Category Archives: Teknoblogia

Open Source hackers : Anda mau bekerja di Nokia / Finlandia ?

I’m LinkedInDi berbagai seminar saya selalu menyampaikan bahwa skill di bidang open source bisa membawa kita ke berbagai pelosok dunia. Ini adalah salah satunya lagi – informasi didapatkan dari MDAMT, yang sudah lebih dahulu berada di negara tetangga (jauh) tersebut.
.
.
.
Kutipan :

Your focus will be on user interface enablers, building blocks and frameworks. You will leverage your expertise in this domain as an expert, coach and key contributor to user interface software in our Internet Tablets, particularly the Hildon Application Framework, which is based on the GNOME Mobile platform.

Untuk melamar lowongan ini, silahkan klik disini.

Semoga sukses!

Wink : SWF to FLV

I looked around on how to do this (converting Wink‘s SWF output into FLV / other video format), but to no avail.
Apparently, the SWF produced is not really a video file (however, in return, the size is usually much smaller than if saved into a video file). Both mencoder & ffmpeg failed to convert Wink’s SWF file into FLV, both giving error message “No media found in SWF”.

But of course if you’re going to upload them to YouTube or other video sites, you’ll need the Wink screencasts in video format.

There’s a workaround for this.

**WARNING** I don’t claim to be the expert on the topic (video encoding / transcoding) and comments to make this guide better is most welcome. Make backups before proceeding with this short tutorial. Although the steps are safe to my knowledge if you’ve made backups of your original files, I give no warranty whatsoever.

1. In Wink, choose menu File – Export As HTML
2. Save As : /tmp/sss.htm (for example), then on “file type to save images” choose JPEG. click OK.
3. Get mencoder. If you’re using Ubuntu, it’s as simple as “aptitude install mencoder”
4. Now we’re going to convert it. Type mencoder “mf:///tmp/sss_files/*.jpg” -mf fps=2 -o /home/harry/cool.flv -ovc lavc -lavcopts vcodec=mpeg4 (pretty simple eh?)
5. Done !

Notes:

  1. Sharp-eyed reader may noticed the vcodec=mpeg4 parameter and wonder why it’s not vcodec=flv. Reason is because the resulting file can’t be played, with both VLC & Totem confused looking for flv codec. And they both play flv files from YouTube with no problem. Since vcodec=mpeg4 gives a playable file, so I used that.
     
  2. There’s a slight problem where Wink saved the screencast as 1.jpg … 10.jpg … 100.jpg, and so on. As you can imagine, they’re listed as the following :

    (snipped)
    -rw-r–r– 1 helen helen 84658 2007-08-20 11:20 sss09.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 52921 2007-08-20 11:20 sss100.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 53043 2007-08-20 11:20 sss101.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 53345 2007-08-20 11:20 sss102.jpg
    (snipped)
    -rw-r–r– 1 helen helen 53382 2007-08-20 11:20 sss108.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 98914 2007-08-20 11:20 sss109.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 84702 2007-08-20 11:20 sss10.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 98681 2007-08-20 11:20 sss110.jpg

    The naming convention messed up the order of the files, and as the consequences, mencoder’s output also got messed up.

    We’ll need to rename these files so the filenames order will be similar to this :

    (snipped)
    -rw-r–r– 1 helen helen 84658 2007-08-20 11:20 sss07.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 84658 2007-08-20 11:20 sss08.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 84658 2007-08-20 11:20 sss09.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 52921 2007-08-20 11:20 sss10.jpg
    -rw-r–r– 1 helen helen 53043 2007-08-20 11:20 sss11.jpg
    (snipped)

    The easiest way is to use mmv tool. Again in Ubuntu this is as simple as “aptitude install mmv”. Then execute the following commands :

    ## assuming number of files reaching thousands
    mmv -v “sss?.jpg” “sss000#1.jpg”
    mmv -v “sss??.jpg” “sss00#1#2.jpg”
    mmv -v “sss???.jpg” “sss0#1#2#3.jpg”

    That should fix it in a few seconds.

     

  3. There’s a discussion here saying that this (SWF to FLV) can be accomplished with a command as simple as ./edit.py -o cool.flv cool.swf

    However, again VLC unable to play the resulting flv file, complaining about missing “undf” codec.

Insiden lift Ratu Plaza

Baru membaca di blog Paman Tyo bahwa ada insiden lift di Ratu Plaza. Baru naik sejauh satu setengah lantai, lift tersebut jatuh.

Saya jadi penasaran, karena rasanya dulu pernah membaca mengenai fitur security lift, sehingga hal ini seharusnya tidak terjadi. Googling sebentar, dan ketemu link ini.

Ternyata, pada tahun 1854, Otis telah mendemonstrasikan lift yang tidak bisa jatuh.

Lha jadi bingung saya. Mosok sih Ratu Plaza menggunakan lift dengan teknologi pra-1854 ?
Tapi naik lift di Jakarta memang ngeri banget; saya pernah ketemu lift yang pintunya terus menutup walaupun tangan saya sudah menekan pintu-pintunya. Untung saya cepat tarik tangan saya tersebut, kalau tidak bisa terjepit dan saya ikut ditarik ke atas …

Mungkin ada yang bisa mencerahkan. Anyway, syukurlah jatuhnya tidak terlalu tinggi, jadi juga tidak ada korban nyawanya.

Welcome Pak Yusril

Walaupun dengan resiko diteriaki “basbang” 🙂 tapi saya dengan gembira tetap akan menyampaikan “selamat datang” kepada pak Yusril Ihza Mahendra.

Kelihatannya beliau ini pandai menuangkan pikirannya ke dalam tulisan, sebuah keahlian yang baik untuk kita tiru. Karena dengan itu maka pengetahuan kita jadi dapat bermanfaat juga untuk orang lainnya; dan tidak cuma terpendam sendiri di benak kita.

Saya pribadi amat terkesan dengan posting yang berjudul “akhirnya semua kita akan pergi“, terutama perspektif malaikat yang diangkat oleh beliau. Betapa singkat & tidak berartinya kita di mata mereka.
Walaupun demikian, amat menakjubkan bahwa ternyata tetap ada kesempatan, kita bisa membuat hidup kita yang sekilas ini bernilai mulia di mata Allah swt. Pilihannya ada di tangan kita sendiri.

Very much looking forward to the future posts.

Bersama ini saya kembali mengucapkan terimakasih kepada semua kawan-kawan yang telah memungkinkan Pak Yusril bergabung di blogosphere Indonesia; Vavai, Priyadi, Jay, Thomas, dan rekan-rekan lainnya yang mungkin belum saya ketahui kontribusinya.
Dengan komunitas blogger yang sangat positif seperti ini, saya kira akan banyak yang jadi bisa mendapatkan manfaatnya. Terimakasih.

IGOS Center @ Be Mall, Bandung

Kembali dari acara kopdar dengan kawan-kawan ubuntu-id di Blok M Plaza, saya menemukan ada banyak kabar gembira di Inbox saya. Antara lain adalah diresmikannya IGOS Center di Bandung, tepatnya di Be Mall, lokasi acara pameran Bandung Comtech s/d tanggal 18 November ini.
Detailnya terlampir di posting ini.

Ada beberapa komentar miring seputar IGOS Center ini. Tapi dari pengalaman saya, produk v1.0 pasti biasa ada saja kekurangannya.
Lalu saya cek dengan kawan yang tahu sedikit banyak ceritanya di balik layar, saya mendapat gambaran rencana kerja mereka s/d tahun 2008 saja, dan sudah sangat mengesankan.
Ada banyak kegiatan yang bisa menjadi pendobrak perkembangan open source di Indonesia.

Jadi dengan ini, saya ucapkan selamat kepada rekan-rekan di IGOS Center Bandung. Semoga ini menjadi awalan yang baik bagi kita semua.

Continue reading IGOS Center @ Be Mall, Bandung

Indonesia Linux Conference 2007

Setelah Pesta Blogger 2007 usai, masih ada lagi perhelatan akbar yang, bagi saya, sangat menarik. Yaitu Indonesia Linux Conference 2007.

Tapi memang nasib saya, sudah tidak bisa hadir di Pesta Blogger, kini di ILC 2007 ini juga tidak bisa hadir; karena sudah lebih dulu commit untuk mensukseskan booth Ubuntu Indonesia di pameran Bandung Comtech 2007.
Padahal di ILC 2007 itu kita bisa ketemu dengan para aktivis Linux dari seluruh penjuru Indonesia :

Yuda Nugrahadi
Mon, Nov 5, 2007 at 11:35 AM
To: linux-aktivis@linux.or.id

Semenjak pendaftaran KPLI meeting ILC 2007 yang dibuka pada tanggal 25 Oktober hingga 3 November, sudah ada banyak sekali yang mengkonfirmasikan untuk bersedia menghadiri acara KPLI Meeting. Daftar pesertanya kurang lebih sebagai berikut:

KPLI:
– Aceh
– Bali
– Balikpapan
– Bandung
– Bogor
– Cilacap
– Cilegon
– Depok
– Gorontalo
– Jakarta
– Kediri
– Makassar
– Padang
– Pekalongan
– Serang
– Surabaya
– Tangerang

Organisasi/Komunitas Linux:
– Asosiasi Warnet Linux Indonesia
– Bengkel Open Source Cirebon (CITC) (masih dalam konfirmasi)
– IGOS Nusantara
– Komunitas Pengguna Linux dan Opensource Semarang (KLISSE)
– OpenSUSE-ID
– Slackware-ID
– Ubuntu-ID
– Yayasan Penggerak Linux Indonesia

Dari daftar tersebut, bagi rekan-rekan yang ingin mengirimkan wakilnya melebihi dari jumlah yang tertanggung, mohon untuk menginformasikan paling lambat 10 November. Kepastian jumlah kehadiran ini akan kami gunakan untuk menyiapkan penjemputan, penginapan, dan konsumsi.

Atas perhatian dan respon rekan-rekan sekalian, kami ucapkan terima kasih.

NB : konfirmasi mohon dikirim ke ilc@jogja.linux.or.id

Seperti dengan Pesta Blogger, saat ini cuma bisa berharap untuk dapat ikutan di ILC 2008.

Anyway, semoga acaranya sukses !

Software Bebas & Proprietary

Diskusi di milis kom-tek, topik yang cukup menarik :

To: KOMPUTER-TEKNOLOGI@yahoogroups.com

On 10/31/07 :
> Cuma setelah sempat ikut implementasi desktop management dan
> enterprise solution untuk top management di satu Bank besar, saya
> cukup terperangah juga dengan solusi Microsoft. Bagaimana Group Policy
> dalam Desktop Management di push ke setiap client via domain
> controller serta top management (para VIP bank) diberi feature
> Microsoft Virtual Shadow Copy Services untuk self-automatic
> backup-restore semua file critical yang di-synchronize ke server.
> Masih banyak lainnya yang tidak cukup saya ceritakan. Sayangnya saya
> belum sempat ikut tim-nya Sun atau IBM mendeploy sistem mereka yang
> UNIX-based (walau juga mungkin tidak open source). Apalagi deploy
> total enterprise solution yang benar-benar open source. Jadi cara
> memperbandingkan memang tidak terlalu komplit.

Saya pribadi justru jadi berpaling ke software bebas setelah “kenyang” dengan software-software enterprise ini.

Beberapa contoh masalahnya bisa dibaca misalnya disini.

Ini baru satu software enterprise 🙂 padahal tim saya me manage beberapa. Dan semuanya sama; ketika ada masalah, kita (tim teknis) yang habis jadi bulan-bulanan manajemen, sementara vendornya bisa santai-santai saja.

Ketika akhirnya mereka tidak bisa memecahkan masalah, dengan santai para konsultan tersebut bilang “oh, gak bisa nih”, dan pergi.
Kita terperangah, stress berat…. ha ha. Pontang-panting deh cari solusinya (yang para konsultannya sendiri tidak tahu)

Just another day at the IT SWAT team.

Moral of the story ?
Ketika memilih solusi IT untuk suatu masalah, seperti biasa, get the best tool for the job. Tapi, pastikan bahwa kriteria “best” ini tidak hanya untuk short term, namun juga long term.
Nah, biasanya ketika scope nya diperluas seperti ini, berbagai solusi software bebas jadi bisa diperhitungkan.

Oh ya, untuk solusi manajemen desktop, bisa coba juga ZENworks.

Salam,
Harry

Sebuah tambahannya :

To: KOMPUTER-TEKNOLOGI@yahoogroups.com

On 10/31/07 :
> Point-nya adalah bahwa Open Source tetap sangat perlu didukung dan
> terus dikembangkan terutama untuk solusi Enterprise (paling tidak di
> level middle). Top level company cukup punya banyak uang untuk beli
> yang branded (Microsoft, IBM, Sun, dll). Coba kita lihat pemerintahan
> dan perusahaan skala sedang, mungkin mereka tidak punya budget untuk
> license. Tapi mereka perlu solusi hingga level enterprise. Bukan
> sekadar bisa simpan file, browsing, dan mainkan MP3/film. Tapi sampai
> file & backup management, document management and collaboration,
> security, intrusion prevention, application integration, dsb.

Oh ya, sekadar sharing, berbagai solusi dari topik-topik diatas sudah cukup banyak yang berupa software bebas.

Kini penggunaan software proprietary sudah bisa menjadi exception; terutama pada topik-topik very high-end / niche, yang memang kebetulan belum ada versi bebasnya.
Contoh: high-end ERP, lead retrieval system, dst

Salam,
Harry

ISNET, Starbucks, dan Kekuatan Brand

Tadi malam saya meeting dengan beberapa kawan-kawan ISNET seputar revitalisasi organisasi yang termasuk paling senior di Internet ini (ISNET sudah exist di Internet sejak tahun 1989). Kami berkumpul di The Financial Club (Graha Niaga), setelah pak Budi Rahardjo selesai memberikan presentasi di acara BoykeMinarno.com.

Ada beberapa kawan-kawan ISNET lainnya seperti pak Laurel, mas Pungkas, mas Sindhu, dan mas Deden. Diskusi berlangsung cukup panjang, dan kami cukup sepakat bahwa pondasi Isnet ada pada infrastruktur IT nya, jadi ini yang musti dibenahi terlebih dahulu. Berikut juga perlu dibuat proposal untuk sustainability & pengembangannya di masa depan. Kemudian saya kebagian tugas untuk memformulasikan draft proposal tersebut, untuk kemudian dikirim ke para hadirin meeting & di matangkan lebih lanjut.
Acara berlangsung sampai sekitar pukul 23:30, sebelum kemudian kami pamit ke rumah masing-masing.

Sekitar pukul 01:00 saya iseng-iseng membuka Planet Terasi, lha ternyata pak Budi sudah nge-blog duluan soal pertemuan tersebut 🙂 bapak yang satu ini memang luar biasa semangat bloggingnya. Salut !

Saya tidur sekitar pukul 02:00, bangun sekitar pukul 04:00, lalu setelah selesai berbenah kemudian berangkat ke lokasi client di Cikini. Meetingnya pukul 10:00, tapi saya sengaja berangkat lebih awal, supaya bisa bekerja dulu di lokasi; di parkir mobil dengan memanfaatkan adaptor universal yang ditancapkan ke colokan pemantik rokok di mobil.
Di perjalanan saya baru sadar, lho kok adaptornya tidak ada di mobil ? Ternyata, adaptor tersebut ditaruh di rumah oleh istri. Maka kemudian saya membelokkan arah mobil ke Starbucks (summoning spell : Koen.co.ro) 24 jam di Sarinah, dan mulai membuka laptop saya disitu.

Saya jadi teringat pertanyaan retorik pak Laurel pada pertemuan Isnet tadi malam.
Kok Starbucks bisa charge kopinya, yang made in Indonesia, seharga Rp 50.000; sedangkan warung kopi ibu beliau, yang sama-sama di Indonesia, cuma mengenakan Rp 5000 untuk beberapa orang ?

Ada beberapa faktor yang saling berkaitan dalam hal ini.

Pertama, lokasi.
Hampir bisa dipastikan bahwa semua outlet Starbucks berada di lokasi yang strategis & mudah dijangkau. Lokasi adalah salah satu faktor paling penting dalam bisnis.

Kedua, visibility.
Ketika banyak warung kopi lainnya menampilkan papan nama yang kecil & tersembunyi, Starbucks (dan brand-brand lainnya) menampilkan logonya dengan ukuran raksasa & sevulgar mungkin.
Jika kebanyakan customer anda adalah pengendara / mobile, yang akan melintas dengan kecepatan sekitar 10 meter per detik, hanya ada waktu sepersekian detik bagi ybs untuk melihat papan nama usaha Anda. Make that count.
The big brands ini selalu berani menginvestasikan banyak uang agar menjadi visible, dengan hasil yang juga sudah bisa kita tebak.
Brand yang visible juga jadi memperbesar kemungkinan mereka untuk diingat customer ketika customer sedang memikirkan layanan yang mereka butuhkan tsb.

Dari 2 ini saja, seringkali sudah cukup untuk menjamin kesuksesan bisnis.
Sebagai contoh, saya pribadi lebih senang makan klenger / blenger burger daripada McDonald / KFC / dll. Burger McDonald terus terang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan blenger burger.
Namun, karena mereka sering bermasalah pada 2 poin di atas, sehingga akhirnya seringkali lagi-lagi kami sekeluarga nyangkut lagi di big brands tsb.

Tapi, big brands tidak berhenti disitu saja. Ada segudang lagi trik di kantung mereka.

Seperti uniformity. Jika seseorang menyebutkan / saya memikirkan brand Starbucks, maka saya tahu bahwa saya akan menemukan :

1. Lokasi yang nyaman & representatif untuk meeting dengan client
2. Bebas asap rokok
3. Staf yang ramah
4. Kopi yang mahal (ha ha)
5. Colokan listrik untuk laptop & HP saya.
6. Air conditioned
7. Dll

Kepastian pada gilirannya memberikan kenyamanan. Bahkan kalaupun produk yang ditawarkan sebenarnya inferior dari kompetitornya – karena kita sudah tahu akan menemukan produk yang inferior tersebut, maka jadinya sudah menurunkan ekspektasi kita sendiri sebelum tiba di lokasi 😉

Jadi, kapan kiranya saya bisa mulai meeting di salah satu franchise Setarbak Kopi, dan tidak lagi di Starbucks ?
Hayo, jangan mau kalah dengan para big brands ini. Mari …

Lebaran ala aktivis Linux

Ini SMS Lebaran yang saya kirim ke kawan-kawan dan beberapa kolega 🙂

/puasa # make clean
/puasa # configure –prefix=/IdulFitri/TheNewBeginning/
/puasa # reboot

Taqobbalallaahu minna waminkum.

— Harry Sufehmi & keluarga

Sepertinya cukup berkesan dan menyebabkan beberapa reply, seperti berikut ini dari pak Toosa 😀

$cidepokers> sudo su
# rm -rf /var/log/khilaf
# init 6

Taqobalallahu minna wa minkum !
-Toosa&kel
@Gombong city-

Namun versi paling singkat adalah dari Eko Juniarto 😀

$ clear

Credit goes to our senior hacker, Johar Alam, yang mengirimi SMS Lebaran kepada saya sbb :

#conf t
(config)#write erase
#reload

Kesempatan untuk mulai baru.
Mohon maaf lahir dan batin. – Johar&Kel.

Bagaimana dengan Anda, apa SMS Lebaran yang Anda kirimkan / terima ? 🙂

Zooomr : Uploading on Linux / Mac / Windows

I originally tried to post it on Zooomr’s Epicenter, but I kept on getting error message “This page was not found”. So here it is :

(btw; this is originally a reply to michelinux’s blog post, on the topic of uploading to Zooomr from Linux)

I feel sorry to those who had to do these hoops just to upload their photos to zooomr – btw; michelinux, this is not an offense to you, I’m thankful to people who share their knowledge and help others.

I feel sorry because there’s a superior solution already in linux, which is jUploadr, but Zooomr chose not to support it.
There’s just no way I’m going to upload my photos with the web form.

I feel sorry to the developer of jUploadr who’s getting the heat from people upset because of that, while it’s really the fault of Zooomr.

I think Zooomr needs to find more viable revenue streams, and market them effectively. It’d be a shame if the service fold up in the future due to cashflow problems.

A few ideas, I’ve been using sites such as LuckyOliver.com to get the stock photos I need for my web design business. And I’ve been giving them more money than flickr’s subscription fee, since I’m getting excellent values from that service.
I’ve also paid people via DeviantArts for their beautiful photos.

From what I’ve seen, there are beautiful images in Zooomr archive, but there’s no easy interface for me to browse around & purchase them. There’s a “use this photo as my avatar?” link, but there’s no “purchase this photo?”.

If there’s something like http://stockphotos.zooomr.com which makes it easy for me, than I’m switching to zooomr for my stock photo needs.

Also, zooomr can create themed stock photo CDs/DVDs, which you can buy for a good price. Similar offerings on competing sites are still costing hundreds of dollars, so there’s a chance here.

Seeing the good community it already created, I’m sure they would be happy to help spread the word.

Anyway, if jUploadr is not enabled in Zooomr soon, I’d have to subscribe to flickr instead. I’ve got many photos pending because I can’t upload them easily to zooomr.

Best wishes to zooomr, I’d hate to see the only worthy competition to flickr to go away because of these problems.

Ramah tamah Bandung Comtech 2007

Akhir bulan September kemarin ini saya mendapat email dari pak Hoky berisi undangan untuk acara berbuka puasa bersama pada tanggal 3 Oktober di Sun city. Dari email tersebut, saya kira para undangannya adalah beberapa kenalannya serta komunitas Ubuntu Indonesia. Maka kemudian saya mengkonfirmasi undangan tersebut.

Alangkah terkejutnya ketika kemudian saya tiba di lokasi undangan. Ternyata, ada puluhan (ratusan?) undangan pada acara tersebut, yaitu para peserta acara Bandung Comtech. Selain itu juga banyak pejabat dari Depkominfo, Depristek, Panin Bank (sponsor acara), dan BeMall Bandung yang hadir.

Pada acara tersebut para wakil komunitas Ubuntu Indonesia ditempatkan di jajaran meja merah, yaitu deretan paling depan. Sayang Wisu terpisah sendiri di meja merah lainnya 😀 , tapi nasibnya berbalik ketika kemudian memenangkan door prize printer laser Samsung (selamat boss!) dan mendapatkan tawaran spesial dari BeMall untuk komunitas ubuntu-id, wow.

Acara utamanya adalah ramah tamah antara para peserta pameran Bandung Comtech, yang akan diadakan pada tanggal 14 s/d 18 November 2007 di BeMall. Acara diakhiri dengan door prize & foto bersama. Beberapa foto yang sempat saya ambil bisa dilihat disini.

Terimakasih kami ucapkan kepada pak Hoky & segenap pihak yang telah memungkinkan komunitas ubuntu-id untuk turut berpartisipasi pada acara Bandung Comtech nanti. Semoga sukses.

Gempa Indonesia

“Aku berdoa Pakdhe. Kalau toh memang harus terjadi gempa, ya semoga saja dilepaskan kecil-kecil saja. Jangan sekali jeglerr. Amien …”

Ini sebuah kutipan dari posting pak Rovicky yang berjudul Ramalan CNN dan kemungkinan gempa M9. Harapan saya juga sama dengan beliau, apalagi di Sumatera Barat ada banyak sanak saudara saya.

Karena kata pak Rovicky “WASPADA IS YOUR EARLY WARNING !!!!” ™ , maka kemudian saya memasang widget Tremor Skimmer 3 (TS3). Proses setup berlangsung singkat, dan kemudian widget tersebut langsung berfungsi secara otomatis, up to date dengan informasi-informasi gempa yang saya inginkan.

Ternyata, jadinya saya sering terkaget-kaget sendiri. Ada sering sekali gempa di Mentawai, Simeulue, dan di dekat Bengkulu dengan kekuatan lebih dari 5 skala Richter. Dan karena TS3 saya setup agar melakukan notifikasi verbal, walhasil makin kaget karena tiba-tiba laptop saya berkata bahwa “barusan ada gempa di dekat bengkulu dengan kekuatan 6,2 skala Richter”.
Yay 😀

Anyway, setelah saya memperhatikan trend selama 2 minggu ini, sepertinya doa pak Rovicky terkabul ya? Ada banyak sekali gempa di sebelah barat sumatera, namun tidak ada yang besar.
Mudah-mudahan terus demikian, sampai energi / stress di lempengan sumatera akhirnya habis tanpa ada gempa besar / tsunami. Amin! (ikutan berdoa juga)

Untuk yang ingin waspada juga, selain Tremor Skimmer 3 ada pilihan-pilihan lainnya seperti :

  1. Firefox Extension : eQuake Alert
  2. Yahoo Widget : Earthquake

Silahkan ditambahkan lagi jika ada yang belum tercantum.

Semoga bermanfaat !

Keamanan Jaringan

Pada pameran IndocommIT beberapa waktu yang lalu, salah satu pertanyaan yang muncul adalah dari salah satu vendor telekomunikasi yang cukup dikenal. Pertanyaannya yaitu apakah router bisa terkena virus juga ?

Saya jawab, ini bisa saja terjadi. Tapi kalau kita lihat skema cost/benefit bagi virus creator; maka kecil kemungkinan mereka akan mau membuat virus untuk router.
Dimana virus untuk PC bisa menginfeksi jutaan atau puluhan juta komputer (spectacular bragging rights), virus untuk router pasti akan sulit mencapai angka tersebut, dan juga tidak se fleksibel PC dalam penyalahgunaannya.

Saya sebutkan bahwa ybs lebih perlu concern kepada hacker / cracker. Amankan instalasi jaringan mereka, apalagi pada client yang high profile / menarik untuk di hack.
Salah satu saran yang saya sebutkan adalah memastikan bahwa router yang terpasang sudah menggunakan password yang aman.

Siapa sangka kemudian saya menemukan artikel mengenai Robert Moore, hacker yang menjebol 15 perusahaan telekomunikasi & ratusan perusahaan lainnya.
Dan caranya persis seperti yang saya sebutkan diatas — mengeksploitasi router & switch yang masih password defaultnya / belum diganti menjadi password yang lebih aman.

Di dunia yang serba saling terkoneksi ini, sistem yang sudah di harden saja masih bisa dijebol. Menggunakan password default adalah sama saja seperti membuka pintu depan rumah kita lebar-lebar ketika kita sedang pergi keluar kota.
Mudah-mudahan ini tidak sampai terjadi pada kita.

Ada yang bisa bantu saya ?

Saban hari saya menerima email permintaan tolong seperti ini, dan juga melalui komentar pada posting ini.

bapak Yth,
untuk menjadi se orang hacker hal apa saja yang kita ketahui????
terus,tips nya apa sebelum kita menghack suatu database atau sites….
Trims atas informasinya yang sangat berharga…..

Terus terang saya bingung bagaimana cara menjawabnya 🙂

Ada yang bisa membantu saya mungkin ?
Trims.

Pesta Blogger 2007

Event yang saya tunggu-tunggu ini sudah semakin dekat. Tinggal 1 bulan (kurang) lagi. Wow tidak sabar rasanya ya.

Selagi membaca-baca situsnya saya sampai tertawa membaca komentar Treespotter. Jujur banget ini orang satu 😀
Don’t worry Treespotter, I imagine there’ll be loads of it there.

Tapi saya kemudian tercengang ketika menyadari tanggal acaranya. 27 Oktober itu saya masih di Padang, acara Lebaran keluarga.
Just my luck 🙂

Oh well… in that case, I’ll be looking forward to Pesta Blogger 2008.

OK, untuk para kawan-kawan penyelenggara & hadirin acaranya, enjoy ! Semoga sukses acaranya dan berdampak sangat positif bagi blogosphere Indonesia. Good luck !

Nelpon gratis dari handphone

Ya, ini yang baru saja saya lakukan bersama adik saya. Kita berdua tertawa takjub terbahak-bahak ketika sadar bahwa kami sudah berhasil melakukannya. Posisi saya di Bintaro, dan adik saya di Ciputat pada saat itu.

Bagaimana caranya sehingga kami bisa menelpon dari handphone kami masing-masing, tanpa biaya tambahan lagi ? (1)

Caranya mudah, dan semua langkah ini gratis (1) :

1. Buat account di http://skype.com
2. Buat account di http://fring.com
3. Install software Fring di handphone Anda
4. Selamat ! Dengan menjalankan software Fring, maka kini Anda bisa menelpon sesama account Skype langsung dari handphone Anda.

Kualitas suaranya pun bagus. Ini kejutan yang sangat menyenangkan.

Tidak itu saja, kini kami juga tidak lagi mengirim SMS,
namun cukup chatting via Fring.

Selamat mencoba, dan menikmati komunikasi gratis dari handphone Anda ! 😀

(1) tanpa biaya tambahan : karena kami berdua sudah terdaftar di XL GPRS flat-rate, sehingga membayar Rp 250 ribu sebulan dan bisa menggunakan Internet tanpa biaya tambahan lagi.
Jika Anda tidak mempunyai akses GPRS flat-rate, maka panduan di artikel ini justru bisa mengenakan biaya akses Internet yang cukup tinggi 😀

Camino : fastest web browser for Mac ?

Sometime ago I ranted about the fact that Firefox sucks when opening loads of ajax-ed websites. The posting, however, tend to draw more flame than discussion for its solution, unfortunately. Maybe I titled the post too harshly, as you can read the flame that ensued in a forum thread regarding this topic. But anyway, it’s still a fact.

A few days ago however I found a possible solution for it – Camino.
The description from Apple’s download site is “Mac OS X native web browser combining the Gecko rendering engine with Aqua user interface.”

I found this interesting.
Firefox uses XUL for its user interface, which is rendered by its internal Javascript engine which also renders the opened websites. Therefore, a slow ajax-ed website will also slow down Firefox’s user interface, or even making it “hang”.

Since Camino uses Mac OS X’s Aqua for its user interface, I guessed it will not suffer from the same problem as Firefox.

So far, I think it’s been proven true 😀
I’ve been browsing heavily with Camino v1.5.1 for several days now, and it’s on par with Opera, if not faster.

Here’s saying a big THANK YOU to the people at the Camino Project team.
What a relief it is to be able to browse with the Gecko rendering engine again, without the slow down of Firefox.

Gripes

No product is perfect, of course. Camino, for example, doesn’t support Firefox extensions. This is only natural, since it doesn’t have XUL, which is required by the extensions.

However, feature-wise, it’s already quite fully loaded. And you can add some more features to it via the nice PimpMyCamino.com website.

Now I’m happily browsing at full speed on this 512KB internet connection 🙂

Summary

If you’re using Mac OS X, do give Camino a try. If you are not, you can try Opera,

By the way; Safari sucks. Apple says that it’s the fastest browser – hello ? No bloody way 🙂
While Firefox usually chokes up when I opened about 25 websites simultaneously, Safari already choked on about 10 websites, or less. And while Firefox will recover after a while, or restore your session if it crashed, this is not the case with Safari.
Only use it for light browsing, or avoid it altogether.

Setup Internet Gateway dengan Linux

Pagi ini sedang browsing, tiba-tiba menemukan sebuah artikel dengan judul tersebut diatas. Isinya? Ternyata artikel buatan saya sendiri, ditulis 6 tahun yang lalu (omaigat!)

Lumayan nostalgia juga membacanya :
http://www.pangsit.com/how-to/tutorial-linuxgateway.htm

Ternyata dengan Linux, cuma perlu komputer Pentium I, memory 8 MB, dan hard disk 1 GB untuk membuat gateway server ya 🙂

OK, sekarang sih sudah jauh lebih gampang. Misalnya, dengan menggunakan IPcop, gateway server berbasis linux bisa up & running dalam waktu 15 menit saja. Maintenancenya juga super gampang, bisa pakai browser. Ini patut kita syukuri.

Di lain pihak, jika ada sebuah komputer Pentium 1 dengan memory hanya 8 MB yang tergeletak di sebelah Anda, jangan dibuang ! Baca panduan saya, dan jadikan dia yang kedua… maksud saya, internet gateway di tempat Anda.

Semoga bermanfaat !

Anakku belajar ceting … bag. 2

Di salah satu komentar pada bagian pertama, Rendy dengan santai memberitahu bahwa Anisah juga pernah ceting dengan dia. (!!)

Segera saya mencari log chattingnya.
Alhamdulillah, tidak ada yang parah 😉

Beberapa cuplikan :

19:40:51 sufehmi: om apa sih maksudnya =)) ini?
19:41:06 rendy_m_a: ketawa guling2

19:38:43 rendy_m_a: cem macem
19:39:17 sufehmi: jangan kira ini papa ini itu anisah anaknya yang pertama!
19:39:31 rendy_m_a: =))
19:39:37 rendy_m_a: kirain siapa

19:52:54 sufehmi: om udah punya anak belum?
19:52:59 rendy_m_a: belum lah

19:43:10 sufehmi: disana udah malam ya?
19:43:51 sufehmi: woi om tidur ya?
19:44:22 rendy_m_a: okeee

(sudah bete 😀 )

Selengkapnya, dan seperti biasa, JANGAN DIBACA SAMBIL MAKAN / MINUM 😀

Continue reading Anakku belajar ceting … bag. 2