengan nama downline, dan setiap rep. juga memperoleh komisi dari penjualan yang dilakukan oleh downline-nya sampai empat tingkat downline.

Selain dari keanggotaan FFSI, boleh dibilang tidak ada produk atau jasa yang dijual oleh Anne Ahira dan Elite Team. Dalam sistem Elite Team, besar penghasilan bulanan seorang anggota tergantung dari jumlah downline FFSI-nya dan bagaimana struktur downline tersebut karena tidak ada atau hampir tidak ada penghasilan seorang anggota Elite Team selain dari komisi FFSI.

Dengan perhitungan satu anggota mendapatkan 4 anggota baru, seperti yang dipraktikkan oleh Elite Team, maka hanya dalam 17 tingkat piramida jumlah anggota keseluruhan menjadi sebanyak 5.73 miliar. Sedangkan jumlah populasi manusia keseluruhan di dunia hanyalah 6.4 miliar. Jika seluruh 5.7 miliar manusia tersebut mengikuti program ini, maka hanya 89 juta orang yang akan berpenghasilan $6.688 per bulan. Sementara 5.3 miliar lainnya merugi!

Dengan demikian kami menghimbau masyarakat Internet untuk tidak mudah terjebak oleh iming-iming kekayaan yang dijanjikan oleh Anne Ahira, Elite Team maupun pihak-pihak lainnya. Kami berharap masyarakat Internet bisa menyadari adanya model bisnis semacam itu sehingga dapat lebih waspada. Kepada redaktur media massa juga kami berharap untuk selalu melakukan investigasi terlebih dahulu ketika membahas bisnis-bisnis yang tidak memiliki kejelasan seperti itu agar nantinya tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai promosi terselubung.

Internet, 31 Maret 2005

Tertanda,

Harry Sufehmi

ps. Bagi rekan-rekan penulis blog yang ingin menyebarkan pernyataan sikap ini dapat menyalin seluruh isi tulisan ini pada blog masing-masing. Tetapi tidak menutup kemungkinan rekan-rekan yang bukan penulis blog untuk mengikuti aksi ini.