Category Archives: Teknoblogia

3B – Bed, Bathroom. Bus

Visiting my parents a few days ago, I happen to watch an expert being interviewed on how to maximize our brain potentials. In short, according to their research, the brain perform best on 3B – Bed, Bathroom, and Bus. How come ?

Basically, those places are where we stop, and gave the brain time to reflect and analyze the data gathered so far (instead of busy doing everything else).

The Bed

You may have heard the saying “just sleep on the problem” — there’s truth to it. Even Michaelangelo used to sleep while he was working on his painting (if only we can do that in our cubicles..). Being on the bed / sleeping forces our brain to stop doing anything. Therefore, it’ll instead use this opportunity to do data analysis. It ended up as dreams sometimes. But after we woke up, many times we’ll have better understanding (and potential solution) to the problem.

A bit of deviation from the topic – praying have same (if not better) effect; especially since it takes very little time (10 – 15 minutes). When we pray, we’re forced to forget about our businesses, and focus only on a single point. This gives us clarity on that moment.
My friend once said (rather jokingly, but also seriously) that if you want to find the stuff that you’re missing – then pray. You’ll remember where you left it when you’re praying.

The Bathroom

My wife used to complain that I took so much time to bath. Well, beside the fact that I like things clean, it’s also my experience that I tend to get the best ideas when I was in the bathroom. Other variations might be the spa, sauna, etc.
It’s for the same reason as the Bedroom, in the bathroom we’re relaxed and thus able to think more clearly. Forcing your brain to be in overdrive all day long is not really healthy. The 3B give us breaks from it.

Nowadays she no longer complain about it. But I also try to avoid using the bathroom on “peak-hours” 🙂

The Bus

Basically just another place where you are relaxed and can think about things more clearly. While on the bus (or subway, train, whatever), you’re only standing up / sitting down, and doing very little else. Thus you’ll also tend to have the “eureka!” moments here.

So, how about you ?

Proprietary kernel modules on Linux

I was pretty shocked when the idea to ban proprietary kernel modules on Linux first surfaced. Binary hardware drivers and VMware came to mind – if the ban is in place, we won’t be able to use these. And many other kernel modules.

As if Linux hasn’t got enough problems regarding hardware drivers as it is.

I was just about to write a response to the idea, when I found out that Linus already rejected it. Seems like we can always count on the man to ensure that common sense is actually common in Linux community. Good for us.

And he didn’t mince his words :

Because I think it’s stupid. So use somebody else than me to push your
political agendas, please.

He’d like to keep Linux dev strictly technical. Couldn’t agree more:

We should make decisions on TECHNICAL MERIT. And this one is clearly being
pushed on anything but.

Here’s a reminder that this kind of thinking is exactly the way of thinking of the proprietary vendors :

If people take our code, they’d better behave according to our rules. But
we shouldn’t have to behave according to the RIAA rules just because we
_listen_ to their music. Similarly, nobody should be forced to behave
according to our rules just because they _use_ our system.

A sarcastic reminder on the consequences of these way of thinking :

Do you really want to argue that “everything that has touched anything
copyrighted AT ALL is a derived work”? Do you feel lucky, punk?

As now, the idea has been thrown away. That’s a relief.
Back to work…

References :
[ 1 ] – [ 2 ]

Seleb blog yang sombong-sombong itu

Ketika sedang berusaha membaca semua posting di kampung gajah (tapi sekarang saya sudah sadar bahwa ini adalah hal yang mustahil, bahkan dengan pengalaman sebagai junker sejak 1993 sekalipun), tidak sengaja menemukan posting ini : Seleb blog dan egonya

Wah… ternyata, kalau tidak membalas komentar orang, ada kemungkinan kita akan dilihat sebagai orang sombong ya ? 🙂 Saya baru tahu kalau ada perspektif seperti itu, he he.
Bingung mengapa bisa ada pandangan begini, tapi mungkin ini teradopsi dari kebiasaan di friendster yaa —- kalau kita memberikan testimonial di profil seseorang, maka lazimnya ybs juga balas memberikan testimonial. Mungkin lho, saya juga tidak tahu.

Saya sendiri memulai blog ini tidak begitu memikirkan mengenai komentar. Blog ini benar-benar adalah buah dari sifat egois saya — ini adalah tempat saya menulis semua yang perlu dicatat, yang suatu saat mungkin perlu saya baca kembali. Kalau ternyata ada yang membaca dan mendapat manfaat, itu adalah efek samping (yang positif) saja.

Lama kelamaan sifat egois itu sudah mulai berkurang sih. Saya mulai mencoba menulis artikel yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Contohnya seperti artikel autisme di blog ini. Soal komentar, ya kalau ada tidak masalah, kalau tidak ada juga tidak masalah.

Ada juga beberapa posting yang memang saya harapkan ada komentarnya, karena saya memerlukan informasi dari orang lain. Seperti ketika saya memposting kupon diskon Dufan, dan saya perlu memeriksa apakah ini hoax atau bukan. Nah untuk posting seperti ini, saya memang berterimakasih sekali jika ada yang berkomentar.

Jadi saya kira, nge blog itu have fun saja lah. Enggak usah menunggu-nunggu komentar orang, nanti malah jadi bikin stress 🙂
Di lain pihak, trims juga kepada pembuat posting tersebut. Walaupun bukan seleb blog (statement ini 68% akurat), saya akan coba untuk lebih banyak blogwalking, dan meninggalkan komentar di mana-mana.

Yuk kita blogwalk.

Menteri RISTEK : Speedy Lambat

Menristek Kusmayanto Kadiman merasa kecewa dengan performa Speedy, dan malu karena telanjur pernah membantu mempromosikannya.
Dari milis asosiasi-warnet :

Onno dkk,

Pada waktu peluncuran Speedy semula saya enggan untuk hadir namun karena
denger Onno yang ada dibelakang layar Speedy saya beranikan hadir dengan
harapan Speedy menjadi solusi bagi akses ke dunia maya bagi kita-kita
ini.

Saya juga langsung pasang Speedy dikediaman dan sempat menikmati
kualitas (kecepatannya) namun akhir-akhir ini kecepatannya &
keandalannya menurun drastis. Saya kirim SMS mempertanyakan ke Pak
Guntur Siregar namun sampai sekarang tidak dijawab. Saya tindaskan sms
tsb ke Mas Agung DM Sahidi, jawabannya.. ada yang “mengganggu” Speedy
sehingga dibatasi penggunaannya. Saya kecewa dan ikut malu karena secara
moral ikut tanggungjawab, paling tidak ikut koar-koar saat peluncuran
Speedy di JCC.

Kini dirumah terpaksa kembali menggunakan Telkom Instant atau Excelcom
3G. Namun keduanya masih seperti yang kita tahu.. lambat dan tidak
andal. BTW: pada waktu persiapan kedatangan Bush, saya banyak berada di
Istana Bogor, Kebun Raya Bogor dan Lapangan Sepakbola Pajajaran Bogor
dan menikmati akses 3G Excelcom, saya tetap bisa email menggunakan
laptop.

Jabat erat,
KK

Apakah dengan kritik pedas ini Telkom akan jadi berubah ? Saya kira sulit, terutama untuk perusahaan sebesar Telkom. Wajar saja, karena biasanya akan lambat di berbagai jalur birokrasinya.

Solusi yang lebih tepat adalah membukakan akses ke Local Loop; sehingga kemudian layanan Internet via ADSL bisa juga ditawarkan oleh pihak-pihak lainnya. InsyaAllah, dengan demikian maka kita akan bisa menikmati layanan akses Internet yang bagus dan terjangkau harganya, melalui ADSL.

Forum Internet Indonesia

Alhamdulillah pada saat ini saya menikmati akses Internet dengan biaya yang terjangkau dan dengan kecepatan yang termasuk cukup bagus (3G dan 128 kbps).

Kemudian saya baru menyadari bahwa belum tentu semua orang tahu bagaimana cara untuk menikmati ini semua.
Atau, mungkin saja ada pilihan lainnya yang ternyata sebetulnya lebih bagus lagi, namun saya belum tahu.

Karena itu, kemudian saya membuat forum InNet (Indonesia Internet). Disitu saya akan berbagi beberapa tips-tips yang saya ketahui, dan Anda juga dapat berbagi yang Anda tahu disana.

Semoga bermanfaat, dan selamat menikmati.

[ forum InNet ]

Siapa penemu trik di InvSqrt() ?

Nostalgia lagi…. sore ini menemukan sebuah artikel di Beyond3D yang berjudul Origin of Quake3’s Fast InvSqrt().

Secara ringkas; di source code game Quake 3, ada code berikut ini :

float InvSqrt (float x){
float xhalf = 0.5f*x;
int i = *(int*)&x;
i = 0x5f3759df – (i>>1);
x = *(float*)&i;
x = x*(1.5f – xhalf*x*x);
return x;
}

Ini adalah implementasi algorithma Newton-Raphson untuk menemukan inverse square-root (apa ya bahasa Indonesianya? satu per akar dari X ?) dari suatu angka bertipe float (pecahan?)

Kebanyakan prosesor komputer melakukan perhitungan bilangan bulat (integer) JAUH lebih cepat daripada melakukan perhitungan bilangan tipe float. Function InvSqrt() diatas melakukan ini — dengan satu trik yang membuatnya memiliki performa jauh lebih cepat dibandingkan biasanya.

Algoritma Newton-Raphson menghitung inverse square-root dengan cara memulai perhitungan dari suatu angka, dan kemudian melakukan iterasi sampai akhirnya ditemukan hasil yang sebenarnya. Nah, pada kode diatas, angka awalnya ini ternyata terbukti memang selalu memberikan hasil dalam waktu yang PALING singkat (sampai 4x lipat lebih cepat).

Kode ini kemudian banyak digunakan di berbagai software, dengan hasil yang sangat memuaskan.

Banyak orang kemudian tergelitik dan berusaha menemukan siapa penemu konstanta tersebut. Terutama untuk mengetahui bagaimana ybs menemukan konstanta itu – apakah melalui coba-coba? Atau dengan perhitungan?

Cerita yang panjang dipersingkat – ternyata kode ini sudah cukup tua umurnya. Terakhir berhasil dilacak ke Gary Tarolli, yang menggunakannya ketika masih bekerja di 3dfx.
Sayangnya Gary pun tidak tahu siapa pembuatnya, namun dia menyebutkan bahwa dia sudah menemukan code tersebut sejak 10 tahun sebelumnya ! Maka paling tidak, code tersebut sudah ada sejak 15 tahun yang lalu. Dan sampai saat ini masih terus menjadi misteri tentang siapa penemunya.

Kisah ini juga adalah satu lagi alasan mengapa open source baik bagi kemajuan teknologi dunia. Kalau saja John Carmack tidak membukakan source code ke game Quake 3 nya, maka belum tentu code ini akan menjadi populer, dan banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
Dengan open source, banyak orang mendapatkan keuntungan, bahkan pemegang hak cipta software tersebut sendiri.

Pendidikan Tinggi : merugikan mahasiswa ?

Sebuah tulisan di International Herald Tribune kembali mengingatkan saya akan sebuah pertanyaan yang muncul di benak saya sejak beberapa tahun yang lalu; apakah pendidikan tinggi kita justru merugikan mahasiswa ?

Tulisan yang berjudul “For many Indians, higher education does more harm than good” menyimpulkan bahwa demikianlah halnya untuk sebagian mahasiswa. Dengan perkecualian untuk beberapa universitas di India yang memang peduli, universitas-universitas lainnya lebih berfokus kepada kuantitas daripada kualitas.
Hasilnya adalah sebuah paradox – para sarjana mengeluh kesulitan mencari pekerjaan, sedangkan perusahaan mengeluh kesulitan mencari tenaga kerja yang berkeahlian.
Sering jugakah kita mendengar hal seperti ini di Indonesia ?

Beberapa kutipan dari artikel ybs :

most of the 11 million students in the 18,000 Indian colleges and universities receive starkly inferior training, heavy on obeisance and light on marketable skills

Mirip sekali dengan yang saya alami sendiri, dimana saya sering terpaksa bolos kuliah karena sibuk mempelajari berbagai aspek komputer, yang tidak diajarkan di kampus, namun dibutuhkan di “dunia nyata”.

The problem, experts say, is in a classroom environment that infantilizes students well into their mid-20s, emphasizing silent note-taking and discipline at the expense of analysis, debate and persuasion.

Students at second- and third-tier colleges suffer not because of a dearth of technical ability or intelligence, critics note. Most simply lack the “soft skills” sought by a new generation of employers but still not taught by change-resistant colleges: the ability to speak crisp English with a placeless accent, to design and give PowerPoint presentations, to write in logically ordered paragraphs, to work collegially in teams, to grasp the nuances of leadership.

Walaupun kemampuan teknis juga penting, namun “Soft skills” adalah kuncinya. Seperti semangat untuk maju & tidak takut dengan hal-hal yang baru, kemauan untuk mempelajari hal-hal yang baru. kemampuan bekerjasama di dalam suatu tim; secara umum, berpikir dan bertindak positif.

But even as graduates complain of the paucity of jobs, companies across India lament a lack of skilled talent. The paradox is explained, experts say, by the poor quality of the undergraduate experience. India’s thousands of colleges are swallowing millions of new students every year, only to spit out degree holders that no one wants to hire.
.
“It’s when you practice the skills that you actually learn them,” Cherian said.

Saya pikir akan baik sekali jika institusi-institusi pendidikan tinggi di Indonesia mulai menyertakan marketable & soft skills ke dalam kurikulum S1-nya (lebih bersifat praktis). Biarlah kurikulum yang bersifat akademik difokuskan pada level S2 dan S3.
Dengan demikian, mudah-mudahan lulusan universitas akan lebih mudah untuk menemukan / membuat lapangan kerja; dan para akademisi tetap dapat berprestasi di jenjang S2 dan S3-nya.

Bagaimana menurut Anda ?

Potensi 3G di Indonesia

Ikhlasul Amal berkomentar mengenai 3G di blognya. Menarik, dan wajar sekali jika kita berharap besar dengan teknologi baru ini. Inikah “disruptive technology” tahun ini, seperti email & web yang kemudian merevolusi Internet ?

Sayangnya, 3G bisa jadi menjadi teknologi berikutnya yang cuma sekedar potensi, namun gagal dieksploitasi secara maksimal. Bagaimana bisa ? Bisa saja, jika justru operatornya sendiri yang mensabotasenya.

Kawan saya bercerita bahwa skema bagi hasil berbagai operator mobile phone saat ini sangat timpang, dan mencerminkan kerakusan yang menjatuhkan. Bisnis sebagai content provider (baca: aplikasi kreatif, games, dll) profitnya sangat kecil, karena sebagian besarnya adalah untuk operator.
Kalau kita lihat provider content pada saat ini, jumlahnya tidak sebanyak yang seharusnya, dan variasinya juga tidak berkembang.

Potensi 3G ada pada content. Jika digabung dengan layanan billing (yang, lagi-lagi, skema bagi hasilnya lebih bagus); maka 3G bisa menjadi suatu gebrakan besar.

Contoh yang sangat bagus dalam hal ini bisa kita lihat ke NTT Docomo, operator mobile phone di Jepang. Karena skema bagi hasilnya sangat menggiurkan, otomatis provider content bermunculan dalam jumlah yang sangat banyak. Setiap minggu ada saja inovasi baru yang muncul.
Dan walaupun sekilas kita kira NTT Docomo telah melakukan kebodohan (karena menyerahkan sebagian besar profitnya kepada content provider), namun sebetulnya justru untung besar; karena (profit kecil x volume transaksi besar) = profit besar.

Mari sekarang kita berharap agar operator-operator yang ada mau memanfaatkan momen ini (launching 3G) untuk mengevaluasi ulang skema bagi hasilnya dengan content provider.
Jika kemudian bisa diadakan skema bagi hasil yang menarik, maka bersiap-siaplah menikmati inovasi dan terobosan-terobosan baru berbasis 3G !

Sementara menunggu itu, saya menikmati dulu fasilitas video call gratis 😉

Ubuntu release party

Alias kopdar komunitas Ubuntu yang pertama kali saya hadiri 🙂
Di luar dugaan : ramai euy !

Pertama kali datang, saya menemukan Andi “belutz” Darmawan. Beliau sedang duduk sendirian menikmati ayam goreng tepung KFC-nya. Basa-basi saya tanya, “sendirian?”, dan dijawab dengan raut muka agak bingung, “enggak, tuh udah banyak” — dan saya menoleh ke belakang saya, dimana sudah ada sekitar 15 orang di meja tersebut. Wow.
(pada akhirnya total ada sekitar 20 orang yang hadir)

Lokasi berkumpul di dekat Pizza Hut di PIM2 (Pondok Indah Mall 2). Sepertinya banyak orang yang bengong melihat sekumpulan wajah-wajah geek berikut dengan laptopnya dan puluhan CD Ubuntu yang disebarkan di meja. Tapi kebanyakan tidak memperhatikan itu dan asyik berbincang-bincang dengan orang-orang yang mungkin selama ini hanya dikenal melalui emailnya.

Di pertemuan ini juga ada banyak kesepakatan program kerja untuk mengadvokasi / mempromosikan open source kepada lebih banyak pihak. Mudah-mudahan bisa kita semua jalankan dengan sebaik-baiknya, amin !

Yayaya basbang, baru posting sekarang. Maafkan saya karena terlalu sibuk akhir-akhir ini 🙂

Promoting Bali (and win prizes)

Bali has been quite devastated, physically and, also importantly, economically, by the bomb blasts. Tourists are, understandably, avoiding Bali. People there ended up suffering because less tourists means less income.

To help the people there to recover, the government has worked with other parties to bring Bali back to its previous situation. One of the result is bali.my-indonesia.info, a website designed to introduce Bali again to the international audience.

Help spread the word and make a buzz, post it in YOUR blog. It’s easy to do, yet is most helpful to the Balinese.

Better yet, you can also win one of the 4 diamond pendants. Simply by emailing your friends about the website, and Cc-ing that email to contest@my-indonesia.info

What are you waiting for ? Do the blog and send that email now !

WWF Smackdown : Boy tortured, killed

Restu, Iyo, and Li are three middle school students who loves watching the populer WWF Smackdown TV shows. In this show, wrestlers glorifies violence in various cool fighting moves. Although the shows are violent, the wrestlers always ended up safe and sound with no injury.

It’s because it’s all just tricks indeed. But when you’re watching the show that you don’t understand the language, and there’s no clear disclaimer/clarification — and you’re just 3 middle-school kids; then it’s real easy to be fooled into thinking that it’s all real. And thinking that you can do it too, and also walk away with no injury. Just like their “heroes” in the WWF Smackdown.

Restu, Iyo, and Li then practiced the moves into their neighbour Reza, a 9 years old boy.
The boy’s small body was slammed. They crushed the boy’s head into the floor. Reza’s hand was locked and twisted. And various other tortures applied into the little boy.
Reza can not do anything against the three bigger bullies.

Reza then told about the pain to his father, Herman (53), but Reza didn’t tell why or who did it to him. After a week, the pain got much worse, and Reza had to be cared for in a hospital. X-ray photo shows that his left arm’s has been ripped from the socket. He suffered from head injury. And a few other injuries.

On 16 Nov 2006, Reza died, painfully, in Herman’s arms.

Herman asked local parliament and the city’s authority to try stop Lativi, the TV station who aired the show in Indonesia, from continuing the show. He hesitated to sue the TV station, because his concern is to avoid further victims, not to get monetary compensation.

Indonesian Broadcasting Commission (West Java branch) said that they have sent stern warning to Lativi in regard to this. Vice President of KPI (Komisi Penyiaran Indonesia; Indonesian Broadcasting Commission), Sinansari Ecip, said they’ve called Lativi to come next week and will start the investigation.

Lativi’s PR Manager, Raldy Doy, confirmed that he already heard about the boy’s death. He said that Lativi will also perform their own investigation into the matter.
In their written statement received by Republika sent by Raldy via email, he said that SmackDown is purely an entertainment show. I guess that’s even more reason to stop airing it.

Source: Republika newspaper, 22 Nov 2006, first page.

Cara Mudah Mendapatkan 1 Juta Dolar

Suatu hari secara tidak sengaja saya tiba di sebuah situs komunitas para atheis dan skeptic. Disitu sedang didiskusikan berbagai fenomena supernatural, dan bagaimana konyolnya orang-orang yang mengaku memiliki kemampuan tersebut. Sebagai saksi, pelaku langsung (dulu! 🙂 ), dan kenalan dari banyak orang yang memiliki kemampuan tersebut (sukarela maupun terpaksa); saya tersenyum-senyum saja membaca berbagai diskusi yang ada.

Tiba-tiba ada yang memberitahukan bahwa ada hadiah sebesar 1 juta dolar (sekitar Rp 9,2 milyar), bagi siapa saja yang bisa mempertontonkan fenomena supernatural kepada mereka.
Dikutip :

At JREF, we offer a one-million-dollar prize to anyone who can show, under proper observing conditions, evidence of any paranormal, supernatural, or occult power or event.
.
…Preliminary tests are usually conducted by associates of the JREF at the site where the applicant lives

Iseng-iseng saya bilang “coba lihat debus di Indonesia” 🙂

Ternyata, debus tidak bisa diterima, karena :

Essentially, the JREF doesn’t want to be seen as even slightly condoning self-injury or injury to others. It has partly to do with legal issues, partly to do with the image of the JREF, and partly to do with the JREF’s past experiences with applicants.
.
No test that involves potential injury to the applicant or test participants can be accepted.

Ya sudah 🙂

Anyway, saya rasa perlu ada yang membukakan cakrawala baru kepada orang-orang ini, bahwa ada dimensi lain selain dimensi yang kita huni.
Ketika ada yang bisa melakukan ini dengan cara yang baik, ilmiah, dan rasional; maka saya kira akan ada banyak manfaat yang kemudian bisa kita semua dapatkan.

Ada yang tertarik ? 🙂

QKLK: RetailMeNot.com, Why Microsoft – Novell

RetailMeNot.com

If you like to shop on Internet, you’ll be well advised to visit RetailMeNot.com before you actually purchase anything. You may save big by doing so, because in RetailMeNot.com you can find many coupons for online shopping websites, shared by other fellow shoppers. For example, you can find 30% discount coupon for O’Reilly books there. Not bad.

Why the Microsoft – Novell deal ?

I knew Steve Ballmer is a bully with a big mouth, but I never expected that he will confess so SOON about the real reason behind the Microsoft – Novell deal.

Quoted :

“In a question-and-answer session after his keynote speech at the Professional Association for SQL Server (PASS) conference in Seattle, Ballmer said Microsoft was motivated to sign a deal with SUSE Linux distributor Novell earlier this month because Linux ‘uses our intellectual property’ and Microsoft wanted to ‘get the appropriate economic return for our shareholders from our innovation.'”

So, my guess was right – after SCO is no longer able to become Microsoft’s pawn in killing Linux via litigation process, it looked for other prospective pawn; and found Novell / Suse.

I have steered away from Suse just out of reflex, and stuck with Fedora/Debian/Ubuntu/other completely free (as in “freedom”) distros. I guess my subconscious has predicted this event way back then, and steered my away from it.

Novell has always sucked since I first knew it (3.12), OK it managed to be better with its eDirectory and ZENworks, but this (deal) has stripped little remaining respect I had for the company.
But indeed corporations are shameless and are all about making money.

Just say no folks. Let’s kill Suse now just as we killed SCO back then.

Keamanan Bank di Indonesia

Barusan saya membaca artikel How ATM fraud nearly brought down British banking, dan jadi teringat dengan sebuah cerita dari seorang Dekan di universitas negeri ternama di Indonesia.

Dekan tersebut, sebut saja SS, bercerita mengenai kawannya, seorang dosen di universitas negeri lainnya di Indonesia. Kawan SS tersebut bercerita bagaimana tidak amannya fasilitas Internet banking di beberapa bank.
Sebagai bukti, kawan SS tersebut kemudian mendemonstrasikan di laptopnya, bagaimana dia bisa mentransfer dana dari rekening orang lain, dari bank yang disebutkan oleh SS. Dana yang ditransfer adalah sebesar Rp 1 saja, namun ini sudah membuktikan kebenaran perkataannya tersebut.

Kemudian saya menemukan surat pembaca berikut ini, dimuat di Republika pada tanggal 1 November 2006 :

LIPPO CALL CENTER: Mana Tanggung Jawabmu

Bermula dari SMS orang yang tidak saya kenal meminta saya menghubungi nomor 021-68646705. Kemudian saya hubungi nomor tersebut pada 26 Juli 2006 pukul 17:30 WIB. Dan orang tersebut mengatakan kepada saya bahwa no HP sata 0811 943159 mendapat hadiah dari Telkomsel sebesar Rp 5 juta, dan memerintahkan saya untuk datang ke ATM karena uangnya mau ditransfer.

Maka hari itu juga saya datang ke ATM di Cikokol, tapi belum berhasil, kemudian ke ATM di kantor pusat Lippo Karawaci, juga tidak berhasil. Satu bulan berlalu (bulan Agustus 2006) tidak ada kejadian apa apa dengan ATM dan uang saya.

Kebetulan di awal September 2006 waktu saya dan teman-teman kerja lagi makan siang, ada salah satu teman saya bercerita tentang penipuan yang berkedok SMS. Penipu bisa mengambil uang di tabungan kita, tanpa sepengetahuan kita, dengan cara seperti yang saya ceritakan diatas dan meminta saya supaya segera lapor ke bank.

Pengumuman dari perusahaan kami bahwa THR akan dibayarkan bersamaan dengan gaji bulan September 2006. Referensi dari pengumuman itu digabungkan dengan cerita teman saya di atas, saya jadi was-was akan keselamata uang saya. Maka tanggal 7 September sekitar pukul 13:14 saya menghubungi Lippo Call Center 14042, cuma saya lupa nama petugasnya. Saya ceritakan kejadian diatas, kemudian saya minta tolong untuk bisa mengamankan uang saya yang akan masuk, karena itu uang gaji dan THR.

Saya ceritakan juga bahwa saya tidak tahu tentang Internet banking dan kalau perlu dihapus saja, karena tidak pernah saya pakai. Selain tidak mengerti juga karena memang gaji kecil jadi tiap bulan selalu langsung habis diambil. Dan sejak menabung sekitar tahun 1995 kalau dilihat riwayatnya hanya ada, penagmbilan ia ATM dan belanja bayarnya pakai gesek ATM, kemudian baru sekitar tahun 2000a-an dipakai bayar listrik dan telepon.

Tanggal 22 September 2006 gaji bulan September 2006 + THR dibayarkan. Sekitar pukul 18:00, cek saldo di BSD Plaza Tangerang, kemudian bayar telepon dan listrik via ATM dan terakhir transaksi pukul 18:11 pengambilan Rp 1 juta dan sisa tabungan masih ada Rp 4.197.852,73

Kemudian keesokan harinya 23 September 2006, sekitar pukul 12.53 di KK Bintaro saldo kurang (penarikan uang gagal).Cek saldo tinggal Rp 197.852, artinya uang di ATM saya hilang Rp 4.000.000. Kemudian telpon ke Lippo Call Center 14042 sekitar pukul 13:00, dan protes keras, juga minta ganti rugi kenapa uang di ATM bisa hilang padahal tidak ada pengambilan, dan ATM masih ada di kita.

Akhirnya, 23 September 2006 sekitar pukul 16:30 Lippo Call Center menghubungi HP saya, dan menginformasikan bahwa uang saya sudah diambil oleh seseorang melalui internet banking, dan disarankan untuk lapor ke polisi dalam batas waktu 1×24 jam.

Saya harap Lippo Bank segera mengganti uang saya yang hilang, karena secara prosedur bukan kesalahan saya.

Parmo RJ
Dasana Indah, Tangerang

Apakah ini semua berarti bahwa memang internet banking di berbagai bank di Indonesia tidak aman ? Wallahua’lam. Tapi harapan saya, mudah-mudahan ada seorang Alistair Kelman di Indonesia, yang mau meluangkan waktunya untuk menyelidiki hal ini.

Yang jelas, sistim bank tidaklah mungkin 100% aman, seperti yang telah terbukti di kasus Alistair. Pada kasusnya, uang bisa dicuri hanya bermodalkan nomor rekening, ada lagi yang bisa menyadap komunikasi antara ATM & Bank, kecurangan staf Bank sendiri, dst.
Perlu kebijakan dari masing-masing bank untuk menghindari adanya celah-celah keamanan di sistimnya, mendeteksi celah-celah yang sudah ada secara pro aktif, dan segera mengatasi yang ditemukan.

Apakah Bank Anda telah melakukan hal ini ?

World’s Fastest SMS writing

The record is currently held by Ang Chuang Yang, which managed to type a 160 characters SMS in 41.52 seconds.

Big deal. Turned out I can do that in about 38 seconds 🙂

Wanna try ? Here’s the official text provided by Guinness Book of Records :

The razor-toothed piranhas of the genera Serrasalmus and Pygocentrus are the most ferocious freshwater fish in the world. In reality they seldom attack a human.

Good luck in beating me up !

QKLK : MochiKit, Cheap dedicated server, Proxy @ Lighttpd

MochiKit

After reviewing LOADS of Javascript libraries (my head still hurts), I think I’ll settle with MochiKit.
Pros: It doesn’t hack the Object.prototype, seems to interoperate well, very-well tested, reliable & proven, Free (MIT license).
Looking forward to test it with a live website soon.

Dedicated Server for US$ 29 / mo

These guys gotta be kidding, check it out : AMD 2 GHz, 256 MB RAM, 40 GB HD, 200 GB b/w = US$ 29/mo.
I thought it was a VPS, but turned out that this is a real, physical server. Very nice.

Proxy @ Lighttpd

I was trying to utilize Lighttpd’s mod_proxy module, when I realized it’s unable to proxy incoming request to another webserver’s directory.
Example: proxying request for http://harry to http://sufehmi/harry/

However, it seems that the latest version will be able to do this – and more : http://blog.lighttpd.net/articles/2006/07/18/mod_proxy_core-commited-to-svn

Time to upgrade I guess.

Blimey …

I’m developing a PHP script for a client which processes the biggest amount of data I ever dealt with (on PHP).

I’m running it on a server with dual-core Xeon 2.8 GHz (= 4 CPUs), 3 GB RAM, and it’s still struggling with it. The PHP script itself require about 250 MB of RAM – this is after much tweaking; previously it kept on crashing due to running out of memory. However, it also accesses the database heavily and transfer a lot of data into it.

And this script is supposed to be run daily. I don’t think more tweaking is possible, so a more powerful server is probably in order here….

Wicked.

Spam Problem

As a lot others experienced as well, I’ve been flooded with spam this month.
I think I’ve lost some important email because of it (deleting legit email by accident, spam filter trashing non-spam email, etc).

I’ve migrated my mailbox to another server which (hopefully) has stronger and more accurate spam-filtering capabilities (no, not Gmail).

If you sent email to me and I have not answered it, do please resend it again.

My apologies for any inconvenience this has caused.