Category Archives: It sucks

Norton Internet (Useless) Security

My uncle came today with his laptop – he said that he suspect it’s infected with some kind of virus.
Took a quick look, and found Norton Internet Security. I instantly got the hunch that this will take some time to take care of.

Indeed… took me about 4 hours to fully clean the laptop. The laptop was in a very bad condition; it was infected with about 130+ viruses. Norton Internet Security however didn’t give a single warning. Everything is okie-dokie, according to it. Totally useless junk.

The Internet connection was hosed too. Looking around, found on asus.com website that this is caused by doing a system restore. Yes, the virus is messing around with XP’s system restore feature, and while doing it managed to cripple the modem too.
So I downloaded the 10 MB modem driver (no small feat here with Indonesian’s puny internet access), uninstall the modem, and reinstall it again.
Voila – working Internet connection.

Back to Norton Internet Security – I’ve decided to call this piece of junk “NOrton internet Useless SEcurity” (NO-USE).
I uninstalled it completely, then installed AVG anti virus and ZoneAlarm firewall. All free, and all works MUCH better than NO-USE. Shame on you, Symantec – and you call yourself a security company ?

A few years ago I got NO-USE for free from my bank (Barclays) when they first introduced their online banking facility. It was a trash back then – it destroyed my Windows installation so thoroughly, I had to do a clean reinstall.
It has managed to do a bit better now, I didn’t have to reinstall this laptop. However, letting viruses slip past its firewall, and then failed to spot 130+ viruses in the laptop ?
It still sucks, big time.

Stay away from it. You’ll thank me for that.

Addendum:
Here’s another reason why it sucks. Unbelievable.

Ikan beracun

Kemarin adik saya bercerita. Katanya, dia kini cuma berani membeli ikan dari satu pedagang di pasar dekat rumahnya.
Pedagang ini agak mojok sendiri lokasinya, ikan yang dijualnya dikerumuni lalat, dan harganya hampir 2 kali lipat pedagang lainnya. Namun, adik saya bisa yakin bahwa ikannya tidak diberi formalin (bahan untuk pengawet mayat).

Para pedagang ikan lainnya bersumpah bahwa ikan jualan mereka tidak diberi “obat” (istilah untuk formalin). Namun, ikan mereka tetap utuh dan tidak membusuk, padahal hanya direndam di dalam air (berformalin?). Dan tidak ada lalat yang mendekati ikan-ikan tersebut.

Alangkah sulitnya untuk hidup sehat di negara ini 🙁

Inside Indonesia’s War on Terror

I was alerted by a friend of mine about a special documentary made by SBS titled “Inside Indonesia’s War on Terror”. He said that this documentary has exposed the terror-network which involves USA government, Indonesian Police & Army, Interpol, and so on.

Unfortunately, SBS has pulled down the show’s transcript from its website. “The transcript is currently unavailable”, that’s all to it there.

However, copies of it has spread all over the Internet. A copy of it can be read here: http://www.globalresearch.ca/index.php?context=viewArticle&code=20051014&articleId=1085

Indonesia is no stranger to this kind of set ups. Many of us still remember the “Komando Jihad” (translation: Jihad Commando) – it was created by General Ali Moertopo.

Today is truly the time of “fitnah” / lies.
I hope God will continue to help us to expose these, and brings peace soon to our world. Amen.

Below is a copy of the show’s transcript for your convenience.

Continue reading Inside Indonesia’s War on Terror

Spam: New trick – eBay

Spammer never cease to amaze me with their cunning ways to fool you into doing what they want.
Here’s the latest twist:

From: contact@ebay.com

This email was sent by an eBay member via eBay’s email forwarding system. Please respond to the question on eBay by clicking the yellow button.

Message From eBay Member
Marketplace Safety Tip
If this email is an offer to sell an item without winning it on the eBay Web site (including Second Chance Offers sent through this email system) please do not respond to the sender.
These “outside-of-eBay” transactions are unsafe and not covered by eBay purchase protection programs.

Never pay for your eBay item using instant cash transfer services such as Western Union or MoneyGram.
These payment methods are unsafe when paying someone you do not know.
Is this email inappropriate? Does it violate eBay policy? Help protect the community by reporting it.

Hello, I have seen your item posted on ebay and i’m wondering how much it will cost to ship to 10023, NY. Please respond ASAP, Sheila Williams
Please respond to the question on eBay by clicking the button below.

Thank you,
jpuch2004

Looks really legit eh ?
Except for two things – first, currently I don’t have anything selling at eBay, and second, it’s addressed to the email address which I used to register my domains. This email address got spammed a LOT.

Back to the email above – the button doesn’t exist in the email that I received, but reporting it is actually a link to a Korean website, which mimics eBay’s layout.
If you’re not careful, you can give out your eBay account to this phisher / criminals without you realizing it.

So again, be extra careful with your emails.

ps:
If eBay’s interested – here’s the mailserver used to send these fake emails: www.shatura.com
See the comments for the gory details (email headers, etc)

Kisah Sedih Pencuci Piring

Siapa yang paling berbahagia saat pesta pernikahan berlangsung?

Bisa jadi kedua mempelai yang menunggu detik-detik memadu kasih. Meski lelah menderanya namun tetap mampu tersenyum hingga tamu terakhirpun. Berbulan bahkan hitungan tahun sudah mereka menunggu hari bahagia ini. Mungkin orang tua si gadis yang baru saja menuntaskan kewajiban terakhirnya dengan mendapatkan lelaki yang akan menggantikan perannya membimbing putrinya untuk langkah selanjutnya setelah hari pernikahan. Atau bahkan ibu pengantin pria yang terlihat terus menerus sumringah, ia membayangkan akan segera menimang cucu dari putranya. “Aih, pasti segagah kakeknya,” impinya.

Para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura kebahagiaan, itu nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak hentinya sepanjang mereka berada di pesta. Bagi sanak saudara dan kerabat orang tua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan ajang silaturahim, kalau perlu rapat keluarga besar pun bisa berlangsung di sela-sela pesta. Sementara teman dan sahabat kedua mempelai menyulap pesta pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus, inilah saatnya perbaikan gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop yang tertutup rapat.

Nyaris tidak ada hadirin yang terlihat sedih atau menangis di pesta itu kecuali a ir mata kebahagiaan. Kalau pun ada, mungkin mereka yang sakit hati pria pujaannya tidak menikah dengannya. Atau para pria yang sakit hati lantaran primadona kampungnya dipersunting pria dari luar kampung. Namun tetap saja tak terlihat di pesta itu, mungkin mereka meratap di balik dinding kamarnya sambil memeluk erat gambar pria yang baru saja menikah itu. Dan pria-pria sakit hati itu hanya bisa menggerutu dan menyimpan kecewanya dalam hati ketika harus menyalami dan memberi selamat kepada wanita yang harus mereka relakan menjadi milik pria lain.

Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu? Semula saya mengira yang paling bersedih hanya tukang pembawa piring kotor yang pernah saya ketahui hanya mendapat upah sepuluh ribu rupiah plus sepiring makan gratis untuk ratusan piring yang ia angkat. Sepuluh ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu pulang itu, sungguh tak cukup mengeringkan peluhnya. Sedih, pasti.

Tak lama kemudian saya benar-benar mendapati orang yang lebih bersedih di pesta itu. Mereka memang tak terlihat ada di pesta, juga tak mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa itu. Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya pesta. Mereka lah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.

Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak jauh berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya karena harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah sering harus menahan lapar hingga terlelap.

Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus di pesta itu tak taati nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia padahal tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu. Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam pesta itu.

Sekadar usul untuk Anda yang akan melaksanakan pesta pernikahan, tidak cukup kalimat “Mohon Doa Restu” dan “Selamat Menikmati” yang tertera di dinding pesta, tapi sertakan juga tulisan yang cukup besar “Terima Kasih untuk Tidak Mubazir”.

Mungkinkah?

Hoax: Neraka di perut bumi

Akhir-akhir ini saya kebanjiran email dengan attachment berukuran cukup besar (duh), yang mengklaim adalah rekaman suara jeritan manusia yang sedang disiksa di perut bumi.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya (ketiadaan referensi yang valid, dll), saya langsung menebak ini hoax. Apalagi setelah mendengar rekaman suaranya. It could be anything.
Tapi, saya sedang tidak ada waktu untuk meng-investigasi ini.

Trims kepada Priyadi, sekarang kita punya bukti-bukti bahwa email tersebut cuma penipuan.

Ayo dong umat Islam, kok mau ditipu melulu seperti begini… ?

Mind your own business, Uncle Sam

US gov’t and its allies (especially Australia & Singapore gov’t) would love to see Indonesia to crumble apart to small nations. That would mean less one potential threat, and a lot of weak nations to bully for its natural resources.

We have had numerous revolts here, which have enjoyed external assistance. Indonesian army and police have caught many weapons and goods shipment to these rebels.

While we rejoiced at the moment for the peace treaty on Aceh, US gov’t continue its work. Now it demanded that Papua to be given independence.

I saw in Republika newspaper today (last page), that Lynn Pascoe said that Papuan people has not enjoyed good service from Indonesian gov’t.

Excuse me, Sir ! Please stop acting so righteous, Mr I-am-so-Perfect.
Mind your own people first. Stop making your own children’s suffering.

And more importantly, stop acting oh-so-good for YOUR own benefit.
(no problem if it’s really sincere, but history told us that’s not the case)

Kekejaman Hypermart

Hypermart,spt Giant, Carrefour, Makro, dll; memang menyenangkan bagi customer. Praktis, krn serba ada. Dan harganya juga (kadang) murah.
Tapi banyak yang ternyata berdiri dengan menginjak-injak hak pihak lainnya.

Saudara saya yang bergelut di bidang minimarket menceritakan berbagai curhat dari para suppliernya.
Contoh; ada satu hypermart yang ingin mempromosikan sebuah produk pembalut wanita.Sang suplier ditekan agar memberikan harga yang semurah2nya. Karena pesanannya banyak, maka diberikan dg harga murah tersebut.
Tapi, apa yang terjadi kemudian ? Setelah masa promosi habis, ternyata sisa stok masih luar biasa banyak, dan dikembalikan semuanya ke suplier. Ini sangat di luar dugaannya, mau untung sedikit malah buntung habis2an; karena stok sebanyak itu mau disimpan dimana? Kalaupun sewa gudang tambahan, bisa berapa lama sampai stok tadi habis ?
Akhirnya dg terpaksa stok pembalut wanita tadi dibakar, utk menghindari kerugian lebih lanjut.

Contoh lainnya, ada hypermart dimana barang yang hilang dibebankan kpd suplier.
Gila ? Memang, hilangnya di hypermart, lha malah dibebankan ke orang lain.

Ada lagi yang seenaknya dalam membayar, malah ada yang karyawannya minta disogok dulu kalau mau lancar urusannya.

Cerita-cerita horor spt ini masih banyak. Para hypermart tsb bisa melakukan ini pada suplier kecil, krn kalaupun mrk keluar maka ada gantinya. Mereka tidak bisa melakukan ini kpd para suplier besar,spt Unilever, dll.

Teroris.

Singapura & PLN

Ada saudara saya yang bekerja di Batam. dimana salah satu pekerjaannya adalah mengantar orang-orang Indonesia berbelanja di S’pore. Menurutnya. ternyata orang Indonesia masih memegang rekor sebagai turis/pebelanja nomor SATU di Singapura.

Lalu tadi pagi saya berbincang-bincang dengan supir saya di perjalanan ke kantor. Dia bercerita bahwa warga satu RWnya sempat dipadamkan semua listriknya, karena ternyata pasokan listrik mereka semua sebesar 900 watt; sementara yang terdaftar adalah 450 watt. PLN curiga karena pelanggan 450 watt ada yang membayar sampai 200-ribu sebulan (ya. mereka tidak mencuri listrik. tagihan yang datang tetap mereka lunasi).
Tapi kemudian dia melanjutkan bahwa di Pondok Indah ternyata banyak rumah mewah yang mencuri listrik. Bukan cuma sekedar memasang MCB yg lebih besar (spt tetangga2nya). Salah satu triknya adalah dgn menyisipkan klise film di meteran PLN; maka meteran akan berhenti berputar. Padahal pemakaian berjalan terus. (duh, hacker juga ya)
Sekarang coba tebak, apakah ada tindakan utk para pencuri kelas kakap ini ?

RADNET tidak suka duit ?

Hari ini saya men-setup (lagi) koneksi Internet [ RADNET ezytry ]. Di-setup sebagai koneksi Internet utama, dengan Telkomnet instan sebagai koneksi Internet cadangan.

Koneksi Internet PAYG (Pay As You Go), seperti radnet ezytry dan telkomnet instan, ini sangat menyenangkan, karena sangat praktis. Bisa langsung digunakan, tanpa perlu berlangganan terlebih dahulu.
Memang kita jadi membayar agak mahal, tapi kadang kita lebih memerlukan kepraktisan daripada harga murah. Karena itu sudah berkali-kali saya memasang radnet ezytry di berbagai tempat.

Tapi siang ini saya tidak bisa lagi browsing kemana-mana dengan koneksi ezytry ini.
Setiap kali saya mencoba mengakses suatu situs, langsung dibelokkan ke [ halaman registrasi RADNET ] tanpa izin dan tanpa diminta sama sekali.

OK, mereka mungkin tidak suka duit, ya sudah jadi saya ubah saja koneksi Internet utama menjadi Telkomnet.
RADNET baru saja kehilangan satu lagi customernya.

Another victim of “War on Terror”

A few years ago, [ Isnet ] bought a brand new server to replace it’s old one that’s already dead. Quite decent for its time, the server was then moved to its location, where it’ll be connected to the Internet and started providing various services (mailing list, websites, etc). However, soon after it was moved, nothing was heard from it again. I was confused, but the show must go on. Our friends started the services again with whatever available; old computer on slow links, etc. Over the time a few servers are added, and now Isnet provides its services from 3 servers all over the world.

A bit about Isnet – it’s probably the first organisation providing the most complete service for muslim community on the Internet. Granted most of the services are in Indonesian language, but I’m still yet to find others as complete as Isnet at the first time it began. It was started by Indonesian students on several countries. Thus began the Islamic Network (Isnet).

Yesterday I received an email from one of our friend. Among the content of the email is a story of the new server. Apparently, shortly after it was connected to the Internet – on a network on USA – the admin received a notification, asking him to unplug the server. The reason ? It contains “sensitive information”. But if you know what the contents on Isnet are, and realise what’s going on at the time (Bush’s crusade) – you’ll realise that it’s because it is Isnet – “Islamic Network”.

The admin has no choice but to shut down the new server. After 2 years, the “new” server has finally arrived in Indonesia, no longer new. But at least we can plug it in without worrying of getting censored again.

Bush’s war causes way too much collateral damage, and way too little on its actual target (hi Osama). He sucks, big time.

Jalan Tol

Kebetulan baca posting Ben [ soal jalan tol ], jadi ingat beberapa pengalaman apes pribadi.

  • Tikungan terlalu tajam tanpa peringatan : normalnya, di berbagai highway (yang malah gratis), makin tajam suatu tikungan, maka makin besar/jelas peringatannya. Ini tidak berlaku di Indonesia – contoh: saya nyaris celaka ketika pertama kali mencoba jalan tol Serpong – Pondok Indah, ada sebuah tikungan yang ternyata sangat tajam; sehingga saya nyaris menghantam pembatas jalan. Padahal saya tidak terlalu ngebut dan ketika itu cukup waspada.
  • Jalanan rusak : Jasa marga pernah menampilkan beberapa advertorial mengenai bahaya pecah ban di jalan tol – well, menghantam jalan rusak dalam kecepatan lebih dari 100 km saya kira cukup membantu untuk memecahkan ban mobil.
  • Blind summit : Blind summit adalah jalanan yang mendaki dengan cukup curam, sehingga kita tidak bisa melihat apa yang ada di balik puncak jalan tersebut. Seingat saya, saya belum pernah menemukan blind summit di motorway manapun – kecuali di Indonesia. Dan baru saja pagi tadi nyaris celaka – di jalan tol kota arah ke airport, persis setelah blind summit disitu ternyata macet total. Padahal mobil sedang melaju kencang karena jalan tol sedang kosong 🙁 jantung hampir copot.
  • Informasi jalan tol : Jasa marga sangat minim menyediakan layanan informasi keadaan jalan tol, memang pernah ada beberapa papan informasi elektronik tapi jarang. Kelihatannya mereka mengandalkan radio Sonora (92 FM), tapi saya kira kok Metro FM (107.8 FM) lebih bagus tuh, cepat dan tidak bertele-tele. Tapi tetap saja papan informasi itu penting, kalau di negara lain biasanya jika ada kecelakaan kita sudah tahu dari papan informasi jauh sebelumnya. Sehingga kita bisa mengubah rute kita sebelum terjebak macet.
  • Penanganan kecelakaan : 2 poin diatas saya membahas kemacetan total di ruas tol dalam kota – ternyata terjadi karena ada sebuah truk trailer besar yang terbalik. Tetapi, kejadiannya jam 12 malam, namun baru di-handle oleh Jasa marga jam 5 pagi (menurut Metro FM). Duh, ya jelas jam 7 pagi pun (baca: jam sibuk) masih belum selesai. Ini bisa dihindari kalau Jasa marga mau meniru jalan tol lainnya, yang menaruh kamera-kamera monitor, atau patroli yang lebih sering.
  • Jalanan bergelombang : WTF with this one ? Beberapa jalan tol sangat bergelombang, sampai bisa terasa beberapa kali cengkeraman ban pada jalan menjadi melemah. Ini jelas berbahaya, karena bisa menyebabkan kecelakaan karena berkurangnya kontrol pengemudi terhadap kendaraan.
  • Middle-lane hogger : Ada banyak pengemudi kendaraan yang malas pindah ke jalur kiri walaupun kecepatannya pelan, dan tetap di jalur tengah / kanan. Akibatnya, seringkali terjadi traffic jam berkilo-kilometer karena 2 kendaraan berjalan lambat dengan paralel – padahal di depannya jalanan kosong. Di negara lainnya yang seperti ini sudah mulai menjadi sasaran polisi, karena menurunkan efisiensi jalan yang ada, menaikkan polusi udara, membuang percuma bensin & waktu, dll.
  • Penghalang pandangan : Memperindah ruas tol sih sah-sah saja, tapi kalau sampai menghalangi pandangan, duh …
    Beberapa kali saya menemukan tikungan dimana visibility-nya hanya beberapa meter ke depan, karena terhalang oleh tanaman hias di pinggir ruas tol.
  • Etc : Rasanya sih masih ada lagi, silahkan ditambahkan 🙂

Kompas vs BS

Posting Priyadi di blognya yang berjudul [ Ketika penerus informasi di somasi ] mengundang diskusi yang cukup panjang. Isinya adalah membahas lebih lanjut mengenai masalah anonimitas Satrio Kepencet dan isi-isi emailnya yang di forward oleh Basuki Suhardiman.

Tapi yang menarik perhatian saya adalah somasi yang dilakukan oleh Kompas, [ dimana BS dituntut, karena dianggap telah mencemarkan nama wartawan ybs ].

Apakah Kompas sudah lupa beberapa kasus pengadilan seperti ini, dimana beberapa media massa menjadi korbannya ? Apakah enak berada di posisi tersebut – Anda perlu melindungi identitas sumber berita Anda (atau sumber-sumber berita sensitif akan bungkam), namun ternyata Anda malah dieksekusi di pengadilan karena berita Anda tsb.

Sebetulnya yang perlu dilakukan oleh Kompas adalah sekedar membuat pernyataan bahwa berita dari BS tersebut tidak benar (kalau memang menurut mereka demikian).
Itu saja sudah cukup. Biarkan masyarakat yang menilai. Dan saya pribadi terus terang tidak / belum menganggap BS sebagai sumber informasi yang kredibel karena beberapa blunder yang telah dilakukan oleh beliau di masa lalu (sistim TI KPU anti hacker, dll).

Sehingga ketika Kompas menuntut BS, justru berarti Kompas telah membantu mengancam kebebasan pers di Indonesia.

Lebih ironis lagi, di artikel tuntutan tersebut kita bisa menemukan link ke artikel [ Terancam, kebebasan berekspresi ].
Di satu artikel Kompas berusaha menuntut satu sumber berita, di lain pihak Kompas berusaha mengamankan posisi sumber berita dari tuntutan seperti yang sedang dilakukannya sendiri.

Bagaimana ini, Kompas ?

Pedagang yang tidak suka duit

Saat ini saya sedang mencoba berbagai provider CDMA, karena sebal melihat tarif GSM yang tidak masuk di akal. Untuk saat ini kelihatannya Esia yang cocok untuk keperluan saya, tapi pulsanya sudah hampir habis.
Di perjalanan pulang saya melihat-lihat berbagai kios voucher, namun memang sedikit sekali yang menjual esia.

Mendekati rumah tiba-tiba terlihat sebuah kios yang cukup besar, yang menjual pulsa elektronik Esia.
Saya menghentikan mobil, dan kemudian menanyakan voucher Esia seharga Rp 50.000. Um.. tapi kok dia malah mengeluarkan voucher Jempol ya?
Lha, ternyata agak budek 🙂 saya kemudian ucapkan lagi dengan agak keras.

“Oh, Esia enggak ada pak”. Gedubrak.
Duh, kalau gitu ya jangan ditulis dong ada Esia di papannya.

Tapi tidak hanya sampai disitu, kebetulan terlihat ada box handphone CDMA yang cukup bagus, saya pikir mungkin istri saya akan tertarik.

“Bang, yang ini harganya berapa?”. “Oh, itu sudah kejual pak”, katanya.
Yeh.. kalau gitu ngapain juga kotaknya dipajang terus ?

Sekilas mungkin cerita ini terbaca lucu – namun ini adalah kesalahan fatal yang banyak dilakukan oleh para pedagang kecil:

  • Barang dagangan sebaiknya lengkap, karena customer akan lebih memilih toko yang bisa memenuhi semua kebutuhan mereka.
  • Jika toko Anda tidak lengkap, maka para customer akan menghindari datang lagi di masa depan.
  • Kalau ada suatu barang yang kebetulan kita tidak punya, minta maaflah kepada customer tersebut, dan janjikan bahwa barang tsb sudah akan tersedia di toko kita (misalnya) minggu depan. Ini akan menyenangkan mereka dan memperkecil kemungkinan mereka menghindari toko Anda.
  • JANGAN berbohong. Ini mungkin adalah pantangan terbesar bagi seorang pedagang yang ingin sukses.

Dalam cerita ini, Anda bisa menjamin bahwa saya tidak akan mampir lagi ke toko voucher tersebut, walaupun hampir setiap hari melewatinya.

Kia Carens II, automatic transmission

JANGAN DIBELI – walaupun saya pakai ini 🙂 tapi saya tidak bisa merekomendasikan 🙁
Untuk keperluan sehari-hari di Jakarta, pemakaian bensinnya sekitar 1:5

Sialnya, pulang-pergi ke lokasi kerja saya saat ini berjarak total lebih dari 100 km. Walhasil, biasanya saya mengisi bensin sekitar 40 ltr setiap 2 hari sekali 🙁

Duh… Kia Carens II

Duh.. Blue Bird

Kemarin pergi menjemput anak-anak pulang sekolah tanpa mobil. Rencananya akan pulang dengan memakai taksi. OK telpon Blue Bird, karena sering mendengar cerita seram mengenai operator-operator taksi lainnya. Dijawab oleh seorang operator yang ramah, yang kemudian mencatat nomor telpon dan alamat sekolah kami serta jam ketibaan taksi di lokasi (11:00), dan kemudian menutup pembicaraan dengan mengatakan bahwa dia akan mencarikan taksinya dulu. Fair enough, maka kemudian kami duduk dulu di kantin karena anak-anak sudah pada menjerit kelaparan sedangkan kami tidak membawa cukup makanan dari rumah.
Jam 11 lewat kami mendapat telpon bahwa taksi belum didapatkan, apakah mau menunggu? OK, gak apa-apa deh, kita sabar saja. Operator tersebut kemudian mengucapka terimakasih dan menutup telpon.

Lama menunggu, kami mulai gelisah karena anak-anak mulai kelihatan lelah. Maka kemudian saya menelpon Blue Bird lagi. “Oh, taksinya sudah menuju kesana pak”. Yay. Lah, kok enggak menelpon sama sekali sih ?!
Kita langsung pontang-panting menuju ke lokasi penjemputan yang telah disepakati.

Tapi lama menunggu disitu, tetap saja taksi belum muncul. Untung lokasi penungguannya adalah di TK nya Sarah, jadi anak-anak lupa akan lelahya dan asyik bermain-main di taman bermainnya.
Tiba-tiba handphone saya berdering.

“Hallo, ini dari pool Blue Bird pak. Lokasinya ini dimana ya pak ?”. Lah, udah dijelasin sampai mendetail ke operator yang pertama, kok ditanya lagi.
“Posisi saya saat ini di seberang UIN Syarif Hidayatullah Ciputat”,kata saya. “UIN yang di Rempoa apa bukan ya pak ?”. Errr… “umm, itu lho pak, yang bisa dilihat di pinggir jalan kalau kita menuju ke Ciputat dari Lbk.Bulus”.
Bla..bla..bla.. ternyata kesimpulannya mereka tidak tahu dimana UIN Syarif Hidayatullah itu 🙁
Padahal yang menelpon adalah pool Blue Bird di Tanah Kusir, bukan pool yang luar biasa jauhnya entah dimana, masih cukup dekat juga.

Tapi lama-kelamaan saya tersadar bahwa mungkin ini cuma cara saja agar mereka tidak perlu mengirim mobil, entah kenapa pembicaraannya berputar-putar terus disitu-situ saja. Akhirnya saya bilang “Ya sudah pak, kalau terlalu merepotkan, gak jadi saja deh”. “OK pak *klik*”
Hiks! Asma saya tiba-tiba terasa akan kumat.

Akhirnya kita mengajak Anisah, Sarah, dan Umar untuk berjalan kaki lumayan jauh ke pinggir jalan besar, dan mencoba menghentikan taksi yang kebetulan sedang lewat.
Banyak taksi yang lewat, namun sebagian besar sudah terisi dan lampu merk taksinya mati. Selagi kami melihat-lihat sambil menghisap asap tebal dari berbagai bus yang lewat, tiba-tiba terlihat oleh saya taksi Blue Bird di depan mata yang lampu merk taksinya mati – namun kosong! Argh.

Akhirnya dengan dongkol kami naik angkot 2 kali sampai tiba di rumah.
Total waktu terbuang sekitar 2,5 jam, namun lebih sedih lagi melihat anak-anak yang sudah kuyu kelelahan. Apalagi ketika angkot kami terhenti karena jalan macet, persis di belakang sebuah bus besar yang menghasilkan polusi yang luar biasa.
Duh… Blue Bird.