All posts by sufehmi

Seminar: All about Ubuntu – FKI @ JCC

Iseng-iseng pagi ini saya melihat-lihat kumpulan draft yang ada di blog saya, lha ternyata saya belum posting soal hasil seminar ini tho ! 😀 Alamak…. kirain sudah, hihihi.
Padahal sudah banyak event selanjutnya, hehe… termasuk seminar Ubuntu lagi di JHCC dengan jumlah peserta yang jauh lebih banyak lagi daripada yang ini.

sufehmi @ FKI

Anyway, ya inilah kebiasaan saya yang terpaksa dilakukan karena keterbatasan waktu yang ada — ketika ada waktu luang, saya langsung posting banyak sekaligus. Nah, kemudian posting tersebut akan terus muncul satu per satu secara otomatis, walaupun sebetulnya pada saat tersebut saya sedang tidak menyentuh blog saya. Sangat membantu sekali.
Cuma ya jadinya begini, kadang-kadang ada posting yang belum selesai, tapi lupa saya follow up 😀

OK, kembali ke seminar Ubuntu; yang saya masih ingat adalah keterkejutan saya karena ramainya peserta. FULLY BOOKED, sejak ***beberapa hari*** sebelum acara 😀
Absolutely awesome !
Alhamdulillah respons dari masyarakat sangat antusias. Kami jadi bertekad untuk berusaha melayani dengan sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan.

Acara dibuka oleh Andi Darmawan, ketua komunitas Ubuntu Indonesia. Pada sesi tersebut diperkenalkan mengenai Ubuntu, serta demonstrasinya secara live. Mungkin kita sudah biasa menggunakan Ubuntu sehari-hari, namun bagi banyak orang ini masih merupakan sesuatu yang baru dan sangat menarik. Tidak lupa juga didemokan berbagai efek 3D built-in dari Ubuntu — yang juga bisa dinikmati bahkan tanpa perlu ada 3D accelerator card di komputer Anda !
Sangat memikat tentunya.

edi setiawan @ FKI

Kemudian dilanjutkan dengan selingan ringan yaitu film Elephants Dreams, film pertama di dunia dengan lisensi open source (creative common), dan juga dibuat 100% dengan software open source.
Hasilnya tidak kalah dengan film-film dari raksasa Hollywood. Hadirin nampak menikmatinya, dan saya sendiri (karena dulu sempat berkutat di bidang 3D rendering / animasi secara amatir) sangat terpukau dengan apa yang saya saksikan.
Dulu bidang ini hanya bisa dilakoni oleh mereka yang memiliki akses ke software 3D dengan harga yang luar biasa mahal. Kini, siapa saja bisa menikmatinya.
Bravo open source !

Setelah itu acara dilanjutkan oleh Edi Setiawan dari KSL-UBL (Kelompok Study Linux – Universitas Budi Luhur), yaitu berupa tutorial Blender. Terus terang pada saat ini saya tidak terlalu bisa memperhatikan, karena sedang sibuk memeriksa ulang bahan presentasi saya.
Padahal saya juga ingin tahu secara lebih detail mengenai Blender sebetulnya. Nasib…. 🙂

Terakhir giliran saya, dimana kemudian saya membawa materi seputar Ubuntu dan pemanfaatannya secara riil (perusahaan, institusi, dst), dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Surprise – animo peserta sangat luar biasa. Sesi tanya jawab akhirnya terpaksa saya cut, karena kita melebihi batas waktu yang diberikan 😀
Sangat banyak pertanyaan yang disampaikan. Memang informasi seputar Linux/Ubuntu masih sangat diperlukan oleh masyarakat kita. Dan dari setiap pertanyaan, juga menjadi diskusi yang sangat menarik. Ini adalah salah satu tantangan kita, para aktivis open source, yaitu untuk bisa mendengar pertanyaan mereka, dan kemudian menyampaikan jawaban/solusi yang mereka butuhkan.

Tidak mudah, makanya namanya adalah “tantangan” 🙂

Setelah melewati batas waktunya, akhirnya seminar ini berakhir. Tidak lupa kami menyampaikan banyak terimakasih kepada tim majalah CHIP Indonesia yang telah berkenan mengundang kami untuk mengisi acara tersebut.
Semoga selanjutnya makin banyak kerjasama yang bisa kita lakukan, Amin.

Dan tentu saja terimakasih kepada semua peserta & tim ubuntu indonesia yang telah hadir. Semoga acara-acara kita selanjutnya terus semakin sukses.
Maju terus open source Indonesia !

Back Links DOT com : how I teased Google – and its reply

About 3 months ago I found out about Back Links dot com (let’s call it BLDC from now on). Seems like another TextLinkAds site, which can get you banned by Google. However, after closer inspection, seems like BLDC is more “invisible” than those other backlinks marketplace.

Basically its script is PHP script. So it’ll be harder to detect, unlike the Javascript ones. Well, theoritically.
Anyway, although it’d be harder to detect, it’s also harder to install for newbies. To my surprise, the support team of BLDC is very responsive. They are even willing to install the script for you on your website. This kind of service is not easy to find. And they treat everyone the same; even when I tried to obtain support for lower-pageranked websites.

So I thought, let’s see if Google can detect this on my blog 🙂
It’d be cool if Google actually able to detect it as well. Therefore I installed it in this blog’s footer. You may have noticed it (or not, it was at the bottom of the page anyway)

To my surprise; more than 2 months passed, Google didn’t do anything, and the links are selling like hotcakes. Amazing.
It’s literally easy money – you do nothing, yet you kept on getting emails almost everyday telling that another link has been sold.
I thought it’s safe now to conclude that BLDC is, well, safe.

I was proven wrong very quickly. In a routine check days later, I found out that this blog got its pagerank dropped to zero.
None. Null 🙂

To make sure it’s not a fluke (sometimes this happens when Google is updating its datacenters around the world), I waited for several days, and kept checking.
It only confirmed it. The zero rank status stays.

Panic attack ! 😀
Just kidding… I don’t really care about this blog’s pagerank anyway, that’s why I did this experiment in the first place. My curiosity got the better of me, he he

Now is the ultimate test – I deleted the BLDC code from my site. If it’s the culprit, Google would soon lifted the ban.
And, to my surprise, it happened. Just in about 3 days, this blog got its previous pagerank back.

So, I think it’s safe to conclude that Google is able to detect even BLDC, and punishes those who are selling (and most likely buying) on it as well.

I don’t know how Google accomplish it though.
I have Google analytics installed, but it should not be able to detect BLDC’s php script. Another possibility is that a Google employee created an account at BLDC, and monitor the sellers there. At first I thought this is not feasible, but with BLDC’s < 100K rank in Alexa, it may very well is worth someone's time at Google to do so. Any other ideas ? So as always, don't sell backlinks. Google has always prohibited this, and WILL make you pay 🙂 I've confirmed it personally in this little experiment. Enjoy.

I’m back (again)

Deja vu.

Baru lega karena sudah sembuh dari sakit, kami sekeluarga sakit lagi. Dimulai dari anak tetangga yang bermain ke rumah, namun ternyata sedang sakit mata. Kemudian, seperti yang bisa Anda tebak, satu persatu semua penghuni rumah kami turut terkena.
Heh 🙂

Sakit mata biasanya tidak pernah parah. Paling “belekan” dan mata merah.
Namun yang kali ini mata sampai bengkak besar dan sulit dibuka. Dan juga beserta demam tinggi. Oh well …

Apa yang terlewat oleh saya selama sakit ini ? Yang jelas banyak request dari customer yang jadi tertunda. Sejak awal minggu ini saya bekerja keras untuk mencoba menyelesaikannya secepat mungkin.
Karena minggu depan akan ada acara spesial, yaitu IGOS Summit 2. Dan saya ingin agar bisa bersiap-siap & menampilkan sesuatu yang menarik di salah satu acaranya.

OK, back to work. Sambil mulai menumpuk kembali artikel untuk dimunculkan di blog ini.
Itadakimas !

Intel selling US$ 200 laptop in Indonesia + Free Windows

This is huge news – in several mass media there are announcements that Intel has just signed the MoU with Indonesian government to sell Rp 1 trillion (approx US$ 100 million) worth of their Netbook @ US$ 200 each.

Craig Barrett @ Indonesian school

That means about 500 thousands of those.

Intel has delivered several hundreds, samples I guess (correction: donation), to several schools in Jakarta.

All of them will be running Windows XP, which was donated by Microsoft.

In the photo is Craig Barrett along with Intel Indonesia’s top brass, in a school where they have donated the Netbook (aka Classmate PC). (photo credit: Sindo.com)

Moral of the story ?
It IS possible to build truly low-cost laptops ***glares at Asus*** 🙂

More details (in Indonesian) : detikinet.com, Sindo.com

Gmail : The Spam Killer

To the right is a screenshot of one of my Gmail account.

gmail the spam killer

Amazing, 580 inbox email, and 145,000+ SPAM ! 😀

This amount of spam was used to be handled by my server. Now it happily forward them to Gmail, which then will filter the spam with its powerful spam filter.

I remember when my customers are complaining about slow Internet access. My first question is whether they hosted their email servers internally. When they answered yes, I did a quick check, then asked them to either host the mailserver externally, or use Google Apps email service.
Usually they will instantly enjoy a significant speed boost to their Internet access.

There are simply too much spam nowadays for our puny bandwidth to handle. I know of big companies here in Indonesia with only 256 Kbps internet access, shared with their 300 employees (yay). And they’re paying US$ 1400 / month (you read it right) for that…

Thankfully, Gmail comes to the rescue.
Thank you Google !

QKLK – Microsoft vs Low-cost computers, OpenOffice online

It’s back – there were visitors on this blog that loves the QKLK (quicklinks) posts. I have not been doing it for sometime (my bad), but with so many findings to share, I’ve decided to resurrect this category again.

Enjoy :


Microsoft killing the low-cost computer/laptop ?

Despite plan to stop selling Windows XP on 30 June 2008, Microsoft changed its mind and made exception for ULPC (ultra low-cost PC). It will continue to make Windows XP Home Edition for this machines.

Problem is, this really is a crippled-down version of XP. Current limitations for XP deployed on ULPCs :

1. Max screen 10.2 inch
2. No touchscreen
3. Max 1 GHz processor speed
4. Max 1 GB RAM
5. Max 80 GB hard disk

These may be a show stopper for various potential customer. May not so today, but on 2009 & 2010, this may well be.

Anyway, there’s always Linux for those who find these too limiting.


OpenOffice.org Online

OpenOffice.org now can be used to access online documents at Google Docs & Zoho.com by using the OoGdocsIntegrator plugin.

This is great, I’ve been using Google Docs & Zoho.com myself, and OOo integration is one thing missing. Now we can enjoy it too.


Bonus: McAfee missed again

I’ve been avoiding McAfee (and Symantec / Norton products) for years now. They used to create the best products on their field. Now I couldn’t find anything good on their catalog. Their products are bloated, slow, misses their target, messes up with your computer, and many other potential problems.

This screenshot is another reminder for me to stay clear from McAfee.

Google.com marked as malicious website ? Don’t they have QA team there ? 🙂

MySQL migration : potential charset / collation problem

This has bitten me in the past — basically, MySQL changed some defaults on version 4.1.
Where version 4.0 defaulted to charset latin1 and collation latin1_swedish_ci, later version defaulted to a saner charset utf-8 and collation utf8_general_ci

If you migrate it using the usual mysqldump command, you may very well get weird characters.

You’ll need to take extra care. A comprehensive article on the subject is available on Drupal’s website.

A much simpler explanation (less robust though) is available here (also detailed the way to check if you have set MySQL server correctly).

I thought this can be forgotten already, but I still found old MySQL servers from time to time. Can’t blame them, it works, so why mess with it ? But then you need to be careful when moving data to / from these old MySQL servers. And turned out finding a comprehensive article on the subject can be pretty hard (too much noise on google). So hopefully this will help someone else as well.

Dicari: Kandidat “Habibie Technology Award”

Saya mendapat informasi ini dari kawan di ISNET. Jika Anda mengetahui orang yang layak untuk mendapatkan penghargaan ini, segera kontak Bpk. Djoko Karmiadji di dkarmiadji@rocketmail.com

Informasi selengkapnya :

From: Djoko Karmiadji

BPPT akan menganugerahkan BJ Habibie Technology Award kepada individu-individu yang berjasa di bidang teknologi bagi Indonesia. Kami mencari kandidat penerima Award untuk bidang otomotif, mekatronika dan material.

Kami berharap untuk mendapatkan masukan nama-nama kandidat yang akan diusulkan dengan penilaian yang mengacu pada 5 azas Inovasi, yaitu:

1. Azas Penemuan (invention)

2. Azas Kreatif

3. Azas efisien dan effektif

4. Azas nilai tambah

5. Azas manfaat.

Sedangkan kriteria penilaian terhadap kelima azas tersebut meliputi:

1. State of the art

Tingkat keunggulan dan keterkinian teknologi dari produk teknologi yang diusulkan.

2. Size of impact

Besarnya dampak / cakupan pengaruh hasil produk teknologi pada tahapan pengembangan teknologi (R,D,E & O).

3. Degree of complexity

Derajat kompleksitas atau banyaknya faktor berpengaruh dan/atau variabel-variabel yang perlu diperhitungkan untuk menghasilkan produk teknologi.

4. Amount of effort.

Jumlah upaya atau seberapa besar/sulit/keras upaya yang dibutuhkan dalam kegiatan perekayasaan.

5. Degree of maturity

Derajat Kematangan dari produk teknologi ditinjau dari phase/tahap pengembangan teknologi (initial-stage, development-stage & mature-stage)

6. Originality

Keorisinilan hasil produk teknologi (hasil pengembangan atau ide baru)

7. Uniqueness

Keuinikan produk teknologi.

8. Degree of advantage

Derajat kemanfaatan produk teknologi sebagai problem solver dan/atau kemampuan produk teknologi dalam mingkatkan daya saing produk pengguna dan kemampuan sebagai pengungkit ekonomi.

9.Completeness of action

Merupakan hasil produk teknologi siap pakai/hasil akhir (end-product) atau merupakan awal (input) dari sebuah hasil produk lain.

10. Amount of result

Hasil Produk Teknologi mampu memberikan hasil/nilai ekonomis (economic value)

Usulan kandidat dikirimkan ke alamat email:

dkarmiadji@rocketmail.com
dkarmiadji@yahoo.com
dkarmiadji@b2tks.com

Wassalam,

Prof. Dr. Ir. Djoko W. Karmiadji, MSME
Majelis Perekayasa Bidang Otomotif, Mekatronika & Material, BPPT

Tips-tips untuk meraih beasiswa dari Chusnul Mariyah

Chusnul Mar’iyah cukup terkenal di Indonesia sebagai anggota tim KPU, aktivis kesetaraan hak wanita, dan salah satu orang yang pernah dituntut oleh Roy Suryo 🙂
Salah satu hal yang mungkin jarang diketahui orang adalah fakta bahwa sejak SPG (Sekolah Pendidikan Guru) ternyata beliau selalu berhasil mendapatkan beasiswa, sampai tuntas selesai program S3 nya.

Beliau kemudian cukup murah hati berbagi informasi & tips-tips seputar hal ini, yang kemudian sampai di milis internal ISNET.
Beberapa kutipan yang menarik :

Saya baru melihat ada ketidakadilan dalam proses transparansi beasiswa. Saya memiliki teman yang kaya-raya mendapatkan beasiswa dari Toyota Foundations yang sebulannya mendapatkan 50 ribu rupiah (bandingkan dengan beasiswa dari Diknas yang 9 ribu rupiah saja).
Biaya tinggal di Wismarini (asrama UI) hanya 3 (tiga) ribu rupiah. Saya langsung protes ke PD III, agar beasiswa harus diumumkan jauh hari ke mahasiswa.

Kemampuan untuk membuat proposal yang akan dinilai. Apakah topiknya seksi atau tidak?
Contoh, akan mudah mendapatkan beasiswa kalau anda mengambil topik tentang politik Papua, Timor Timur atau Aceh.

Bagi anda yang lulusan IAIN sekarang sedang seksi sekali karena Islam dianggap sumber “teroris” so, mereka akan memberikan beasiswa untuk topik-2 politik Islam. Itu analisa saya. There is no such thing like free lunch. Beasiswa juga demikian. Penerima beasiswa harus percaya diri, jangan kemudian lupa kepada akar dan bangsanya sendiri.

Apalagi sekarang, baik AUSAID maupun USAID kelihatannya sangat senang untuk memberikan beasiswa dari IAIN atau kelompok Islam.

belajar, bahasa Inggris yang pas-pasan itu, kalau dengan orang Indonesia ya bahasa Inggrisnya tidak maju-maju

(Ed — ini betul sekali — banyak mahasiswa Indonesia yang bertahun / berpuluh tahun di luar negeri, tapi b.Inggrisnya tetap amburadul karena pergaulannya terlalu intens **hanya** dengan sesama warga Indonesia. Seharusnya pada awalnya mereka lebih banyak bergaul dengan b.Inggris dulu)

Beasiswa untuk program jangka pendek sangat banyak sekali. Silahkan rajin-rajin mengikuti program pendek tersebut.

Berikut ini adalah artikel selengkapnya. Selamat menikmati.

Continue reading Tips-tips untuk meraih beasiswa dari Chusnul Mariyah

Air Tebu – aman bagi penderita diabetes. Mengapa gula berbahaya? Apa lagi racun di sekitar kita?

Salah satu kesenangan saya saat ini adalah keluyuran di blogosphere Indonesia, terutama ke berbagai blog yang ditulis oleh para pakar / spesialis di bidangnya masing-masing. Luar biasa banyak pencerahan yang sudah saya dapatkan dalam hitungan menit saja. Salah satu yang rutin saya kunjungi adalah blog Dr. Anthy. Beliau berada di Surabaya, namun berkat Internet & layanan blog, maka beliau bisa berbagi wawasannya dengan kita semua.

Salah satu postingnya yang paling menarik adalah informasi bahwa air tebu itu aman bagi penderita diabetes. Lho, bukannya gula putih itu berasal dari tebu juga, tapi kenapa yang satu aman sedangkan yang hasil diproses justru berbahaya?
Ini sangat menarik, karena di keluarga saya banyak yang mengidap diabetes.

Ternyata proses pengolahan dari tebu menjadi gula yang bertanggung jawab atas hal ini. Pada proses tersebut, zat bernama sakaran lenyap dari air tebu yang diproses menjadi gula. Karena itu gula kemudian menjadi tidak aman bagi para penderita diabetes.

Lho kalau begitu berarti penderita diabetes tidak perlu mengkonsumsi pemanis buatan dong? Mereka tetap bisa menikmati pemanis alami, asalkan tidak diproses dengan cara yang dekstruktif begitu.
Menarik sekali.

Saya kemudian menjadikan topik ini sebagai bahan pembicaraan di berbagai kesempatan. Ternyata kemudian saya mendapatkan berbagai informasi lainnya yang menarik :

[ 1 ] Gula yang sudah diproses dari tebu aslinya tidak berwarna putih, namun cenderung kusam / kecoklatan. Warna putih didapatkan dari proses pemutihan dengan menggunakan zat kimia 🙁

[ 2 ] Beras yang biasa kita beli sudah diproses secara kimia, sehingga warnanya bagus dan tidak diserbu oleh kutu.

[ 3 ] Produk peternakan (susu, telur, ayam, sapi, dll) ada yang telah tercemar hormon & antibiotik

[ 4 ] Sayuran & buah tercemar pestisida (dan cairan pencuci buah/sayur terbukti tidak efektif)

[ 5 ] Dan berbagai potensi masalah lainnya.

Waduh, jadi pusing saya 🙁

Kalau poin 1 mungkin masih agak mendingan, walaupun saya tidak bisa mendapatkan gula tebu asli, sekarang Helen selalu membeli gula coklat / bukan yang putih. Walaupun sakarannya sudah hilang, paling tidak keluarga kami tidak menelan zat pemutih.
Dan tentu idealnya kami bisa segera menemukan suplier gula tebu asli.

Untuk poin 2, bingung saya 🙁
Lha semua beras di pasaran sudah diproses seperti itu. Sejauh ini saya belum menemukan yang tidak diproses, karena memang beras yang tidak diproses akan diserang kutu.

Saya jadi bertanya ke ayah saya, gimana caranya orang zaman dulu menyimpan berasnya di lumbung?
Ternyata disimpan dalam bentuk padi, bukan beras. Maka selain jadi anti kutu, juga jadi bisa disimpan selama berbulan-bulan tanpa masalah.

Zaman sekarang mungkin repot kalau harus menumbuk padi saban menanak nasi, tapi mungkin ini peluang bisnis bagi enterpreneur yang bisa menemukan alat pemroses padi menjadi beras.
Kalau ini sudah ada, maka keluarga saya bisa beralih ke padi saja.

Untuk poin 3, saya juga bingung lagi 🙁
Bagaimana caranya membedakan ternak yang organik dengan yang sudah tercemar zat-zat kimia seperti hormon pertumbuhan & antibiotik ? Ini cukup berbahaya, misalnya zat antibiotik yang terus masuk ke tubuh dalam dosis rendah akan membantu kuman di tubuh kita untuk menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut.

Kalau di luar negeri sudah agak enak, karena ada skema labeling yang mempermudah kita untuk menemukan makanan yang organik. Baik sekali kalau di Indonesia juga bisa ada skema seperti ini.

Anyway, susah sekali untuk memberi makanan yang sehat bagi anak-anak kita saat ini. Kita suruh mereka banyak makan buah & sayur, tapi ternyata ada pestisidanya. Dan masalah lainnya yang sudah saya cantumkan diatas.
Ide? Solusi?

Juga kalau ada yang bisa membantu konfirmasi berbagai informasi di atas, kami akan berterimakasih sekali.

Jadi, bagaimana caranya supaya kita bisa makan sehat di Indonesia ? Please share any info that you have. Thanks.

Jurnalis kritis : dimana engkau berada ?

Itulah kira-kira pertanyaan dari Helen Thomas, jurnalis wanita berumur 87 tahun, ketika hanya dia sendirian yang mampu mengkritisi White House (lagi).

Bunga untuk Helen Thomas

Mungkin Anda tinggal sendirian bu Helen, karena media lainnya sudah dibeli oleh segelintir kelompok elit 🙁 dan hasilnya sudah jelas :

all 175 newspapers owned by him editorialised in favour of the Iraq war

Sedikit ceritanya; beberapa hari yang lalu White House mengadakan acara jumpa pers, yang memang biasa mereka lakukan. Di tengah berbagai pertanyaan standar yang diluncurkan oleh wartawan lainnya, tiba-tiba Helen dengan blak-blakan menyampaikan soal 2 fakta yang berbeda & menunjukkan Bush telah berbohong (Bush bilang tidak menyiksa tawanan perang, kemudian Bush mengatakan sudah menandatangan surat izin menyiksa tawanan perang), dan menanyakan komentar juru bicara White House tentang hal itu.

Dana Perino, juru bicara White House, berbohong lagi dengan mengatakan bahwa Amerika sama sekali tidak ada menyiksa tawanan perang. Namun Helen tidak membiarkannya begitu saja, dan terus memastikan pernyataan tersebut.
Akhirnya pernyataan Dana Perino tersebut terkonfirmasi (nekat juga ini orang berbohongnya ya).

Anehnya, kemudian tidak ada yang melanjutkan yang sudah dimulai Helen. Wajar saja jika Helen kemudian jadi merasa frustasi, dan berkomentar “Where is everybody ??”.
Ini bukan kali pertama Helen merasa sendirian, sebenarnya malah keluhannya tersebut sudah dipaparkan di dalam bukunya yang berjudul Watchdogs of Democracy? : The Waning Washington Press Corps and How It Has Failed the Public.

Helen, saya ada disini, dan berterimakasih sekali bahwa masih ada jurnalis yang berani & kritis di Amerika. 🙂

Ternyata, saya tidak sendirian mengapresiasi keberanian Helen. Para pembaca Reddit, sebuah website social news yang kini mulai sering saya sambangi, ternyata juga merasakan kegembiraan yang sama :: Masih ada jurnalis yang berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.
Hebatnya, mereka tidak berhenti sampai disitu – namun kemudian melanjutkan dengan mengumpulkan sumbangan untuk Helen Thomas. Terkumpul total US$ 4100 ! 😀

Diputuskan di forum diskusi Reddit bahwa sumbangan tersebut akan diberikan dalam bentuk bunga, dengan diliput oleh media massa. Diharapkan ini akan mendorong jurnalis lainnya untuk turut serta meramaikan kembali iklim jurnalistik yang sehat & kritis.

Dan gelombang pertama serta kedua telah dikirim 😀
Well done !

Bagaimana dengan di Indonesia ? Saya kurang begitu paham situasinya, kalau yang saya ingat ada beberapa jurnalis yang juga kritis, seperti Andreas Harsono, Meuthia Hafiz, Rosiana Silalahi (off air, deskjob). Mudah-mudahan masih banyak juga yang lainnya.

nb: ternyata ini bukan pertama kali ada yang berterimakasih kepada Helen. Bagus sekali, memang sebaiknya jurnalis yang berintegritas seperti ini kita apresiasi secara publik.

Operasi gratis

Saya mendapat informasi ini dari milis internal ISNET :

Sehubungan dengan HUT ke-40 Pusat Rehabilitasi Departemen Pertahanan, maka akan diadakan operasi / bedah gratis untuk umum, pada:

Hari / tgl : Sabtu & Minggu, 5 & 6 Juli 2008
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Rumah Sakit Dr. Suyoto Pusrehab Dephan, Jl. RC. Veteran No. 178 Bintaro, Jakarta Selatan
Untuk penyakit-penyakit : – Katarak. – Bibir sumbing. – Tumor kecil. – Hernia.

Pendaftaran calon pasien dapat dilakukan di bagian pendaftaran RS Dr. Suyoto. Pendaftaran sebaiknya dilakukan secepatnya, dikarenakan akan ada pemeriksaan kesehatan untuk menentukan apakah layak untuk ikut program ini atau tidak.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 021 – 7342012

nb : maaf saya relay juga via Planet Terasi, karena potensi manfaatnya. Tolong sampaikan kepada yang membutuhkannya.

I’m back

Setelah sekeluarga nyaris semuanya kompak sakit sejak minggu lalu (sampai pembantu saya juga ikutan KO — dan pembantu-pembantu lainnya yang menjenguk dia, halah 😀 ), sekarang badan saya sudah mulai agak kuat untuk diajak beraktivitas.

Oh ya, penyakitnya agak lucu, “cuma” batuk, tapi bisa membuat semuanya demam tinggi. Mungkin ada infeksi tenggorokan juga.

Apa saja yang terlewat oleh saya ?
[ 1 ] World Book Day 2008 🙁
[ 2 ] Kopdar Blogger @ Front Row 🙁

Alhamdulillah pacar saya tidak kena, dan jadi sibuk menjadi perawat dadakan untuk 5 orang yang KO berat dan cuma bisa tiduran seharian. Thanks sayang, sekarang kita semua sudah bisa mulai aktif kembali. 🙂

OK… back to work **lirik tumpukan pekerjaan** … whoa ! 😀 *uhuk*

Firefox shortcuts

Salah satu hal yang menyenangkan dalam menggunakan Firefox adalah kelebihannya dari segi accessibility — Anda bisa dengan mudah menggunakannya baik dengan mouse maupun keyboard.
Ada banyak shortcut keyboard maupun mouse di Firefox, sehingga Anda bisa browsing dengan nyaman dengan menggunakan browser ini.

Beberapa yang biasa saya gunakan adalah sbb :

  • Ctrl-T : buka tab baru
  • Ctrl-W : tutup tab
  • Ctrl-PgUp/PgDn : pindah ke tab sebelum/sesudah
  • Alt-D : memindahkan cursor ke address bar, lalu langsung ketik URL yang ingin Anda buka
  • Ctrl-T lalu Tab : membuka tab baru, dan memindahkan cursor ke search bar. Ketikkan keyword yang ingin Anda cari, tekan Enter, dan langsung dapatkan hasilnya
  • Ctrl-[left click] : membuka link di tab baru, di background (tab yang sedang aktif tidak berubah)
  • Ctrl-Shift-[left click] : membuka link di tab baru, dan tampilkan tab baru tersebut
  • Ctrl-F : membuka search bar, ketik keyword yang ingin Anda cari dan tekan Enter. Untuk menemukan yang berikutnya, tekan Alt-N
  • Ctrl-F5 : hard reload — memaksa Firefox untuk reload ulang halaman ybs dari server, bypass cache. Kalau Anda berkali-kali menekan tombol reload tapi yang muncul masih halaman yang lama, coba tombol ini, pasti akan berhasil memaksa server membuat ulang halaman tsb.
  • Alt-[kiri /kanan] : Back / Forward
  • Ctrl-[mouse wheel] : mengubah ukuran huruf / font dari website ybs
  • F7 : membuat kursor muncul di halaman ybs, dan memungkinkan kita untuk memilih teks dengan menekan tombol Shift-[panah]. Tekan F7 lagi untuk menghilangkan kursor.
  • Tab : pindah dari field yang ada ke field yang lain

Semoga membantu Anda untuk semakin produktif dalam menggunakan browser yang canggih ini.

Games @ Linux

Secara pribadi, games kini bukan masalah lagi di Linux. Ada sangat banyak pilihan game berbasis Flash di Internet. Banyak yang kualitasnya bahkan lebih bagus daripada game yang berbayar !
Walaupun mungkin gambarnya tidak terlalu bagus, tapi dari segi gameplay, sangat banyak game Flash yang jauh lebih superior.

Edit : Berikut ini adalah beberapa situs game Flash yang bisa Anda coba :
(1) Kongregate.com
(2) Games.co.id

Anyway, tentu saja masih ada yang mencari software game di Linux. Sekarang ternyata zaman sudah sangat berubah. Dulu Linux biasa saya gunakan hanya untuk bekerja atau untuk menjalankan komputer server, ternyata kini sudah sangat banyak games berkualitas bagus yang bisa dijalankan di Linux.

Chris telah mencantumkan dan mereview 25 games paling bagus yang berjalan di Linux. Wah, bagus-bagus euy 🙂
Dan daftar tersebut semakin lengkap dengan informasi-informasi tambahan di komentar para pengunjung.

Masih ada game Windows yang ingin Anda mainkan di Linux ? Tidak masalah, pasang saja PlayOnLinux.
Gitu aja kok repot 🙂

OK, kembali ke… laptop Village Defense !

Dijodohkan? Siapa takut!

Beberapa waktu yang lalu saya beruntung bisa menghadiri acara pernikahan 2 kawan saya. Mempelai pria nya ganteng, sukses dalam bisnis. Mempelai wanita nya cantik & pintar. Kedua-duanya shalih baik agama maupun akhlaknya, dan juga masih muda (20-an tahun). Dan, mereka pada awalnya dijodohkan.

“Dijodohkan” bukannya kawin paksa lho 🙂 , tapi dibantu bertemu pertama kalinya oleh kedua orang tua mereka.
Ini sangat menarik, di tengah stigma buruk perjodohan, kedua insan, yang secara logika tidak akan kesulitan menemukan peminat dari lawan jenisnya, justru memilih jalur ini.

Ada beberapa kelebihan proses perjodohan dari pacaran biasa :

[ 1 ] Tujuannya jelas : bukan cuma sekedar “random encounter”, namun adalah perkenalan dengan lawan jenis yang sesuai dengan kriterianya.

[ 2 ] Pilihan yang lebih banyak : para orang tua kita (atau mak comblang lainnya) biasanya sudah memiliki jaringan yang jauh lebih luas daripada kita. Nah, karena itu mereka juga punya pilihan yang jauh lebih banyak.
Dimana kita mungkin sehari-hari hanya bolak-balik dari rumah ke kantor, sehingga lingkaran jaringan kita pun sangat terbatas.

[ 3 ] Obyektif : jika orang tua kita bijak, ditambah dengan pengalaman hidup mereka yang jauh lebih kaya daripada kita, maka kans kita untuk mendapatkan calon pasangan yang baik dari mereka menjadi meningkat secara drastis.

Pada para pasangan yang pacaran, penilaian kepada calonnya tentu cenderung bias / baik saja. “Pacar gue”, gitu lho, masak ada cacatnya sih 🙂
Buntutnya tentu bisa berbahaya, sedangkan sesal kemudian tidak berguna.

[ 4 ] Aman : dengan memanfaatkan jaringan & pengalaman mereka, maka biasanya orang tua lebih mampu untuk membantu menemukan calon pasangan yang reliabel bagi kita. Mereka bisa lebih mudah melakukan crosscheck dengan banyak pihak.
Bandingkan jika kita pacaran dengan seseorang yang tidak kita ketahui sebelumnya, ditambah dengan kesibukan kita sehari-hari, mungkin kita akan sulit untuk menilai & memeriksa latar belakang dari calon pasangan tersebut.

Alhamdulillah dengan perjodohan dari kedua orang tua, maka kedua insan yang ideal ini bisa bertemu dan saling kenal, dan kemudian berlanjut ke panggung pelaminan. Doa saya untuk kedua mempelai agar mereka berdua dapat hidup berbahagia sepanjang hayat mereka, amin.

So, dijodohkan? Siapa takut !

Bacaan terkait :
[ Buruan nikahi gue]

Obama: the honest, Hillary: the thief

Obama proved (among others) that you can be ethical **and** be successful. A member of Dailykos (Borell) tried to donate to Obama, but got his donation politely refused because he’s a member of a (even just non-profit) lobbying organization.

The Obama Campaign will refuse money from donator who’s linked in anyway to a lobbying organization. This fact should be highlighted MUCH more often, because the lobbyist are among the reasons that America (and the world) is in such a state of wreck today.

Among the powerful (and destructive) lobbyist are AIPAC (siphoning US taxpayers money to Israel, causing worldwide unrest), lobbyist for various energy companies (who in turn causes destructions all over the world), and many others.

The Hillary Clinton campaign, in reverse, will accept any donation, and will even steal them. Borell’s wife tried to cancel her automatic debit donation, but it’s still taken from her after these months.
Along with Hillary’s other dishonesties (sniper fire anyone?), I won’t be voting her if I’m an American.

Need more people like Obama in the governments. Here’s one rooting for you, Obama !

Empowered by Open Source : problem? no problem!

I was reading my post on OpenOffice 2.4 installation problem, when it occured to me that people may mistake the post as a complain. That’s not the case actually, in reality I was very happy to be able to find the solution. This context may be lost in that post though, since it’s a technical explanation on solving a problem.

Personally, I think if I stumbled on that problem with a proprietary software, I may not be able to enjoy the solution so soon. Since OpenOffice is licensed as free software (open source), I was free & empowered to :

[ 1 ] Ability to find the explanation from the source itself.
This is simply not possible with proprietary software. Even if you have support contract, you may have to go through layers of it support structure (first line, second line, and so on) before you’ll be able to talk with someone who understand the problem.

With access to the source, I was able to solve the problem myself.

[ 2 ] Enjoy clean code, easy to look through
Mucking through the source code may seem scary at first. And the code is in Java, which I’m not proficient at.

But to my joy, the source code was very clean, clear, and quite easy to read.
It took me very little time to spot the relevant code to my problem, which enable me to devise the solution.

[ 3 ] Ability to share (the solution)
Since the software itself is free, we are also free to publish the solution to the problem.

This is not always the case with proprietary software.
Example; say you’re using a disassembler to reverse-engineer a proprietary software, so you can look at its source code. This in itself is already a violation of law.
And if you managed to find the solution, don’t publish it. It’s just like telling everyone “hey, I just broke the law here!”

With free / open source software, we can share our experiences freely. No fear of litigation, like what already happened to several bloggers with proprietary software vendors.

A bit about me – I started my career as expert in various proprietary software. I used to own many accreditations – Cisco’s CCNA, Novell’s CNA. I was even a certified Microsoft Professional on Active Directory 🙂 that was quite easy to be honest, I was able to pass one of the exam even when I had bad flu (read: blurring vision, running nose, bad case of headache).

As with any other job, I encountered many problems, which require me to solve. However, I have limited access to these tools. I can only do & hack so much.
In the end, I was blamed for problems which are impossible to resolve (eg: because the vendor refuses to fix it, etc), the company loses money, the customers got the share of the problem as well.
This is not acceptable.

So when I returned to Indonesia, I decided it’s time for a change.
I became an open source practitioner.

Now I have freedom on my hands, I’m free to hack as I wishes.
And my customers are enjoying it too as the result. Just a few days ago we installed a VPN appliance based on open source technologies on a big telco company. The appliance was customized to single sign-on to a directory server we previously setup, and provide VPN tunnel to its users secured with very strong 2048-bit encryption.
And the way it’s setup, it’s resilient, have high availability, require zero maintenance – just runs.

That’s the power of open source. That’s the power of freedom.

Free / open source software empowers us. It’s as simple as that.
Enjoy !

The Future : Open Source HARDWARE

We owe a lot of the latest advancements of IT to the open source movement. There’s no question now that without open source software, we would be so much backwards, and various computer-based enhancements would not be as widely spread & used in our daily lives as today.
Because open source software are free from various limitations (legal, secrecy, etc), it can be used in more places and more situation than the proprietary ones.

So what’s next ? Actually, or ideally, this should be the predecessor to the open source software movement, but I guess, as always, better late than never — open source hardware. Let’s welcome it together.
There are not too many of it at the moment (especially when compared to its software-based ones), but as the concept spreads, expect more to show up.

Personally, I was first attracted to Open Hardware because of the OpenBIOS project. BIOS is the small chip which boots up your computer. But back in the DOS era, you’ll also need it to access various hardware in your computer.
With proprietary BIOS, it was quite unpleasant. Some BIOS are unstable. Some are low performance, dragging the whole computer with it. And when you need it (for your software to perform), it’s a royal pain.

OpenBIOS enable bios to be robust, stable, (screaming) fast (can you say “my cluster boots in 3 seconds” in three seconds ?).
It single-handedly confirmed the need for & benefit of open source hardware.

More and more people are working on various open hardware projects. But the one most interesting today is the RepRap 3D printer.

A 3D printer by itself is already a very interesting stuff. Since these printers prints in 3D, not 2D, the results can be, well, anything.
Then there’s this feature where RepRap (REPlicating RApid Prototyper) can replicate / create itself. No kidding.
AND the hardware is open source. Way too cool.

I want one ! (too predictable 🙂 )

And we can expect more on this topic. OScar, OScav, OSGV, and several others are all projects aiming to create open source car. Yes, car. Those 4 wheeled vehicles 🙂
For the disabled, there’s OpenProsthetics.org.
Fancy yourself a robot? Here’s an open source one, Leaf.
And if you’re looking for world domination, OpenStim and their open source brain stimulator might fit the bill.

Looks like it will be big pretty soon. And when it does, we will benefit from it as well.
Kudos to them all.

Further reading : [ Open source hardware @ Wikipedia ]

SOLVED: problem installing OpenOffice 2.4

If you already have OpenOffice 2.x.x installed, you may have problems installing version 2.4. You may got one of the following message when you executed OOo 2.4’s setup :

An older product is installed
— or —
Same product is installed

Searching on Google revealed almost nothing – but I did find the source code for OOo 2.4’s installer. So I checked it out.

Apparently, here’s OOo 2.4’s installer default behaviour when it encountered existing installation :
(quoted directly from the source code)

// Checking version of installed package:
// If installed package is older: Force update mode, no selection of packages
// If installed package is equal: Force maintenance mode, only selection of packages
// If installed package is newer: Abort installation with message

That’s definitely not sane decisions. There’s no choice to uninstall previous version, for example.

So I’ll have to uninstall the existing installation manually. Question is, how ?

I looked around the source code again, shortly I found this.

So the installation details are in RPM’s database. We can uninstall existing installation via RPM.

To find out existing installation, type rpm -q -a

There are quite a lot of packages installed by existing OpenOffice. Copy the output from the command above, paste into your favorite text editor, and make it into these :

rpm -e –nodeps openoffice.org-core02-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-core03-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-core04-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-core05u-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-core07-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-core09-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-writer-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-impress-2.3.1-9238
rpm -e –nodeps openoffice.org-math-2.3.1-9238
……….
(and so on)

Then paste those lines on terminal / shell. Wait while rpm uninstall everything.
(of course, do take care to just uninstall openoffice packages)

Once finished, try installing OpenOffice 2.4 again. This time it’d work just fine.

btw; I did these all on Ubuntu dapper & gutsy, but it should work on any distro.

Hope it helps someone else out there.