Wow… saya speechless, kecuali untuk mengucapkan: well done BPPT.
Republika, Kamis, 23 Juni 2005 9:09:00
BPPT Tawarkan Software Gratis
JAKARTA –Software gratis BPPT itu adalah Komura,
Kantaya, Kasipena, dan Kutahu. Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) kembali menawarkan software
alternatif. Beberapa di antaranya sudah pernah
diperkenalkan empat tahun silam.
”Ada empat aplikasi yang tersedia untuk beragam
kepentingan,” ujar Sulistyo Suhrowardi, direktur
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi dan
Elektronika, BPPT, kepada wartawan, Rabu (22/6).
Keempat software tersebut adalah Komura, Kantaya,
Kasipena, dan Kutahu. Aplikasi tersebut diluncurkan
sebagai software alternatif bagi mereka yang ingin
menggunakan peranti lunak berlisensi. ”Keempat
software yang dibuat BPPT ini merupakan software
General Public License (GPL),” jelas Sulistyo.
Kendati merupakan software GPL yang semestinya bisa
memungut biaya atas pendistribusian program komputer,
BPPT menggratiskan keempat software tadi. Dengan
sendirinya, keempat software tadi bisa dimanfaatkan
secara luas oleh masyarakat tanpa perlu membayar
sepeser pun. ”Pihak lain diperbolehkan menyalin,
mendistribusikan, dan bahkan modifikasinya,” ucap
Sulistyo.
Peluncuran Komura, Kantaya, Kasipena, dan Kutahu,
lanjut Sulistyo, dilakukan untuk menjawab kebutuhan
software berlisensi di masyarakat. Keempat software
itu diyakini bisa menggantikan posisi program-program
komputer bajakan yang marak dipergunakan masyarakat.
”Apalagi, cara penggunaannya tidak jauh berbeda
dengan software komersial,” katanya.
Sulistyo belum dapat memastikan apakah software yang
dikembangkan BPPT akan dijadikan sebagai software
resmi di kalangan institusi pemerintahan. Sejauh ini,
belum ada komitmen yang tegas soal hal tersebut.
”Pemerintah daerah Ponorogo (Jawa Timur), Bali, dan
Binjai (Sumatera Utara) malah sudah lebih dulu
memanfaatkannya,” ungkapnya.
Perangkat lunak yang disediakan untuk perkantoran itu
bertajuk Kantaya. Ini merupakan web-based groupwave.
”Kantaya bisa dijalankan di sistem operasi manapun.
Programnya mirip dengan Microsoft Exchange ataupun
Lotus Domino,” cetus Sulistyo.
Sementara itu, untuk pengelola warung internet
tersedia Komura. Komura adalah sistem jaringan
komputer murah. Software ini sangat cocok untuk warung
internet yang beroperasi sebagai game center. Sistem
jaringan komputernya terdiri dari server Linux WinBI
dan sejumlah terminal berupa komputer sederhana tanpa
hard-disk. ”Sayangnya, belum semua multiplayer game
bisa dimainkan di Komura,” sesal Sulistyo.
Dari segi skala ekonomi, Sulistyo memaparkan Komura
akan lebih ekonomis ketimbang pembelian komputer
secara terpisah. Kesimpulan ini berlaku untuk
pembelian komputer di atas empat unit. ”Komura
tersedia dalam CD bootable yang bisa langsung dipasang
untuk membangun jaringan komputer yang murah.
Peminatnya juga dapat men-download-nya di
www.software-ri.or.id.”
BPPT juga memperkenalkan Kasipena. Perangkat lunak ini
merupakan Kantaya untuk dunia pendidikan. ”Sedangkan
Kutahu adalah contoh e-learning sederhana,” ujar
Sulistyo. Keempat open source software tersebut
dipastikan Sulistyo kompatibel dengan
aplikasi-aplikasi desktop dari software komersial.
Format file-nya sudah standar. ”Penggunanya bisa
menyimpan file dalam format rtf ataupun pdf.”
Berdasarkan hasil riset, Kementerian Riset dan
Teknologi memantau hal-hal yang menjadi penghambat
penguasaan komputer di masyarakat. Riset ini
melibatkan kalangan pemerintah daerah, usaha kecil
menengah, serta dunia pendidikan. ”Biaya komunikasi
dan perangkat keras masih mahal, terbatasnya
pelatihan, dan kendala bahasa adalah penyebabnya,”
ungkap Sulistyo.
BPPT berharap ketersediaan software gratis dengan
kinerja yang dapat diandalkan akan membuat penguasaan
komputer di Indonesia meningkat. Terlebih, software
tersebut tersedia dalam tampilan bahasa Indonesia.
”Kami tidak memiliki target khusus dalam hal jumlah
pengguna.
(rei )